Penyembuh jiwa, Al-Fatihah atau Isa? Mari kita belajar melalui artikel ini. Setelah usia isteri saya melewati tujuh puluh tahun, dokter memvonis dia sakit kanker. Sebelumnya dia tidak pernah minum obat. Tidak merokok, tidak mengkonsumsi minuman keras. Juga sering berolah-raga, dan mengikuti pola hidup sehat.
Apa yang dialami isteri saya tidak jauh berbeda dengan yang dialami jutaan orang Islam dan Kristen di dunia. Awalnya semua berjalan baik, tiba-tiba penyakit menyerang lalu meninggal. Penyakit mengancam setiap manusia, tanpa terkecuali. Namun alangkah indahnya bila ada satu ucapan atau doa yang dapat menyembuhkan seseorang dari penyakitnya.
Asy-Syafiyah, Yang Menyembuhkan
Banyak ulama penafsir memberi sebutan: asy-Syafiyah penyembuh jiwa Al-Fatihah. Mungkin maksudnya ialah: bahwa kata-kata dalam Al-Fatihah memberikan kesembuhan secara rohani. Memang, bila merenungkan bahwa Allah “Maha Pemurah lagi Maha Penyayang,” dapat menghibur hati yang sedang depresi. Saya sering merasa terhibur ketika merenungkan sifat-sifat dan nama-nama Allah.
Tidak Ada Doa Sakti Yang Menyembuhan
Menurut saya Al-Fatihah bukanlah doa sakti. Allah tidak memberi “doa sakti” pada manusia. Bila Al-Fatihah merupakan “doa sakti” yang menyembuhkan (asy-Syafiyah), maka semua orang akan disembuhkan.
Maka, jangan menganggap doa seperti mantra yang memiliki kuasa tersendiri di dalamnya. Mengucapkan Al-Fatihah 17 kali sehari tidak menjamin orang akan disembuhkan dari penyakit. Umat beragama terlalu sering mencari suatu formula (sistem) untuk dipakai, dan berharap Tuhan meridhoi kehidupannya.
Keadaan Hati Terpenting Dalam Doa
Isa Al-Masih berulang kali menekankan bahwa keadaan hatilah yang terpenting dalam doa. Misalnya Ia mengajarkan, “Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan” (Injil, Rasul Besar Matius 5:7). Sebelum berdoa, sebaiknya selidikilah terlebih dahulu hati kita, untuk melihat apakah hati kita benar di hadapan Allah dan sesama.
Penyembuhan Hati Adalah Penyembuhan Terpenting
Sayangnya umat beragama cenderung mengejar kesembuhan jasmani. Tetapi masalah utama adalah kerohanian yang dirusak oleh dosa. Hati manusia memerlukan penyembuhan. Inilah ayat suci yang mengatakan Isa Al-Masih dapat memberi hati yang baru bagi kita. “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (Injil, Surat 2 Korintus 5:17).
Demikianlah kita yang menderita karena dosa dapat menjadi serba baru. Walau Al-Fatihah dapat diberi nama asy-Syafiyah (penyembuh jiwa Al-Fatihah). Tetapi hanya Isa Al-Masih yang dapat menyembuhkan hati! Bahkan hanya Dia yang dapat membuat orang yang sakit kanker dosa menjadi serba baru!
Jalan terbaik untuk mendapatkan hati yang baru ialah menerima keselamatan yang disediakan Isa Al-Masih bagi kita masing-masing.
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Penyembuh Jiwa, Al-Fatihah Atau Isa”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718
~
Menurut saya Al-Fatihah bukanlah doa sakti. Allah tidak memberi “doa sakti” pada manusia. Bila Al-Fatihah merupakan “doa sakti” yang menyembuhkan (asy-Syafiyah), maka semua orang akan disembuhkan.
Kalau anda mau menganggap ajaran anda paling benar, itu hak anda. Tapi tidak perlu mengatakan Al-Fatihah itu bukan Doa sakti. Mau sakti apa tidak, itu ayat yang terdapat di dalam Al-Quran. Dan Al-Quran itu kitab saya, kitab orang Islam.
~
Saudara Hendra Permana,
Kami menghormati kepercayaan dan Kitab sdr. Apakah salah bila kami memiliki pendapat demikian? Bagaimana menurut sdr, apakah Al-Fatihah adalah doa sakti?
~
Daniar
~
Untuk penyembuhan suatu penyakit harus ada emosi kedekatan dengan Sang Pencipta. Caranya dengan menggunakan energi dzikir yang intensif. Ini pengalaman saya pribadi.
~
Saudara Widayanto,
Terima kasih sudah membagikan pengalaman pribadi sdr. Yang menyembuhkan sdr energi dzikir atau Allah?
Lalu bagaimana dengan penyembukan jiwa apakah sdr juga memiliki pengalaman? Bila berkena silakan bagikan di sini?
Terima kasih.
~
Daniar
~
Coba artikan lagi dengan seksama arti dari semua ayat yang ada pada Al-Fatihah. Lalu selami tiap ayatnya.
1. “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang;
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam;
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang;
4. Yang menguasai di hari Pembalasan;
5. Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan;
6. Tunjukilah Kami jalan yang lurus;
7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”
Bukan mantra.
~
Saudara Guns,
Seperti yang diuraikan dalam artikel di atas bahwa Al-Fatihah bukan doa sakti. Sehingga bila dibaca berulang-ulang tidak dapat menyembuhkan. Yang dapat menyembuhkan adalah Allah sendiri, betul tidak?
Dan penulis menekankan agar jangan menganggap doa seperti mantra yang memiliki kuasa tersendiri di dalamnya. Bagaimana menurut Sdr. Guns?
~
Daniar
~
Al-Fatihah ayat 5 “Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan”.
Meminta pertolongan jelas sekali bukan kepada Tuhan yang lain. TUHAN nya umat Muslim adalah Allah yang maha Esa, tempat bergantung segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan serta tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.
~
Saudara Guns,
Kami sependapat dengan sdr, meminta pertolongan hanya kepada Tuhan.
Isa Al-Masih berkuasa menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, dan dapat memberi hati yang baru bagi kita. “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (Injil, Surat 2 Korintus 5:17).
Karena Isa Al-Masih adalah Kalimat Allah. Kalimat Allah kekal, satu dengan Allah, yaitu Allah itu sendiri.
~
Daniar
~
Asslamualaikum, shalom,
Sangat setuju dengan pengobatan Al-Fatihah, karena Al-Fatihah itu pembawa ketenangan, tapi jika dijalankan Al-Fatihahnya bukan sekedar dibaca, kita menjalani rohman rohim. Kasih dan sayang sesama yang hidup, maka ketika hati tenang, maka kalimat dari diri akan menjadi obat dan itulah yang disebut doa sakti yang hakiki, kebahagiaan berasal dari ketenangan.
~
Irman,
Saya menghargai pendapat Anda yang menyatakan bahwa Al-Fatihah adalah pembawa ketenangan. Barangkali hal itu bisa saja diyakini, tetapi apakah dalam prakteknya Al-Fatihah membawa ketenangan? Bukankah banyak orang yang sakit dan akan meninggal tidak mengalami ketenangan sekalipun telah dibacakan Al-Fatihah? Lagi, menjadikan Al-Fatihah pembawa ketenangan telah menggantikan Allah SWT. Artinya ini musyrik, bukan?
Oh ya, setiap orang akan mengalami kematian, termasuk saya dan Anda. Di penghujung hidup Anda, apakah Anda akan bergantung pada Al-Fatihah? Mengapa? Dapatkah Anda membantu saya menjelaskan hal ini?
Saya teringat pada firman Isa Al-Masih yang membawa ketenangan, “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:1-2). Isa Al-Masih memberikan ketenangan dengan firman-Nya tersebut, bukan?
~
Solihin