“Anak kalimat ayat ini, yaitu Iyyaka na’budu, menuntut Anda mengundang kehadiran Allah ketika melaksanakan ibadah dan ketika memohon pertolongan-Nya” (Tafsir Al-Mishbah, hal. 61).
Persiapan Untuk Sholat
Bagaimana cara mempersiapkan diri untuk mengundang kehadiran Allah? Apakah dengan berwudhu?
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat maka basuhlah mukamu, kedua tanganmu sampai siku dan sapulah kepalamu serta basuhlah kedua kakimu sampai mata kaki” (Qs. 5:6).
Pembaca renungan Isa dan Al-Fatihah menulis, “Masalah berwudhu tidak ada kaitannya dengan pembersihan dosa. Berwudhu dilakukan ketika akan melaksanakan ibadah sholat. Inilah syarat sahnya sholat. . . . . Tentulah harus bersih secara jasmani dan rohani . . . .”
Air Wudhu Dan Darah Isa Al-Masih
Air wudhu hanya dapat membersihkan bagian luar saja. Tetapi yang sebenarnya hanya darah Isa Al-Masih menjamin membersihkan hati manusia dari dosa. Dengan hati bersih, kita akan siap mengundang kehadiran Allah.
Allah berfirman, “Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba” (Nabi Besar Yesaya 1:18).
Hati dan jiwa kita, hanya dapat dibersihkan dari dosa dengan menerima pengorbanan darah Kalimat Allah di kayu salib. Sehingga dosa kita menjadi putih seperti salju. Dan kita layak mengundang kehadiran Allah.
Maukah Saudara menyiapkan diri untuk mengundang kehadiran Allah? Bacalah cara membersihkan hati dari dosa.
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Manfaat Air Wudhu Dan Darah Isa Al-Masih”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718
*
Allah berfirman, “Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba” (Nabi Besar Yesaya 1:18).
Ayat sejenis inilah yang menjadi pedoman atau pegangan umat Kristen untuk tetap santai melakukan dosa! Apakah ini yang dikatakan sebagai ajaran yang baik dan masuk akal?
~
Dalam mempelajari Alkitab orang Kristen tidak pernah mengambil sebuah ayat lepas dari konteknya seperti tuduhan Saudara. Mereka akan membaca, dan merenungkan seluruh kontek ayat tersebut, minimal ayat 10-20 dalam Kitab Nabi Besar Yesaya pasal 1.
Orang Kristen yang sejati juga tidak akan hidup ”semau mereka”. Orang-orang Kristen adalah ciptaan yang baru, “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (Injil, Surat 2 Korintus 5 : 17).
Bagaimana mungkin seseorang yang tahu harga yang telah dibayar oleh Juruselamatnya, dapat terus hidup dalam dosa (Injil, Surat Roma 6:15-23)?
Bagaimana mungkin seorang yang memahami kasih Allah yang tanpa syarat dan terjamin bagi mereka yang percaya. Kemudian menghina kasih itu dan membuangnya ke wajah Allah?
~
SL
*
Semoga anda sadar dengan apa yang anda tulis. Masa ada, darah Nabi Isa AS dijadikan air wudhu? Ada-ada saja. Terus saja menjelekkan agama lain, nanti juga anda merasakan sendiri.
~
Maksudnya bukan darah Isa Al-Masih secara literal dijadikan air wudhu. Namun iman kepada darah Isa Al-Masih yang telah tercurah di atas kayu salib dapat membersihkan hati kita.
“Dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa” (Injil, Surat 1 Yohanes 1:7).
Kami tidak bermaksud menjelekkan agama lain, melainkan menyampaikan jalan keselamatan melalui Isa Al-Masih. Karena sebagai orang berdosa mustahil bagi kita untuk membebaskan diri dari belenggu dosa. Namun kita dapat dilepaskan dari hukuman atas dosa yaitu maut hanya melalui iman kepada Isa Al-Masih.
“Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku“ (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
~
SL
*
Maaf ikut berbagi,
Darah Isa Al-Masih yang menyucikan kita artinya darah Isa yang telah tertumpah akibat pengorbanan di kayu salib telah membuat orang yang mau percaya dan mengikut Isa Al-Masih menjadi suci (diampuni dosanya).
Maaf, jangan diartikan langsung darah Isa Al-Masih untuk wudhu. Dan konsekuensi bagi orang yang sudah mendapat anugerah pengampunan dosa adalah melakukan perintah Isa Al-Masih. Tentu perintah Isa Al-Masih tidak ada yang menyuruh tetap santai melakukan dosa bukan? Mungkin begitulah yang masuk akal. Terima kasih.
~
Saudara Matsani,
Terima kasih untuk komentar saudara, kiranya akan membawa berkah bagi saudara kita yang lain.
“Dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa” (Injil, Surat 1 Yohanes 1:7).
~
SL
~
Pertanyaan yang menggelikan: Seharusnya anda yang bertanya pada diri anda sendiri. Apakah air dan roti yang anda minum dan makan di gereja sebagai simbol darah dan daging Yesus, bisa membersikan dosa anda? Bagaimana air dan roti bisa membersihkan dosa.
~
Saudara Hadinanto,
Memang dalam tata ibadah gereja ada yang disebut “Perjamuan Kudus.” Setiap jemaat akan makan roti tawar dan minum anggur. Tujuan dari “ritual” ini bukan untuk membersihkan dosa. Tetapi sebagai peringatan akan pengorbanan Yesus di kayu salib.
Inilah perkataan Yesus akan hal itu, “Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: “Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku” (Injil, Rasul Lukas 22:19).
Kembali pada pertanyaan kami di atas, apakah menurut Sdr. Hadinanto berwudhu dapat membersihkan hati seseorang dari dosa?
~
Saodah
~
Sumber dosa itu adalah nafsu manusia itu sendiri. Berwudhu membuat hati tentram dan menetralisir nafsu manusia karena air memadamkan api. Sedangkan api adalah simbol dari nafsu.
Dogma dalam Islam adalah dogma yang masuk akal. Bagaimana dengan air dan roti yang anda minum dan makan di gereja sebagai simbol “darah dan daging” Yesus.
Sebelum mengeritik agama lain, sebaiknya anda mempertanyakan ajaran anda sendiri: Bisakah air dan roti membersihkan dosa manusia?
~
Saudara Widagdosukarno,
Untuk pertanyaan saudara mengenai “makan roti dan minum” dalam “ritual” ibadah di gereja, silakan membaca penjelasan kami untuk komentar dari Sdr. Hadinanto di atas.
Memang umat Muslim meyakini berwudhu sangat bermanfaat menghapus dosa. Bahkan dalam sebuah hadist ditulis, “Barangsiapa yang berwudhu dengan sempurna, maka akan keluar dosanya dari tubuhnya bahkan akan keluar pula dosa-dosa itu dari bawah kuku-kukunya” (HR. Muslim).
Benarkah wudhu berkaitan dengan dosa? Bukankah wudhu hanya membersihkan tubuh jasmani saja? Sedangkan dosa, berasal dari hati manusia. “Dari hati orang timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa napsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan” (Injil, Rasul Markus 7:21-22).
Bagaimana pandangan Sdr. Widagdosukarno mengenai hal ini?
~
Saodah
*****
Wudhu adalah kunci pembuka shalat, selain air yang membersihkan jasmani, air juga sebagai bahasa perlambang. Sehingga ketika membasuh tangan maka kita berdoa “Seperti halnya air ini membersihkan tanganku dari kekotoran, maka dengan kesadaran Al-Qurannya jadikanlah tanganku ini tidak menyentuh yang Allah larang” Begitu pula ketika membasuh anggota tubuh yg lainnya.
*****
Memang membersihkan tubuh jasmani bukan sesuatu yang salah. Hal itu wajar. Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah air dapat membersihkan rohani seseorang juga?
Bila seseorang ingin agar tangannya tidak melakukan hal yang melanggar firman Tuhan, seperti mencuri contohnya. Apakah dalam hal ini yang salah adalah tangan, sehingga tangan perlu dibersihkan? Jelas tidak, bukan? Sebab ketika tangan seseorang bergerak untuk mencuri, hal itu digerakkan oleh keinginan yang timbul dari hatinya.
Sebagaimana firman Allah mengatakan, “sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang” (Injil, Rasul Markus 7:21-23)
jadi, bila Sdr. Yusuf ingin terhindari dari pelanggaran firman Allah, hal pertama yang perlu saudara lakukan adalah membersihkan hati saudara. Isa Al-Masih dapat menolong saudara untuk hal itu. Bukan membersihkan tubuh dengan berwudhu!
~
Saodah
~
Darah Kristus sudah cukup untuk menyucikan seluruh dosa manusia. Orang Kristen yang benar-benar mengenal Tuhan Yesus tentu tidak akan sampai hati untuk berbuat dosa semau mereka sendiri. Sebab dengan berbuat dosa, mereka telah menyalibkan Tuhan Yesus lagi dan menganggap remeh Darah mahal yang tercurah di kayu salib.
Maaf untuk orang Kristen yang masih suka berbuat dosa semau mereka, itu artinya mereka belum lahir baru dan harus bertobat. Bukankah Tuhan Yesus sudah meminta untuk menyalibkan keinginan daging kita? Hiduplah menurut Roh, bukan daging.
~
Salam,
Bukankah Isa dan nabi-nabi sebelumnya mengajarkan berwudhu dan bersujud? Matius 26:39, Keluaran 40:31-32, Bilangan 20:6, Kejadian 17:2-3.
Pernahkan kalian tersirat ada sesuatu yang janggal dalam perkembangan ajaran-ajaran setelah Isa wafat? Apa kalian pernah terpikir kenapa Tuhan mengeluarkan Al-Quran? Pernahkah kalian berfikir jika iblis menghasut manusia dengan segala cara dan tipudaya agar manusia itu menjadi sesat secara bertahap?
Apapun agamamu, apapun ajaranmu dan keyakinanmu, setan pasti ingin menyesatkan dengan segala cara. Sebagai manusia sejati gunakan akal, pikiran, hati untuk mencari kebenaran yang sesungguhnya. Karena manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna paling tinggi derajatnya, punya kehendak bebas untuk menentukan.
~
Sdr. Universe,
Kami kurang tahu darimana sdr belajar tentang kekristenan dan Alkitab. Sehingga sdr mempunyai pemahaman yang salah tentang kekristenan. Tahukah sdr, bahwa Isa Al-Masih tidak pernah mengajarkan kepada umat-Nya, bahwa yang paling penting ketika beribadah adalah hal-hal jasmani. Seperti: bagaimana posisi tubuh saat berdoa. Atau, sebelum berdoa harus mengikuti ritual-ritual tertentu seperti berwudhu, mengucapkan ayat-ayat hafalan, dll.
“Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati” (Kitab I Nabi Besar Samuel 16:7). Ayat ini menjelaskan bahwa Allah melihat kebersihan hati seseorang yang datang menghadap-Nya. Keadaan hati lebih utama dibandingkan kebersihan tubuh jasmani. Kalau tubuh bersih dan hati kotor, apakah Allah akan berkenan kepada ibadah Anda?
“Dari hati orang timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa napsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan” (Injil, Rasul Markus 7:21-22) Kotoran-kotoran inilah yang seharusnya terlebih dahulu dibersihkan dari tubuh rohani kita sebelum datang menghadapi-Nya.
~
Saodah
~
Salam,
Saya setuju memang tiap-tiap agama mengajarkan tata cara beribadah yang berbeda secara jasmani.
Tuhan memberi kita akal/pikiran dan hati/nurani. Maka, kita harus mempergunakan keduanya bukan? Jika Anda hanya mempergunakan hati/nurani Anda maka anda bisa tersesat. Kebenaran yang sesungguhnya harus digali sedalam-dalamnya memakai akal/pikiran Anda agar sejalan dengan hati Anda, bagaimana saudara?
Apakah Anda belom bisa menerima kebenaran-kebenaran yang saya paparkan di berbagai topik situs Anda? Coba anda jelaskan.
~
Maaf Sdr. Universe,
Kebenaran yang manakah yang sdr maksudkan? Kebenaran menurut pemahaman sdr sendiri atau menurut kebenaran firman Allah?
“Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa” (Qs 5:46).
Menurut ayat di atas, petunjuk dan kebenaran Allah terdapat dalam Kitab Suci Injil. Maka, kami hanya percaya bahwa kebenaran itu hanya terdapat dalam Injil dan Taurat. Bukan pada kitab lain, termasuk Al-Quran.
Jika kebenaran-kebenaran yang sdr katakan bersumber dari Injil dan Taurat, tentu kami akan menerimanya.
~
Saodah
~
Salam,
“Dan menjadi petunjuk-petunjuk serta Pembelajaran.”
Injil membenarkan Taurat, Al-Quran membenarkan Injil. Sederhana saja.
~
Sdr. Universe,
Benar yang sdr katakan, bahwa Injil membenarkan Taurat. Tapi sayangnya, Al-Quran tidak membenarkan Injil, melainkan menyangkal isinya.
Mengapa tindakan Al-Quran ini bertentangan dengan isi Al-Quran dalam Qs 5:46?
~
Saodah
~
Salam,
Al-Quran tidak pernah menyangkal isi Injil. Dalam Al-Maidah adalah sebuah cerita yang bersangkut-paut satu sama lain. Tidak bijak jika hanya mengupas satu ayat.
Penyangkalan dalam agama Yahudiah, Kekristenan dan Islam karena mereka dari sejarah yang sama.
~
Sdr. Universe,
Benarkah Al-Quran tidak menyangkal isi Injil?
Saya memberi dua contoh saja ayat-ayat Injil yang tidak diakui oleh Al-Quran.
– Kitab suci Injil mengajarkan bahwa keselamatan adalah anugerah dari Allah karena kasih-Nya yang begitu besar bagi manusia. Sementara Al-Quran menyangkal dengan mengatakan keselamatan adalah hasil usaha manusia melalui pahala yang dikumpulkan lewat amal ibadah.
– Kitab suci Injil mengajarkan seorang suami harus mengasihi isterinya, setia kepada isterinya, tidak boleh menceraikannya atau mengambil isteri lain. Al-Quran menyangkal ayat tersebut dengan mengatakan: seorang suami boleh memukul isterinya, menceraikan bahkan berpoligami hingga empat isteri sekaligus.
~
Saodah
~
Kasihan memuja, mentuhankan makhluk yg berdarah. Jadi penasaran, apa yg membuat kalian menyembah sosok Yesus yg sudah jelas hanyalah seorang manusia utusan Tuhan? Apa ada bukti yg dapat diterima logika keyakinan kalian benar bahwa Yesus itu anak Tuhan? Kasihan kalau Tuhan pun beranak.
~
Saudara Kageyama,
Kekristenan percaya kepada Injil dimana tidak mengajarkan bahwa Tuhan beranak. Untuk meluruskan kesalah pengertian sdr, silakan baca penjelasan kami di sini http://tinyurl.com/pbuq3xf
Kiranya penjelasan kami menjadi pemahaman baru bagi saudara dan mengobati rasa penasaran saudara.
~
Daniar