Rahmat (mercy) adalah kata yang menghibur bukan?! Rahmat, sesuatu yang diterima tanpa membayar apapun. Seseorang tidak memberi apa-apa untuk menerima rahmat. Rahmat selalu diterima tanpa memberi imbalan, keringat, atau usaha. Sesuatu yang didapat dengan usaha, bukan rahmat.
Pelanggaran Lalu Lintas, Polisi dan Rahmat
Misalnya, bila saya diberhentikan polisi lalu lintas karena melampaui batas kecepatan semestinya, saya akan didenda. Bila polisi memaafkan, tidak memberi denda, itu namanya rahmat. Saya tidak berbuat apa-apa untuk menerima rahmatnya. Saya tidak diberi rahmat karena saya mentaati kecepatan lalu-lintas. Bila saya tidak melewati kecepatan lalu lintas, maka saya tidak memerlukan rahmat.
Siapa Yang Tidak Menerima Rahmat Allah?
Bila penganut agama dipastikan masuk neraka, jelas orang itu belum diberi rahmat. Dengan kata lain, dosanya tidak diampuni. Kalau demikian, bagaimana dengan orang yang bersandar pada Qs 19:71, “Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu”? Apakah orang ini mengalami rahmat Allah?
Menurut Qs. 15:56 Ibrahim berkata, “Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat (adh-dhallin).” Siapakah mereka yang berputus asa dari rahmat Allah? Menurut ayat ini hanya mereka yang sesat tidak layak menerima rahmat Allah!
Siapa yang Pasti Menerima Rahmat Allah?
Jelas Qs 15:56 tidak berhubungan dengan pengikut Isa Al-Masih. Mengapa? Sebab, lebih dari semua orang di dunia, pengikut Isa Al-Masih yakin akan rahmat Allah. Bahkan Injil yang mereka pegang, berdasarkan rahmat Allah.
“Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar . . . di dalam Kristus Yesus . . . . telah . . . . memberikan kita tempat bersama-sama dengan Dia di sorga supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya [rahmat-Nya] yang melimpah-limpah . . . . ” (Injil, Sura Efesus 2:4-7).
Keselamatan yang Merupakan Pemberian, Itulah Rahmat Allah
Hanya pengikut Isa Al-Masih yang tidak berputus-asa akan rahmat Allah. Mereka melihat rahmat Allah melalui pemberian keselamatan karena anugerah. Mereka yakin akan keselamatan kekal, hanya karena rahmat Allah.
Isa Al-Masih disebut “rahmat” dari Allah (Qs 19:21). Sebaiknya orang Mukmin dan pengikut Isa Al-Masih masing-masing menerima Dia sebagai Juruselamat! Dengan demikian, kedua-duanya tidak akan disebut “mereka yang sesat.”
[Staff Isa dan Islam: Kami menyediakan doa yang dapat didoakan seorang yang merindukan keselamatan.]
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Siapakah Yang Layak Menerima Rahmat Allah?”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau WA/ SMS ke: 0812-8100-0718
*
“Al-Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu)” (Qs 5:75).
~
Saudara Nisya,
Kami akan menanggapi dengan senang hati apabila Saudara bersedia memberikan komentar yang sesuai dengan isi artikel “Siapakah Yakin Akan Rahmat Allah?”
Demikian terima kasih.
~
SL
*
Muslim itulah yang dirahmati Allah, karena akan berakhir di sorga. Sedangkan kafir akan berakhir di neraka menderita dan penuh penyesalan. Nabi Muhammad dan Islam adalah rahmat bagi seluruh alam semesta.
~
Rahmat Allah memang dijanjikan Allah kepada para nabi dan dinanti-nantikan oleh seluruh umat. Dan janji Allah ini digenapi melalui kedatangan Isa Al-Masih ke dunia. “Demikianlah, Tuhanmu berfirman: ‘Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami . . . “ (Qs 19:21).
Kini rahmat Allah ini sudah datang dan akan datang pula pada hari kiamat untuk memberikan hidup yang kekal kepada mereka yang percaya. “Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal” (Injil, Surat Rasul Besar Yudas 21).
Oleh sebab itu Muhammad mengajarkan supaya umatnya tidak berputus-asa memohon kepada Allah untuk mendapatkan rahmat Allah bagi dirinya sendiri. Karena menurut Muhammad bukan hanya umat Muslim, keluarga dan bangsanya yang tidak dapat diselamatkan. Termasuk dirinya sendiri pun tidak dapat diselamatkan.
Untuk ini Muhammad juga meminta umatnya untuk bersholawat bagi dirinya, sehingga ia mendapatkan “rahmat” Allah. “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya” (Qs 33:56).
~
SL
~
Dari semua agama yang ada di dunia hanya agama Kristen lah yang menganggap Yesus adalah Tuhan sedangkan yang lain tidak.
~
Umat Kristen tidak pernah “mendaulat” Isa Al-Masih menjadi Tuhan. Karena Isa Al-Masih memang Kalimat Allah/Allah yang telah menjadi manusia.
“Walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia” (Injil, Surat Filipi 2:6-7).
Tujuan-Nya datang ke dunia untuk mati di kayu salib guna menyelamatkan manusia berdosa dari hukuman kekal di neraka.
“Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil, Rasul Markus 10:45).
Allah yang telah menjadi manusia, mati disalib untuk menebus manusia berdosa inilah inti kekristenan yang tidak dimiliki oleh agama lain.
~
Slamet
~
Ayat yang dikutip di atas ditujukan untuk kaum yang sesat.
Islam mengajarkan untuk memberi doa dan keselamatan, bukan menuntut keselamatan. Nabi Muhammad adalah teladan yang rendah hati sehingga diapun tidak mau mengatakan bahwa dia pasti masuk surga.
~
Saudara Widodo,
Kami maklum betapa besarnya cinta saudara bagi nabi saudara. Sehingga saudara begitu mengagungkannya.
Sdr. Widodo, masalah sorga bukanlah masalah rendah hati atau ingin menjadi teladan. Sorga adalah keyakinan yang pasti. Jika nabi saudara tidak dapat memberi satu keyakinan tentang sorga kepada pengikutnya, bagaimana mungkin pengikutnya dapat yakin bahwa kelak mereka masuk sorga dan tidak dibuang ke neraka?
Katakanlah nabi saudara memang akan masuk sorga nantinya, tapi bagaimana dengan saudara dan umat Muslim di dunia? Apakah mereka yakin? Dan lagi, mengapa setiap sholatnya selalu bertanya “tunjukilah kami jalan yang lurus”?
“Akulah [Isa Al-Masih] jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa [sorga], kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
Bila ada yang sudah pasti, mengapa harus mengikuti yang tidak pasti?
~
Saodah