Dalam grup WA lintas agama ada diskusi yang menarik. Apakah semua agama benar? Jawaban umumnya ialah setiap agama benar menurut para penganutnya.
Kebenaran obyektif sebuah agama tidak cukup diakui para penganutnya saja. Perlu pengakuan agama lain untuk membuktikan agama itu benar.
Mengikuti agama yang benar sangat penting bagi setiap orang. Karena akan menjamin kebaikan hidup di dunia dan akhirat. Bagaimana cara kita dapat tahu bahwa ajaran yang kita ikuti benar?
Manusia Terlahir dalam Agama Masing-Masing
Umumnya, kita lahir dalam agama tertentu dan mengikuti orang tua kita. Seperti agama Yahudi, Katolik, Protestan, Islam, Budha, Hindu, dll. Kita mempercayai agama kita sendiri yang benar, sedangkan agama lain salah.
Namun, sebagai manusia yang sudah dewasa kita perlu memikirkan lebih serius agama mana yang benar. Sebab itu menentukan kebahagiaan hidup kita di dunia dan akhirat.
Allah Yang Benar Tidak Mungkin Ada di Semua Agama
Apakah semua agama benar? Sebab banyak perbedaan dalam agama-agama itu. Allah yang Esa itu tidak mungkin mewahyukan ajaran yang berbeda-beda dan bertentangan di dalam agama-agama itu.
Misalnya, dalam Alkitab (Taurat, Zabur/Mazmur dan Injil) dilarang menikah lebih dari satu. Namun, dalam agama lain boleh menikah lebih dari satu.
Dalam beberapa agama, jalan ke surga berdasarkan jumlah amal baik dan pahalanya. Sebaliknya, Kitab Taurat, Zabur dan Injil mengajarkan bahwa amal baik tidak dapat menyelamatkan kita.
Islam Agama yang Benar?
Sahabat Muslim saya sering mengutip kedua ayat ini untuk membuktikan bahwa Islam agama yang benar. “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam” (Qs 3:19).
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagi kalian agama kalian, Aku telah sempurnakan nikmat-Ku untuk kalian, dan Aku ridhai Islam menjadi agama kalian” (Qs 5:3).
Semua agama tentu boleh mengklaim sebagai agama yang benar. Klaim seperti itu bersifat relatif dan subyektif. Yaitu benar menurut penganutnya saja. Adakah bukti obyektif untuk agama yang benar?
Allah Yang Benar telah menunjukkan sedikitnya tiga bukti/petunjuk obyektif agama yang benar. Pertama, adanya Kitab Suci yang diakui oleh agama-agama berbeda sebagai Wahyu Allah. Kedua, Kitab Suci itu juga mengajarkan akhlak tertinggi. Ketiga, Kitab Suci itu juga memberitakan kepastian keselamatan kekal bagi umat manusia.
Wahyu Allah Ini Bukti Agama yang Benar
Kitab Suci itu adalah Alkitab (Taurat, Zabur/Mazmur, dan Injil). Buktinya beberapa agama yang berbeda mengakui hanya ketiga kitab itulah Wahyu Allah.
Kitab Taurat adalah Wahyu Allah. Karena itulah agama Yahudi/Yudaisme, agama Samaria, agama Katholik dan agama Kristen mengimani dan memegangnya. Kitab Zabur/Mazmur adalah Wahyu Allah, maka agama Yahudi/Yudaisme, Katholik dan Kristen mengimani dan memegangnya. Kitab Injil adalah Wahyu Allah, karena itu agama Katholik dan Kristen mempercayai dan memegangnya.
Meski tidak memegangnya, agama Islam mengimani bahwa Taurat, Zabur/Mazmur, dan Injil adalah Wahyu Allah. Ketiga kitab ini Allah jaga keasliannya hingga sekarang dan sampai akhir zaman. Berdasarkan fakta di atas, maka agama yang benar harus berdasarkan Taurat, Zabur/Mazmur dan Injil, bukan?
Agama yang Benar dan Kebenaran Tertinggi
Hanya ada satu Kitab Suci yang mengajarkan kebenaran-kebenaran yang paling tinggi. Yaitu Taurat, Zabur, dan Injil (Alkitab).
- Kitab Injil mengajarkan akhlak/moral paling tinggi, yaitu mengasihi musuh (Injil, Matius 5:44). Adakah akhlak yang lebih tinggi dari mengasihi musuh?
- Alkitab juga mengajarkan konsep pernikahan paling tinggi. Yaitu pernikahan monogami saja dan melarang perceraian (Taurat, Kejadian 2:24; Injil, Matius 19:6).
- Allah yang benar adalah Pencipta, Pemelihara/Penopang dan Penyelamat manusia dari hukuman neraka (Injil, Yohanes1:1-3; Injil, Surat Ibrani. 1:1-3; Injil, Surat Titus 3:4-7). Jika Allah hanya ‘pencipta dan pemelihara saja’, tetapi bukan Juruselamat, maka mustahil kita beroleh keselamatan, bukan?
Sebab Allah yang benar dan pasti berkuasa menyelamatkan umat-Nya dari neraka ke surga. Jika tidak dapat, maka Dia bukan Tuhan sejati.
- Kitab Injil mengajarkan jalan yang menjamin ke surga melalui Isa Al-Masih. Kitab Suci itu memberikan solusi bagi pembebasan dari hukuman dosa di neraka melalui penebusan Isa Al-Masih di kayu salib (Injil, Surat Ibrani 9:25-28).
Jika tidak berdasar Taurat, Zabur, dan Injil, maka agama itu salah dan mengakibatkan penderitaan di dunia dan akhirat bagi pengikutnya.
Iman Yang Benar Menjamin Surgamu
Agama adalah jalan yang manusia usahakan untuk bertemu Allah di surga-Nya. Manusia mengusahakan kebaikan dan pahala untuk mencapai surga.
Namun, kita selalu gagal. Karena kebaikannya tidak mencukupi syarat kesempurnaan Allah Yang Maha Benar untuk masuk surga-Nya. Akibatnya, manusia pasti akan mendapat siksaan kekal di neraka jahanam karena dosa-dosa itu.
Kitab Zabur menyaksikan, “TUHAN itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat” (Zabur 25:7). Injil menegaskan bahwa Allah yang baik dan benar adalah Isa Al-Masih. Dia adalah Juruselamat dunia (Injil, Rasul Lukas 2:11).
Isa Al-Masih rela turun dari surga menjadi manusia untuk mati disalib guna memikul hukuman dosa manusia. Dengan cara itu, Isa Al-Masih menjadi jalan (thariq) yang pasti ke surga. Kalau terjamin ke surga pasti benar, bukan?
Maka Dia berkuasa mengampuni dosa dan jaminan masuk surga-Nya setiap orang yang percaya kepada-Nya. Jadi, mengimani dan menaati Isa Al-Masih adalah kepercayaan yang paling benar. Karena itu berimanlah kepada-Nya sekarang juga bagi keselamatanmu di akhirat!
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel apakah semua agama benar di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Banyak Agama, Namun Mana Jalan ke Surga Allah?
- Islam, Kristen Dan Beragama Yang Benar
- Jalan Menuju Kepada Allah, Apakah Semua Agama Menjaminnya?
Video:
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Mengapa penting mengikuti agama yang benar?
- Apa bukti agama yang benar menurut artikel di atas?
- Berikan alasan mengapa percaya Isa Al-Masih adalah iman yang benar?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718
~
“sedangkan orang-orang Muslim mempercayai, dia(Adam AS) diciptakan dari satu sel darah.”
Anda dapat referensi dari mana?
~
Memang Al-Quran menjelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah yang kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup.
“Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah” (Qs 32:7).
Disamping itu Allah juga menjelaskan secara rinci tentang penciptaan manusia pertama itu dari segumpal darah.
“Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah” (Qs 96:2).
~
Slamet
~
Surat Al- Alaq (Qs 96:2) tidak ada sangkut pautnya dengan penciptaan Adam, ayat tersebut menjelaskan penciptaan manusia setelah Nabi Adam AS.
Surat Al-Alaq adalah surat pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. dan penjelasan dari ayat Qs 96:2 di lanjutkan pada Surat Al-Mu’minun: 12-14
Disamping itu Allah juga menjelaskan secara rinci tentang penciptaan manusia pertama itu dari segumpal darah.
“Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah” (Qs 96:2).
Di mana ayat tersebut yang menjelaskan bahwa ayat tersebut dimaksudkan adalah penciptaan Adam AS?
~
Saudara Rian,
Terima kasih untuk komentarnya.
Dan yang paling penting bagi kita sekarang bukan bukan proses lahirnya Adam, melainkan akibat pelanggaran Adam, semua manusia ada dalam keadaan berdosa.
“Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa” (Injil, Surat Roma 5:12).
Namun anugerah keselamatan dari Allah yang kita terima melalui Isa Al-Masih adalah lebih besar dari dosa akibat perbuatan Adam.
“Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus”(Injil, Surat Roma 5:12).
~
Slamet
~
Terimakasih atas jawaban anda yang tidak dapat menjelaskan artikel anda yang mengatakan umat Muslim percaya Adam tercipta dari segumpal darah. Berani berkata, berani bertanggung jawab.
“Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya” (Kitab ,Nabi Yehezkiel 18:20)
Yang bilang ada dosa waris cuma Paulus, Yesus sendiri tidak bilang adanya dosa waris.
~
Sebenarnya ajaran dosa asal dapat ditemukan dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Raja Daud dalam Perjanjian Lama dengan tegas menyebutkan bahwa manusia sejak dalam kandungan ibu sudah berdosa.
“Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku” (Zabur, Kitab Mazmur 51:7).
Bukankah Isa Al-Masih datang ke dunia bukan untuk mengubah hukum Taurat (Perjanjian Lama), bukan? Dengan demikian semakin memperkuat bahwa Isa Al-Masih tidak pernah menghapuskan ajaran dosa asal.
~
Slamet
~
Lantas bagaimana dengan ayat di atas yang bertolak-belakang dengan ayat yang Anda berikan. Sungguh aneh jika satu sisi mengatakan tidak, sedangkan di sisi lain mengatakan ia.
~
Saudara Rian,
Sebenarnya dalam ayat tersebut tidak ada yang bertolak-belakang. Pemahaman yang salah, membuat kita salah dalam memahami/mengerti arti dari ayat tersebut.
Kitab Nabi Yehezkiel 18:20 menjelaskan bahwa siapa yang berdosa, dia yang menanggung dosanya. Artinya, dosa pelanggaran yang dilakukan seorang ayah tidak akan pernah diwariskan/diturunkan kepada anaknya. Ingat, yang dibicarakan pada ayat ini adalah “dosa” dalam bentuk kata benda.
Sedangkan yang disebut pada Injil, Surat Roma 5:12 atau dosa yang diwariskan Adam, bukanlah “dosa” itu sendiri yang diwariskan. Melainkan “tabiat” atau “sifat” sebagai pendosa itulah yang diwariskan oleh Adam kepada anak cucunya, termasuk saya dan Sdr. Rian.
Sehingga dalam Zabur, Kitab Mazmur 51:7 dikatakan “dalam dosa aku dikandung ibuku.” itulah sebabnya setiap bayi yang baru lahir dalam dirinya potensi untuk berdosa itu sudah ada.
~
Saodah
~
Dosa itu suatu perbuatan yang melanggar hukum Tuhan, atau perbuatan yang salah. Anehnya dosa itu malah dikatakan kata sifat/kata benda. Jelas tidak ada rujukan bahwa ayat pada Kitab Mazmur 51:7 mengatakan dosa adalah sifat atau tabiat.
~
Saudara Rian,
Memang benar dosa itu merupakan perbuatan yang melanggar hukum Tuhan. Tapi pertanyaanya, apakah yang mendasari seseorang berbuat dosa?
Alkitab menjelaskan bahwa dosa adalah perbuatan salah yang dengan sengaja dilakukan, walaupun yang bersangkutan tahu apa yang benar. Contoh berbohong. Semua orang percaya bahwa bohong adalah dosa, bukan?
Tapi mengapa hampir setiap orang pernah berbohong? Hal ini terjadi karena dalam diri manusia sudah ada DNA untuk berbohong. Sementara ilmu kedokteran menjelaskan bahwa DNA mempengaruhi sifat seseorang. Itulah sebabnya Mazmur 51:7 mengatakan “dalam dosa aku dikandung ibuku.” Artinya, ketika seorang bayi masih dalam kandungan, DNA/sifat pendosa sudah mengalir dalam dirinya.
~
Saodah
~
Bila Anda tidak tahu Islam, sebaiknya tidak usah bawa Islam dalam tulisan Anda. Hanya menghasut yang tidak tahu jadi tambah salah.
~
Saudara Yusuf,
Menurut kami situs maupun artikel ini tidak bertujuan untuk menghasut. Hanya memfasilitasi bagi mereka yang ingin berdiskusi saja.
Jadi, bila saudara merasa apa yang kami tulis di atas ada yang salah, silakan saudara memberi bantahan. Tentu, bila bantahan tersebut dapat dibenarkan, kami tidak akan menolaknya.
~
Saodah
~
Kalau Anda melihat dari proses penciptaan, jelas lebih hebat Adam manusia ciptaan pertama daripada Yesus. Yesus masih memiliki ibu yang melahirkannya, sementara Adam tidak memiliki ibu dan bapak.
Adam lebih baik dari Yesus karena lewat keturunannyalah lahir seorang perempuan yang melahirkan Isa. Sementara Yesus tidak mampu melahirkan siapapun bahkan sampai mati.
~
Saudara Hery,
Di sinilah logika sdr diperlukan. Bagaimana mungkin sdr berkata Adam lebih hebat dari Yesus karena Adam tidak mempunyai ayah dan ibu? Bukankah Adam adalah manusia pertama? Bila Adam mempunyai orang tua, maka dia bukan manusia pertama. Betul, bukan?
Jelas Yesus tidak dapat dibandingkan dengan Adam. Adam berdosa, Yesus tidak. Adam memerlukan pengampunan dari Allah atas dosanya, sedangkan Yesus mengampuni dosa manusia. Adam mati dan dikubur untuk selamanya, sedangkan Yesus, walau Dia mati di atas tiang salib, tapi pada hari ketiga Dia bangkit dari kematian-Nya.
Pada akhir zaman, semua manusia termasuk Adam dan Sdr. Hery akan dihakimi. Dan yang menjadi Hakimnya adalah Yesus.
Dari sedikit perbandingan di atas, masihkah Sdr. Hery merasa Adam lebih hebat daripada Yesus?
~
Saodah
~
Logika Anda menyedihkan. Kalau tidak ada Adam tentu Yesus juga tidak ada? Bukankah Aaria keturunan Adam? Dengan kata lain jika Adam tidak ada, maka Anda tidak memiliki Tuhan.
Yesus Tidak berdosa? Bukankah di dunia ini manusiapun sudah merasakan siksa neraka akibat perbuatannya? Lalu dosa sebesar apa yang diperbuat Yesus sehingga Dia disiksa Tuhan begitu sadisnya? Kemana logika Anda? Logiskah seorang yang tidak mampu menolong dirinya sendiri tetapi dianggap mampu menolong orang lain?
~
Saudara Hery,
Kami tidak ingin berdebat dengan saudara. Karena sdr hanya menyikapi tentang Pribadi Yesus berdasarkan logika sdr saja. Atau mungkin juga dari sumber-sumber Islam lain yang memang tidak mengerti tentang Yesus dengan benar.
Selama sdr tidak mau membuka hati untuk mempelajari tentang Pribadi Yesus dari sumber yang benar, bagaimana pun kami menjelaskan tentang siapa Yesus itu sebenarnya, sdr tidak akan mengerti dan tidak akan mau mengerti.
Jadi, seperti yang sudah kami sarankan sebelumnya. Bila memang sdr ingin tahu siapa Yesus sebenarnya, silakan sdr membaca tentang kehidupan-Nya yang tertulis dalam Kitab Suci Injil.
Kiranya Roh Allah membuka mata hari sdr untuk melihat kebenaran yang datang hanya dari-Nya saja.
~
saodah
~
Tentu saja! Allah harus adil. Bila tidak, maka Ia tidak layak disembah. Karena Dia adil, maka Dia dapat dipercaya. Jika Allah tidak dapat dipercaya, maka siapa yang dapat dipercaya?
Mana yang membuktikan Allah itu adil sedangkan di dunia masih banyak orang yang tidak sempurna dan ada yang sempurna. Dan mengapa Nabi Adam mudah dihasut oleh iblis sehingga dia berdosa. Sedangkan dia adalah nabi pertama dan Nabi Muhammad adalah nabi yang terakhir dan dia lebih kuat imannya.
~
Pada awalnya ketika Allah menciptakan manusia, Allah membuat manusia itu sempurna adanya. Hanya saja, manusia lebih memilih membangkang kepada Allah. Setiap pelanggaran tentu ada konsekwensinya, bukan? Dan akibat dari pelanggaran Adam, kesempurnaan itu pun hilang. Alhasil, sejak saat itu tidak ada lagi manusia yang sempurna. Semua sudah jatuh dalam dosa.
Tidak ada bukti yang mengatakan Muhammad imannya lebih kuat dari Adam. Faktanya, Muhammad pun berdosa. Salah satu hadist menuliskan, Dari Abu Huraira r.a. katanya: “Saya dengar Rasulullah saw. Besabda: “Demi Allah ! Saya meminta ampun dan bertobat kepada Allah, dalam satu hari lebih dari tuju puluh kali.”
Dapatkah sdr bayangkan seberapa besar dosa yang dilakukan Muhammad sehingga dia harus minta pengampunan sebanyak 70 kali setiap harinya?
~
Saodah
~
Buat Hery
Mengapa anda mengatakan penciptaan adam lebih baik dari Yesus (Isa Al-Masih)…? Di dalam firmannya Adam tercipta dari tanah kembali ke tanah sama seperti manusia dan nabi-nabi yang ada sedangkan Yesus ( Isa Al-Masih ) dari Sabda/Firman/Kalimat Allah.
Coba hayati firman ini : “Pada mulanya adalah firman (Kalimat Allah/Sabda Allah ), Firman itu bersama sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah”
Adam dan nabi-nabi tercipta dari tanah dan kembali ke tanah…? Isa Al-Masih mati dan bangkit kembali naik ke sorga, adakah penciptaan seperti itu? Bagaimana nabi anda apakah berasal dari tanah atau sabda/firman/kalimat Allah?
~
To Nasrani:
Tuhan tidak mungkin punya kemaluan (Yesus) kalian yang mempertuhankan. Agama adalah bentuk penyerahan diri kepada Tuhan.
~
Saudara Netral,
Agar sdr tidak salah paham dan mengerti siapa Isa Al-Masih sesungguhnya silakan baca dan pelajari di link ini http://tinyurl.com/gs6y7r6
Sedangkan agama tidak dapat menyelamatkan. Tetapi Jalan Allah, adalah ‘Jalan’ yang harus dicari, sebagaimana yang telah dilakukan Abraham. Dia tidak memiliki agama apapun, tetapi dia mengetahui bahwa ada Allah di surga. Dan hal ini didapatkan dengan iman, bukan melalui tradisi agamawi.
Dalam Injil dengan sangat jelas Isa Al-Masih menyatakan bahwa: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
~
Daniar
~
Pakai logika sederhana, jika Yesus katanya hebat kenapa tidak Nabi Adam itu lebih hebat dia orang pertama di bumi lahir tanpa kedua orang tua.
~
Saudara Annjung,
Terima kasih telah memberikan komentar di sini. Menanggapi komentar sdr, Isa Al-Masih hebat bukan karena bagaimana Dia dilahirkan. Perlu sdr ketahui sebelum kedatangan-Nya di bumi Dia adalah Kalimat Allah. Kalimat Allah adalah Pribadi Allah sendiri. Kalimat Allah datang ke bumi melalui proses kelahiran, dilahirkan oleh seorang perawan, Maryam. Jadi Isa Al-Masih bukan saja hebat, tetapi terhebat. Karena Dia adalah Allah, Sang Pencipta.
“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. . . Firman itu telah menjadi manusia,” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1,14).
Bila sdr ingin belajar lebih dalam tentang Isa Al-Masih silakan hubungi kami di [email protected]
~
Daniar
~
Saya juga heran mengapa Muslim harus mati dimiringkan arah kiblat? Sedangkan Allah ada di sorga. Semua manusia dilahirkan dalam keadaan sempurna dari atas menghadap lurus dan lempeng. Apakah orang sudah mati dia beragama?
~
Saudara Amorata,
Terima kasih atas komentar saudara.
Memang manusia terlahir dalam agama masing-masing, dimana memiliki aturan/tata cara. Pastinya aturan/tata cara itu dilakukan ketika orang tersebut masih hidup. Ketika mati pastinya tidak akan melakukan aturan itu lagi, bukan? Tapi menghadapi penghakiman dimana nasib kekalnya dimulai. Agama adalah jalan manusia untuk menjangkau Allah. Namun agama tidak menyelamatkan. Hanya Isa Al-Masih yang dapat menyelamatkan!
~
Daniar
~
Semua agama yang dibawa nabi adalah benar, yang salah adalah yang memahami dan menafsirkannya.
~
Andi,
Menarik sekali pendapat Anda. Para nabi sebelum nabi Islam tidak pernah membawa agama. Hanya nabi Islam yang membawa agama.
Sejak semula Allah tidak pernah menekankan agama, melainkan keselamatan hidup manusia. Agama tidak dapat menyelamatkan manusia, melainkan Allah. Itu sebabnya, Isa Al-Masih nuzul ke dunia untuk menolong manusia selamat di akhirat.
Isa Al-Masih berfirman dalam kitab suci Injil, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6). Bagaimana perasaan Anda membaca firman Isa Al-Masih tersebut?
~
Solihin