Nama sangatlah penting!
Saya pernah mendengar ada seseorang sering mendapat ejekan. Alasannya karena ia memiliki nama yang aneh. Salah satu namanya adalah “Derita.”
Karena itu penting memiliki nama yang baik. Jangan pernah memberi nama sembarangan kepada anak kita.
Dalam keadaan ini nama Allah jauh terlebih penting. Karena nama Allah menyatakan sifat-Nya.
Namun ada satu nama-Nya yang menjadi pertanyaan. Benarkah ada Asmaul Husna Al-Mudzil? Yang berarti Maha Menghinakan.
Mari kita lihat arti Asmaul Husna Al-Mudzil, agar kita bisa mengenal-Nya dengan lebih baik.
“Apalah Arti Sebuah Nama?”
Kita sering mendengar ungkapan di atas. Terkesan nama hanyalah sebutan biasa. Padahal tidak demikian.
Nama adalah sebutan atau label yang diberikan kepada orang, tempat, atau produk. Nama menjadi pembeda satu sama lain. Sehingga penting untuk menyatakan identitas.
Nama sangat penting dalam kehidupan. Alasannya:
- Menjadi sebutan dalam masyarakat yang akan terpanggil seumur hidupnya.
- Menyatakan sifat seseorang.
Karena “nama adalah doa.” Sebuah nama memiliki arti. Nama itu akan terpanggil berulang-kali. Sehingga nama bisa menyatakan dan mempengaruhi sifat seseorang.
Mengerti hal ini membuat saya ingin mengetahui sifat-sifat Allah dan artinya. Saya melakukannya dengan melihat nama-nama Allah.
Dalam hal ini ada satu nama yang menimbulkan pertanyaan. Yaitu Asmaul Husna Al-Mudzil berarti yang Maha Menghinakan.
Mengapa Allah memiliki nama itu?
Asmaul Husna Al-Mudzil
Saya bertanya kepada ulama mengenai nama Allah sebagai Yang Maha Menghinakan. Berikut ini adalah penjelasan yang saya terima.
Asmaul Husna Al-Mudzil berarti Allah bisa menghinakan umat-Nya. Hal ini termasuk mencela, menurunkan derajat, mempermalukan dan yang membuat orang kehilangan kehormatan.
“. . . Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki . . . Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu” (Qs 3:26).
Tentu saja penjelasan ulama menyatakan hal ini terjadi bagi orang berdosa. Bagi mereka yang tidak percaya dan tidak patuh terhadap-Nya. Namun sebenarnya bisa berlaku kepada siapa saja karena Ia berbuat sesuai dengan kehendak-Nya.
Yang membuat saya takut adalah keputusan Allah sangat mutlak. Jika Allah sudah menghinakan seseorang, Dia takkan bisa mendapatkan lagi kehormatannya. Tidak ada yang dapat membantunya.
“. .. dan barang siapa yang dihinakan Allah maka tidak seorang pun yang memuliakannya . . .” (Qs 22:18).
Pengertian selanjutnya dari Asmaul Husna Al-Mudzil adalah juga Yang Maha Menyesatkan. Allah merendahkan orang dengan cara menyesatkannya.
“. . . demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang dikehendaki-Nya . . .” (Qs. 74:31).
Kegelisahan Hati Saya
Saya mengetahui bahwa nama menyatakan sifat. Jika demikian saat melihat sifat Allah dari Asmaul Husna Al-Mudzil membuat saya takut.
Contohnya, darimana kita tahu Allah tidak akan menghinakan kita? Karena kita manusia pasti berbuat dosa. Walau ada amal yang kita lakukan, namun banyak sekali pelanggaran yang kita perbuat.
Dalam keadaan seperti ini tidak ada jaminan akan mendapat kebaikan Allah. Terlebih lagi Ia juga mampu menyesatkan manusia.
Memang ada berbagai sifat Allah yang lain. Ia juga Maha Penyayang. Namun kegelisahan utama saya adalah tidak ada jaminan kita akan menerima kebaikan-Nya. Kita manusia berdosa sangat rentan menerima hukuman-Nya.
Bagaimana dengan Sifat Allah Menurut Injil Nasrani?
Satu saat saya melihat konten di Sosial Media berupa video singkat mengenai nama-nama dari Allah menurut Injil Nasrani. Saya sangat tertarik karena melihat sifat-sifat Allah dan artinya yang sangat baik.
Beberapa contohnya adalah:
- Jehova Jireh: Allah Menyediakan (Taurat, Kejadian 22:13–14).
- Jehova Ra’ah: Allah Sang Gembala Yang Baik (Zabur 23:1).
- Jehova Shalom: Allah Damai Sejahtera (Taurat, Hakim-Hakim 6:24).
Inilah awal mula saya ingin tahu. Saya menjadi penasaran apakah Allah orang Nasrani memiliki juga berbagai arti nama yang bersifat keras dan menekan manusia. Karena itu saya memberanikan diri bertanya kepada teman saya.
Mengenal Allah dari Kitab Taurat, Zabur dan Injil
Teman saya mengajak ke guru agamanya agar saya bisa mendapatkan penjelasan lebih baik. Saat itu saya menemukan sifat-sifat Allah dan artinya yang menyentuh hati. Semua terdapat dalam Kitab Taurat, Zabur dan Injil (TZI).
Contohnya, Allah Nasrani tergambar sebagai Bapa yang baik. Ia mau memelihara semua orang. Termasuk orang berdosa maupun orang benar.
“. .. Bapamu yang di surga [Allah] . . . menerbitkan matahari-Nya bukan hanya untuk orang yang baik, tetapi juga bagi orang yang jahat. Ia pun menurunkan hujan tidak hanya untuk orang yang saleh, tetapi juga bagi orang yang fasik” (Injil, Matius 5:45).
Allah tergambar sangat menghargai dan mengasihi manusia (Taurat, Yesaya 43:4). Sehingga niat-Nya adalah untuk menolong dan meninggikan derajat kita. Jadi bukan untuk menghinakan manusia.
“Ia membangkitkan orang miskin dari debu dan mengangkat orang melarat dari timbunan sampah untuk didudukkan bersama para bangsawan sehingga mereka mewarisi takhta kemuliaan . . .” (Taurat, 1 Samuel 2:8).
Saya menemukan, semua sebutan untuk Allah dalam Kitab Taurat, Zabur, dan Injil (TZI) adalah baik. Tidak ada satupun dari nama-Nya yang bermakna menghinakan atau menyesatkan.
Bagaimana dengan Orang Berdosa?
Secara umum saya menerima dan terkesan dengan semua penjelasan ini. Namun saya bertanya: “Jika demikian bagaimana dengan hukuman dosa? Karena kita manusia pasti banyak kesalahan.”
Saya mendapat jawaban bahwa memang benar akan ada konsekuensi dosa. Namun kerinduan Allah bukan untuk menghukum manusia, melainkan untuk menyelamatkannya (Taurat, Yehezkiel 33:11).
Hal ini karena berdasar pada sifat Allah yang terutama adalah kasih! Dalam kasih-Nya Ia rindu semua manusia bisa selamat.
Namun memang manusia penuh dosa. Tidak ada yang mampu sempurna. Karena itu Allah memberikan solusi dengan Isa Al-Masih.
Isa adalah penjelmaan Allah menjadi manusia. Jika kita mengimani dan menjadi pengikut-Nya maka Allah akan bertindak. Ia akan mengampuni dosa dan memberikan jaminan surga.
“Oleh sebab kita percaya kepada Yesus [Isa Al-Masih], maka Ia memungkinkan kita menghayati kasih Allah, dan dengan kasih itulah kita hidup sekarang. Karena itu kita bersuka hati karena kita mempunyai harapan bahwa kita akan merasakan kebahagiaan yang diberikan Allah! [surga] . . . Harapan yang seperti ini tidak akan mengecewakan kita, sebab hati kita sudah diisi oleh Allah dengan kasih-Nya” (Injil, Roma 5:2,5 BIS).
Mengenal Allah dan Beroleh Selamat
Semua informasi ini membuka pikiran saya. Rupanya Allah tidak akan pernah menghinakan manusia karena kasih-Nya. Namun sebaliknya kita yang sering “menghinakan Allah.” Yaitu dengan berbagai dosa dan pelanggaran yang kita lakukan.
Karena inilah justru Isa Al-Masih menanggung penghinaan karena hukuman dosa. Ia melakukannya untuk kita, menjadi terhina ketika Ia tersalib. Sehingga melalui-Nya kita mendapat ampunan dosa.
“Demikian juga Al-Masih. Ia dipersembahkan satu kali saja untuk menanggung dosa banyak orang . . . [selanjutnya Isa] menyelamatkan orang-orang yang menanti-nantikan Dia” (Injil, Ibrani 9:28).
Hal inilah yang membuat saya rindu untuk lebih lagi mengenal Allah yang baik. Saya juga menjadi tertarik mengamalkan ajaran kasih Isa.
Apakah Anda mau mengenal Allah yang baik? Mari mengimani dan menjadi pengikut Isa! Anda bisa mendekat kepada-Nya dan mendapatkan kasih-Nya.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Rahasia Nama Allah Yang Tidak Ada Dalam Asma Ul-Husna
- Terungkap! Alasan Nasrani Menyatakan Isa, Al-Hamid (Maha Terpuji)
- Al-Fatihah: Nama Utama Surah Pertama
Video:
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Bagaimana pendapat Saudara mengenai Allah sebagai Yang Maha Menghinakan?
- Allah juga mampu menyesatkan manusia. Bagaimana kita yang masih berdosa ini yakin tidak akan disesatkan-Nya?
- Bagaimana pendapat Saudara mengenai Allah Penuh Kasih dalam ajaran Isa Al-Masih?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”