Islam dan Kristen percaya hari pembalasan adalah milik Allah. Tapi kedua agama ini memberi pengajaran berbeda soal hari dimana Allah mulai melaksanakan pembalasannya. Juga, keduanya memberi pandangan yang berbeda soal penyebab Allah murkah.
Apa yang membuat Allah murkah? Adakah hal lain selain dosa? Mengetahui akan hal ini menolong Anda untuk memahami sifat Allah yang sebenarnya.
Kitab Allah: Dosa Membuat Allah Murka
Kitab Allah (Taurat, Zabur, Kitab Nabi-Nabi dan Injil) sangat jelas berkata bahwa ‘dosa’ satu-satunya alasan mengapa Allah murkah pada manusia. Dosa yang dimaksud adalah segala perbuatan, perkataan, dan hal-hal yang terlintas dalam pikiran, yang tidak berkenan di hadapan Allah.
“Tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu” (Kitab Nabi Besar Yesaya 59:2).
Pada ayat lain juga dikatakan, “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (Injil, Surat Rom 3:23).
Siksa Kubur Dalam Islam
Agama Islam mempunyai pandangan berbeda soal penyebab Allah murkah. Juga, Islam mengajarkan bahwa hukuman Allah diterima umat-Nya sesaat setelah meninggal. Atau yang dikenal dengan istilah ‘siksa kubur.’
Apakah yang memberi siksaan di alam kubur adalah Allah yang sama, “yang menguasai hari pembalasan” seperti yang diucapkan umat Muslim dalam surah Al-Fatihah?
Kena Air Kencing, Disiksa di Kubur
Kepercayaan Muslim mengenai siksa kubur dalam Islam terjadi beberapa saat setelah jenazah dimakamkan. Setidaknya ada lima penyebab mengapa orang yang meninggal menerima siksa kubur.
Salah satu diantaranya adalah tidak menjaga diri dari air kencing. Dalam hadist dituliskan, Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah bersabda, “Bersihkanlah diri dari kencing. Karena kebanyakan siksa kubur berasal dari bekas kencing tersebut.”
Diriwayatkan pula oleh Al Hakim, “Kebanyakan siksa kubur gara-gara (bekas) kencing.”
Allah Mengutamakan Rohani, bukan Jasmani
Sering ‘agama’ hanya menitik-beratkan pada etika. Pada apa yang kamu kenakan, bagaimana caramu berjalan, atau bagaimana caramu membersihkan diri. ‘Agama’ seakan tidak perduli bahwa “Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati” (Kitab Nabi 1 Samuel 16:7).
Ketika ‘agama’ memfokuskan ajarannya kepada Allah, maka pengikutnya pun akan mempunyai fokus yang sama. Sebaliknya, ketika agama lebih berfokus kepada etika, maka fokus utama pengikutnya pun bukan pada Allah, tetapi pada etika.
Allah Ar-Rahman Menuntut Kesucian, Bukan Etika
Memperhatikan kebersihan jasmani serta cara berdandan, dan lain-lain, tentu tidak masalah. Namun syarat terhindar dari hukuman Allah bukanlah semua itu. Sekalipun kita bersih dari air kencing, tapi bila hatimu dipenuhi dosa, layakkah kamu masuk ke sorga-Nya?
Sebab itu, memperhatikan kebersihan hati dari dosa, adalah hal yang terutama. Bagaimana cara membersihkan hati dari dosa? Isa Al-Masih yang adalah Kalimatullah, berkuasa melakukannya. Sebagaimana Nabi Yahya memberi kesaksian, “Lihatlah Anak domba Allah [Isa Al-Masih], yang menghapus dosa dunia” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:29).
[Staf Isa dan Islam – Untuk informasi lebih lanjut, silakan mendaftar untuk menerima secara cuma-cuma Buletin Mingguan “Isa dan Al-Fatihah.”]
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut saudara, mengapa Allah menyiksa orang yang pernah terkena air kencingnya sendiri?
- Menurut saudara, apakah siksa kubur dan siksa neraka adalah dua hukuman yang berbeda, yang diterima oleh manusia?
- Menurut saudara, dengan cara apakah agar seseorang terhindar dari siksa kubur dan siksa neraka?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Siksa Kubur Dalam Islam dan Keselamatan Isa Al-Masih”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau WA/ SMS ke: 0812-8100-0718
~
Kalau ada yang menyatakan Isa Al-Masih dalam Injil Tuhan, Sayalah Allah. Maka saya akan masuk Kristen. Dan saya ingin bertanya Apakah Allah manusia? Kalau bukan kenapa anaknya manusia.
~
Saudara Kusnandar,
Masuk Kristen atau tidak bukan yang menjamin sdr selamat. Tapi hanya di dalam Isa Al-Masih kita mendapat keselamatan kekal. Saran kami, alangkah baik sdr membaca dan menyelidiki kitab suci Allah. Jangan hanya bersumbar.
Allah bukan manusia. Tetapi Kalimat Allah menjadi manusia. Allah tidak beranak sdrku!
Kiranya penjelasan di link ini memberi pemahaman baru bagi sdr. http://tinyurl.com/pq7m8hd
~
Daniar
~
Jangan kalian sebagai pakar agama Kristen hanya menahami Alkitab untuk membandingkan umat Kristen dan umat Islam. Dengan hanya memahami Al-Quran hanya sedikit.
Bila kalian ingin membandingkan isi dari Bibel dan Al-Quran kuasai juga Al-Quran. Kalian akan tahu mana kitab suci yang sebenarnya sempurna. Semoga kalian diberi taufik dan hidayah dari Allah.
~
Saudara Kusnandar,
Terima kasih atas saran dan doanya. Memang kami akan terus mempelajari kitab sdr. Bagaimana dengan sdr apakah sudah mempelajari Kitab suci Allah?
Oh ya, bagaimana menurut sdr dengan artikel di atas? Silakan menjawab pertanyaan kami berikut ini:
1. Menurut saudara, mengapa Allah menyiksa orang yang pernah terkena air kencingnya sendiri?
2. Menurut saudara, apakah siksa kubur dan siksa neraka adalah dua hukuman yang berbeda, yang diterima oleh manusia?
3. Menurut saudara, dengan cara apakah agar seseorang terhindar dari siksa kubur dan siksa neraka?
~
Daniar
~
Air kencing itu najis di sisi Islam. Sesungguhnya Islam adalah agama yg mementingkan kebersihan.
~
Saudara Muslim,
Lebih tepatnya mementingkan kebersihan jasmani, bagaimana dengan kebersihan rohani?
Seringkali manusia hanya berfokus pada etika. Pada apa yang dikenakan, bagaimana cara berjalan, atau bagaimana cara membersihkan diri. Sedangkan Allah dalam firman-Nya menekankan akan kebersihan rohani. Demikian firman Allah melalui nabi-Nya: “Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati” (Kitab Nabi 1 Samuel 16:7).
Apakah seseorang akan luput dari hukuman Allah bila bersih dari air kencing tapi hatinya penuh dengan dosa?
~
Daniar
~
Ini bukan hanya karena terkena air kencing manusia dihukum, namun karena ibadahnya. Jika terkena air kencing maka ibadah sholatnya tidak sah, sedangkan sholat adalah tiang agama.
~
Saudara Surya,
Terima kasih atas komentar saudara. Menurut saudara karena terkena air kencing ibadah sholat tidak sah sehingga menerima siksa kubur begitu?
Bagaimana bila bersih dari air kencing, tapi hati dipenuhi dosa, layakkah saudara masuk ke sorga-Nya? Bagaimana menurut ajaran saudara, mengapa?
~
Daniar
~
Maaf kalau saya mengganggu. Apakah kencing tidak najis dalam Kristen? Karena saya terganggu atas ketidaknyamanan terhadap keraguan tetes kencing. Saya yakin bahwa dalam Zabur, Taurat, Injil, Al-Quran Tuhan itu Allah.
~
Saudara Fadil,
Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk memberikan komentar di ruang ini. Kencing memang kotoran, tapi tidak menajiskan. Isa Al-Masih dengan jelas dan tegas memberitahukan bahwa “bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang. . . Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat” (Injil, Rasul Besar Matius 15:11, 18-19).
Memperhatikan kebersihan jasmani memang penting. Jadi sekalipun kita bersih dari air kencing, tapi bila hati kita dipenuhi dosa, kita tidak layak masuk sorga-Nya, bukan? Bagaimana menurut saudara?
~
Daniar
~
Terimakasih atas jawaban saudara telah menjawab pertanyaan saya. Memang saya percaya itu benar yang anda tulis. Bahwa sebenarnya kencing itu tidak najis yang najis ialah hati yang berisi hal-hal negatif seperti yang anda maksud.
~
Saudara Fadil,
Memang tidak dapat dipungkiri hati kita cenderung berisi hal-hal negatif. Kalau saudara bagaimana cara membersihkan hati dari kenajisan tersebut?
Oh ya, bagaimana menurut saudara dengan siksa kubur, yang salah satu penyebabnya adalah kena air kencing?
Terima kasih saudara telah meluangkan waktu untuk menanggapi komentar. Dan kami tunggu penjelasan saudara selanjutnya.
~
Daniar
~
Bahasannya terlalu dangkal. Maaf, jika masih banyak yang belum sesuai pemahaman yang benar.
~
Sudiro,
Menarik sekali pernyataan Anda di atas. Menyenangkan sekali bila Anda dapat menjelaskan bahasan yang lebih dalam dan tajam sehingga ini menjadi masukan yang berharga bagi forum ini. Setidaknya, pengunjung situs ini akan mendapatkan pencerahan. Namun, alih-alih mendapatkan pencerahan bersifat mendalam dan tajam, Anda hanya mampu memberikan pernyataan tanpa memaparkan bagian mana saja yang dangkal. Boleh tahu, bagian mana saja yang dangkal?
Bila kita mencermati artikel di atas, maka amat jelas ada kegelisahan dalam hati para Muslim berkenaan dengan siksa kubur. Bukankah siksaan kubur begitu mengerikan? Apakah Anda siap menghadapi siksaan kubur yang mengerikan itu? Bagaimana Allah SWT akan menolong Anda dari kengerian siksaan kubur tersebut?
~
Solihin
~
“…Memang tidak dapat dipungkiri hati kita cenderung berisi hal-hal negatif. Kalau saudara bagaimana cara membersihkan hati dari kenajisan tersebut? Oh ya, bagaimana menurut saudara dengan siksa kubur, yang salah satu penyebabnya adalah kena air kencing?”
Jawab:
1. Tidak ada hati yang najis secara dhohir. Jika anda bertanya tentang hati maka yang anda tanyakan tenttang penyakit hati.
2. Karena jika beribadah dalam keadaan najis, maka ibadah tidak diterima. Jika ibadah tidak diterima sudah pasti siksa kubur. Maka hadist di atas adalah mengingatkan dengan air kencing supaya dijaga terus agar tidak terkena najis. Tapi jangan khawatir, kebaikan sebiji sawipun masih bisa mendapat nikmat kubur.
~
Ronny,
Menarik sekali pendapat Anda. Artikel di atas memaparkan bahwa siksa kubur disebabkan air kencing. Bukankah ini rancu? Air kencing perlu dihindari agar tidak terkena siksaan kubur. Bila siksaan kubur disebabkan air kencing, maka air kencing lebih menakutkan dibandingkan siksaan apapun. Artinya Muslim amat takut pada air kencing. Kenapa nabi Anda menekankan air kencing sebagai penyebab siksaan kubur? Apakah yang akan menyiksa Anda adalah air kencing? Mengapa air kencing yang menyiksa Anda? Dapatkah Anda menjelaskan dengan dalil dari Al-Quran? Mohon pencerahan.
~
Solihin