Memang seseorang tidak akan menanggung dosa orang lain. Sebab kita akan menanggung hukuman dosa kita sendiri. Siapakah penebus yang berkuasa menanggung hukuman dosa kita?
Apakah Islam Mengajarkan Penebusan?
Islam mengajarkan konsep penebusan/kafarat/kifarat. Kifarat dosa artinya suatu cara pengganti untuk menebus kesalahan (dosa) yang dilakukan secara sengaja. Asal kata kafarat ialah kafara (menutupi sesuatu). Yaitu denda yang wajib ditunaikan karena suatu perbuatan dosa.
Tujuannya untuk menutup dosa itu. Sehingga tidak ada lagi pengaruh dosa yang ia perbuat, baik di dunia maupun di akhirat.
Mengapa Tidak Ada Penebus Bagi Dosa Umat Islam?
Surah keenam dari Al-Fatihah berbunyi, “tunjukilah kami jalan yang lurus.” lagi Al-Quran menuliskan,“Seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain” (Qs 6:164). Kristen juga setuju bahwa seseorang tidak akan menanggung dosa orang lain. Kita akan menanggung hukuman dosa kita masing-masing di neraka kekal.
Manusia tidak dapat menanggung hukuman dosanya orang lain, sebab mereka akan menanggung hukuman dosanya sendiri.
Bagaimana Relasi Hukuman Dosa dan Kebutuhan Kafarat?
Dapatkah kita menutupi semua dosa kita dengan perbuatan baik?
Bagaimana dengan dosa kita yang terakhir menjelang kematian yang belum sempat kita bayar dendanya?
Maukah kita disiksa di neraka karena dosa-dosa kita?
Jelas kita tidak mau disiksa di neraka kekal. Kita juga tidak sanggup menutupi semua dosa kita. Itu artinya kita membutuhkan kafarat/penebus yang mau menanggung hukuman dosa kita?
Apa Syarat Menjadi Kafarat?
Untuk dapat menanggung hukuman dosa orang lain, seseorang haruslah suci atau tidak berdosa satupun. Benarkah Muhammad suci tanpa dosa?
Yang jelas nabi Muhammad tidak pernah mengaku dirinya sebagai penebus umat Islam.
Siapakah yang Berkuasa Menjadi Penebus/Kafarat?
Isa Al-Masih, Kalimatullah, rela dan layak menjadi kafarat/penebus jiwa umat manusia. Isa nuzul menjadi manusia yang suci, tanpa satu dosapun. Anda dapat membaca kehidupan-Nya dalam Injil Allah (Matius, Markus, Lukas dan Yohanes).
Isa yang suci rela dan layak untuk mati tersalib guna menggantikan hukuman dosa manusia. Yaitu kematian kekal di neraka. Jadi kematian Isa Al-Masih menggantikan hukuman kematian kekal karena dosa manusia.
Injil Allah menerangkan “. . . di dalam Dia [Isa Al-Masih] dan oleh darah-Nya [penyaliban-Nya] kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, . . . ” (Injil, Surat Efesus 1:7).
Melalui penyaliban-Nya, Isa menutupi, mengampuni dan menghapus dosa. “ . . . Supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya [Isa Al-Masih] tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal,” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16). Isa Al-Masih adalah kafarat/kifarat dosa bagi semua umat yang berdosa.
Manakah Pilihan Anda?
Jika Anda tidak ingin disiksa di neraka kekal karena dosa-dosa Anda, maka wajib beriman kepada Isa Al-Masih. Maka Ia akan mengampuni dosa Anda dan menjamin hidup kekal di sorga-Nya.
Jika ada pertanyaan mengenai topik ini, Anda dapat menghubungi kami di sini.
[Staf Isa dan Islam – Untuk informasi lebih lanjut, silakan mendaftar untuk menerima secara cuma-cuma Buletin Mingguan “Isa dan Al-Fatihah.”]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca:
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Mengapa para nabi dan manusia tidak dapat menanggung hukuman dosa orang lain?
- Mengapa manusia sangat membutuhkan kafarat/penebus bagi dosa-dosanya?
- Bagaimana Isa Al-Masih menjadi penebus/kafarat bagi umat manusia?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami merasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Seseorang Tidak Akan Menanggung Dosa Orang Lain, Benarkah?”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau WA/ SMS ke: 0812-8100-0718
~
Tolong, jangan membeda-bedakan agama. Mana yg kalian percaya itu lah yg kalian ikuti jalannya. Kita masing-masing memiliki kepercayaan. Minta tolong jgn selalu membedakan Islam dgn Kristen. Jangan hanya mengadu domba antar agama.
Terimakasih..wassalam
~
Saudara Mohammad Irfan,
Sepertinya sdr sudah salah paham, kami tidak bertujuan mengadu domba. Tujuan situs ini adalah untuk memperkenalkan siapakah Isa Al-Masih yang sesungguhnya berdasarkan keutuhan Firman Tuhan. Kiranya sdr sudah membaca artikel di atas dengan teliti sehingga tidak salah paham.
~
Daniar
*****
Assalamu ‘alaikum, saya berkenan menjawab pertanyaan kedua.
Kafarat adalah suatu cara untuk menggantikan suatu kewajiban dengan alasan tidak disengaja atau disengaja dengan alasan yang ‘pasti’. Seperti contohnya orang yang tidak berpuasa di bulan Ramadhan karena uzur/memiliki kepayahan dan lain-lain, maka diperbolehkan untuk tidak berpuasa dan wajib menggantinya dengan kafarat tersebut seperti contohnya memberi makan anak yatim, maka terbayarlah kewajibannya itu.
Dan bagi orang yang dengan sengaja meninggalkan kewajibannya tersebut dengan alasan ingin menikmati dunia maka dosa yang besar dan azab-lah jawabnya. Dia akan selamat apabila bertaubat dengan ‘sungguh-sungguh’ dan membayar kafaratnya.
Sungguh itu kemudahan agar manusia hidup bijak dan dewasa.
~
Saudara Muhammad Rivky,
Terima kasih sudah berkenan memberikan jawaban dari pertanyaan di atas.
Menurut sdr kafarat untuk membayar kewajiban yang tidak dapat dilakukan, juga untuk membayar dosa besar. Kafarat yang bagaimanakah yang dapat membayar dosa yang besar dan semua dosa kita? Kiranya sdr berkenan menjelaskannya!
~
Daniar
~
Sdr Daniar,
Kelihatannya Sdr sampai saat ini belum mengerti juga bagaimana caranya membayarnya. Perlu sdr ketahui baik dosa besar maupun dosa kecil semuanya itu hasil kesalahan setiap individu kepada Allah. Dalam agama lslam dosa seseorang dapat diampunkan Allah dengan bertobat. Maka sebaik2 manusia adalah bertobat sesudah melakukan/mengakui kesalahan terhadap Allah SWT. Karena Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
~
Saudara Ayat2 Palsu,
Cara membayar dosa-dosa sdr dengan bertobat. Melakukan dosa lalu mengakui pada Allah, trus dosa dihapus begitu?
Kamipun percaya bahwa Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Tapi Allah juga Maha Adil bukan? Bagaimana Allah dapat disebut adil bila membiarkan dosa tidak dihukum.
Melalui penyaliban-Nya, Isa membayar, mengampuni dan menghapus dosa. “ . . . Supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya [Isa Al-Masih] tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal,” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16). Sehingga kasih Allah dinyatakan dengan memberikan jalan keselamatan dan keadilan Allah dinyatakan dengan menghukum dosa di dalam Isa Al-Masih.
~
Daniar
~
Dosa kok ditebus pakai darah, hemm aneh bin ajaib.
~
Saudara Djati,
Bukan dosa yang ditebus, tapi jiwa orang berdosa yang ditebus dari hukuman atas dosanya. Menurut sdr, orang berdosa ditebus dengan apa?
Bila sdr membaca Kitab Taurat sdr akan mengetahui bahwa Allah memberikan aturan korban untuk membersihkan dosa. Itu sebabnya nenek moyang kita selalu melakukan korban binatang domba lembu untuk keselamatan. Sebab tanpa penumpahan darah tidak ada pembersihan dosa. “Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan” (Injil, Surat Ibrani 9:22).
Namun korban darah binatang harus dilakukan berulang-ulang dan hanya bagi yang memberi korban. Tapi Allah memberikan jalan agar semua manusia dapat ditebus dari hukuman dosa. Yaitu melalui kematian Isa Al-Masih di kayu salib yang telah mencurahkan darah-Nya untuk menebus manusia dari hukuman dosa.
“Demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia” (Injil, Surat Ibrani 9:28).
~
Daniar
~
Tidak semua dosa dapat ditebus dengan kafarat. Karena nanti di sana ada timbangan amal kita di dunia. Tidak ada penebusan dosa, melainkan taubat dan tidak mengulanginya.
~
Saudara Andrie,
Menurut sdr tidak semua dosa dapat ditebus dengan kafarat, lalu dengan apakah semua dosa dapat dihapus? Lagi, ada timbangan amal. Apakah timbangan amal sdr dapat menghapus semua dosa sdr? Lagi, taubat dan tidak mengulanginya. Mustahil manusia tidak mengulangi dosa yang sama. Dapatkah kita tidak lagi berbohong, bergosip, membenci sesama/kafir, iri hati, dan sebagainya?
Nah, dari tiga cara yang tidak ada kepastian tersebut bukankah membuktikan kita membutuhkan kafarat/penebus yang mau dan dapat menanggung hukuman semua dosa-dosa kita, bukan?
~
Daniar
~
Allah itu maha adil, makanya setiap dosa ya ada hukumannya setiap kebaikan ya ada ganjarannya. Wassalam. Allah adilkan.
~
Saudara Budi,
Kami sependapat dengan sdr bahwa Allah itu maha adil, maka setiap dosa ada hukumannya. Demikian Isa yang suci rela dan layak untuk mati tersalib guna menggantikan hukuman dosa manusia. Yaitu kematian kekal di neraka. Keadilan Allah dinyatakan dengan menghukum dosa di dalam Isa Al-Masih.
Injil Allah menerangkan “. . . di dalam Dia [Isa Al-Masih] dan oleh darah-Nya [penyaliban-Nya] kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, . . . ” (Injil, Surat Efesus 1:7). Jadi setiap orang yang percaya kepada Isa Al-Masih beroleh penebusan.
Bagaimana dengan dosa sdr, apakah sudah dihukum untuk memenuhi keadilan Allah?
~
Daniar
~
Injil itu pembawanya Nabi Isa, kenapa anda staff IDI menerangkan kepada kami kalau ada kata-kata dalam Injil bahwa Nabi Isa itu menebus umat manusia. Sedangkan anda sepakat kalau pembawa Injil Nabi Isa. Kenapa ada ayat tentang penebusan dosa tapi setelah pembawanya wafat/pergi. Penjelasannya ini sangat tidak masuk akal.
~
Saudara Anda Stress,
Menurut sdr tidak masuk akal, itu karena sdr belum paham tentang Injil. Untuk itu silakan baca penjelasan kami di link ini http://tinyurl.com/ydfosekd. Kiranya sdr dapat mengerti.
Bila kurang jelas dan ada pertanyaan silakan hubungi kami di [email protected]. Staf kami akan memberikan penjelasan secara detail.
~
Daniar
~
Saya tidak jawab per poin.
Setiap admin melontarkan pertanyaan, saya pribadi merasa betapa rindu si Admin akan Islam. Entah disadari atau tidak. Semoga segera diberi hidayah.
~
Saudara Elysa,
Terima kasih atas komentarnya. Harapan kami sdr juga berkenan memberi tanggapan atas pertanyaan-pertanyaan di atas.
Terima kasih juga atas doanya. Kami telah menerima hidayah dengan beriman kepada Isa Al-Masih yang mengampuni dosa dan menjamin hidup kekal. Dan itu berlaku juga bagi semua orang.
~
Daniar
~
Assalamualikum,
Menurut saya penebusan dosa yang dilakukan oleh Yesus itu membuat orang-orang melakukan hal yang merugikan. Karena mereka berpikir bahwa seluruh dosanya dapat dihapus. Sehingga menjadikan mereka bertindak seenaknya sendiri.
~
Saudara Muslim Indonesia,
Terima kasih atas komentar sdr.
Sdrku, itu adalah pemikiran yang salah. Penebusan yang dilakukan Isa Al-Masih bukan ijin untuk berbuat dosa atau seenaknya hidup dalam dosa. Sekarang coba renungkan! Apakah seorang yang bertobat akan hidup dalam dosa atau berbuat yang merugikan karena dosanya diampuni, tidak bukan?
“Ia [Isa Al-Masih] sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran” (Injil, Surat 1 Petrus 2:24). Setelah menerima anugerah keselamatan dari Isa Al-Masih maka harus hidup dalam kesucian.
~
Daniar
*****
1. Ya karena para nabi Masih berdosa, termasuk Muhammad sendiri.
2. Ya tanpa penebus/kafarat tidak ada manusia masuk sorga, termasuk Muhammad. Terbukti tanpa Isa Al-Masih Muhammad menerima Qs 19:71
3. Sesuai dengan ucapan-Nya: “Barangsiapa percaya kepada Isa Al-Masih, ia melihat hidup, barang siapa tidak taat kepada Isa Al-Masih, ia tidak melihat hidup, melainkan murka Allah tetap di atasnya,” Rasul Yohanes 3:36. Intinya Kita harus “Percaya dan Taat”.
*****
Saudara Malaikat Natal,
Terima kasih atas jawaban-jawaban sdr di atas.
Manusia berdosa, manusia tidak dapat melakukan dengan sempurna perintah dan larangan Allah. Maka agar selamat manusia mutlak membutuhkan rahmat Allah. Karena kasih-Nya, Isa Al-Masih rela mati tersalib guna menanggung hukuman dosa manusia. Isa Al-Masih menjamin pengampunan dosa dan hidup kekal bagi setiap orang yang menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat.
~
Daniar
*****
1. Silakan dibaca Yehezkiel 18:20; Matius 16:27; Ulangan 24:16; Yeremia 31:30; Mazmur 62:12 (62-13); Korintus 5:10; Roma 2:6. Jawabannya sudah jelas bahwa dosa tidak dapat ditanggung oleh orang lain, dosa ditanggung oleh diri sendiri.
2. Tujuan kafarat adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Jadi bukan semata-mata menebus atau menutupi dosa saja.
3. Saya berkeyakinan bahwa Isa tidak bisa menjadi penebus dosa manusia seperti yang umat Kristen yakini.
Baca ini, “Jawab Yesus: “Mengapa kau katakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja….” (Injil, Rasul Markus 10:18).
Bagaimana mungkin Yesus dapat menjadi penebus dosa manusia jika beliau sendiri bukanlah yang terbaik. Yang terbaik adalah Allah. Jadi hanya Allah yang dapat menerima taubat manusia.
~
Saudara Guns,
1. Tepat sekali tiap orang bertanggung jawab atas perbuatannya dan akan menerima pembalasan yang adil karena kelakuannya. Namun bagi orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Isa Al-Masih, semua dosanya sudah dibayar oleh Isa Al-Masih di atas kayu salib. Sehingga ia dinyatakan benar di hadapan Allah dan tidak turut dihukum.
“Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus” (Injil, Surat Roma 8:1).
2. Bila berkenan silakan memberikan penjelasan kafarat dalam Islam yang sdr ketahui?
3. Sdr. Guns, dalam ayat itu Isa Al-Masih tidak mengatakan bahwa Dia bukan yang terbaik. Tetapi menegaskan hanya Allah yang baik. Namun orang itu tidak menyangkalnya bukan?
Sdr harus membaca ayat selanjutnya. Sangat jelas Isa Al-Masih menjamin kehidupan kekal bagi orang yang percaya kepada-Nya. Adakah selain Allah yang dapat menjamin hidup kekal, tidak ada bukan?
~
Daniar
~
Saya meyakini ini, “Dan bagi orang yang dengan sengaja meninggalkan kewajibannya tersebut dengan alasan ingin menikmati dunia maka dosa yang besar dan azab-lah jawabnya. Dia akan selamat apabila bertaubat dengan ‘sungguh-sungguh’ dan membayar kafaratnya. Sungguh itu kemudahan agar manusia hidup bijak dan dewasa”.
Dear Daniar, anda hanya ingin promosikan agama yang anda yakini bukan? Allah tidak akan meridhoi orang” yang ber-budaya mempersembahkan korban darah untuk iblis, Allah bukan penikmat darah korban persembahan. Jika anda menganggap Allah itu membutuhkan korban darah seorang Nabi Isa AS, itu sama saja menghina Allah swt, hanya Iblis laknatullohlah yang meminta darah korban hambanya.
~
Saudara Salafussaleh,
Terima kasih sudah meluangkan waktu dan memberi komentar di ruang ini. Kami sangat menghargai keyakinan saudara.
Pertanyaannya:
Dapatkah kita menutupi semua dosa kita dengan perbuatan baik?
Bagaimana dengan dosa kita yang terakhir menjelang kematian yang belum sempat kita bayar dendanya?
Pastinya kita tidak ingin disiksa di neraka karena dosa-dosa kita, bukan? Kiranya pertanyaan-pertanyaan ini dapat saudara renungkan dan jelaskan tanggapan saudara!
~
Daniar
~
Nabi Isa tidak mengorbankan diri untuk menebus dosa umat. Nabi Isa diangkat oleh Allah SWT untuk di utus lagi pada hari kiamat melawan Al-Masih dajjal.
~
Saudara Ahmad Rifai,
Terima kasih tanggapan saudara terhadap paparan artikel di atas. Memang itulah perbedaan pandangan. Namun bila kita mau mempelajari dan menyelidiki pasti kita akan menemukan kebenarannya. Kami kira tidak salah bila saudara berkenan menyelidiki dan merenungkan, untuk itu silakan baca dan pelajari di link ini https://bit.ly/2wbiy76 dan https://bit.ly/2w642xp
Bagaimana menurut saudara, apakah manusia sangat membutuhkan kafarat/penebus karena dosa-dosanya, apakah itu?
~
Daniar
~
Kalau menurut saya, Muslim atau Kristen atau Hindu atau Budha pun sama-sama percaya ada kehidupan abadi setelah kematian. Sama-sama berbuat baik saja dan jauhi ucapan & perbuatan buruk. Semua penganut agama merasa paling benar. Anda baca saja semua kitab suci. Lalu anda analisa, pegang agama yang anda yakini berdasarkan bukti-bukti yang diyakini. Kalau anda mempermasalahkan iman, aduh ayat masing-masing. Semuanya hanya bisa dibuktikan kalau kita sudah mati.
~
Saudara Deden,
Kehidupan abadi ada dua di neraka atau di sorga. Setelah kematian hal itu sudah ditetapkan di mana kita berada. Jadi membuktikan setelah mati adalah terlambat, bukan?
Kami setuju dengan saudara bahwa kita sama-sama berbuat baik, menjauhi ucapan dan perbuatan buruk. Tapi kami kira tujuan dari apa yang kita lakukan berbeda. Begini, kami melakukan semua itu bukan untuk menjadi landasan keselamatan. Karena kami sudah mendapatkan jaminan keselamatan. Tapi karena kami mengasihi Allah, kami mau hidup seturut dengan kehendak Allah. Bagimana dengan saudara, apakah tujuan saudara berbuat baik? Dapatkah saudara menjelaskannya?
~
Daniar
~
Wa, berarti menjadi sangat enak berbuat kesalahan sekehendak hati, tanpa takut hukuman. Karena ada orang yang akan menebusnya. Maka sangat jelas itu rasis tak berprikemanusiaan. Perbuatan jahat apapun bisa saja di lakukan karena ada orang yang menebusnya. Ajaran macam apaan itu? Seharusnya siapa yang berbuat maka dialah yang dihukum.
~
Saudara Roji,
Saudara memiliki pemahaman yang tidak benar mengenai jaminan keselamatan di dalam Isa Al-Masih. Sekarang coba renungkan! Apakah seorang yang bertobat akan hidup dalam dosa atau berbuat yang merugikan karena dosanya diampuni, tidak bukan?
“Ia [Isa Al-Masih] sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran” (Injil, Surat 1 Petrus 2:24). Setelah menerima anugerah keselamatan dari Isa Al-Masih maka harus hidup dalam kesucian. Penjelasan selengkapnya dapat saudara baca di https://bit.ly/2JyDH4K, kiranya saudara dapat mengerti. Pertanyaan kami, bagaimana saudara membereskan dosa-dosa saudara?
~
Daniar
~
“Apakah timbangan amal sdr dapat menghapus semua dosa sdr? Lagi, taubat dan tidak mengulanginya. Mustahil manusia tidak mengulangi dosa yang sama. Dapatkah kita tidak lagi berbohong, bergosip, membenci sesama/kafir, iri hati, dan sebagainya?”
Ini adalah komentar anda di atas. Jaminan keselamatan di dalam Isa Al-Masih. Sekarang coba renungkan! Apakah seorang yang bertobat akan hidup dalam dosa atau berbuat yang merugikan karena dosanya diampuni? Tidak, bukan? “Ia [Isa Al-Masih] sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran” (Injil, Surat 1 Petrus 2:24). Setelah menerima kita harus suci. Aneh, bukan?
~
Mul,
Memang benar ayat yang dikutip oleh Anda. Sebab Isa Al-Masih telah memikul dosa manusia di dalam tubuh-Nya supaya manusia diselamatkan. Ini menjadi sebuah kabar baik bagi manusia tentang kepastian masuk sorga. Tidak ada seorang pun yang mampu menyelamatkan manusia dari neraka, kecuali Isa Al-Masih. Bukankah begitu? Terima kasih untuk tanggapan Anda.
~
Solihin
~
Ini menyesatkan, jangan campuradukkan agama atau menganggap sama. Tidak akan pernah sama Islam dan Nasrani selama Tuhan yang disembahnya berbeda. Selama nasrani tidak menyembah hanya Allah satu dan Isa Al-Masih hanya sebagai nabi, maka tidak akan pernah sama. Tolong jangan maen kutip ayat, karena dalam kitab kami sudah jelas bagaimana posisi agama lain terhadap Muslim. Jangan coba-coba, bagi saya itu pelecehan agama.
~
Saudara Firman,
Kami dapat memahami kegelisahan saudara. Bukan maksud kami melecehkan agama, tetapi sebagaimana yang saudara katakan bahwa posisi agama Islam terhadap agama lain sudah jelas. Kami setuju sudah jelas sebab di dalam kitab suci Islam jelas dikatakan bahwa umat Islam jika dalam keraguan bertanyalah kepada umat Isa Al-Masih.
Juga di dalam kitab suci saudara dikatakan bahwa Injil itu terdapat cahaya terang di dalamnya yang benar bagi jalan manusia. Maka berdasarkan ayat-ayat dalam kitab suci Islam tersebut, kami sebagai pengikut Isa Al-Masih justru dipandang salah jika kami tidak memberitahukan kebenaran kepada umat Islam. Jadi sudah sewajarnyalah kita berdialog menuju rahmat yang Allah telah sediakan bagi kita.
~
Noni
Apakah penebusan dosa yang Yesus lakukan untuk orang orang yang sebelum Yesus disalib, orang orang yang ada pada saat Dia disalib termasuk yang raja yang menyalibkannya atau untuk zaman orang orang yang setelah Yesus disalib (sampe sekarang)? lalu bagaimana dengan orang orang terdahulu sebelum mengenal Yesus? Apakah juga ditebus?
~
Saudara Agnostik,
Saya tertarik untuk menjawab pertanyaan yang pertama.
Yesus mati untuk menebus manusia dari dosa, baik sebelum disalib, pada saat disalib bahkan bagi mereka setelah Ia disalib. Dalam Perjanjian Lama setiap orang percaya akan diselamatkan karena mereka percaya bahwa Allah suatu hari kelak akan menyelesaikan masalah dosa. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”, Injil Nabi Besar Yohanes 3:16.
Keselamatan didasarkan pada kematian Yesus, iman orang percaya tetap menjadi patokan untuk memperoleh keselamatan dan jaminan hidup kekal. Bagi orang yang percaya Yesus telah mati bagi dosa-dosa manusia, Ia dikuburkan dan Ia telah bangkit pada hari yang ketiga, “Aku sudah menyampaikan kepadamu, pertama-tama yang terpenting, yang juga aku terima bahwa Kristus mati untuk dosa-dosa kita sesuai dengan Kitab Suci, Ia sudah dikuburkan, Ia dibangkitkan pada hari ketiga sesuai Kitab Suci”, Injil 1 Korintus 15:3-4.
~
Sugeng