Kami tertarik melihat bagaimana orang memilih nama untuk anak. Orang Amerika sering memilih nama yang tidak mempunyai arti. Dipilih karena kedengarannya enak. Orang yang agamawi, sering memilih nama yang berhubungan dengan salah satu tokoh agama. Itu lebih baik. Misalnya anak diberi nama Abdul, Abu Bakar, Musa, Yahya, Daud, Paulus dll.
Kami sendiri senang dengan nama-nama Indonesia. Seperti Gunawan, Sempurna, Sabar, Setiawati, Muliawati, dll. Nama-nama ini mempunyai arti yang bagus. Orang yang bernama Gunawan, berharap hidupnya dapat berguna.
Bagaimana Dengan Surah Pertama?
Bagaimana dengan surah pertama? Memang Al-Fatihah diberi banyak nama. Mengapa sura pertama dinamai Al-Fatihah? Karena Al-Fatihah dalam bahasa Arab berarti pembukaan. Sura pertama ini merupakan pembukaan Al-Quran. Terdiri dari 7 ayat, 29 kata atau 139 huruf dan merupakan pintu dari seluruh Al-Quran. Sebaiknya kita membaca kembali surah pertama ini, Al-Fatihah, dalam Bahasa Indonesia:
“Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah engkau anugerahkan nikmat kepada mereka. Bukan (jalan ) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”
Bagaimana ayat-ayat yang dipakai untuk membuka Kitab Taurat? Pernahkah saudara membacanya? Bandingkanlah ayat-ayat yang merupakan pembukaan dari Kitab Taurat: “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.” (Taurat, Kejadian 1:1-2)
Yang sangat menarik ialah ayat yang merupakan pembukaan Injil: “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1).
Taurat mulai dengan Allah sebagai Pencipta. Injil mulai dengan menyebut Kalimat Allah. Al-Quran Surah pertama dimulai dengan Allah sebagai yang Maha pemurah lagi Maha Penyayang.
Bagaimana Allah membuktikan diri sebagai yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang? Dengan menciptakan bumi dan isinya! Lagi dengan kedatangan Kalimat Allah ke dalam dunia untuk menyelamatkan kita dari dosa.
Sangat perlu bagi kita untuk memperhatikan kata-kata pembukaan dalam kitab-kitab diatas!
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718
*
Kalau Allah tidak Maha Pemurah dan Maha Penyayang tentunya kita semua, yang tidak percaya Allah saja akan dimusnahkan dari muka bumi ini.
Silakan membaca kisah para nabi dan pengikutnya. Nabi Musa – kehancuran Firaun; Nabi Nuh- banjir bah; Nabi Luth-Sodom dibakar dan lain lain.
Apakah anda pikir Allah saat itu kejam? Tolong dijawab!
Salam Sejahtera!
~
Allah tidak pernah bermaksud agar manusia ditimpa bencana. Allah ingin agar manusia hidup dalam keadaan damai di bumi dan di akhirat. Kalau pun Allah melakukan pada jaman nabi-nabi seperti yang dicontohkan, sebenarnya Dia turun tangan untuk melenyapkan kejahatan.
Melalui kisah para nabi itu, Allah memberikan suatu berita peringatan agar disampaikan di seluruh dunia bahwa Allah menghendaki supaya semua orang dapat diselamatkan.
“Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita,yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan…” (Injil, Surat 1 Timotius 2:3-4).
Kehendak Allah ini diwujudkan melalui kedatangan Kalimat Allah ke dalam dunia untuk menyelamatkan kita dari hukuman dosa. “Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:17).
~
SL
*
Sifat manusia pada dasarnya sombong. Kalau kita merasa dalam zona nyaman. Kita sering melupakan-Nya.
Jikalau kita tertimpa bencana, Allah pasti punya maksud tertentu. Kita di uji untuk menjadi manusia yang tangguh.
Salah satu contoh. Kita dibesarkan dengan sekolah yang begitu menyebalkan. Namun di balik itu kita merasakan sesuatu yang lebih baik. Kalau kita sejak kecil tidak pernah sekolah, pasti beda.
~
Alkitab mengajarkan bahwa Allah menghendaki orang Kristen menjadi ‘anak anak-Nya‘ yang tangguh terhadap setiap ajaran berupa kesusahan dan penderitaan, bukan menjadi “anak-anak gampang”.
“Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang” (Injil, Surat Ibrani 12:8).
Bagi Allah, memberi ganjaran atas kesalahan atau dosa yang dilakukan anak-anak-Nya, bukanlah bentuk kekejaman tetapi justru bentuk kebijaksanaan dalam pendidikan, “…karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak”( Injil, Surat Ibrani 12:6).
Kasih sayang harus dinyatakan, tetapi tidak kalah penting juga memberi penilaian dan ganjaran ketika melakukan kesalahan supaya orang mengenal kebenaran.
~
SL
~
Saudara Yestoya,
Kami berterimakasih atas kesediaan saudara mengunjungi situs kami, dan juga memberikan komentar. Namun maaf, dengan terpaksa kami harus menghapus komentar-komentar saudara yang tidak sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan.
Bila saudara ingin memberi komentar, silakan memberi komentar yang sesuai dengan topik di atas. Kami juga mohon dengan hormat agar saudara tidak memberikan komentar yang bersifat menghina atau melecehkan agama lain.
Demikian harap makhlum adanya.
~
Slamet
~
Lantas dimana eksistesi umat yang ada di dunia ketika Yesus belum lahir ke dunia. Kasihan mereka, tidak ada yang menyelamatkan. Tuhan anda bukan tuhan yang adil. Islam adalah jalan bagi semua agama.
~
Saudara Widodo,
Sebelum kedatangan Yesus ke dunia, dasar dari keselamatan adalah iman. Dalam Injil, Surat Ibrani banyak dicatat bagaimana hamba-hamba Tuhan di zaman para nabi diselamatkan karena iman.
Bila Sdr. Widodo membaca dalam Kitab Nabi-nabi, saudara dapat melihat bagaimana Allah turun tangan melenyapkan kejahatan. Lewat air bah, contohnya.
Namun karena Allah Maha Kasih dan juga sangat adil, maka Dia mengambil inisiatif agar Pribadi Allah Kedua, yaitu Kalimatullah berinkarnasi ke dunia. Tujuannya, agar Dia dapat menyelamatkan manusia dari kematian kekal di neraka. Hal ini tentu juga berlaku bagi Sdr. Widodo.
Itulah yang disebut dalam Kitab Suci Allah, “Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:17).
~
Saodah
~
To admin…
Rukun Iman yang ke 3 bagi umat Muslim adalah “Iman kepada Kitab-Kitab Allah”. Kenapa disebut dengan kitab-kitab? Karena ada lebih dari satu kitab Allah yang harus dipercaya. Ada 4 kitab suci Allah yang wajib diimani oleh umat Islam yaitu: Taurat, Zabur, Injil dan Al-Quran.
Kitab adalah kalam suci Allah yang diturunkan kepada nabi dan rasulnya untuk membimbing manusia/umat nabi dan rasul tersebut ke jalan yang benar.
Jadi kita harus mengetahui isi kitab-kitab tersebut “tidak hanya kata-kata pembukaannya saja”.
~
Saudara Guns,
Kami sependapat bahwa kita harus mengetahui isi Kitab-kitab tersebut. Pertanyaannya, sudahkah sdr membaca, mengerti, serta melakukan isi Kitab-kitab tersebut?
Dan bagaimana Allah membuktikan diri sebagai yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang?
~
Daniar
~
Saya tekankan sekali lagi. Tuhan tidak menyampaikan wahyu bukan berupa kitab seperti yang ada diimajinasi kebanyakan orang. Wahyu itu dihimpun di dalam dada para penerima wahyu, tidak terbatas angka dan nalar, terima kasih.
~
Saudara Syamsul Bahri,
Memang benar wahyu Allah bukan berupa kitab. Tetapi Allah mendikte/memimpin orang-orang yang dipilih-Nya yang membukukan wahyu-Nya.
Menurut saudara, mengapa ayat pembuka Al-Quran merupakan doa yang harus diulang-ulang?
~
Daniar