Orang Islam dan Kristen bisa mengalami stres. Beban hidup yang menghimpit menjadikan stres. Bagaimana cara mengatasi stres dalam Islam dan Kristen?
Manakah Penyebab Stres Anda?
Umumnya, penyebab stres adalah masalah atau beban hidup yang berat. Tentu kadar dan besarnya beban hidup tiap-tiap orang berbeda. Juga kekuatan tiap orang menanggung beban hidup tidaklah sama.
Bagi siswa-siswi, pelajaran adalah sumber stres. Apalagi jika pelajaran itu tidak disukainya.
Bagi mahasiswa tugas-tugas kuliah dan skripsi bisa menjadikannya stres. Terlebih lagi bila dosennya “killer.” Itu akan menambah tekanan dan beban hidupnya.
Bagi yang lagi pacaran, rasa cemburu atau takut diputuskan merupakan sumber stres. Bagi yang berkeluarga, masalah dengan pasangan, ekonomi, anak-anak yang nakal bisa menyebabkan stres. Bagi yang bekerja, tekanan dalam pekerjaan juga merupakan sumber stres.
Demikanlah, setiap orang memiliki penyebab stres yang berbeda-beda.
Mengingat Allah, Cara Mengatasi Stres Dalam Islam?
Guna mengatasi stres, orang melakukan kegiatan yang mengurangi beban hidup. Seperti rekreasi, nonton film, olahraga, mendatangi psikiater/psikolog dan sebagainya.
Al-Quran menuliskan “. . . carilah pertolongan, dengan berlaku Sabar dan mengerjakan Salat (Qs 2:45). Dalam surah Al-Fatihah tertulis, “hanya Kepada Engkaulah Kami Mohon Pertolongan” (Qs 1:5). H. Mochtar Husein menuliskan “Mengingat Allah (zikrullah) termasuk dapat mengatasi stres . . .” Yang termasuk zikrullah, ialah salat, membaca Al-Quran dan mengucapkan Lailaha ilallah sebanyak-banyaknya.
Benarkah mengingat Allah mengatasi stres? Sayangnya, Allah SWT tidak berjanji menyelesaikan masalah manusia.
Mengingat orang kaya tidak akan menyelesaikan masalah keuangan kita. Mengingat dokter tidak akan menyembuhkan sakit kita. Juga mengingat Allah SWT belum menyelesaikan stres kita, bukan? Kita membutuhkan pertolongan Allah, bukan ingatan tentang Dia.
Stres Anda dan Janji Isa Al-Masih
Bila sekedar mengingat Allah tidak dapat menghilangkan stres, lalu adakah cara yang paling mujarab untuk menghilangkan stres? Mari kita melihat bagaimana pandangan Isa Al-Masih akan hal itu.
Kalimatullah, Isa Al-Masih turun ke dunia untuk menolong manusia. Dia bukan saja mengetahui segala masalah manusia, terlebih memberikan solusinya.
Ketika di dunia, Isa Al-Masih menolong segala masalah manusia. Ia menemani Zakheus yang terkucilkan.
Ia menyembuhkan banyak orang sakit. Ia memberi makan orang yang kelaparan. Juga menghibur yang sedih.
Karena Isa adalah Allah, maka Ia berkuasa mengatasi semua masalah manusia. Sabda-Nya “Marilah kepada-Ku, . . . yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu ” (Injil, Rasul Besar Matius 11:28).
Stres Terberat dan Solusi Isa Al-Masih
Hal-hal jasmaniah bisa membuat kita stres. Terlebih lagi dosa-dosa kita, sebab mengakibatkan hukuman kematian kekal di nereka. Jadi dosa dan hukumannya adalah sumber stres terbesar.
Melalui penyaliban-Nya, Isa menanggung hukuman dosa itu. Ia mengampuni dosa dan menjamin hidup kekal setiap orang yang percaya kepada-Nya. Menerima Isa sebagai Tuhan, dan Juruselamat pasti beroleh kelegaan jasmani dan rohani.
[Staf Isa dan Islam – Untuk informasi lebih lanjut, silakan mendaftar untuk menerima secara cuma-cuma Buletin Mingguan “Isa dan Al-Fatihah.”]
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca:
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Cara mengatasi stres dalam Islam ialah mengingat Allah/zikrullah. Sedangkan dalam Kristen Isa Al-Masih berjanji menolong semua masalah manusia. Manakah yang terbaik? Alasannya?
- Mengapa Isa Al-Masih berjanji menyelesaikan masalah hidup manusia, namun Allah SWT tidak?
- Menurut artikel di atas, siapakah Isa Al-Masih kok berkuasa mengatasi semua masalah jasmani dan rohani (dosa dan hukumannya)?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau WA/ SMS ke: 0812-8100-0718
~
Anda salah menafsirkan tentang Al-Fatihah tersebut.
~
Saudara Oddie,
Silakan memberikan penafsiran yang benar menurut saudara!
Bagaimana menurut Sdr. Oddie, benarkah mengingat Allah mengatasi stres? Atau adakah cara lain saudara untuk mengatasi stres, apakah itu?
~
Daniar
~
Isa mati di kayu salib lalu bangkit lagi. Isa saja tidak bisa menyelamatkan nyawa diri-Nya sendiri di kayu salib, lalu bagaimana bisa menyelamatkan umat-Nya?
Kesimpulannya tidak bisa menyelesaikan stres dan masalah umat-Nya, karena menyelamatkan nyawa sendiri tidak bisa.
Isa menebus manusia berdosa dengan penyaliban. Berarti derajatnya tinggi manusia karena Tuhan yang berkorban. Apakah masuk akal Tuhan yang berkorban? Padahal Tuhan berkuasa semua makhluk di seluruh alam. Umpama anak anda salah, apakah anda akan korbankan nyawa anda untuk menebus kesalahan anak tadi? Meskipun upah dosa manusia adalah mati.
Ini belum masuk Al-fatihah dan ayat Alkitab sudah tidak bisa menyelesaikan.
~
Saudara Abraham benar, Isa Al-Masih mati di kayu salib lalu pada hari yang ke tiga bangkit.
Perlu saudara ketahui, mudah bagi Isa Al-Masih untuk menyelamatkan diri, tapi Dia tidak melakukan itu. Karena kasih-Nya bagi kita, Dia rela disalibkan untuk mati menanggung kita. Karena melalui Kematian-Nya, Dia dapat memenuhi hukum yang menuntut bahwa hukuman dosa dibayar melalui kematian.
Isa Al-Masih masih mengundang kita semua dan akan memberikan kelegaan: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku Akan memberi kelegaan kepadamu” (Injil, Rasul Besar Matius 11:28).
~
Daniar
~
Saudaraku, bagaimana mungkin seorang manusia bisa menebus dosa manusia yang lain?
Ada pertanyaan yang menggelitik saya, Yesus mati di tiang salib untuk menebus dosa manusia, imbalan besar apa yang pantas untuk para penyalib, tanpa jasa mereka, tidak mungkin Yesus sampai tersalib. Apakah kita harus bersyukur atas penyaliban itu atau apakah kita akan mengutuk para penyalib karena telah menyalib dan membunuh Tuhan?
~
Saudara Paul,
Pertanyaan yang bagus? Tentu saja orang yang berdosa tidak dapat memikul beban dosa orang lain. Sekarang silakan direnungkan baik-baik! Bagaimana bila ada orang yang tidak berdosa? Bukankah dia dapat memikul beban dosa orang lain? Pasti bisa!
Kematian Isa Al-Masih di kayu salib, adalah untuk memikul beban dosa manusia. Dia dapat melakukannya, karena Dia seorang “anak laki-laki yang suci” (Qs 19:19). Rasul Petrus menulis, “Ia [Isa] sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. . . ” (Injil, Surat I Petrus 2:24).
Kiranya berita ini menjadi pencerahan bagi saudara.
~
Daniar
~
Al-Quran adalah kitab yg tdk ada keraguan didalamnya. Sangat benar sekali bagi kami Muslim bahwa dengan mengingat Allah menjadikan hati menjadi tenang.
Dan belum paham bagi orang yg mengatakan bahwa Allah tdk menolong semua permasalahan hambanya, karena tlh disebutkan dalam Al-Baqoroh: 24 “Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah SWT amat dekat. Juga pada: Ali Imron:160, Al An’am:34, Al Anfal:9 & 62, At Taubah:88. Dan masih banyak lagi ayat yg serupa, dan ini semua berdasar Al-Quran.
Artikel disebutkan Isa bisa mengampuni dosa, Isa adalah Allah. Mohon ditunjukkan ayat Bibel yg menunjukkan hal ini.
~
Saudara Gunawan, menurut saudara dengan mengingat Allah menjadikan hati tenang. Ketenangan yang bagaimana yang saudara maksud? Apakah dengan mengingat Allah saja permasalahan saudara terselesaikan? Kita membutuhkan pertolongan Allah, bukan ingatan tentang Dia!
Silakan dibaca dan renungkan firman Tuhan berikut ini!
“Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia (Isa Al-Masih) berkuasa mengampuni dosa” (Injil, Rasul Markus 2:10). Isa Al-Masih sendiri memberitahukan bahwa diri-Nya berkuasa mengampuni dosa. Saudaraku, adakah selain Allah yang berkuasa untuk mengampuni dosa? Tidak ada bukan?
Sdr. Gunawan, dari kutipan ayat ini saja sudah jelas bukan bahwa Isa Al-Masih adalah Allah. Dengan mengatahui kebenaran ini kiranya Sdr. Gunawan mendapatkan pencerahan dari Allah. Supaya masalah terbesar saudara dapat terselesaikan, sehingga mendapatkan kelegaan.
~
Daniar
~
Kepada Admin isadanalfatihah saya mengucapkan banyak terima kasih atas ilmu yang diberikan.
Akan tetapi ketika saya stres dan mendapat masalah saya cuma bisa tawakal dan berikhtiar kepada Allah S.W.T. Alhasil semua masalah dan beban hidup saya terasa mudah untuk dilalui. Karena saya yakin setelah kesulitan itu pasti ada kemudahan.
Seperti yang ditegaskan dalam Al-Quran “Dan sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai, Maka tegaklah. Dan hanya kepada Tuhaulah hendaknya kamu berharap.
~
Saudara Syuaib,
Sama-sama Sdr. Syuaib. Kami juga berterima kasih Sdr. Syuaib sudah berbagi pengalaman dalam menghadapi masalah. Harapan kami, kita semua beroleh kelegaan jasmani dan rohani.
Dari pengalaman Sdr. Syuaib tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap persoalan kita yang membuat kita stres tidak dapat diselesaikan hanya dengan mengingat Allah tetapi kita membutuhkan pertolongan Allah. Ketika Allah memberi jalan keluar dan menyelesaikannya maka kita mengalami kelegaan. Betul tidak saudaraku?
~
Daniar
~
Kristen tidak bisa membedakan mana Tuhannya dan mana bapa jasmani nya, sama-sama dipanggil bapa.
Kristen tidak bisa bedakan mana Tuhan, mana manusia dan mana domba. Sebab semuanya dianggap sama. Kristen tidak bisa bedakan mana bapa mana anak, semuanya dianggap sama dan setara.
~
Salam saudaraku,
Terima kasih atas partisipasi saudara dalam memberikan komentar di atas.
Kami memahami bila saudara memiliki pandangan yang demikian.
Agar saudara mengerti mengapa kami memanggil Tuhan dengan sebutan “Bapa”, untuk itu baca penjelasan kami di link ini http://tinyurl.com/gmzzxop
Tentang sebutan anak mungkin yang saudara maksud adalah Isa Al-Masih, benar? Berikut ini penjelasannya http://tinyurl.com/cv9lkk9
Oh ya, menurut sdr siapakah Isa Al-Masih sehingga berkuasa mengatasi semua masalah jasmani dan rohani (dosa dan hukumannya)?
~
Daniar
~
Isa itu nabi bukan Tuhan. Silakan sdr pelajari Al-Quran insaaloh banyak kebenaran yang bisa di buktikan. Banyak penelitipun yg sudah mengakui kebenarannya mereka pun masuk Islam.
Semoga bapak bisa menemukan kebenaran yg ada pd Al-Quran, amin.
~
Saudara Yudi,
Terima kasih sudah memberikan komentar.
Kebenaran ditulis dimanapun adalah tetap kebenaran. Sdr benar Isa Al-Masih adalah nabi, tapi Dia juga adalah Tuhan. Baik dalam Kitab suci Allah maupun dalam kitab sdr kebenaran itu ditulis. Silakan pelajari dan selidiki di sini http://tinyurl.com/8abrx5t
Oh ya, bagaimana menurut sdr dengan penjelasan artikel di atas?
~
Daniar
~
Isa itu nabi bukan Tuhan, kalau anda ingin menemui kebenaran silakan pelajari Islam dg baik, atau tonton dr Zakir naik di Youtube.
~
Saudara Yanto,
Terima kasih atas masukannya. Memang Isa Al-Masih adalah nabi, namun Dia juga adalah Kalimat Allah. Kalimat Allah adalah Allah itu sendiri.
Kami sudah menemukan kebenaran dan menerimanya. Inilah kebenaran itu, “Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6). Kiranya kebenaran ini memberi pencerahan bagi sdr.
Tentang Zakir Naik sdr dapat juga baca di sini http://tinyurl.com/mm327of
~
Daniar
~
Assalamualaikum,
Menurut saya ketenangan dan kedamaian dalam jiwa itu sangatlah penting. Saat stress ketenangan dan kedamaian sangat susah untuk dirasakan. Karena yang terasa hanyalah sedih dan depresi. Dengan mengingat Allah. S. W. T dan berzikir hati terasa tenang. Hingga bisa berpikir jernih kembali.
Saat pikiran dan hati sudah merasa lebih tenang maka perasaan akan lebih baik. Dan insyaallah masalah akan terselesaikan. Karena kita sudah bisa merasakan ketenangan dan kedamaian dan berpikir bagaimana cara untuk menyelesaikan masalah tsb. Bukan menunggu pertolongan saja tetapi juga perlu usaha. Karena ketika manusia berusaha allah akan membantu.
~
Saudara Wina Meilisa,
Bila membaca komentar sdr di atas. Kelihatan sdr merasa dengan kemampuan sendiri dapat menyelesaikan masalah stres sdr. Memang mengingat Allah SWT belum menyelesaikan stres kita, bukan? Tapi kita membutuhkan pertolongan Allah, bukan ingatan tentang Dia.
Bagaimana dengan mengingat dosa-dosa sdr yang mengakibatkan hukuman kematian kekal di nereka. Apakah dengan kemampuan sdr sendiri dapat mengatasinya?
~
Daniar
*****
– Cara mengatasi stres dalam Islam ialah mengingat Allah. Sedangkan dalam Kristen Isa Al-Masih berjanji menolong semua masalah manusia. Manakah yang terbaik? Alasannya?
Kita hidup di alam manusia bukan alam ghaib, dan segalanya membutuhkan proses. Kita berdoa kepada Allah SWT: Yaa Allah hamba capek, lantas apakah Allah akan turun ke bumi hanya untuk memijat kita? Tentu tidak. Ada prosesnya, kita minta seseorang untuk memijat kita dan orang itu setuju untuk memijat kita. Artinya Allah telah menepati janjinya kepada orang yang telah ‘mengingatnya’. Allah ketuk pintu hati orang tersebut “hai manusia pijat orang itu, dia kecapek’an”. Dan selama ini saya belum pernah melihat Isa Al-Masih turun untuk memijat guru saya yang kecapek’an, padahal beliau selalu berdo’a kepada-Nya.
~
Saudara Muhammad Rivky,
Isa Al-Masih telah turun ke dunia untuk menolong manusia baik dalam masalah jasmani maupun rohani. Saat ini Dia di sorga juga masih menolong kita. Oleh sebab itu Dia masih mengundang kita untuk datang kepada-Nya apapun masalah kita. “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Injil, Rasul Besar Matius 11:28).
Kami sependapat dengan ilustrasi sdr. Allah dengan berbagai cara dapat menolong setiap masalah kita. Dengan kata lain yang menyelesaikan masalah kita adalah karena pertolongan Allah. Bukan karena mengingat Allah.
~
Daniar
~
Solusi stress adalah Isa Al-Masih, artinya bagaimana? Apa yg anda perbuat atau lakukan ketika stress? Apakah umat selain Islam tidak pernah stress karena sudah di tanggung oleh Tuhannya?
~
Saudara Hidayatullah,
Masalah jasmani bahkan dosa-dosa kita membuat kita stres. Tetapi dengan pertolongan Isa Al-Masih dapat menjadi solusi stres kita.
Melalui penyaliban-Nya, Isa menanggung hukuman dosa kita. Ia mengampuni dosa dan menjamin hidup kekal setiap orang yang percaya kepada-Nya. Bukankah ini menjadi kedamaian dan sukacita kita yang sejati.
~
Daniar
~
Ini permasalahannya, kalian tahu kalau Allah itu maha penolong. Bukti ribuan ayat Al-Quran tentang pertolongan Allah buat umat manusia. Sabar dzikir itu amalan yang dicintai oleh Allah. Makanya Allah perintahkan shalat, dzikir, dan sabar.
Ibarat seorang ayah melihat anaknya melakukan apa yang dia senangi. Bapa itu akan memberikan sesuatu yang anaknya senangi. Maka Allah pasti akan menolong manusia dari kesulitan dengan jalan yang Allah kehendaki, bahkan dari jalan yang tidak diduga pertolongannya.
Masih banyak lagi yang lainnya. Karena Allah itu maha kuasa, Allah itu maha penyayang.
~
Saudara Budi,
Mungkin sdr dapat menjelaskan dan sebutkan salah satu tentang janji Allah menyelesaikan masalah manusia dalam kitab sdr!
Memang Allah maha penolong, maha kuasa, dan maha pengasih. Namun, seperti yang sdr sebutkan bahwa shalat, dzikir, dan sabar adalah perintah Allah. Bukan janji Allah menyelesaikan masalah manusia, bukan? Sedangkan ketika manusia menghadapai masalah, manusia membutuhkah pertolongan Allah, bukan?
~
Daniar
~
“…Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu” (Qs 65:2-3).
~
Saudara Anda Stress,
Permasalahannya dapatkah seseorang dengan sempurna melakukan perintah dan larangan-Nya, tidak bukan? Karena manusia cenderung berdosa.
Tetapi janji Isa Al-Masih jelas. Sabda-Nya “Marilah kepada-Ku, . . . yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Injil, Rasul Besar Matius 11:28). Setiap orang yang mau mempercayakan permasalahannya kepada Isa Al-Masih, maka Dia akan memberikan solusinya.
~
Daniar
*****
1. Stress adalah bentuk kejadian dalam kehidupan manusia yang tidak berbahagia. Dzikir (mengingat) Allah adalah cara untuk mengembalikan kesadaran, jiwa, fikiran agar kembali kepada dzat yang maha memiliki segalanya.
2. Silakan baca surat Luqman ayat 22.
3. Rosulullah Isa ‘alaihi salam adalah rosul (utusan) Allah, yang dikuasakan/diberikan mujizat. Diberikan pengertian tentang siapa diri dan siapa Tuhannya. Menjalankan tugas sebagai manusia yang merahmati seluruh alam.
*****
Saudara Asep Sulaiman,
1. Lantas apakah dengan mengingat Allah permasalahan sdr selesai?
2. Mungkin sdr dapat menjelaskan manakah dalam ayat itu yang menunjukkan janji Allah menyelesaikan masalah manusia?
3. Kuasa Isa Al-Masih bukan hanya menyembukhan sakit penyakit, menghidupkan orang mati. Tetapi Isa Al-Masih juga berkuasa mengampuni dosa dan menjamin hidup kekal kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya. Karena Dia lebih dari utusan, Dia Kalimat Allah. Kalimat Allah kekal yaitu Allah itu sendiri.
“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah” (Injil, Rasuk Besar Yohanes 1:1).
~
Daniar
1.setelah mengingat Tuhan hati kita menjadi tenang, di situlah Tuhan berperan sehingga selalu ada jalan keluar dlm setiap permasalahan hidup, klo mau lengkap kesaksian dari saya silahkan hubungi email saya [email protected]
2.pada kalimat “hanya kepada Alloh lah kesudahan segala urusan”
3.apakah anda sdh merasakan kuasa Tuhan yg terdapat pada diri anda??apa contohnya?
*****
Sdr. Asep Sulaiman,
1) Bagaimana dengan orang yang belum berdzikir, apakah Allah memberikan jalan keluar baginya? Bagaimana Anda menghayati sifat Allah “Maha Penyayang”? Jika pertolongan-Nya diberikan setelah kita menyebut nama-Nya, apa bedanya dengan kasih sayang manusia yang terbatas? Lalu di mana letak Maha-Nya?
2) Qs 31:22 menyebutkan: “… sedang dia orang yang berbuat kebaikan”. Artinya, orang yang berbuat baik akan Allah tolong, bukan? Bagaimana dengan yang gagal berbuat baik, maukah Allah menolong? Mari bandingkan perbedaannya dengan pertolongan Isa Al-Masih: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku [Isa] datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa” (Injil Markus 2:17). Itu sebabnya “… Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus [Al-Masih] telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (Surat Roma 5:8) supaya masalah terbesar kita yaitu ikatan dosa, teratasi.
3) Kuasa Pengampunan Isa Al-Masih membebaskan kami dari ketakutan terbesar, yaitu murka Allah di hari penghakiman (Injil Yohanes 3:18 dan 5:24). Juga menolong kami membedakan manakah yang bukan kehendak Allah dan menguatkan kami melakukan kehendak-Nya. Bagaimana dengan Anda, sudahkah Anda mengalami kemerdekaan sejati, bebas dari murka Allah?
~
Yuli
~
Yuli,
1) Nah, justru itulah tugas kita sebagai manusia saling mengingatkan sebagai salah satu wujud kasih sayang diantara sesama.
2) Konteks ayat itu adalah sistem atau cara. Konteks pertama “berserah diri” adalah hubungan pribadi antara Tuhan dan manusia. Konteks kedua “berbuat kebaikan” adalah hubungan sosial antara manusia dengan manusia. Jadi lengkap bukan? Selain obat lahir juga batin. Orang yang belum berbuat baik bukan berarti dia tidak akan berbuat baik, bukan?Dengan menjalin kasih sayang, itu pun akan menjadi kebaikan.
Firman Yesus tersebut sebetulnya sindiran untuk orang-orang yang mengaku dirinya paling benar. Hanya orang yang mau mengakui kesalahannya, dia akan kembali kepada Allah.
~
Sdr. Asep Sulaiman,
1) Anda belum menjawab pertanyaan kami. Apakah dengan jalan dzikir Allah baru mau memberikan pertolongan? Dengan kata lain, apakah orang yang tidak berdzikir tidak akan mendapatkan pertolongan Allah?
2) Dengan demikian, ayat tsb menyatakan pertolongan Allah hanya diberikan kepada orang yang benar saja (“berserah diri” dan “berbuat kebaikan”), bukan? Faktanya, tidak ada orang yang bisa melakukan keduanya dengan benar. Di samping itu, justru orang yang tidak benar-lah yang paling membutuhkan pertolongan sebab ia tidak bisa menolong dirinya sendiri. Jadi jika mengikuti ayat tsb, tentu tidak satu orang pun mendapatkan pertolongan Allah, bukan?
Tentang firman Yesus dalam Injil Markus 2:17, bagaimana Anda memandang diri sendiri? Jika merasa diri orang berdosa, bukankah ini saatnya untuk datang menyerahkan diri kepada Yesus, Allah Sang Firman yang berkuasa menyembuhkan keberdosaan kita?
~
Yuli
~
Yuli,
Jika memang anda sudah yakin tidak ada murka, beranikah Anda meminta datangnya kematian kepada Anda? Juga apabila Anda telah mengetahui kehendak Tuhan, apakah tulisan Anda wujud implementasi kehendak Tuhan? Silakan dijawab dulu. Maaf jika kalimat ini kurang berkenan di hati Anda.
~
Sdr. Asep Sulaiman,
Baik mati saat ini ataupun esok, bukan menjadi hal yang menakutkan bagi setiap orang yang telah Allah ampuni dosanya lewat karya pengorbanan Yesus (Isa Al-Masih). Justru kematian adalah hari yang membahagiakan karena kepastiannya jelas, bersama Allah selamanya di sorga.
Kehendak Tuhan jelas, yaitu: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal {Isa Al-Masih], supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Injil Yohanes 3:16). Itu sebabnya dengan penuh syukur kami sambut pertolongan Allah di dalam Isa Al-Masih yang rela berkorban bagi kami, orang-orang berdosa. Nah, ketika kabar baik dari Allah ini tidak hanya kami simpan bagi diri sendiri, melainkan juga kami teruskan kepada sebanyak mungkin orang, bagaimana menurut Anda? Apakah kami tidak sedang mengimplementasikan kehendak Tuhan?
~
Yuli
~
Yesus bukan Tuhan dia hanya seorang nabi. Matius 21:11, “Dan orang banyak itu menyahut: “Inilah nabi Yesus dari Nazaret di Galilea.”
~
Rafik,
Memang orang-orang Israel pada masa itu ada yang menganggap Isa Al-Masih adalah nabi. Sesungguhnya Isa Al-Masih lebih dari sekedar nabi. Itu sebabnya, diperlukan sikap jujur untuk membaca Injil secara menyeluruh dan tidak hanya mengutip satu ayat kemudian membuat kesimpulan. Saya kira kesimpulan dari satu ayat terlalu naif. Sebab banyak ayat dalam Injil yang membuktikan Isa Al-Masih adalah Tuhan.
Misal, Isa Al-Masih berfirman: “Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan” (Injil, Rasul Besar Yohanes 13:13). Kalau boleh tahu, mengapa Anda tidak mengutip ayat ini juga? Bukankah ini firman Isa Al-Masih? Bagaimana?
~
Solihin
~
Shellabear 2011 (2011), “Kamu menyebut Aku Guru dan Junjungan. Memang demikianlah adanya, karena Akulah Guru dan Junjungan.” Inilah penafsiran yang tepat.
~
Rafik,
Saya senang Anda mengutip ayat tersebut. Ayat tersebut menjelaskan bahwa Isa Al-Masih adalah Tuhan. Bukankah ayat itu menegaskan bahwa Isa Al-Masih adalah Junjungan? Jika Isa Al-Masih adalah Junjungan, maka hanya Isa Al-Masih yang dapat menolong manusia lepas dari stres. Lagi pula, ayat itu bukan penafsiran, melainkan penegasan bahwa Isa Al-Masih adalah Tuhan. Saya bertanya kepada Anda. Apakah zikir dapat menghilangkan stres? Mengapa?
~
Solihin
~
Jadi, inti dari artikel ini adalah:
– Jika kita percaya kepada Yesus dan menerimanya sebagai juru selamat, kita bisa berbuat dosa sesuka hati, tanpa beban, bebas, karena dosa kita sudah ditebus melalui penyaliban.
– Para penyalib tentu adalah para santo, karena mereka menggenapkan nubuat penyaliban Yesus. Tanpa mereka, penyaliban Yesus tidak akan tergenapi.
~
Anya,
Menarik sekali pernyataan Anda di atas. Isa Al-Masih tidak pernah mengajarkan untuk berbuat dosa sesuka hati. Saya kira kesimpulan demikian adalah kesimpulan yang dibuat-buat dan rasa stres karena tidak ada solusi dari Allah SWT untuk bebas dari neraka. Berbuat dosa sesuka hati melanggar kesucian Allah. Sebaliknya, setiap orang yang telah menerima rahmat keselamatan dari Isa Al-Masih perlu menyayangi Allah dan sesama seperti diri sendiri (Injil, Rasul Markus 12:30-31).
Anda pasti ingin bebas dari neraka. Jika Anda mengalami kebingungan tentang nasib Anda di akhirat, kepada siapa Anda meminta pertolongan? Apakah Allah SWT memberikan jaminan pasti masuk sorga? Mengapa Allah SWT tidak memberikan jaminan pasti masuk sorga? Mohon pencerahan.
~
Solihin