Menurut Islam, surat Al-Fatihah mengandung ayat bersyukur kepada Allah. Namun Alif, seorang Muslim, tidak merasakan syukur ketika membacanya. Apakah Anda juga tidak penuh syukur ketika membaca Al-Fatihah itu?
Pastilah Anda ingin hidup dan beribadah dengan penuh syukur. Karena bersyukur kepada Allah berpengaruh terhadap ketenteraman hati kita. Malahan Anda dapat merasa bahagia dunia-akhirat.
Bagaimanakah kuncinya agar umat Muslim dapat bersyukur selalu?
Al-Fatihah: Ayat Bersyukur Kepada Allah
“Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam” (Qs 1:2). Ibnu Jarir mengatakan,
“. . . segala syukur adalah milik Allah” merupakan pujian kepada-Nya atas nikmat dan limpahan rahmat-Nya.
“Maha Pengasih lagi Maha Penyayang” (Qs 1:3). Diharapkan ketika seseorang membaca ar-raẖmān atau ar-raẖīm, jiwanya dipenuhi oleh rahmat dan kasih sayang Allah.
“Yang Menguasai hari pembalasan” (Qs 1:4). Dari sini kita dikenalkan tentang makna syukur kepada siapa yang pantas kita sembah dan pantas puji.
Ketika membaca Al-Fatihah ayat 2-4 itu, apakah Anda penuh syukur ataukah malah merasa ketakutan akan hari pembalasan terhadap dosa-dosa Anda?
Kaitan Syukur dan Ketenangan Hati
Manfaat bersyukur ialah membuat hidup kita menjadi damai. Kita dapat bersyukur atas segala pemeliharaan Allah di dunia ini, seperti makanan, pekerjaan, kesehatan dan sebagainya. Dengan bersyukur hidup kita menjadi ringan dan tenang.
Kita juga dapat mensyukuri hal-hal rohaniah. Seperti janji pengampunan dosa atau masuk surga tanpa hisab/siksa di neraka. Sayangnya, dalam surah Al-Fatihah tidak ada janji seperti itu.
Padahal kekuatan agama adalah pada janji-janji Allah yang mengampuni dosa dan menjamin hidup kekal. Janji-janji Allah seperti itulah yang menjadi alasan tertinggi umat-Nya memuji Dia penuh syukur, bangga, dan bahagia. Apakah Anda ingin bersyukur kepada Allah dengan hati yang tentram dan bahagia?
Dasar Bersyukur dengan Hati Tenteram dan Bahagia
Kitab Allah menyaksikan bahwa karya dan janji Rabb Isa Al-Masih adalah dasar bersyukur dengan hati tenteram dan bahagia. Hal tersebut sangat jelas digambarkan dalam ayat-ayat bersyukur kepada Allah dalam Kitab Allah berikut ini:
“. . . mengucap syukur dengan sukacita kepada [Allah] Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang [Kerajaan Surga]. Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya [Kerajaan Isa Al-Masih/Kerajaan surga] yang kekasih; di dalam Dia [Isa Al-Masih] kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa” (Injil, Surat Kolose 1:12-14).
Karena di dalam Isa Al-Masih ada pengampunan dosa dan jaminan masuk surga-Nya, maka setiap umat-Nya penuh bahagia di dunia-akhirat. Itulah alasan tertinggi mengucap syukur umat Isa Al-Masih.
Anda Dapat Penuh Syukur dan Hidup Tenang
Anda pun dapat bersyukur dengan penuh sukacita dan hati bahagia seperti itu. Jika sekarang Anda beriman kepada Isa Al-Masih yang berkuasa mengampuni dosa dan menjamin Anda masuk surga-Nya.
[Staf Isa dan Al-Fatihah – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Al-Fatihah.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Mengapa ketika membaca surat Al-Fatihah ayat 2-4 Anda tidak dapat penuh syukur dan hati yang tenang?
- Apa penyebab manusia ketakutan, tidak besyukur, dan tidak tenang menghadapi Hari Pembalasan?
- Mengapa agar hati penuh syukur dan jiwa tenang dunia-akhirat harus beriman kepada Isa Al-Masih?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini dua link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Al-Fatihah Dan Keterbatasan Syukur Umat Beragama Islam
- Pandangan Islam Dan Kristen Bagaimana Dosa Diampuni
- Seorang Muslim Mengalami Bahagia dalam Allah
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Ayat Al-Fatihah Yang Menolong Kita Bersyukur Kepada Allah” , silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718
~
Artikel :
Kitab Allah menyaksikan bahwa karya dan janji Rabb Isa Al-Masih adalah dasar bersyukur dengan hati tentram dan bahagia.
Respon: Saya tidak percaya hati anda tentram dan bahagia dengan janji surga Isa Al-Masih. Semua manusia yang percaya pada kehidupan akhirat tidak akan merasa tenteram di dunia ini. Tiada siapa yang tahu kepercayaannya benar-benar menjadi realita di alam sana. Penyataan anda adalah bohong semata. Bisakah anda membuat pengakuan di forum ini atas nama Tuhan anda bahwa anda 100% tenteram dan bahagia dengan kepercayaan anda? Tiada keraguan sedikit pun! Saya ingin mendengarnya. Dan kutukan Tuhan Isa Al-Masih jika anda berbohong.
~
Saudara Debu Suci,
Kami memahami maksud baik dan positif dari tantangan saudara. Artinya bahwa saudara pun mempercayai adanya kuasa Allah, sehingga kita tidak boleh sembarangan membuat pengakuan. Jadi pengakuan kami sebagai pengikut Isa Al-Masih atau Tuhan Yesus Kristus bahwa kami sudah tentram, damai dan selamat menerima sorga. Jadi kami tidak lagi mencari-cari jalan ke sorga sebab kami sudah pasti menerimanya. Bukan karena amal dan ibadah tetapi karena kematian dan kebangkitan Isa Al-Masih.
Firman Allah berkata: “Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Isa Al-Masih, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal.” (Injil, Rasul Besar 1Yohanes 5:13). Apakah saudara mau menerima ketentraman yang sama seperti yang kami peroleh? Jika Debu Suci berkenan mendiskusikan hal ini lebih lanjut, silakan hubungi SMS/WA 0812-8100-0718 kita dapat berdiskusi bersama.
~
Noni
~
Saudaraku,
Ajaran mana yang memberitahukan/mengajarkan adanya hari pembalasan? Apakah logis ada pembalasan dari apa yang kita lakukan (baik/buruk) di dunia? Dan apakah logis tidak ada pertanggungan jawab akan tindakan kita di dunia? Apakah logis kesalahan kita ditimpakan pihak lain? Dunia kita manusia itu logis bro selalu ada dua sisi agar kita tahu bahwa ada perbedaan dan kesimbangan. Jadi kalau ada yang mengajarkan hanya satu sisi pasti itu tidak logis dan tidak bisa diterima apapun penjelasan nya! Lalu ajaran mana yang mengajarkan seperti itu, itulah yang harus kita ikuti. Logis.
Wallahu A’lam.
~
Saudara Joko S.
Terimakasih atas penjelasan saudara. Memang benar adanya dua sisi dalam dunia ini, bahkan bukan hanya dua sisi. Adapun paham dualistik yang saudara bahas adalah pemikiran filosofis dari para Filsuf klasik Yunani kemudian berkembang hingga saat ini. Namun itu bukan satu-satunya jalan.
Bahwa logis atau logika adalah batasan manusia, tidak demikian dengan Allah. Sebab logika identik dengan batasan. Dunia fisik bisa jadi memiliki batasan, namun ada dunia metafisik yang tidak mungkin dibatasi oleh pemikiran dualisme.
Adapun Allah adalah sempurna, bahwa kelak manusia akan dihadapkan pada pengadilan-Nya adalah benar. Buktinya ada standard moralitas, sehingga kita tidak sembarang menjalani hidup sebab ada hukum yang menanti.
~
Noni
~
Artikel Kitab Allah menyaksikan bahwa karya dan janji Rabb Isa Al-Masih adalah dasar bersyukur dengan hati tentram dan bahagia.
Respon: Saya tidak percaya hati anda tentram dan bahagia dengan janji surga Isa Al-Masih. Semua manusia yang percaya pada kehidupan akhirat tidak akan merasa tentram di dunia ini. Tiada siapa yang tahu kepercayaannya benar-benar menjadi realita di alam sana. Penyataan anda adalah bohong semata. Bisakah anda membuat pengakuan di forum ini atas nama tuhan anda bahwa anda 100% tentram dan bahagia.
~
Saudara Debu Suci,
Terimakasih atas tanggapan saudara. Kami mengerti maksud saudara, bahwa dalam hidup ini ketentraman dan kebahagiaan itulah yang dicari oleh setiap orang. Mereka yang merasakan ketentraman dan kebahagiaan sejati itu adalah mereka yang sudah dilunasi aib najis dosanya.
Kami berkata dihadapan Allah bahwa kami bersyukur atas nikmat, ketentraman dan kebahagiaan sejati yang telah kami rasakan dan telah kami miliki hingga kekekalan di sorga sebab Isa Al-Masih telah memberikan-Nya. Jaminannya bahwa kami adalah anak-anak Allah.
Memiliki status sebagai ahli waris kerajaan sorga adalah kekayaan terbesar yang dimiliki manusia. Firman-Nya: “Tetapi semua orang yang menerima-Nya (Isa Al-Masih) diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya(Isa Al-Masih)” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:12).
~
Noni
~
Noni
Kami sudah pasti menerimanya.
Respon: Belum pasti. Karena apa? Karena Isa Al-Masih bisa berjanji tapi bisa juga dipungkirinya.
Lihat bukti berikut:
1) Di Yeremia 36:30, Isa Al-Masih berjanji bahwa keturunan Yoyakim tidak akan ada yang naik tahta kerajaan Daud. Tapi pada kitab II Raja-Raja 24:6, sepeninggalan Yoyakim yang naik tahta menggantikannya adalah Yoyakhin, anaknya sendiri.
2) Di Yeremia 34:4-5, Isa Al-Masih berjanji pada Zedekia raja Yehuda bahwa dia akan mati dengan damai/tentram. Tapi lihatlah apa yang berlaku kemudiannya. Pada Yeremia 52:10-11, Zedekia dibiarkan mati penuh sengsara di rumah hukuman, dibelenggu dengan rantai tembaga dan mata dibutakan. Berhati-hatilahlah dengan janji Isa Al-Masih.
~
Saudara Debu Suci,
Kami berterimakasih atas penjelasan saudara. Kami hargai peringatan saudara untuk berhati-hati itu. Tetapi kami melihat pengakuan saudara, menyebut bahwa Isa Al-Masih yang eksis di sejarah Perjanjian Lama, padahal saat itu Dia belum menjadi manusia. Artinya saudara pun percaya eksistensi Isa Al-Masih sebelum Dia menjadi manusia.
Hanya Tuhan Allah yang eksistensinya seperti itu, dan saudara sendiri mengakui hal itu. Maka, tidak mungkin Dia berdusta sebab Dia adalah Tuhan Allah. Nah, mengenai ayat-ayat yang saudara maksudkan itu, sudah kami selidiki ternyata tidaklah demikian. Ayat-ayat tersebut benar dan tidak satupun menunjukan Tuhan ingkar.
~
Noni
~
Noni,
Kami sudah pasti menerimanya.
Respon: Belum pasti. Karena apa? Kerana Tuhan Yesus bisa berjanji tapi bisa juga dipungkirinya. Lihat bukti berikut:
1) Di Yeremia 36:30, Tuhan Yesus berjanji bahwa keturunan Yoyakim tidak akan ada yang naik tahta kerajaan Daud. Tapi pada kitab II Raja-Raja 24:6, sepeninggalan Yoyakim yang naik tahta menggantikannya adalah Yoyakhin, anaknya sendiri.
2) Di Yeremia 34:4-5, Tuhan Yesus berjanji pada Zedekia raja Yehuda bahwa dia akan mati dengan damai/tentram. Tapi lihatlah apa yang berlaku kemudiannya. Pada Yeremia 52:10-11, Zedekia dibiarkan mati penuh sengsara di rumah hukuman, dibelenggu dengan rantai tembaga dan mata dibutakan.
Berhati-hatilah dengan janji Tuhan Yesus!
~
Saudara Debu Suci,
Terimakasih atas tanggapan saudara. Menarik juga kajian saudara bahwa saudara pun mengakui bahwa Isa Al-Masih telah ada pada zaman para nabi Israel. Hal itu benar, ternyata saudara percaya bahwa Isa Al-Masih adalah Tuhan. Namun, kontras bahwa saudara mengatakan janji-Nya Tuhan itu tidak dapat dipercayai. Hal ini mustahil sebab Tuhan adalah suci sehingga tidak mungkin janji-Nya tidak ditepati. Kalau saudara percaya bahwa Dia adalah Tuhan, seharusnya saudara percaya janji-Nya ia dan amin.
~
Noni
~
Saudaraku,
Apakah Isa Al-Masih mengajarkan adanya hari pembalasan dan hisab? Dan apakah anda percaya itu? Lupakan saja hari pembalasan dan hisap. Nikmati sorga di dunia ini dan nanti di akhirat sudah disiapkan kapling sorga oleh Isa Al-Masih. Lupakan saja agama yang bikin ruwet dan hidup susah! Apalagi mengurusi si kadrun-kadrun bebal itu. Wallahu A’lam.
~
Saudara Joko S,
Terimakasih atas tanggapan saudara. Benar pula pendapat saudara, bahwa saudara pun percaya kelak ada penghakiman Allah. Karena itu seharusnyalah kita takut dan gentar atas penghakiman ini. Siapakah yang dapat berdiri dihadapan Hakim yang Maha adil itu, tidak ada.
Coba saudara bayangkan dengan keadaan rohani saudara saat ini, apakah saudara sanggpu berdiri dihadapan-Nya kelak? Kami bersyukur bahwa Isa Al-Masih telah menyelamatkan manusia dan kami memilih percaya kepada-Nya. Sebab diluar Isa Al-Masih tidak ada pembela yang layak dihadapan Sang Hakim. Apakah saudara mau menerima Isa Al-Masih sebagai pembela saudara kelak di hari penghakiman itu?
~
Noni
~
Noni,
Mengenai ayat-ayat yang saudara maksudkan itu, sudah kami selidiki ternyata tidaklah demikian. Ayat-ayat tersebut benar dan tidak satupun menunjukan Tuhan ingkar. Res: Kalau bukan istilah “ingkar janji” apa pula istilah yang layak diguna untuk menggambarkan kegagalan Tuhan Yesus yang memungkiri janjinya pada Yeremia 36:30 dan Yeremia 34:4-5. Tolong jelaskan.
~
Saudara Debu Suci,
Terimakasih atas pertanyaan yang saudara ajukan. Tuhan Allah tidak ingkar sebab memang tidak ada lagi keturunan Yoyakim, raja Yehuda yang menjadi raja akibat dosanya sebagaimana dijelaskan di dalam (Yeremia 36:30). Tetapi saudara melihat bahwa Zedekia justru menduduki jabatan raja.
Jadi siapakah Zedekia ini? Apakah dia anak Yoyakim? Bahwa Zedekia bukan anak Yoyakim. Zedekia sebagai raja terakhir kerajaan Yehuda adalah putra bungsu Yosia. Jadi Zedekia adalah paman daripada Yoyakim. Tuhan menjaga keturunan Yehuda tetap menjadi raja sebab ada maksud besar yaitu menjaga keberlangsungan garis keturunan Yehuda sebagai raja sebab melalui mereka Mesias akan datang. Mesias inilah yang dapat menyelamatkan manusia dari kuasa Dajjal.
~
Noni
~
Noni,
Namun, kontras bahwa saudara mengatakan janji-Nya Tuhan itu tidak dapat dipercayai. Hal ini mustahil sebab Tuhan adalah suci sehingga tidak mungkin janji-Nya tidak ditepati. Kalau saudara percaya bahwa Dia adalah Tuhan, seharusnya saudara percaya janji-Nya ia dan amin.
Respon: Memang Tuhan sejati tidak mungkin akan memungkiri janji-Nya. Tapi di Perjanjian Lama Tuhan Yesus memungkiri janji-Nya. Itulah yang peliknya dengan Perjanjian Lama. Persoalannya, betulkah Perjanjian Lama ini kitab suci atau kitab separuh suci?
~
Saudara Debu Suci,
Terimakasih atas tanggapannya. Saudara tidak menemukan bukti bahwa Allah itu mengingkari janji, yaitu Allah di dalam Perjanjian Lama. Namun saudara tetap mempercayai opini saudara sendiri. Silakan itu hak saudara dan kami tidak akan memaksakannya. Setelah itu saudara mengatakan pula Perjanjian Lama bukan kitab suci. Padahal kitab tersebut bertahan sudah ribuan tahun.
Seperti itu jugalah tidak ada faedahnya opini saudara terhadap Perjanjian Lama. Kitab tersebut akan tetap sebagai kitab suci sekalipun keyakinan saudara tidak seperti itu. Karena itu saran kami hilangkan dulu prasangka sebelum saudara menyelidiki kebenarannya. Itu demi kebaikan saudara.
~
Noni