Tidak jarang kita menemui atau membaca kisah seseorang yang benci pada dirinya sendiri. Mungkin mereka orang yang taat beragama, rajin sholat, puasa, memberi zakat dan setia pada pasangannya. Mereka juga bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya.
Namun, pada masa tuanya, mereka takut, kuatir, dan putus asa akan dosa dan ampunan Allah. Akhirnya mereka membenci dirinya sendiri.
Apakah Anda merasa dosa Anda banyak dan tidak layak diampuni? Ceritakan kepada kami kekuatiran Anda itu di email ini.
Bagaimana cara kita memohon ampun kepada Allah?
Dosa Masa Lalu Dapat Merampas Sukacita
Hal di atas sering terjadi karena dampak dosa masa lalu. Misalnya: mencuri sesuatu, berbohong, berzinah, melihat film porno, membenci, dendam, atau mungkin kesalahan-kesalahan lain yang melukai hati orang tua.
Orang-orang yang demikian akan mencari pengampunan seumur hidupnya dan mencari sukacita di hatinya. Namun, semua sia-sia! Karena dosa masa lalunya selalu menghantui dan tidak mengijinkannya menikmati damai dan sukacita.
Al-Quran menyinggung masalah pengampunan Allah. “Tidak ada yang berputus-asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat (adh-dhallin)” (Qs. 15:56).
Berhubungan dengan ayat ini, MQ. Shihab menulis, “Yang digambarkan [dalam ayat ini] adalah mereka yang berputus asa dari rahmat Allah swt. Banyak ragam keputusasaan . . . seperti putus asa akan . . . pengampunan dosa . . .”(Tafsir Al-Mishbah, 92).
Tidak sedikit orang yang taat beragama merasa putus-asa atas dosa dan berusaha mencari cara memohon ampun kepada Allah. Walaupun mereka berusaha untuk menjalankan ibadahnya, namun mereka merasa tidak diterima Allah, belum yakin diampuni. Sungguh kasihan!
Tidak Semua Muslim Membutuhkan Pengampunan Allah?
Pengikut Isa Al-Masih sangat setuju bahwa kita mutlak membutuhkan pengampunan Allah. Sebab mereka percaya bahwa pengampunan Allah kunci memperoleh keselamatan dan sukacita di dunia hingga akhirat.
Yang jadi pertanyaan ialah mengapa umat Muslim membutuhkan pengampunan Allah? Bukankah syarat masuk surga dalam Islam cuma kebaikan melebihi dosanya?
Jika kebaikan umat Muslim lebih banyak dari dosanya, maka mereka pasti masuk surga. Maka mereka tidak membutuhkan pengampunan Allah, sebab amal baiknya sudah mencukupi.
Hanya kaum Muslim yang amal baiknya tidak lebih banyak dari dosanya yang mutlak membutuhkan pengampunan Allah.
Faktanya tidak ada Muslim yang yakin kebaikannya memenuhi syarat masuk surga. Sebaliknya, kita sangat membutuhkan pengampunan Allah. Sebab mungkin Anda takut dihukum/dihisab di neraka sesuai jumlah dosa-dosa Anda.
Yang sangat mengerikan lagi menurut Wahyu Allah (Taurat, Zabur, dan Injil) ialah meski kebaikan Anda melebihi dosa, masih tetap masuk neraka.
Kebutuhan mutlak akan pengampunan Allah ini membuktikan bahwa amal baik dan pahala tidaklah menjamin umat Muslim masuk surga, bukan? Jelaskan jawaban Anda di email ini!
Syarat Masuk Surga yang Benar dan Pengampunan Allah
Berbeda dari ajaran Islam di atas, Wahyu Allah (Taurat, Zabur, dan Injil) mengajarkan bahwa syarat masuk surga ialah sempurna, tanpa satu dosa pun. Itulah sebabnya Allah menghukum dosa Adam dan Hawa walau hanya satu. Karena tidak dapat memenuhi syarat masuk surga dengan sempurna, maka manusia mutlak membutuhkan pengampunan Allah.
Kabar baiknya, Wahyu Allah menegaskan bahwa pengampunan Allah hanya dalam karya penyelamatan Isa Al-Masih.
Cara Memohon Ampun Kepada Allah
Isa Al-Masih berkuasa mengampuni dosa-dosa manusia. Sekali waktu, seorang lumpuh dibawa kepada-Nya. Isa melihat dan langsung berkata, “Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni” (Injil, Rasul Besar Matius 9:2).
Mengapa Isa Al-Masih berkuasa dan berani mengampuni dosa manusia? Sebab Isa Al-Masih telah menanggung hukuman dosa semua manusia (Injil, Surat I Petrus 2:24). Maka Anda tidak perlu berputus-asa mendapatkan ampunan Allah!
Isa Al-Masih bersedia mengampuni semua dosa-dosa Anda. Percayalah bahwa Dia sudah menanggung dosa Anda dalam kematian-Nya di kayu salib. Maka Anda akan mengalami pengampunan-Nya dan tidak akan terhitung di antara “orang-orang yang sesat.”
Percaya kepada Isa Al-Masih adalah satu-satunya cara memohon ampun kepada Allah agar kita dapat pasti diterima Allah di surga-Nya.
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Mengapa kita membutuhkan pengampunan Allah?
- Mengapa amal baik dan pahala tidak menjamin masuk surga?
- Apakah alasannya penyaliban Isa Al-Masih bagi pengampunan dosa manusia adalah cara terbaik dan pasti?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Berikut ini dua link yang berhubungan dengan artikel “Putus Asa Atas Dosa dan Cara Memohon Ampun Kepada Allah”. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Putus Asa Atas Dosa dan Cara Memohon Ampun Kepada Allah”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS/WA ke: 0812-8100-0718
*
Dalam Islam tidak ada yang di korbankan dan tidak ada yang di salib untuk menebus perbuatan dosa orang lain! Konsep dan prinsip kebenaran Islam ini juga terdapat dalam kitab Bible!
“Orang yang berbuat dosa itu harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayah nya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya ” (Kitab Nabi Yehezkiel 18:20).
“Setiap orang akan mati karena kesalahannya sendiri ” (Kitab Nabi Yeremiah 31:30).
~
Kitab Suci membedakan antara dosa perbuatan dan dosa warisan. Dosa perbuatan adalah dosa yang diperbuat oleh masing-masing pribadi, seperti dosa membunuh, mencuri, berzinah, dan lain sebagainya. Dosa perbuatan ini menjadi tanggung jawab masing-masing pribadi.
Adapun mengenai masalah dosa warisan adalah dosa yang kita peroleh dari Adam dan Hawa ketika melanggar larangan Allah untuk tidak memakan buah pohon yang terlarang itu.
Namun kasih Allah yang dinyatakan dalam Isa Al-Masih memberikan pengampunan kepada manusia dengan limpahnya.
“Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus ” (Injil, Surat Roma 5:15).
~
SL
*
Jalan dan kunci sorga bisa diperoleh dengan mematuhi perintah dan menghindari semua larangan Tuhan . Tentu saja tidak ada manusia yang sempurna. Tuhan tidak mengharapkan dan tidak menuntut 100% ketaatan dan kepatuhan dari manusia!
Setiap kali kita bersalah dan berdosa, kita di perintahkan untuk memintah maaf dan bertobat. Betapapun banyaknya dosa dan maksiat yang kita perbuat, Tuhan akan selalu tetap memaafkan kita, karena Dia Maha Pengasih dan Penyayang .
~
Dalam Taurat, Kitab Ulangan 6:5 tertulis: “Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.”
Ayat ini menyatakan bahwa Allah menuntut ketaatan manusia kepada Allah secara mutlak. Ketaatan kepada Allah bukanlah sesuatu yang boleh dipilih atau tidak dipilih. Semua daya manusia harus diarahkan untuk mengabdi bagi Allah.
Faktanya tidak ada seorangpun yang sanggup mentaati perintah Allah karena semua orang telah berdosa, kecuali Isa Al-Masih. Namun karena Allah mengasihi manusia, Dia menyediakan pengampunan melalui darah Isa Al-Masih.
“dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita“ (Injil, Surat 1 Yohanes 1:7,9).
~
SL
*
Dalam artikel tersebut berarti apakah Isa dapat mengampuni “dosa warisan”?
~
Dosa perbuatan adalah dosa yang dilakukan setiap hari oleh setiap orang. Karena kita telah mewarisi nature dosa dari Adam, kita berbuat dosa secara individu. Dosa pribadi adalah segala sesuatu, mulai dari dosa yang paling polos sampai pada pembunuhan.
Mereka yang tidak beriman pada Isa Al-Masih harus menanggung hukuman untuk dosa-dosa pribadi ini, sekaligus dosa-dosa warisan. Namun ketika seseorang percaya pada Isa Al-Masih maka semua dosa-dosanya sudah diampuni dan dibebaskan dari hukuman kekal untuk dosa yaitu kematian rohani dan neraka.
“Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (Injil, Surat 1 Yohanes 1:9).
~
SL
*
Staff Isa dan Al-Fatihah,
Berbicara soal dosa tidak lain tergantung besar kecil akibat perbuatan manusia terhadap pencipta-Nya yaitu Allah SWT.
Yang menyatakan dosa terbagi dua yaitu dosa perbuatan dan dosa warisan adalah keliru. Yang katanya ini adalah akibat perbuatan Adam dan Hawa memakan buah larangan. Akibat dari perbuatan ini Adam dan Hawa harus diturunkan keatas dunia. Ini dinamakan oleh umat Kristen dosa warisan.
Mereka sangat menyesalinya dan berkhayal betapa bahagianya kita seandainya Adam dan Hawa tidak melakukan perbuatannya. Sehingga umat manusia tetap menjadi anak-anak sorga. Padahal umat Kristen tidak mengetahui bahwa ini adalah rencana Allah. Dalam Al-Quran segala kesalahan Adam dan Hawa telah lebih dahulu dimaafkan Allah.
~
Allah tidak merencanakan manusia jatuh dalam dosa. Tetapi kita harus mengerti bahwa Allah menciptakan kita dengan kehendak bebas. Yakni, kita semua punya hak istimewa untuk memutuskan sendiri apakah kita akan mentaati Allah atau tidak mentaati-Nya.
Akibat dari dosa Adam dan Hawa ketika ia tidak mentaati Allah, dirasakan oleh manusia hingga saat ini, sebagai konsekuensi dari kesalahan Adam dan Hawa. Akibat-akibat seperti sakit bersalin, kematian fisik, dan kematian rohani akan tetap berlaku di dunia ini.
Namun Isa Al-Masih datang ke dunia untuk menebus manusia dari dosa maut (kematian rohani) yang menyebabkan terputusnya hubungan manusia dengan Allah dan hilangnya hidup kekal di sorga. Karena pada mulanya Adam dan Hawa diciptakan untuk hidup dan bersekutu dengan Allah.
~
SL
*
Staff Isa dan Al-Fatihah,
“Faktanya tidak ada seorangpun yang sanggup mentaati perintah Allah karena semua orang telah berdosa, kecuali Isa Al-Masih.”
Pernyataan di atas ini hanya berlaku buat umat Kristen bukan buat yang lain. Selagi namanya manusia siapapun dia berubah wujudkah dia atau tidak tetap ada melakukan dosa. Kebanyakan dari mereka banyak yang tidak mengetahuinya.
~
Baik Alkitab maupun Al-Quran menyatakan bahwa setiap manusia telah berbuat dosa tanpa kecuali, baik itu nabi, rasul, kyai, pendeta, biksu dan lain-lain. Selagi mereka masih menyandang gelar manusia maka mereka adalah orang berdosa. Kecuali Isa Al-Masih anak Maryam.
“Setiap anak Adam yang baru lahir disentuh oleh setan ketika lahirnya itu, lalu ia memekik menangis karenanya, selain Maryam dan anaknya” (Hadits Shohih Bukhori 1493).
Oleh karena itu setiap orang, siapapun mereka yang mengakui bahwa dirinya adalah orang berdosa, membutuhkan pengampunan dosa dari Yang Maha Pengampun. Namun Isa Al-Masih mengatakan bahwa Dia berkuasa mengampuni dosa.
“Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa” (Injil, Rasul Markus 2:10).
~
SL
*
Setelah berdosa, Adam dan Hawa diusir dari taman Eden. Padahal di taman Eden ada pula buah pohon kehidupan yang mana bila dimakan Adam dan Hawa dan semua keturunannya akan hidup untuk selama-lamanya, tetapi hidup dalam dosa.
Dosa harus ditebus dulu baru boleh makan buah kehidupan dan hidup selamanya tanpa ada dosa lagi. Untuk dosa ini Allah datang sebagai manusia kedua, dilahirkan oleh perawan. Setiap orang yang percaya kepada-Nya, Allah akan melahirkan mereka kembali, menjadikan mereka sebagai ciptaan yang baru dan memindahkannya dari maut ke dalam hidup.
“Sebab, barang siapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan” (Injil, Surat Roma 10:13).
~
Saudara Spiderman,
Terima kasih atas pandangan Saudara, agar kita dapat mengalami sukacita yang melimpah maka langkah pertama menerima keselamatan dalam Isa Al-Masih.
Setiap orang yang menerima Juruselamat dengan iman, orang itu akan mengalami mujizat yang sangat besar. Karena Terang sorgawi itu akan mengalahkan kegelapan di dalam hatinya. Juga kuasa Allah akan membebaskan dari perbudakan dosa menjadikan dia sebagai anak-anak Allah.
“Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:12).
~
SL
~
Itu menurut tafsiran anda sendiri yang membagi dosa kedalam dua bagian. Dalam Kitab Injil sudah jelas dan nyata, bahwa manusia tidak dapat menanggung dosa manusia lain dengan cara apapun. Di dalam ajaran Islam juga diajarkan seperti itu.
~
Saudara Hamba Allah,
Sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari pun kita dapat melihat perbedaan dari dua dosa ini. Contoh: Seorang balita yang baru berusia beberapa tahun, sudah bisa marah kepada temannya. Bahkan dia sudah dapat memukul atau berlaku kasar.
Darimana dia mendapat sifat ini? Sifat tersebut diturunkan melalui gent orang tuanya. Dengan kata lain, ketika si anak lahir, dalam dirinya sudah ada sifat/watak pendosa. Itulah sebabnya, walau dia masih balita, sifat negatif dalam dirinya sudah ada. Inilah yang disebut dengan dosa warisan/dosa turunan.
Sedangkan dosa pelanggaran adalah, dosa yang saudara lakukan sendiri sebagai akibat dari ketidak-taatan saudara akan firman Allah.
Semoga penjelasan singkat di atas dapat memberi sedikit pencerahan bagi Sdr. Hamba Allah tentang apa yang dimaksud dengan “dosa warisan.”
~
Saodah
*****
Kalau Yesus dapat dan sudah mengampuni dosa, mengapa Dia harus turun lagi ke dunia untuk menebus dosa umat manusia? Bukankah dosa manusia sudah terhapus karena ampunan-Nya?
*****
Saudara Pengamat,
Mati di kayu salib dan menjadi korban karena dosa manusia adalah satu-satunya alasan mengapa Pribadi Allah yang kedua (Yesus) ini berinkarnasi. Dia harus menjadi manusia supaya Dia dapat mati di kayu salib, sebagaimana firman Allah mengatakan, “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya sendiri di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran” (Injil, Surat I Petrus 2:24).
Sebagai korban untuk menebus manusia dari dosa, Ia haruslah Tuhan, agar Dia suci dan tidak bercacat cela. Bukankah Al-Quran mengatakan bahwa “Seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain” (Qs 39:7).
Itulah secara singkat tujuan Yesus datang ke dunia. Lebih jelasnya, silakan membaca pada artikel ini: http://tinyurl.com/8xz6g59.
~
Saodah
~
Mahasuci Allah dari apa yang anda sebutkan. Allah SWT tidak berinkarnasi, apalagi mati di kayu salib.
Nabi Isa, Nabi Allah SWT juga tidak meninggal di kayu salib, Beliau hanyalah manusia seperti kita, bukan jelmaan Allah SWT. Sungguh di kayu salib itu adalah seseorang yang diserupakan dengan Nabi Isa AS.
~
Saudara Too Cool,
Kami setuju dengan saudara, Allah tidak mungkin dapat mati.
Bagaimana dengan berinkarnasi? Tentu saja bisa, bukan? Karena bagi Allah tidak ada yang mustahil! Bukankah saudara percaya Allah itu Maha Berkuasa?
Tentang kematian Isa Al-Masih bukan hanya tercatat dalam Kitab Suci Injil. Ratusan tahun sebelum Dia lahir, Allah sudah memberi pernyataan tentang kematian Isa di kayu salib lewat nabi-nabi-Nya. Ingat, bukan hanya satu nabi yang menyatakannya, tetapi beberapa nabi.
Ini salah satu nubuatan tersebut, “Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh” (Kitab Nabi Yesaya 53:5)
Nah, bila demikian, mungkinkah Allah akan berdusta atau membatalkan pernyataan-Nya sendiri? Apakah Allah yang saudara sembah bukan Allah yang setia pada perkataan-Nya?
~
Saodah
~
To admin.
Saya tidak setuju kalau Yesus dapat mengampuni dosa. Coba baca ayat ini, Lukas 23:34, Yesus berdoa, ”Ya Allah Bapa, ampuni kesalahan mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”.
Di sini jelas bahwa Yesus sendiri meminta ampun kepada Allah Bapa. Jadi bagaimana bisa Yesus bisa mengampuni dosa manusia, kalau diri-Nya saja masih memohon ampunan kepada Bapa-Nya. Coba baca Qs 9:51 sebagai rujukan admin. Mungkin dengan membaca ayat itu bisa menjadi hidayah untuk admin. Karena hanya kepada ALLAH kita bisa meminta ampunan-Nya. Allah juruselamat sejati. Semoga kita terselamatkan dari kebodohan (gelap) menjadi keimanan kepada Allah (terang).
~
Saudara Guns,
Kami sependapat dengan sdr, bahwa hanya kepada Allah kita meminta ampunan. Seperti yang sudah kami jelaskan pada komentar-komentar kami. Bahwa Allah Bapa dan Isa Al-Masih adalah Allah yang Esa. Karena Isa Al-Masih adalah Allah maka Dia berkuasa mengampuni dosa.
Apakah ada nabi yang menyatakan dirinya sebagai jalan dan menjamin kehidupan kekal, tidak ada bukan? Karena hanya Allah Juruselamat kita dan yang dapat menjamin kehidupan kekal. Demikian firman-Nya, “Aku, Akulah TUHAN dan tidak ada juruselamat selain dari pada-Ku” (Kitab Nabi Besar Yesaya 43:11).
~
Daniar
~
Admin, coba baca baik-baik Matius 9:2, ”. . . dosamu telah diampuni.” Siapa yang mengampuni? Yang jelas bukan Yesus. Sebab kalau Yesus yang mengampuni pasti dia akan mengatakan dosamu telah kuampuni. Mengapa Yesus mengatakan itu karena sebagai Nabi dia tahu apa kriteria dosa akan diampuni oleh Allah.
Yesus disalib bukan untuk menebus dosa. Dia disalib karena telah dikhianati muridnya atas bisikan iblis ke hati Yudas. Tidak ada perintah Allah untuk membunuh Yesus sebagai pengganti hewan kurban. Namun dalam Al-Quran Isa diselamatkan hal ini sesuai dengan nubuat Amsal 11:8, “Orang benar diselamatkan dari kesukaran, lalu orang fasik menggantikannya.” Ajaran penebusan dosa adalah ajaran penyesatan oleh iblis agar manusia sesat mempercayai tuhan lain.
~
Saudara Gandhi Waluyan,
Mungkin nabi mengetahui kriteria dosa yang diampuni. Tapi apakah nabi mengetahui isi hati manusia? Hanya Allah yang mengetahui isi hati manusia, bukan? Silakan baca ayat selanjutnya. Perhatikan sabda Isa Al-Masih ini: “Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia (Isa Al-Masih) berkuasa mengampuni dosa” (Injil, Rasul Besar Matius 9:6). Masihkah saudara meragukan bahwa Isa Al-Masih berkuasa mengampuni dosa?
Saudara benar Isa Al-Masih tidak menebus dosa. Tetapi menebus manusia dari dosa. Saudara juga meragukan hal ini, mari perhatikan firman Allah yang disampaikan melalui Yahya Pembabtis: “Lihatlah Anak domba Allah (Isa Al-Masih), yang menghapus dosa dunia” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:29).
Lagi perhatikan sabda Isa Al-Masih sendiri tentang diri-Nya, “Anak Manusia (Isa Al-Masih) datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang (Injil, Rasul Besar Matius 20:28).
Kiranya melalui firman Allah yang kami kutipkan di atas saudara dapat merenungkan dan mengerti kebenarannya.
~
Daniar
~
Daniar, jika saya baca Alkitab ada lebih kurang 20 ayat yang menyatakan bahwa semua orang bisa mengampuni dosa manusia. Bukan hanya Yesus. Silakan lihat Yohanes 20, Matius 6, Matius 12, Markus 11, dll. Ayat-ayat yang anda sampaikan semuanya merujuk bahwa Yesus itu bukan Allah. Misalnya Anak Domba Allah, Anak manusia. Sedangkan ungkapan menghapus dosa manusia karena Yesus datang untuk meluruskan ajarannya Taurat yang sudah banyak disewelengkan saat itu. Sehingga yang mengikuti ajaran Yesus akan selamat dan dosanya akan diampuni Allah. Anda mengutip Matius 20:28 padahal itu rangkaian cerita bagaimana harus bersikap jika ingin terkemuka. Anda akan jelas jika melihat Matius 20:23 bahwa Yesus bukan Allah yang bisa menentukan siapa yang duduk disamping Allah.
~
Saudara Gandhi Waluyan,
Ketika seseorang telah bersalah kepada kita, apakah menurut saudara orang tersebut tidak bersalah dihadapan Allah? Semua orang bisa mengampuni dosa orang lain. Maksudnya ketika seseorang telah berdosa/bersalah kepada orang lain, ia dapat memaafkan. Dan memang pengikut Isa Al-Masih diajarkan untuk mengampuni. Artinya melepaskan kesalahan orang itu pada kita. Kita menyerahkan hak untuk membalas dendam. Kita memilih untuk tidak menuntut orang tersebut atas kesalahannya pada kita. Nah, apakah saudara dapat mengampuni kesalahan orang lain yang bersalah kepada orang yang lainnya, tidak bukan?
Pengampunan Allah tidak berdasarkan karya kita. Pengampunan dan keselamatan didasari seutuhnya di dalam diri Allah dan melalui karya pelunasan Isa Al-Masih di atas kayu salib. Akan tetapi, tindakan kita menunjukkan iman kita dan pengertian kita akan belas kasih Allah.
~
Daniar