Secara hukum diskriminasi dalam Islam dilarang. Namun masih saja lebel kafir ditujukan umat Muslim kepada orang-orang non-Muslim. Jelas ini penghinaan dan bagian dari diskriminasi, bukan? Al-Quran melarang orang Islam mengambil “orang-orang kafir” sebagai teman akrab dan wali (Qs 3:29). Juga orang Islam dilarang mengambil orang Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin (Qs 5:51). Ayat yang sama, dalam terjemahan Pickthall, Yusuf Ali, dan Shakir mengatakan tidak boleh mengambil orang Yahudi dan Kristen sebagai teman.
Benarkah Al-Quran Melarang Diskriminasi Dalam Islam?
Secara tidak langsung Al-Quran telah mengajarkan diskriminasi sesama manusia, bukan? Kristen, Yahudi, bahkan siapapun yang termasuk golongan kafir harus dijauhi orang Islam. Hal ini begitu berbeda dengan agama lain, dimana orang Kristen boleh berteman dengan orang Hindu. Dan orang Yahudi tidak dilarang menjadi teman orang Buddha.
Seharusnya, Al-Quran melarang diskriminasi dalam Islam antar sesama manusia agar kehidupan dapat terjaga rukun dan damai. Bukankah kedamaian adalah harapan semua umat beragama?
Al-Fatihah 5 – Seluruh Manusia Satu Kesatuan
M. Quraish Shihab dalam bukunya Tafsir Al-Mishab menekankan bahwa istilah “kami” dalam “ Hanya kepada-Mu kami mengabdi ” berhubungan dengan seluruh umat manusia. Beliau menulis di halaman 65: “ Kesadaran akan kebersamaan ini tidak terbatas hanya antar-sesama M uslim atau sebangsa, tetapi mencakup seluruh manusia. Kesadaran tersebut ditanamkan dalam diri setiap pribadi, atas dasar prinsip bahwa: seluruh manusia adalah satu kesatuan, “Semua kamu berasal dari Adam sedang Adam diciptakan dari tanah. ” Rasa inilah yang menghasilkan ‘ Kemanusiaan yang adil dan beradab. ’”
Bapak Shihab memang betul! Penjelasan di atas menekankan bahwa orang Islam dan Kristen tidak boleh bermusuhan satu sama yang lain. Seharusnya diskriminasi dalam Islam dan Nasrani tidak boleh terjadi karena bertentangan dengan ajaran Allah. Sangat salah jika pimpinan agama apapun mengajarkan penganutnya untuk membenci pemeluk agama lain!
Hukum Kedua dalam Kitab Allah Melarang Diskriminasi
Isa Al-Masih menekankan hukum kedua yang perlu diperhatikan pengikut-Nya ialah: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. ” Lagi Ia mengajarkan: “ Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka ” (Injil, Rasul Besar Matius 22:39 dan 7:12).
Bukankah dua ayat ini melarang diskriminasi? Bukankah dua ayat ini menjelaskan bagaimana pengikut Isa Al-Masih perlu memperhatikan dan memperlakukan orang lain?
Betapa indah dunia ini jikalau semua orang mengikuti dua perintah dari Isa Al-Masih, bukan?
Isa Al-Masih Menawarkan Keselamatan kepada “ Setiap Orang ”
Dan apakah Isa Al-Masih membuktikan bahwa Ia sangat anti diskriminasi? Injil menekankan berulangkali bahwa penyaliban adalah untuk semua orang. Perhatikanlah istilah “setiap orang” dalam ayat berikut: “ Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal [Kalimat Allah], supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal ” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).
Demikian keselamatan disediakan untuk barang siapa, yaitu setiap orang yang percaya.
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Larangan Diskriminasi Dalam Ajaran Islam dan Nasrani”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau WA/ SMS ke: 0812-8100-0718
~
Al-Quran Mengajar Diskriminasi? Secara tidak langsung Al-Quran telah mengajarkan diskriminasi sesama manusia, bukan? Kristen, Yahudi, bahkan siapapun yang termasuk golongan kafir harus dijauhi orang Islam. Hal ini begitu berbeda dengan agama lain, dimana orang Kristen boleh berteman dengan orang Hindu. Dan orang Yahudi tidak dilarang menjadi teman orang Buddha.
Kawan ku yang baik hati, bagaimana mungkin anda mengajarkan kebenaran dengan menyembunyikan dan mengaburkan kebenaran itu sendiri? Semoga Allah memberi rahmat kepada jiwa dan hatimu.
~
Maaf Sdr. Iqra, kami kurang mengerti dengan maksud komentar saudara di atas. Bila tidak keberatan, dapatkah saudara menjelaskannya kembali? Agar kami dapat menanggapinya. Demikian juga teman-teman lain yang membaca, agar mereka mengerti apa yang hendak saudara sampaikan.
Terimakasih!
~
Saodah