Ada lagu pujian Kristen yang berbunyi, “Seribu lidah berpadu, Betapa riangku”. Alangkah indahnya bila seribu lidah dari seribu bahasa memuji kebesaran Allah. Bukankah ini satu hal yang indah sekali.
Allah adalah pencipta semua manusia! Ia memberi bahasa-bahasa kepada setiap suku. Maka setiap bahasa (lidah) indah bagi Tuhan, Dia tidak membatasi pujian hanya satu bahasa saja. Tuhan senang bila manusia, dengan bermacam-ragam bahasa memuji Dia!
Penafsir Al-Quran: Pujian Dalam Satu Bahasa
Kami pernah membaca penafsir Al-Quran yang mengatakan, kita mesti membatasi pujian Allah pada dua kata saja dalam satu bahasa saja. Alasannya, dalam Al-Fatihah kita diajarkan untuk mengucapkan dua kata saja dalam memuji Allah – Alhamdu lillahi. Kami merasa semua orang beragama menganggap ini salah! Memang tidak salah memuji Allah dengan mengucapkan Alhamdu lillahi. Tetapi jelas ada banyak kata pujian selain Alhamdu lillahi yang baik. Pujian tidak perlu dibatasi pada dua kata saja.
Memuji Allah Dalam Ajaran Kitab Suci
Kitab Suci mengajarkan bahwa kita dapat memuji Allah dengan mazmur dan nyanyian yang jelas melebihi dua kata. Apalagi kita dapat memakai segala macam alat musik seperti gambus, kecapi, rebana, tiupan sangkakala, seruling, gitar, piano dan ceracap untuk memuji Allah.
Nabi Daud terkenal sebagai “Pemazmur yang disenangi” (Kitab Nabi, 2 Samuel 23:1). Mazmur-mazmurnya terdapat dalam Kitab Mazmur (Psalms). Kata Psalm (Mazmur, Zabur) mungkin berasal dari psallein yang berarti “nyanyian yang dinyanyikan dengan kecapi”. Kitab Mazmur (Zabur) memuat 150 mazmur, yaitu nyanyian, yang dapat dipakai untuk memuji Allah.
Pengikut Isa Al-Masih dinasihati menyanyikan mazmur, puji-pujian dan nyanyian rohani kepada Allah (Injil, Surat Kolose 3:16). Pengikut Isa Al-Masih terkenal sebagai umat yang memuji-muji Allah dengan bernyanyi. Ini sesuai dengan isi Kitab Suci. Untuk melihat nyanyian pujian yang akan dinyanyikan di sorga, kami minta Saudara membaca Injil, Kitab Wahyu 5:9.
Pujian utama di sorga bukan ucapan Alhamdu lillahi. Orang tebusan di sorga terutama akan memuji Tuhan karena keselamatan akibat penyaliban Isa Al-Masih. Dengan mati tersalib Isa Al-Masih membuka jalan supaya orang berdosa yang percaya pada Dia dapat masuk sorga. Mujizat keselamatan melalui salib-Nya akan menjadi nyanyian terpopuler di sorga selama-lamanya.
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Apakah Pantas Kita Membatasi Pujian Allah?”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718
*
Puji-pujian itu sungguh nyata berpengaruh di dalam hidup saya. Karena setiap Lagu Pujian adalah doa bagi saya, menghibur dan menguatkan saya ketika dalam situasi sulit.
Tuhan Memberkati.
~
Nyanyian Kristen adalah ungkapan sukacita karena kasih Allah yang telah dinyatakan oleh kematian Isa Al-Masih bagi manusia berdosa.
Tujuan menyanyikan lagu-lagu rohani bukan untuk hiburan atau kesenangan pribadi, melainkan penyembahan dan pujian kepada Allah.
“Supaya mereka memuliakan Allah karena rahmat-Nya, seperti ada tertulis: “Sebab itu aku akan memuliakan Engkau di antara bangsa-bangsa dan menyanyikan mazmur bagi nama-Mu”( Injil, Surat Roma 15:9).
Nyanyian rohani juga merupakan manifestasi dari Roh Kudus yang ada di dalam orang Kristen.
“Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh,” (Injil, Surat Efesus 5:18).
Oleh sebab itu ketika kita menyanyi atau mendengar nyanyian rohani, kita mempunyai kekuatan atau semangat yang baru.
~
SL
*
Ah perasaan pujian bukan hanya alhamdulillah saja. Banyak, Asma ul Husna, Takbir, Tahmid, Tahlil itu pujian semua. Ketika lebaran yang dilantunkan pujian, sampai bersin juga yang diucapkan pujian. Semua agama punya cara memuji Tuhannya masing-masing.
~
Menyanyi bagi Allah tidak dibatasi oleh satu bahasa maupun waktu tertentu. Kita dapat memuji dan menyembah Allah di setiap waktu dalam hidup kita.
Nabi Daud dalam kitab Zabur menuliskan, “Aku hendak menyanyi bagi Tuhan selama aku hidup, aku hendak bermazmur bagi Allahku selama aku ada” (Zabur, Kitab Mazmur 104:33).
Oleh sebab itu, aspek pujian dan penyembahan dalam ibadah Kristen selalu mendapat porsi yang cukup banyak, selain pemberitaan Firman Tuhan. Hal ini menandakan betapa unsur pujian dan penyembahan merupakan sesuatu yang penting dalam iman Kristen.
~
SL
*
Isa Al-Masih pun tidak pernah bernyanyi sedangkan yang bernyanyi adalah pengikut-Nya. Dan nyanyian yang diiringi musik tidak pernah dilakukan pada zaman dahulu kala.
~
Selama ini kita hanya berpikir bahwa Isa Al-Masih hanya mengajar, berkhotbah dan melakukan mujizat. Tetapi bagaimana dengan Dia yang menyanyi, tentu merasa aneh bukan? Namun itulah kenyataannya, Dia menyanyi, sebelum ditangkap di taman Getsemani, dan akhirnya disalibkan.
“Sesudah menyanyikan nyanyian pujian, pergilah Yesus dan murid-murid-Nya ke Bukit Zaitun” (Injil, Rasul Besar Matius 26:30).
Nyanyian yang dirujuk di sini kemungkinan adalah nyanyian pendek yang oleh bangsa Yahudi disebut “the great Hallel”, terdiri dari bagian-bagian dalam Kitab Mazmur 115, 116, 117 dan 118. Dan bagian-bagian ini dinyanyikan pada acara penutup Paskah.
Menurut tradisi bangsa Yahudi pada zaman dahulu, setiap menyanyikan pujian bagi Allah, mereka selalu menggunakan alat-alat musik.
“Nyanyikanlah bagi-Nya nyanyian baru; petiklah kecapi baik-baik dengan sorak-sorai!” (Zabur, Kitab Mazmur 33:3).
~
SL
*
Kalau di Islam pujian itu banyak macamnya zikir, tahmid, tahlil, dan shalawat. Tetapi pujian pun dipisahkan bagi Allah atau bagi rasul. Demikian juga dalam hal ibadah, perlu dipisah-pisahkan agar tidak rancu.
Tidak seperti Kristen semuanya digabung tapi intinya harus ada nyanyian, kalau tidak ada rasanya tidak enak atau hambar?
~
Sebagaimana umat Kristen memakai pujian dalam melaksanakan ibadah mereka. Umat Allah zaman Nabi Daud juga menggunakan nyanyian dan musik.
“Bersyukurlah kepada TUHAN dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali. Aku hendak menyanyi bagi TUHAN selama aku hidup, aku hendak bermazmur bagi Allahku selagi aku ada” (Zabur, Kitab Mazmur 33:2; 104:33 ).
Ayat ini menjelaskan bahwa Nabi Daud dan umat Allah sejak ribuan tahun yang lalu, juga menyanyi dan memakai musik ketika beribadah.
Demikian halnya dengan orang Kristen. Karena dosanya sudah diampuni dan dihapus, mereka dapat bernyanyi dengan sukacita.
Dosa kita semua akan diampuni jika kita menerima keselamatan kekal yang ditawarkan kepada kita melalui penyaliban dan kebangkitan Isa Al-Masih.
Betapa bahagianya orang yang dosanya tidak diperhitungkan oleh Allah, bukan?
~
SL
~
Judul dialog ini harus dirubah: menjadi dialog Kristen vs Kebenaran Universal (Islam, Hindu, Budha dsb).
Ketika kebenaran universal bicara sorga neraka, karma dharma, iman amal, keselamatan perbuatan, sabar sukur, ujian nikmat, anda bicara “setengah kebenaran” yaitu surga, keselamatan, iman dan itulah yang disebut kepalsuan.
~
Maaf Sdr. Usil, kami kurang mengerti dengan komentar saudara di atas dan juga saran saudara untuk mengganti judul dialog di atas.
Situs ini hanya menyikapi seputar pandangan ajaran Isa Al-Masih tentang isi dari surah pertama dalam Al-Quran, yaitu Al-Fatihah. Situs ini memang tidak kami buat untuk membahas terlalu jauh mengenai Hindu, Budha, dsb. Karena menurut kami topik tersebut sudah terlalu jauh dari inti semula. Yaitu Isa dan Al-Fatihah.
Namun kami tetap berterimakasih untuk saran yang saudara berikan.
~
Saodah
~
Allah bukan hanya dipuji oleh manusia, tapi dipuji oleh semesta alam (Al QuranulKarim). Tuhan Yesus hanya dipuji sekelompok orang di gereja.
~
Saudara Widodo,
Kami maklum mengapa saudara mengatakan demikian. Karena saudara belum mengenal dengan baik siapakah sebenarnya Tuhan Yesus itu.
Sebenarnya bukan hanya orang-orang yang di gereja yang memuji Tuhan Yesus. Dalam Kitab Allah dituliskan, alam semesta juga tunduk kepada Tuhan Yesus. “Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur. Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali” (Injil, Rasul Besar Matius 8:24; 26).
Bila Tuhan Yesus hanya Tuhan bagi sekelompok orang tertentu, mungkinkah alam semesta tunduk pada hardikan-Nya? Ayat di atas menjelaskan kepada kita bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan atas manusia dan alam semesta.
~
Saodah
~
Dear IDF,
Cybercrime polri sedang gencar mensweep situs-situs yang berpotensi menimbulkan gangguan kerukunan agama dan etnis di Indonesia (akibat kasus Tanjung Balai). Diantaranya situs-situs yang menyudutkan, mempersalahkan atau mempromosikan kebencian terhadap agama tertentu.
~
Saudara Udin,
Sebagai warga negara Indonesia tentunya kami juga ingin mewujudkan kedamaian dan kerukunan negara kita yang tercinta ini. Sdr. Udin kami tidak bertujuan untuk menyudutkan apalagi mempromosikan kebencian. Tapi justru ingin membagikan cinta kasih kepada sesama. Karena itulah yang diajarkan Isa Al-Masih kepada kami.
“Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Injil Rasul Matius 22:29).
Adapun tujuan kami, Sdr.Udin dapat membaca di link ini http://tinyurl.com/3ludy4d
Terima kasih.
~
Daniar
~
Dalam Quran, ada ungkapan Isa Al-Masih putra Maryam, tetapi dalam Alkitab perjanjian baru atau lama, saya tidak dapat ungkapan serupa itu.
~
Saudara Alam,
Terima kasih sudah bergabung dan memberikan komentar di ruang ini. Komentar yang saudara tuliskan tidak berkaitan dengan topik di atas. Bila saudara ingin membahasnya silakan email kami di [email protected]. Sedangkan di ruang ini kita membahas tentang memuji Allah. Bagaimana menurut saudara memuji Allah dengan kata Alhamdu lillahi saja, cukupkah? Silakan memberi tanggapan!
~
Daniar