Keselamatan adalah terlepas dari penghukuman Allah. Kita semua membutuhkan keselamatan. Jika tidak, kita tidak dapat masuk ke sorga.
Para Mukmin percaya bahwa Allah akan menyelamatkan mereka jika mereka melakukan perbuatan baik. Mereka harus mengakumulasi perbuatan baik yang melebihi perbuatan yang tidak baik. Kalau ini tercapai, maka keselamatan ada dalam genggaman mereka. Tetapi, apakah kepercayaan ini benar? Karena dalam teks Islam lainnya, seperti Hadits, Muhammad mengajarkan bahwa melakukan perbuatan baik tidak dapat menyelamatkan.
Muhammad Tidak Yakin Masuk Surga
Diriwayatkan oleh Abu Huraira,“Aku mendengar Rasul Allah bersabda, ‘Perbuatan baik seseorang tidak akan membawanya masuk surga.’ Mereka (pengikut Nabi) berkata, ‘Bahkan engkau juga tidak, O Rasul Allah?’ Ia berkata, ‘Bahkan aku juga tidak, kecuali Allah melimpahkan pengampunan dan rahmat-Nya kepada-ku’…”(Bukhari, Vol. 7, Buku 70, No. 577).
Dinarasikan oleh Aisha, “Sang Nabi bersabda, , ‘Lakukanlah perbuatan baik sungguh-sungguh, dengan tulus dan cukup, dan terimalah kabar baik karena perbuatan baik seseorang tidak akan membawanya masuk surga.” Mereka bertanya, “Bahkan engkau juga, O Rasul Allah?’ Ia menjawab, ‘Bahkan juga saya, kecuali dan sampai Allah melimpahkan pengampunan dan rahmat-Nya kepadaku’” (Bukhari, Vol. 8, Buku 76, No. 474).
Mengapa? Karena Allah memiliki otoritas tertinggi untuk menuntun dan menyesatkan orang! “... Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana” (Qs 14:4).
Sesungguhnya, apakah Allah perduli dengan takdir akhir kita? Bagaimana kita mendapatkan keselamatan dari-Nya? Bagaimana kita dapat yakin bahwa kita sudah cukup menyenangkan-Nya?
Bagaimana Saudara Menyenangkan Allah?
Al-Quran dan Hadits tidak mengajarkan jaminan keselamatan. Bagaimana dengan Alkitab? Di dalam kitab Allah ini, terdapat kisah seorang muda yang kaya raya, yang sedang mencari keselamatan. Isa berkata kepadanya, “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku [Isa]” (Injil, Matius 19:21). Pria ini telah mengikuti Hukum Taurat dengan sempurna. Tetapi, itu tidaklah cukup. Ia harus rela menyerahkan segalanya dan mengikuti Isa. Inilah cara untuk menyenangkan Allah. “‘Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku’” (Injil, Yohanes 14:6).
Isa Inginkan Semua Orang Mengikuti-Nya
Isa Al-Masih mengasihi semua manusia. Ia bahkan menyerahkan diri-Nya sebagai qurban yang suci untuk menebus hukuman dan ikatan dosa kita. Jika Saudara menerima qurban Isa, Allah tidak akan melihat kepada dosa Saudara ketika Ia melihat Saudara. Tidak ada jalan lain, kecuali melalui Dia.
“Tetapi Ia [Isa Al-Masih] setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, … Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan. … Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka’” (Ibrani 10:12-17). Untuk mempelajari lebih lagi tentang keselamatan, kunjungi tautan ini.
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Mengapa kita memerlukan keselamatan? Jelaskan!
- Mengapa perbuatan baik tidak dapat menjamin saudara untuk masuk ke dalam sorga? Jelaskan!
- Apa yang harus kita lakukan untuk menyenangkan Allah? Mengapa? Jelaskan!
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami merasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini.
~
Satu juta kali anda bicara sorga, Muslim tidak terpengaruh. Karena sorga hanya “khayalan” dalam ajaran saudara!
~
Saudara Pengamat,
Terimakasih atas tanggapan yang saudara berikan. Dan perlu kami sampaikan, di forum ini, kami hanya berbagi informasi. Bukan untuk mempengaruhi saudara atau umat Muslim yang lain. Sebab yang kami ketahui adalah, bahwa iman yang benar adalah iman yang lahir dari dasar keyakinan dan kepercayaan. Bukan atas dasar dipengaruhi. “Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus” (Injil, Surat Roma 10:17)
Perhatikanlah ayat berikut ini, “Mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli” (Qs 52:20).
Bandingkanlah dengan ayat ini, “Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga” (Injil, Rasul Besar Matius 22:30).
Apakah karena Isa Al-Masih mengajarkan bahwa di sorga tidak ada kawin mengawini, maka saudara mengatakan sorga yang diajarkan dalam Injil hanya khayalan belaka?
~
Saodah
~
Jika dihubungkan dengan artikel di atas dan dihubungkan dengan Alkitab, bahwa syarat masuk surga itu melakukan kehendak Bapa, bukan hanya mengikuti Yesus.
Injil, Matius 21:7, “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga”.
Apa kehendak Bapa??? Yaitu mengenal Bapa satu-satunya Allah yang benar. Dan Yesus hanya utusan. Untuk meyakinkan diri agar murid-murid-Nya masuk kerajaan sorga, maka Yesus berdoa seperti di Yohanes 17:1-3. Logikanya jika Yesus berkuasa memasukkan orang ke surga, Dia tidak berdoa agar murid-murid-Nya masuk surga. Cukup Dia saja yang memasukkan. Iya kan???
~
Saudara Gandhi Waluyan,
Apakah saudara setuju bahwa perbuatan baik tidak dapat menjamin saudara untuk masuk ke dalam sorga? Bagaimana menurut saudara?
Saudara Gandhi, kami yakin saudara setuju bahwa yang berkuasa memasukkan orang ke sorga hanya Allah. Lalu siapakah Isa Al-Masih sehingga berkuasa memasukkan orang ke sorga (baca Injil, Yohanes 17:2)?
Sedangkan kehendak Bapa adalah “supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya (Isa Al-Masih) tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya (Isa Al-Masih) ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16-17).
Nah, maukah saudara Gandhi diselamatkan (dimasukkan ke sorga) Isa Al-Masih?
~
Daniar