Faiz seorang Muslim yang saleh. Dia rajin beribadah sesuai ajaran Islam, termasuk sholat dan puasa. Namun, ia masih bingung soal manfaat amal saleh.
Sebab dia merasa amal salehnya masih kurang. Ia terus merasa takut, kalau Allah akan menolak amal salehnya yang tidak sempurna itu. Di sisi lain dia juga sering melanggar perintah Allah.
Akhirnya dia menemukan jawaban akan pergumulan itu dan menjadi tenang hidupnya. Membaca kisahnya menolong Anda beroleh kepastian keselamatan dan ketenangan hidup.
Amal Saleh dan Amal Buruk Kita
Faiz menyadari bahwa dia juga sering berbuat amal baik walau masih bertindak buruk. Terkadang, tanpa sengaja dia telah membuat seseorang tersinggung bahkan sakit hati lewat perkataan atau perbuatannya. Mungkin Anda pernah mengalami hal yang sama.
Kita juga sering membenci orang lain, terlebih kepada yang berbeda pendapat dan keyakinan. Kita sering mengeluh, menggerutu dan tidak bersyukur. Itu semua membuktikan kita beramal buruk atau berdosa.
Manfaat Amal Saleh dan Keselamatan Akhirat
Faiz sering mendengar khotbah manfaat amal saleh bagi Muslim. Seorang pakar Islam menulis, “Manusia, atau alat yang digunakannya, seperti obat bagi kesembuhan, atau senjata untuk kemenangan, (amal-amal), semuanya hanyalah ‘perantara-perantara” (M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, hal. 71).
Iyyaka Nasta ‘In – “Hanya kepada-Mu Kami memohon pertolongan” mendukung pandangan di atas. Semua yang manusia lakukan, termasuk beramal, hanya merupakan “perantara.” Manusia tidak dapat menghasilkan apa-apa tanpa pertolongan Allah.
Sayangnya, banyak Mukmin yang setia, yang ribuan kali mengucapkan Al-Fatihah ayat Iyyakanasta‘in, sepertinya masih yakin bahwa amal-amalnya dapat menyelamatkannya.
Karena masih bingung Faiz membaca situs–situs Islam soal manfaat amal saleh. Sebuah situs Islam menjelaskan bahwa masuk surga tidak berdasarkan pada amal, melainkan fadhl (karunia) dan rahmat Allah. Hanya rahmat dan karunia dari Allah-lah yang bisa memasukkan seseorang ke dalam surga.
Akan tetapi, keduanya (rahmat dan surga) umat Islam dapatkan ketika sudah beramal sesuai dengan anjuran dalam ajaran Islam. Namun meyakini bahwa bukan amal itu yang menyebabkan seseorang masuk surga.
Penjelasan itu masih belum memuaskan Faiz. Dia terus belajar lagi mencari jawabnya pada Wahyu Allah (Taurat, Zabur dan Injil).
Pandangan Allah akan Amal Manusia
Dalam Kitab Taurat, Nabi Besar Yesaya menegaskan kesalehan manusia itu tidak sempurna. “Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin” (Kitab Besar Yesaya 64:6).
Jelas tidak satupun di antara kita yang senang bila amalnya digambarkan sebagai “kain kotor.” Ahli Alkitab banyak menafsirkan makna “kain kotor” adalah kain yang dipakai para wanita ketika mereka datang bulan.
Dengan kata lain, amal-amalnya dicap najis! Tetapi inilah Firman Allah!
Bukankah perkataan nabi menyinggung kita? Pasti kita tidak merasa senang. Tetapi janganlah kita marah pada Allah!
Sebab seringkali motivasi kita beramal saleh bukan mengasihi Allah. Tetapi agar beroleh pahala, masuk surga ataupun ingin dapat pujian dari orang lain. Amal saleh kita tidak lahir dari hati yang murni dan ikhlas. Itu bukti ketidak-sempurnaan amal saleh kita.
Misalnya, mungkin kita memberi makanan kepada anak miskin tetapi motivasinya supaya Allah akan menghapus dosa kita. Atau memberi kita pahala di surga. Atau mungkin ingin mendapat pujian dari orang lain.
Syarat Masuk Surga
Dalam Kitab Taurat, Zabur, dan Injil, Faiz menemukan bahwa sejak penciptaan, Allah mensyaratkan masuk surga dengan kebaikan yang sempurna. Itu artinya manusia tidak boleh berdosa jika ingin masuk surga-Nya. Karena syarat itulah Allah menghukum Adam dengan pengusiran ketika berdosa sekali saja.
Berdasarkan ajaran itu, sebanyak-banyaknya kebaikan manusia, tetaplah tidak sempurna. Sehingga tidak dapat menjamin masuk surga. Kebaikan itu seumpama kain kotor di hadapan Allah Yang Maha Suci. Sebab banyak dosa dan pelanggaran yang manusia lakukan.
Jika demikian amal baik kita tidak menjamin masuk surga. Sebaliknya dosa-dosanya menyebabkannya masuk neraka kekal. Maka kita membutuhkan Juruselamat dan rahmat-Nya.
Manusia Memerlukan Juruselamat, Bukan Amal!
Faiz menyadari bahwa sekalipun orang menilai kita sebagai orang yang hebat dengan banyak amal. Tetapi Allah melihat sampai ke hati. Amal hanya merupakan “perantara” yang pasti gagal menyelamatkan. Manusia memerlukan Juruselamat!
Faiz menemukan bahwa Injil Allah bersaksi bahwa Isa Al-Masih datang sebagai Juruselamat dunia. Hanya Dia yang dapat memastikan Anda masuk surga. Inilah pengakuan dari Kitab Allah akan hal itu, “. . . Sebab kami sendiri telah mendengar Dia [Isa Al-Masih] dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia” (Injil, Rasul Besar Yohanes 4:42).
Akhirnya, Faiz menemukan solusi dan kelegaan akan beban amal baiknya yang tidak sempurna itu. Kini dia beriman kepada Isa Al-Masih yang menjamin ampunan dosa dan masuk surga-Nya. Kini hidup Faiz penuh ketenangan.
Jadi, sekarang Faiz tidak berbuat amal saleh supaya Allah akan menerimanya. Tetapi, karena dia sudah dikasihi dan ingin menunjukkan kasih Allah kepada orang lain. Ia sering memberi makanan kepada orang miskin bukan untuk mendapatkan pahala, namun agar mereka akan mengalami kasih Allah.
Berimanlah kepada Isa Al-Masih agar Anda diselamatkan sehingga menikmati ketenangan hidup.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “Manfaat Amal Saleh: Dapatkah Menjamin Selamat Di Akhirat?”. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Dapatkah Amal Baik Kita Memenuhi Syarat Masuk Surga?
- Takut Amal Tidak Diterima Allah? Itu Ada Solusinya!
- Dapatkah Amal Ibadah Menyelamatkan Orang Islam?
Video:
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca memberikan komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Setujukah saudara bahwa amal tidak dapat menjamin seseorang masuk surga? Jelaskan!
- Mengapa amal dicap najis oleh nabi Allah dan dianggap tidak patut menjamin seseorang masuk surga?
- Percayakah saudara bahwa setiap orang sudah berdosa dan membutuhkan anugerah Allah untuk keselamatan akhiratnya? Jelaskan alasan saudara!
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda***** pada komentar-komentar yang kami merasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas.
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Manfaat Amal Saleh: Dapatkah Menjamin Selamat Di Akhirat?”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau WA/ SMS ke: 0812-8100-0718
*
Alhamdulillah, ini merupakan ulasan yang sangat baik yang banyak Muslim tidak mengetahuinya. Amal adalah upaya orang-orang Muslim untuk beribadah mematuhi perintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nya, akan tetapi hanya rahmat Allahlah yang akan menyelamatkannya.
“Tepatlah kalian, mendekatlah, dan bergembiralah, karena sesungguhnya amal tidak akan memasukkan seseorang ke dalam surga.” Para sahabat bertanya: “Termasuk juga anda wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Ya, termasuk juga saya, kecuali jika Allah menganugerahkan ampunan dan rahmat kepadaku” (HR Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, Ahmad).
Jadi kita tidak boleh sombong dengan amal kita, maka amal kita akan menarik rahmat Allah pada kita. Wallahu A’lam
~
Menurut pengertian yang benar, rahmat bukan sesuatu yang diraih dengan keringat kita. Jika diraih karena keringat kita, namanya bukan rahmat lagi. Kita dapat menuntutnya dan berhak menerimanya. Sama seperti di atas, dalam dunia bisnis disebut dengan istilah “upah”. Demikian pada saat kita meraih sesuatu, yang diraih tidak dapat lagi disebut karena rahmat.
Injil memuat ayat yang dapat menolong kita untuk mengerti rahmat: “Tetapi kalau hal itu terjadi karena kasih karunia, maka bukan lagi karena perbuatan, sebab jika tidak demikian, maka kasih karunia itu bukan lagi kasih karunia” (Injil, Surat Roma 11:6).
Ayat yang lain berbunyi, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: Jangan ada orang yang memegahkan diri” (Injil, Surat Efesus 2:8-9).
~
SL
*
Amal adalah melakukan sesuatu menuruti perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Gedung tidak akan berdiri kalau tidak ada yang membangun. Ilmu tidak datang kalau kita tidak ingin belajar (guru, buku, dan lain-lain). Tidak ada kasih karunia kalau tidak diusahakan. Kamu tidak akan menghasilkan kata-kata di alamat ini kalau tidak kamu ketik. Kalau bisa kamu suruh saja kasih Tuhan untuk mengetik halaman ini, menurut anda bisa?
~
Manusia tidak dapat mengusahakan kasih karunia, karena kasih karunia itu adalah karya Allah. Kasih karunia itu artinya ialah sesuatu yang pada dasarnya kita tidak layak terima.
Keselamatan adalah kasih karunia Allah. Keselamatan tidak kita peroleh karena amal atau perbuatan-perbuatan baik kita dan bukanlah sesuatu yang menjadi hak kita.
Sebagai orang berdosa, hak yang pantas kita terima ialah maut. Kematian! Tetapi kasih karunia Allah ialah hidup yang kekal melalui kematian Isa Al-Masih di kayu salib.
“Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita“ (Injil, Surat Roma 6:23).
~
SL
~
Tepat seperti yang dikatakan saudara Sarianto!
Amal adalah melakukan sesuatu yang diperintahkan oleh Allah SWT dan menjauhi larangannya. Tidak mungkin kita hanya berdiam diri saja di rumah dan berharap Allah akan memasukkan kita ke dalam surganya.
~
Allah memang menghendaki agar semua orang melakukan kebaikan dan menjauhkan diri dari perbuatan jahat. Karena tujuan Allah menciptakan manusia adalah agar manusia selalu berbuat baik.
“Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya” (Injil, Surat Efesus 2:10).
Namun perbuatan baik tidak dapat membawa seseorang masuk sorga melainkan karena anugerah Allah. Hanya melalui anugerah Allah yang kita terima dengan iman kepada kematian Isa Al-Masih saja orang dapat diselamatkan dari hukuman di neraka dan masuk ke sorga-Nya Allah.
“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah” (Injil, Surat Efesus 2:8).
~
Slamet
~
Saya kira hadits nabi seperti dikutip saudara Sugeng,cukup untuk menjawab pertanyaan staff Isa dan Islam.
Amal tidak menjamin manusia masuk ke dalam sorga kecuali ampunan dan rahmad Tuhan itu sendiri.
Dan Isa Al-Masih adalah jalan keselamatan karena Dia pun dimuliakan Allah di dalam Al-Quran. Tinggal jalan mana yang anda pilih karena hakikatnya ia menuju yang satu.
~
Saudara Widodo,
Pendapat Saudara benar, bahwa kita diselamatkan dan dapat masuk sorga bukan karena amal melainkan karena rahmat Allah.
“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah” (Injil, Surat Efesus 2:8).
Tetapi untuk sampai kepada Allah di sorga, tidak ada jalan lain kecuali melalui Isa Al-Masih.
“Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
~
Slamet
Tepat sekali!
~
Saudara My Name,
Terima kasih atas kunjungan dan dukungan saudara pada situs kami.
Namun kami akan senang menanggapi apabila saudara juga dapat memberikan komentar pada artikel dengan topik “Amal – Amal Orang Beragama Bagaikan Kain Kotor?”
~
Slamet
~
Isa berkata seperti itu, kemudian anda mengatakan bahwa Yesus adalah jalan. Bagaimana kalau Musa dilahirkan dalam keadaan suci (tanpa ayah) dan berkata “Akulah kebenaran dan hidup…….” apakah anda juga akan mempertuhankan Musa?
Berserah dirilah kepada Tuhan yang menciptakan engkau saudaraku (Aslama), karena itulah jalan yang lurus.
~
Saudara Wiwiek,
Yang mengatakan Yesus adalah jalan bukan kami. Tetapi wahyu Allah yang terdapat dalam Kitab Suci Allah.
Faktanya, Musa dan Yesus jelas berbeda jauh. Dan lagi, Yesus disebut “Jalan” bukan hanya semata-mata Dia lahir dalam keadaan suci (tanpa ayah).
Jadi Sdr. Wiwiek, jika boleh kami memberi tanggapan. Jalan lurus bukan pasrah. Jalan lurus itu perlu dicari. Bukankah dalam sholat saudara selalu bertanya “tunjukilah kami jalan lurus”?
Nah, Kitab Suci Allah telah menunjukkan dengan jelas “Jalan” tersebut. Sebagaimana kitab suci saudara mengatakan, “Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa” (Qs 5:46).
~
Saodah
~
Tepat, sebab saat kita merasa kita berhak masuk sorga karena sudah berbuat baik dan beramal, saat itulah ada kesombongan di dalam hati kita dan kesombongan adalah kekejian bagi Tuhan. Semua itu karena kasih karunia Tuhan saja.
~
Saudara Martin,
Kami setuju dengan apa yang saudara sampaikan. Sebagaimana firman Tuhan berkata, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri” (Injil, Surat Efesus 2:8-9)
Siapakah manusia sehingga dia dapat menyombongkan diri dengan berkata “aku dapat mengusahakan sendiri keselamatanku!”
~
Saodah
~
Amal dan berbuat baik hanya percaya dan mengakui Yesus Kristus adalah Allah dan Jurualamat. Maka upahmu dan amalmu akan diterima 100%. Karena amal dan berbuat baik langsung dilihat Tuhan Yesus dalam hati.
Sedangkan amal dan berbuat baik saja tidak akan menjamin keselamatan. Karena biarpun beramal dan berbuat baik terus, tapi hati tetap kotor, sama saja amal dan perbuatan baiknya menjadi kotor.
~
Saudara Agghy,
Benar yang saudara katakan, amal dan ibadah tidak dapat menyelamatkan atau menjamin seseorang pasti selamat. Sebab firman Allah berkata, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri” (Injil, Surat Efesus 2:8-9).
Demikian hanya melalui kasih dan anugerah Allah seseorang dapat diselamatkan. Dan anugerah itu telah Allah berikan melalui pengorbanan Isa Al-Masih di atas kayu salib. Sehingga, bagi siapa yang percaya kepada-Nya tidak akan binasa, melainkan beroleh keselamatan dan hidup kekal.
~
Saodah
~
Amal ibadah hanya suatu usaha manusia saja, yang kemudian berharap akan kemurahan Allah. Itulah yang diketahui Islam.
Umat Islam tidak tahu kalau ternyata Allah sudah memberikan kemurahan-Nya sebelum Islam ada. Ketidak-tahuan nabinya inilah yang akhirnya membuat umat Islam tidak percaya akan kemurahan Allah yang telah diberikan beberapa tahun lalu sebelum Islam ada.
Jadi sampai saat inipun mereka tetap tidak tahu dan mengerti karena Nabi Muhammad pun tidak mengerti akan kemurahan Allah yang telah turun 600 thn yang lalu sebelum dia lahir. Karena mereka sudah percaya kepada nabinya, maka akan sulit sekali menerima kemurahan Allah itu. Dan mereka masih meyakini bahwa amal ibadah dapat menyelamatkan. Dan menolak pertolongan Allah yang diwakili oleh Isa Al-Masih.
~
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, 29 menuliskan, “Apapun aktivitas yang Anda lakukan, termasuk menarik dan mengembuskan nafas, makan atau minum, gerak reflex atau sadar, diam atau bergerak, semuanya tidak dapat terlaksana tanpa kekuasaan dan pertolongan Allah.”
Namun sangat disayangkan, umat beragama yang percaya bahwa manusia sepenuhnya bergantung pada kuasa Allah, tapi merasa diri mampu mengusahakan sendiri keselamatannya.
~
Saodah
~
Kepada saudaraku Nasrani: Mengapa kalian mempertuhankan Yesus. Apakah Yesus yang menciptakan kalian dan alam semesta? Kalau Yesus yang menciptakan kalian dan alam semesta, lantas berapa banyak Allah kalian yang menciptakan kalian dan alam semesta, kalau Bapa dan Roh kudus?
~
Saudara Netral,
Kami mengerti ketidaktahuan atau ketidakpercayaan sdr, karena sdr belum mengenal siapa Isa Al-Masih. Ada banyak artikel kami yang menguraikan siapa Isa Al-Masih jadi silakan sdr membacanya. Sdr sendiri dapat menyelidiki informasi tentang Isa Al-Masih dalam Injil Allah.
Bagaimana menurut sdr, mengapa amal dicap najis oleh nabi Allah dan dianggap tidak patut menjamin seseorang masuk sorga?
~
Daniar
*****
1. Konsep amal saleh dalam Al-Qur’an adalah “rumusan” rencana kerja (kehendak) Allah tentang pengaturan kehidupan dalam upaya penyebaran Rahmat-Nya ke seluruh alam. Dengan melaksanakan amal saleh sudah dipastikan akan mendapatkan Surga yang disiapkan oleh Nya.
2. Siapa Nabi Allah yang menyebutkan amal dicap najis dan tidak dapat menjamin seseorang masuk surga?
3. Seseorang masuk surga adalah karena rahmat atau anugrah dari Allah. Manusia hanya bisa berusaha terus untuk berkeyakinan bahwa Allah akan terus memberi rahmat dalam hidupnya. Karena Muslim sangat mempercayai takdir yang sudah disuratkan oleh Allah (rukun iman ke-6).
*****
Saudara Guns,
1. Jadi yang menjamin seseorang masuk sorga, Rahmat Allah atau melakukan amal saleh?
2. Nabi Besar Allah itu adalah Nabi Yesaya. Menyampaikan sabda Allah ini: “Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin” (Kitab Besar Yesaya 64:6).
3. Sdr percaya bahwa setiap orang yang sudah berdosa membutuhkan anugerah Allah untuk keselamatan akheratnya. Namun apakah sdr yakin pasti memiliki keselamatan tersebut?
~
Daniar
~
Islam adalah agama akal sehat. Mungkinkah orang bejat, orang yang menduakan Tuhan, malah mentigakan berhak dapat rahmat? Diutusnya rasul/nabi adalah sebagai juru selamat dari kesesatan menyembah selain Allah. Sangat keliru apabila yang dimaksud dengan juru selamat itu harus mengorbankan nyawa untuk menebus manusia berdosa.
Yesaya 64 menggambarkan orang munafik yang mengharap pertolongan Allah. Amal ibadahnya hanya pencitraan sehingga seperti kain pembalut menstruasi. Segala perbuatan baik yang dilakukan pada Allah maupun pada mansuia adalah amal yang pasti dihitung Allah. Karena tujuan agama diturunkan selain utk mengenal Allah yang sebenarnya, juga untuk kasih sayang terhadap seluruh alam. Untuk mendapat rahmat Allah kita harus beramal saleh.
~
Saudara Gandhi Waluyan,
Terimakasih atas komentar saudara di atas. Juru selamat artinya ahli dalam menyelamatkan. Bagaimana menurut saudara Juru selamat dapat menyelamatkan manusia dari murka Allah karena dosa-dosanya? Lagi, menurut saudara untuk mendapatkan rahmat Allah kita harus beramal saleh. Pertanyaan kami, jadi orang yang bejat, yang menduakan Tuhan cukup beramal saleh maka akan mendapat rahmat Allah, benar begitukah?
Demikian dulu dari saya, kiranya saudara dapat memberikan penjelasannnya!
~
Daniar
~
Bisakah kita menelaah apa itu amal, apa itu amalan. Pada akar kata, amal itu perbuatan baik, dapat kita paksakan taat perintah Allah. Dalam perjalanan keselamatan, ada dua kisah dimana kasih sayang Allah tercurah oleh karena amal, seorang bernama Nuh dan seorang lainnya bernama Abraham. Kalau mengulas masalah ini sangatlah panjang, tetapi dari kedua manusia berdosa ini, Allah memandang mereka karena Iman mereka, karena Amal mereka.
Benar memang dari lahirnya, manusia memiliki hati yang jahat, tetapi tidak adakah pikiran manusia yang rindu akan Kerajaan Allah? Jika tidak ada Juru Selamat, apa yang membawa manusia kembali kepada Allah di Kerajaan Sorga?
~
Saudara Ernaldez Fyrus,
Terimakasih atas komentar saudara di atas. Sangat jelas sabda Allah yang disampaikan oleh Nabi Besar Yesaya, “Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin” (Kitab Besar Yesaya 64:6). Perbuatan baik kita, amal kita tidak dapat membawa kita kepada Allah. Manusia memerlukan Juruselamat, agar kita dapat datang kepada Allah.
Isa Al-Masih datang sebagai Juruselamat Dunia. Hanya Dia yang dapat memastikan kita masuk sorga. Inilah pengakuan-Nya “Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6). Kiranya kabar baik ini menjadi sukacita dan pengharapan baru bagi kita semua.
~
Daniar