Pernahkah Anda membenci seseorang? Mempunyai rasa benci, mungkin terhadap teman, tetangga atau orang adalah hal yang umum terjadi. Bermacam-macam alasan yang dilontarkan ketika seseorang mengungkapkan kebenciannya. Sungguh aneh, jika seseorang membenci sesamanya tanpa alasan, bukan?
Islam Membenci Yahudi?
Terjemahan ayat Al-Quran Qs 1:7 berbunyi, “. . . , bukan (jalan) mereka yang dimurkai (orang Yahudi) . . . . .” Penambahan kata “orang Yahudi” dalam kurung sering ditemui dalam Al-Quran. Anehnya, kata ini muncul ketika Al-Quran menjelaskan tentang sesuatu yang negatif.
Apakah Islam begitu membenci Yahudi, sehingga penterjemah Al-Quran dengan mudahnya menambahkan kata “orang Yahudi” dalam ayat-ayat Al-Quran?
Tafsir M.Q. Shibab, Pakar Islam Indonesia, untuk Qs 1:7
Bapak M.Q. Shihab menuliskan, “Tentang siapakah al-maghdhub ‘alaihim, ayat ini tidak menjelaskan.” Lagi, “Dalam ayat ke tujuh surah Al-Fatihah ini, tidak dijelaskan siapa yang dimurkai Tuhan itu” (Tafsir al-Mishbah, hal. 87, 88).
Jika demikian, bagaimana penterjemah Al-Quran dapat menulis dalam terjemahan bahwa yang dimurkai ialah orang Yahudi?! Kita tidak boleh memaksa mengatakan ayat-ayat yang tidak dikatakan dalam ayat. Penterjemah hanya bertugas menerjemahkan, bukan menambah kata!
Selain itu, menambahkan kata “orang Yahudi” dalam konteks ayat ini, hanya menghasut umat membenci sesamanya.
Allah Mengasihi Semua Bangsa
Allah tidak pernah membenci satu bangsa atau melebihkan satu bangsa di antara bangsa-bangsa lain. Demikian juga dengan bangsa Yahudi dan Arab. Allah memandang mereka sama. Sebagaimana Allah juga sama dalam melihat bangsa Indonesia.
Isa Al-Masih menekankan hukum kedua pada murid-murid-Nya, “Kasihlah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Injil, Rasul Besar Matius 22:39). Hukum ini perlu ditaati setiap insan di dunia. Jelas tidak ada manfaat ketika Anda menyimpan kebencian. Mintalah Kalimat Allah [Isa Al-Masih] membersihkan hati Anda dari rasa benci yang tertanam, karena Dia penuh kasih.
Inilah undangan Isa Al-Masih bagi Anda, “Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu” (Injil, Rasul Besar Yohanes 15:9).
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap komentar yang diberikan hanya menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
1. Menurut saudara, apakah alasan penterjemah Al-Quran menambah kata “orang Yahudi” pada ayat-ayat tertentu di Al-Quran?
2. Menurut saudara, siapakah sebenarnya yang membenci Yahudi, Islam atau Allah?
3. Sebagai seorang Muslim yang mengimani Al-Quran wahyu Allah, setujukah saudara bila penterjemah Al-Quran menambah kata pada ayat yang diterjemahkannya? Sebutkan alasan saudara!
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, baik dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi “tanda *****” pada komentar-komentar yang kami merasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas.
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718
~
Jika kita melihat sejarah Alkitab orang Yahudi adalah umat pilihan Allah. Memang orang-orang Yahudi adalah orang yang tegar tengkuk dan sombong.
Dan orang Yahudi pun yang memerintahkan menyalib Yesus, tapi coba lihat? Para pengikut Kristus tidak bersumpah serapah dan membenci orang-orang Yahudi sampai sekarang. Justru para Muslim yang sangat membenci orang Yahudi sungguh aneh bukan?
Di sinilah bedanya arti anugerah keselamatan dan yang belum mendapatkan anugerah keselamatan. Orang yang belum mendapatkan anugerah keselamatan pasti hatinya terus membenci dan menolak. Tidak ada kasih.
~
Saudara Baron,
Terima kasih untuk komentar yang sudah saudara berikan. Semoga apa yang saudara jelaskan di atas dapat menjadi satu pencerahan bagi teman-teman yang belum mengerti tentang kasih Allah terhadap keselamatan manusia.
Sebuah ayat Kitab Suci yang menunjukkan bahwa puncak kasih Allah dinyatakan melalui kematian Isa Al-Masih di kayu salib.
“Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (Injil, Surat Roma 5:8).
~
Slamet
~
Menurut hemat saya seharusnya kitab yang dianggap suci tentunya tidak mengajarkan kebencian. Kalau ternyata ada Kitab Suci yang isinya mengajarkan kebencian, itu perlu dipertanyakan kesuciannya.
~
Kitab Suci Injil menyatakan bahwa Allah itu kasih. Allah tidak pernah membenci satu bangsa dan melebihkan satu bangsa di antara bangsa-bangsa lain. Bahkan Allah juga mengasihi manusia yang dianggap kafir.
Karena kasih-Nya kepada semua orang, maka sejak semula Allah telah merencanakan keselamatan bagi orang berdosa. Dan puncak rencana keselamatan Allah dilakukan dengan jalan memberikan Anak-Nya, yaitu Isa Al-Masih.
Dan melalui kematian Anak-Nya di atas kayu salib ini, Allah telah menganugerahkan jalan keselamatan kepada dunia. Supaya di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang sanggup menyelamatkan manusia dari dosa.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”( Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).
~
Slamet
~
Menurut hemat saya anda hanya membaca hanya sebagian ayat Al-Quran. Coba anda baca Qs 2:62, “Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”
~
Kalau kita membaca ayat yang tertulis dalam Qs 2:62, memang kesannya Allah tidak membeda-bedakan antara umat Muslim dan non Muslim.
Namun dalam ayat Al-Quran lainnya ternyata Allah melaknat atau mengutuki orang Yahudi. Bahkan sebagian diantara mereka akan dijadikan kera dan babi oleh Allah.
“Katakanlah: “Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu di sisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut?” Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus” (Qs 5:60).
Allah Al-Quran sangat berbeda dengan Allah dalam Alkitab, Allah Alkitab sangat mengasihi orang berdosa. Dia juga menghendaki semua orang berdosa agar diselamatkan.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).
~
Slamet
~
Allah membenci dan melaknat orang yang tidak menyembah selain nama-nya (Allah ) hanya Islam lah yang menyembah atas nama Allah.Islam tidak pernah menyembah selain Allah.
~
Allah dalam Islam memang minta disembah, disanjung dan dipuja oleh umatnya. Dan dia akan memberi kutukan kepada kepada orang yang tidak tunduk kepadanya.
Ini sangat berbeda dengan Bapa di sorga, Dia sangat mengasihi orang berdosa. Sehingga Dia rela mengirimkan Isa Al-Masih mati disalib untuk menyelamatkan orang berdosa dari hukuman kekal di neraka.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).
~
Slamet
~
Bukankah Yesus disalib oleh orang Yahudi?
Ketika Tuhan anda disalib oleh orang Yahudi, apakah anda tidak marah? Atau tidak membenci orang Yahudi?
Contoh : Seandainya anda mempunyai anak perempuan dan anak perempuan anda di perkosa. Apakah anda marah? Saya rasa anda tahu jawabannya.
~
Isa Al-Masih tidak disalib oleh orang Yahudi melainkan oleh prajurit Romawi.
Dan kematian Isa di kayu salib itu bukanlah sesuatu tanda kekalahan, tetapi justru kemenangan.
Penderitaan dan wafat-Nya itu memang merupakan suatu ‘kebodohan’ menurut hikmat manusia, tetapi merupakan ‘kemenangan’ menurut hikmat Allah
“Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah” (Injil, Surat 1 Korintus 1:18).
Jadi bahwa Isa Al-Masih menyerahkan nyawa-Nya bukan karena Ia ‘kalah dengan prajurit Romawi‘. Dia memang dengan kehendak bebas-Nya menyerahkan nyawa-Nya kepada orang-orang berdosa. Agar dengan demikian Dia dapat menjadi korban penebusan dosa umat manusia.
~
Slamet
~
Umat Islam benci terhadap kaum Yahudi karena mereka salah menyembah Tuhan. Dan mereka merasa mampu untuk hidup tanpa ada rahmat dari Tuhan.
Kaum Yahudi telah menyiksa dan menyalib Isa, tetapi kaum-Nya Nabi Isa malah membela kaum Yahudi .
Ketika Nabi Isa berada di dunia, kaum-Nya sangat cinta akan diri-Nya sebagai pemuka agama. Tetapi sampai sekarang Yahudi dan Kristen memusuhi untuk merusak agama Islam. Semoga umat nabi isa yang sejati sadar siapa Isa yang sebenarnya.
~
Isa Al-Masih mengajarkan agar para pengikut-Nya tidak menghakimi orang lain.
“Janganlah kamu menghakimi orang lain supaya Allah tidak menghakimimu” (Injil, Rasul Besar Matius 7:1).
Dia juga tidak mengajarkan agar umat Kristen untuk membenci umat Muslim, melainkan mengasihinya. Bahkan ketika gereja dibakar dan pendetanya dibunuh, umat Kristen tidak membalasnya
“Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu , berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu”(Injil, Rasul Besar Matius 6:27).
~
Slamet
~
Ini berasal dari sabda rasulullah.
Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam bersabda dalam menerangkan firman Allah Ta’ala,َ “ (Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat” (QS. Al-fatihah: 7)
“Yahudi adalah orang yang dimurkai, sedangkan Nashrani adalah orang yang sesat” (HR. al-Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al-Albani).
~
Walau pun Isa Al-Masih sangat membenci dosa namun Dia tidak pernah membenci orang berdosa. Dia sangat mengasihi orang berdosa.
Sekalipun Isa Al-Masih tidak pernah melakukan dosa, Dia tidak pernah menjauhi orang berdosa. Sikap-Nya ini bertentangan dengan sikap para pemimpin agama yang bersikap menjauhi orang yang dianggap berdosa.
Oleh karena itu, sangatlah tepat kalau Kitab Suci Isa Al-Masih disebut sebagai Sahabat Orang Berdosa.
Bahkan Isa Al-Masih bersedia mati untuk menyelamatkan orang-orang berdosa.
“Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (Injil, Surat Roma 5:8).
Bersediakah saudara membuka hati untuk menerima kasih Allah ini?
~
Slamet
~
Jawaban pertanyaan 1:
Menambah atau mengurangi teks Al-Quran bukan standar metode perlakuan terhadap Al-Quran. Semua tafsir tentang Al-Quran harus ditulis tersendiri dan terpisah dari teks aslinya. Motifnya kemungkinan prasangka rasial.
Tapi sekali lagi, cara semacam ini tidak standar dalam memperlakukan Al-Quran. Hal ini bisa dikonfirmasi kepada ahlinya, misalnya Bapak Q. Shihab atau bisa dilaporkan ke Departemen Agama.
~
Tentunya ayat-ayat dalam Kitab Suci Allah, tidak boleh diubah atau ditafsirkan secara sembarangan termasuk oleh nabi-nabi Allah.
Allah akan melimpahkan murka-Nya terhadap orang-orang yang berani menambah atau mengurangi Firman-Nya.
“Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia” (Injil, Surat Galatia 1:8).
Namun tanpa rasa takut akan menerima hukuman Allah, Nabi Muhammad dalam hadits menjelaskan bahwa orang-orang yang dimurkai Allah dalam Qs 1:7 adalah orang Yahudi dan Nasrani.
“Yahudi adalah orang yang dimurkai, sedangkan Nashrani adalah orang yang sesat” (HR. al-Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al-Albani).
~
Slamet
~
Pertanyaan 2:
Sikap mencela perbuatan kaum Yahudi sudah ada di kitab Perjanjian Lama. Lihat sikap Allah swt saat Bani Israel menyembah sapi betina kala Musa as bermunajat untuk menerima 10 perintah Allah swt.
Umat Islam, berdasarkan Al Qur’an, diwajibkan berpihak 100% kepada Isa as (tanpa reserve sedikitpun) saat beliau mendapat tantangan keras dari Bani Israel. Bukankah Ishak as, Yakub as, Yusuf as … hingga Bunda Maryam dan Isa Al Masih semuanya Yahudi? Umat Islam wajib mengimani dan meneladani mereka.
Jadi Islam memisahkan antara orang Yahudi yang jelas ingkar pada Allah swt dan yang tidak setia pada perintah-Nya.
~
Dalam Kitab Taurat, kita mengetahui bahwa bangsa Israel, tidak taat kepada Firman Allah. Bahkan Allah menyebut mereka dengan sebutan bangsa yang tegar tengkuk.
“Sebab Aku tidak akan berjalan di tengah-tengahmu, karena engkau ini bangsa yang tegar tengkuk” (Taurat, Kitab Keluaran 33:3)
Namun demikian bangsa Israel adalah bangsa pilihan Allah, karena nenek moyang mereka.“Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau” (Taurat, Kitab Kejadian 12:3).
Isa Al-Masih mengajarkan kepada pengikut-Nya, untuk tidak membenci sesamanya melainkan memberkati. “Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu” (Injil, Rasul Lukas 6:27-28).
~
Slamet
~
Pertanyaan 3:
Saya ikut metode standar dan lazim (umum) yang sudah digunakan sejak berabad-abad digunakan untuk memperlakukan Al-Quran bahwa semua komentar, catatan dan tafsir harus berada di luar teks asli.
Hukumnya sangat berat bagi orang yang mengubah ayat Al-Quran, baik menambah atau mengurangi. Di Al-Quran bahkan ada ayat yang secara khusus menekankan bagaimana memperlakukan kitab ini dan apa yang akan diterima bagi yang coba-coba mengubahnya.
Ayat inilah yang dijadikan dasar bagi metodologi tafsir, komentar atau catatan terhadap ayat-ayat Al-Quran yang kemudian menjadi cabang keilmuan tersendiri dalam studi Islam dan Al-Quran.
~
Saudara Udhien Sumardha,
Kami setuju dengan saudara bahwa Allah akan menghukum orang yang berani menambah atau mengurangi Firman-Nya.
“Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini” (Injil, Kitab Wahyu 22:18-19).
Demikian juga hal nya dengan menafsirkan Kitab Suci Allah, “Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri,sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah” (Injil, Surat 2 Petrus 1:20-21).
~
Slamet
~
Pembaca Yang Terhormat,
Kami sampaikan terima kasih atas kesediaan saudara mengunjungi situs kami dan juga memberikan komentar. Namun maaf, dengan terpaksa kami harus menghapus komentar-komentar saudara karena tidak sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan.
Saran kami, sebelum saudara memberi komentar, kiranya saudara dapat membaca aturan yang telah kami taruh di bawah setiap artikel yang ada. Untuk lebih jelasnya, dibawah ini kami tuliskan kembali aturan tersebut.
Pedoman wajib untuk memasukkan komentar:
1. Tidak boleh memakai lebih dari satu kolom komentar.
2. Pertanyaan/masukan harus berhubungan dengan uraian diatas.
3. Sebaiknya satu atau dua pertanyaan dalam satu kolom komentar.
4. Hanya menggunakan bahasa Indonesia yang umum dan dimengerti semua orang.
5. Tidak memakai singkatan-singkatan, misalnya yg, dlm, sdh, tdk, dlsbgnya.
6. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
7. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk atau pun info lainnya seperti terbeban untuk melayani umat Muslim. Kami persilakan saudara mengirim email ke: [email protected]
Demikian kiranya saudara dapat memakhlumi.
~
Slamet
~
1. Alasan penerjemah untuk menambahkan kata Yahudi pada ayat-ayat tertentu adalah untuk memperjelas kepada kami siapa yang bangsa yang dimaksud dalam ayat tersebut. Dalam bahasa arab disebut kaum Bani Israel, sedangkan kaum Bani Israel yang sekarang adalah Orang-orang yang berasal dari Negara Israel yang beragama Yahudi, karena di Wilayah merekalah kebanyakan nabi-nabi diutus.
2. Yang membenci Yahudi bukan Islam ataupun Allah. Dalam Surat Al-Isra (Bani Israel, Allah melaknat kaum Bani Israel (Yahudi) yang berbuat Zalim. Allah telah meninggikan kaum Bani Israel diatas bangsa lain, tetapi mereka tidak mematuhi perintah Tuhannya dan mereka menyombongkan diri, bahkan sampai mereka membunuh nabi mereka sendiri (Isa Al-Masih) tetapi Allah telah menyelamatkan Isa dan mengangkatnya ke langit.
~
Salam Sdr. Hajjah Indo,
Benar bahwa bangsa Israel adalah bangsa yang sulit untuk mengalami pertobatan. Mereka menolak Isa Al-Masih yang aadlah Juruselamat bagi mereka. Mereka beranggapan juruselamat adalah orang yang akan menyelamatkan mereka dari penjajahan romawi.
Tetapi Allah tidak pernah tertarik dengan hal-hal duniawi. Dia datang untuk memberikan kebebasan atas dosa.
~
Salma
~
Allah itu Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Lalu mengapa ada ayat yang Dia turunkan pada satu kitab yang mengajarkan kebencian pada suatu umat/bangsa. Sungguh aneh dan ajaib. Jadi dapat saya simpulkan bahwa sesungguhnya dia adalah iblis (bapa segalah pemecah belah, penghasut dan pembunuh) yang mengaku-ngaku/mengklaim diri sebagai allah. Waspadalah…waspadalah..saudaraku.
~
Salam Sdr. jaka,
Tgepat sekali. Tentu kasih adalah ajaran Allah yang harus ditaati oleh para pengikutnya, bukan? Kash bukan karena orang baik kepada kita, tetapi orang yang berbuat jahat pun harus kita kasihi. Setidaknya inilah ajaran Isa Al-Masih.
Menjadi pertanyaan ialah, mungkinkah Allah yang telah memilih bangsa Israel kemudian memerintahkan bangsa-bangsa lain untuk membenci bangsa ini?
Sementara dalam Kitab Taurat, Kejadian 12:2 mengatakan “Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat”.
~
Salma
~
Ini memang sudah digariskan. Jangan kita bicara Isa, bicaralah sejak awal keturunan Abraham Ishak dan Ismael. Dan di situ barulah terlihat kebencian keturunan Ismael.
~
Apa Anda tidak pernah membaca kitab suci anda sendiri?
Matius 23:37 “Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya.” Kalau utusan Tuhan dibunuh apa, Tuhan tidak murka?
Kutukan Yesus sang utusan Tuhan kepada Israel ini, apa tidak mengisyaratkan kemurkaan?
Matius 23:38: “Lihatlah rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi.”
~
Saudara Xucinxgaronx,
Menurut kami dalam ayat-ayat di atas tidak ada perkataan Yesus Kristus mengutuk dan murka kepada Yerusalem.
Atau, mungkin Sdr. Xucinxgaronx dapat menjelaskan maksud ayat di atas? Sehingga kami dan pembaca lain menjadi mengerti, mengapa ayat tersebut saudara sebut sebagai kutukan dari Yesus kepada Yerusalem.
~
Endang
~
Saya tidak mengerti, kenapa Islam membenci Yahudi. Padahal nabi-nabi sebelum Muhammad adalah orang dari kalangan Yahudi.
~
Sdr. Atha,
Menurut kami, alasan orang Islam membenci Yahudi karena memang hal tersebut sangat jelas dituliskan dalam Al-Quran. Al-Quran secara jelas memberi gambaran bahwa bangsa Yahudi adalah bangsa yang mempunyai tabiat buruk dan sangat keras permusuhannya terhadap umat Muslim. Al-Quran sama sekali tidak memaparkan sisi baik dari bangsa Yahudi. Sehingga tidak salah bila umat Muslim begitu membenci bangsa Yahudi. Karena yang diajarkan oleh pemimpin agama mereka hanya sisi buruk dari bangsa tersebut.
Mungkin alasan lain adalah karena bangsa Yahudi tidak mengakui kenabian Muhammad? Semoga ada teman-teman Muslim yang membaca pertanyaan sdr, dapat memberikan penjelasan.
~
Saodah
~
Saya mau tanya, apakah Injil adalah kitab yang benar-benar suci? Dan adakah surah atau apa yang menjelaskan bahwa Injil tidak dirubah oleh manusia?
Mengapa di dalam Kristen ada Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama? Apakah itu tidak dibelokan/dirubah oleh manusia?
~
Saudara Abdurrozak,
Kami maklum dengan pertanyaaan sdr di atas. Pertanyaan serupa sering dilontarkan oleh teman-teman Islam. Kami sendiri tidak tahu mengapa orang Islam mengklaim Injil sudah tidak asli. Padahal mereka tidak pernah membaca Kitab Suci Injil. Baik itu yang katanya Injil asli, maupun Injil yang ada saat ini.
Sdr. Abdurrozak, menurut sdr, bila Injil sudah dirobah oleh manusia, mungkinkah Al-Quran akan berkata “Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa” (Qs 5:46)?
Bagaimana menurut Sdr. Abdurrozak tentang pernyataan Al-Quran di atas terhadap Kitab Suci Injil?
Jawaban untuk pertanyaaan sdr yang kedua, silakan membaca penjelasan kami pada artikel ini: http://tinyurl.com/cwt5kny.
~
Saodah
~
Menurut yang saya tahu, Islam tidak dibenarkan membenci siapapun, bahkan hewan sekalipun, apalagi manusia. Banyak kisah-kisah para sahabat yang justru membela umat Yahudi dari kesalah-pahaman oknum umat Islam. Dalam Islam, yang membuat seseorang itu mulia di mata Tuhan adalah amal, kebajikan dan perbuatannya (perbuatan yang menguntungkan dan menyenangkan orang lain) bukan suku bangsa.
Setau saya, tidak dibenarkan seseorang membenci mahluk ciptaan Tuhan, karena membenci ciptaan sama dengan membenci pencipta-Nya.
~
Kami setuju dengan pendapat sdr Hery di atas. Memang sudah seharusnya setiap umat manusia saling mengasihi satu sama lain. Sebagaimana Yesus berkata, “Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini” (Injil, Rasul Markus 12:31).
Tapi sepertinya apa yang sdr katakan di atas justru terbalik dengan ajaran Islam yang terdapat dalam Al-Quran. Bukankah agama Islam mengajarkan bahwa membunuh non-Islam dibenarkan? Dan setahu kami, salah satu cara terbaik agar masuk sorga (selain berdasarkan banyak amal) adalah dengan mati berperang melawan non-Islam.
Bagaimana pandangan Sdr. Hery akan hal tersebut?
~
Saodah
~
Tidak ada satupun ajaran Islam yang mengajarkan membunuh. Itu hanya persepsi orang-orang yang tidak mengerti Islam.
~
Sdr. Hery,
Benarkah dalam ajaran Islam tidak ada yang mengajarkan untuk membunuh? Bagaimana sdr menjelaskan tentang ayat-ayat berikut ini:
“Dan bunuhlah mereka (orang-orang kafir) dimana saja kamu jumpai mereka . . . . “ (Qs 2:191).
“Maka berperanglah kamu pada jalan Allah . . . Kobarkanlah semangat para mukmin (untuk berperang). . .” (Qs. 4:84).
“Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah . . . dan tidak beragama dengan agama yang benar (Islam) . . . “ (Qs. 9:29).
“Apabila sudah habis bulan-bulan Haram maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka . . . “ (Qs 9:5).
“. . . berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. . .” (Qs. 9:73).
Atau, lebih jelasnya silakan membaca artikel berikut ini: http://tinyurl.com/nshf2p8.
~
Saodah
~
Sayangnya kalau saya mampu menjawab tuduhan Anda, Anda dengan mudahnya menghapus jawaban saya. Anda memang sengaja mengkondisikan Islam tampak buruk di mata Anda.
Padahal pada kenyataannya agama andalah yang secara massif melakukan pembunuhan dari dahulu kala hingga sekarang. Mulai dari perbudakan bangsa kulit hitam sampai pembunuhan pada negara jajahan tidakkah Anda mempelajari sejarah? Islam adalah agama yang penuh damai.
~
Saudara Hery,
Sdr cukup memberi penjelasan tentang ayat yang saya tanyakan di atas. Bukankah sdr ingin berdiskusi dengan kami?
Tentang penjajahan di Indonesia maupun negara-negara lain, seyogyanya sdr dapat membedakan mana ajaran agama, dan mana kepentingan politik. Kami yakin sdr adalah orang yang pintar dan dapat membedakan kedua hal tersebut. Sebagaimana sdr akan menolak bila kami berkata kekejaman yang dilakukan ISIS adalah ajaran agama Islam.
~
Saodah
~
Musuh terbesar orang Islam adalah hawa nafsu. Jadi musuh yang dimaksud pada ayat yang Anda kutif adalah membunuh hawa nafsu (orang kafir) yang ada pada diri sendiri bukan orang lain. Islam sangat melarang membunuh manusia.
“Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya” (Qs Al Maidah: 32).
Jadi jelas Islam sangat cinta damai. Semoga anda juga fair tidak mengkait-kaitkan Islam dengan terorisme yang sarat kepentingan politik.
~
Saudara Hery,
Bukan kami yang mengkaitkan Islam dengan terorisme. Tapi sdr-lah yang mengkaitkan Kristen dengan hal-hal politik sebuah negara.
Sdr. Hery, maaf penjelasan sdr di atas agak membingungkan. Saya kutip di sini “Musuh terbesar orang Islam adalah hawa nafsu. Jadi musuh yang dimaksud pada ayat yang Anda kutif adalah membunuh hawa nafsu (orang kafir) yang ada pada diri sendiri bukan orang lain. Islam sangat melarang membunuh manusia.”
Menurut sdr, yang dimaksud dengan “orang kafir” pada ayat tersebut adalah hawa nafsu. Dan setiap orang mempunyai hawa nafsu. Jadi dengan kata lain dalam diri setiap orang ada “orang lain” yang disebut sebagai “orang kafir.”
Apakah menurut Sdr. Hery penjelasan sdr masuk akal dan dapat diterima oleh logika? Bagaimana mungkin dalam diri seseorang terdapat pribadi yang lain? Dan, dapatkah sdr menjelaskan apa korelasi antara “hawa nafsu” dan “orang kafir”?
~
Saodah