Pada tahun 1984 kami mengikuti konferensi internasional di Lausanne, Switzerland. Diikuti lebih dari 170 negara. Selama satu minggu ada workshop-workshop dan sembahyang bersama. Orang dari berbagai negara memberi khotbah dan ceramah. Bahasa apakah yang mereka dipakai?
Dunia Modern Menolong Manusia Mengerti Semua Bahasa
Apakah semua penceramah berbahasa Yunani, yaitu bahasa yang dipakai ketika perkembangan gereja di abad pertama? Atau mungkin mereka memakai bahasa Aramaik, bahasa yang digunakan para rasul Isa Al-Masih? Dua bahasa itu ada dan bisa dipakai. Tetapi semua penceramah memakai ibu bahasanya. Ceramahnya diterjemahkan ke dalam bahasa para pendengar melalui ear-phone. Sehingga orang dapat mendengar dalam bahasa ibunya.
Kami senang karena konperensi ini menghargai bahasa ibu setiap peserta. Tidak ada satu bahasa yang lebih baik dari bahasa lain. Tidak ada satu bahasa yang dianggap bahasa suci, yang lebih tinggi dari bahasa lain.
Orang Islam Wajib Sholat Memakai Bahasa Arab
Ketika bersholat, umat Islam diwajibkan mengucapkan Al-Fatihah dalam bahasa Arab, sbb:
Bismillahi r-rahmani r-rahim
Al hamdu lillahi rabbi l-l’alamin
Ar rahmani r-rahim
Maliki yawmi d-din
Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in
Ihdina s-sirat al-mustaqim
Sirat al-ladina an’amta ‘alayhim gayril magdubi ‘alayhim walad dallin.
Kaum Muslim sering berpendapat bahwa Bahasa Arab adalah yang paling istimewa. Pertanyaannya, benarkah Allah mengutamakan bahasa Arab dari bahasa-bahasa yang lain?
Allah Tidak Mengutamakan Satu Bahasa Di Atas Bahasa Lain
Kewajiban sholat dengan satu bahasa saja, hal ini berbeda sekali dengan ajaran Alkitab. Alkitab tidak meninggikan satu bahasa di atas bahasa lainnya. Semua bahasa di dunia sama nilainya. Demikian jugaTaurat, Zabur dan Kitab Nabi diwahyukan dalam bahasa Ibrani, tetapi Isa Al-Masih berbahasa Aramaik. Allah mewahyukan Injil dalam bahasa Aramaik dan Yunani.
Pada hari Pentakosta Roh Allah mengurapi para Rasul sehingga mereka mampu berkhotbah dalam bermacam-macam bahasa. (Lihatlah Kisah Para Rasul 2:1-10). Jadi, pendapat Muslim Allah mengutamakan Bahasa Arab yang paling istimewa, sama sekali tidak benar!
Bahasa Ibu, Bahasa Hati, Adalah Bahasa Terbaik
Walaupun Bahasa Arab adalah bahasa yang indah, namun lebih baik berdoa dengan bahasa ibu, yaitu bahasa hati. Allah mengerti dan mengindahkan semua bahasa. Kita perlu sholat dan berdoa dengan penuh pengertian, ketika kita berhadapan dengan Sang Pencipta. Kata-kata hafalan yang tidak dimengerti oleh pendoa tidak berarti di hadapan Allah.
Doa Apakah yang Paling Dihargai Allah?
Doa pengakuan dosa dalam bahasa ibu, doa yang tulus dari hati, seperti doa Nabi Daud paling dihargai Allah. “Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat . . . (Kitab Mazmur 51:4). Doa dalam bahasa ibu yang minta pengampunan dosa, seperti ditekankan dalam Injil, “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (Injil, Surat I Yohanes 1:9) bermanfaat besar.
[Staff Isa dan Islam – Kami sudah menyediakan doa pengampunan dosa dalam bahasa Indonesia buat saudara.]
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Benarkah Allah Mengutamakan Bahasa Arab Dari Bahasa Lain?”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718
*
Buat saudara Staff IDI,
Perlu anda ketahui bahwa bahasa Arab Al-Quran tidak sama dengan bahasa Arab yang dipergunakan oleh bangsa Arab pada umumnya. Serupa tapi tak sama.
Adapun bahasa Arab Al-Quran sangat dianjurkan untuk mempelajari. Mulai dari membaca, mempelajari, menghafal dan mengamalkannya akan mendapat pahala Allah.
~
Jika bahasa Arab Al-Quran tidak sama dengan bahasa Arab dalam komunikasi sehari-hari, tentunya sebagian besar orang Arab tidak dapat memahami Al-Quran dengan baik. Kalaupun orang Arab saja tidak dapat mengerti bahasa dalam Al-Quran, bagaimana dengan umat Muslim di Indonesia?
“Sekarang ini memang masih rendah pemahaman (umat Muslim Indonesia) terhadap Al-Quran. Karena banyak yang bisa baca tapi tidak tahu apa artinya dan apa isi dan maksud dari ayat-ayat yang dibacanya”, ungkap Nasaruddin di Gedung Kementerian Agama (Kemenag), Thamrin, Jakarta, Senin (6/8/2012).
“Sesungguhnya, Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin, dan dengan diam-diam Engkau memberitahukan hikmat kepadaku” (Zabur, Kitab Mazmur 51:8).
~
SL
*
Ini yang saya tidak habis pikir kenapa harus memakai bahasa “asing”. Manusia yang menulis dan membaca dengan baik dan benar dalam bahasa ibu saja sudah sangat langka di tanah air ini. Apalagi ditambah harus berkomunikasi kepada Pencipta dengan bahasa asing.
Saya pribadi pernah mencoba menghafalkan Al-Fatihah ini saat usia saya 28 tahun. Saya baru bisa menghafal secara lisan asal suara mirip aja setelah 5 hari, dimana tiap harinya saya belajar lebih kurang 90 menit dengan “mp3 player” dan speaker besar supaya enak mendengar contoh Al-Fatihah yang dinyanyikan.
Setelah hafal, tetap tidak tahu artinya, baru tahu setelah mencari artinya dalam bahasa ibu. Jadi untuk komunikasi dengan Allah harus buka-buka kamus dulu. Dalam hati saya masa Allah membuat umat-Nya susah dalam berkomunikasi, harus membuka kamus dulu?
~
Saudara Spiderman,
Terima kasih atas pangalaman Saudara, menghafal dan memahami arti surat Al-Fatihah dalam bahasa Arab. Kiranya ini dapat memberikan wawasan kepada kita, bagaimanapun baiknya bahasa asing namun akan lebih bermanfaat bagi kita adalah bahasa ibu.
Alkitab walaupun ditulis dalam bahasa asing yaitu Ibrani dan Yunani, namun Alkitab tidak mewajibkan pembacanya untuk mempelajari kedua bahasa tersebut. Oleh sebab itu Alkitab diterjemahkan ke berbagai macam bahasa yang ada di dunia agar dapat dimengerti.
“Ada banyak–entah berapa banyak–macam bahasa di dunia; sekalipun demikian tidak ada satupun di antaranya yang mempunyai bunyi yang tidak berarti” (Injil, Surat 1 Korintus 14:10).
~
SL
*
Kalau Al-Quran itu masih asli karena menggunakan bahasa Arab. Kalau Alkitab memang bukan kitab suci, sebab yang kitab suci Taurat, Zabur, Injil dan Al-Quran. Kalau Alkitab itu sebagian kecil saja yang ada, dan menurut para pakar Alkitab yang bersidang mereka mengatakan 15% asli isi dari Alkitab (Taurat, Zabur, Injil) sisanya dari tong sampah.
Bagaimana mau di katakan asli para pakar Alkitab juga katakan seperti itu. Apalagi surat-surat Paulus seperti admin suka kutip. Itu bukan kitab suci tapi buatan Paulus semata bukan firman dari Allah, sebab Paulus bukan Nabi tapi penipu ulung (serigala berbulu domba).
~
Tuduhan bahwa perkataan Isa Al-Masih hanya 15% saja dalam Alkitab, muncul pada diskusi The Jesus Seminar. Anggota diskusi ini adalah beberapa ahli scholars dari beberapa orang “beragama” Kristen.
Contoh dari anggota Jesus Seminar adalah Paul Verhoeven, yang hanya memiliki gelar S2 di Fisika dan Matematika dan lebih dikenal sebagai sutradara film dibandingkan sarjana. Mungkinkah orang-orang seperti ini sesuai dikatakan sebagai sarjana Alkitab?
Bagaimana seorang sutradara film dapat menentukan secara pasti mana perkataan Isa Al-Masih dan mana yang bukan? Sedangkan para Bapa Gereja dari awal kekristenan menganggap bahwa Alkitab adalah benar-benar wahyu Tuhan dan Isa Al-Masih benar-benar mengatakan apa yang ditulis di dalam Injil.
~
SL
*
Ada hal-hal yang perlu diluruskan.
1. Orang Islam tidak diwajibkan memakai bahasa Arab saat sholat.
2. Al-Quran tetap memakai bahasa Arab sampai saat ini, agar keaslianya tetap terjaga. Tidak seperti Alkitab yang diterjemahkan dari bahasa Ibrani dan Yunani sehingga bisa terjadi salah tafsir.
~
Kami setuju dengan saudara, sholat tidak wajib memakai bahasa Arab. Karena Allah mengerti semua bahasa manusia.
Bukankah lebih baik beribadah kepada Allah dengan menggunakan bahasa yang kita mengerti, dengan demikian kita lebih dapat menghayati doa dan ibadah kita.
Membaca kitab suci dalam bahasa terjemahan, bukan berarti bahwa kita telah mengubah kitab suci tersebut. Justru dengan kitab suci terjemahan membuat kita semakin mengerti Firman Allah, bukan?
Kiranya saudara perlu mengetahui bahwa para penafsir maupun penterjemah Alkitab adalah orang-orang yang sungguh beriman dan takut akan Allah. Dan juga mereka adalah orang-orang yang sangat menguasai bahasa Ibrani dan Yunani.
“Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri,” (Injil, Surat 2 Petrus 1:20).
~
SL
*
Sholat itu ada bacaan ayat-ayat Al-Quran. Ayat Al-Quran yang dimaksud dalam bahasa Arab, bukan terjemahannya. Kalau berdoa, bukan sholat, pakai bahasa apa saja boleh, bahkan Allah sangat tahu bahasa hati kalbu tiap manusia.
~
Mengapa sholat harus berbahasa Arab? Apakah bijak memaksa orang bersholat dalam bahasa asing? Mengapa tidak lebih baik bersholat dalam bahasa ibu, yaitu bahasa sehari-hari.
Solat dengan bahasa Arab itu memang baik, tapi hanya bagi orang-orang yang memahami bahasa Arab. Sholat tidak akan bermakna dan merupakan rutinitas saja bagi mereka yang tidak mengerti bahasa Arab.
Tujuan sholat adalah ibadah pada Allah, dan bukan pada Muhammad yang berbahasa Arab. Bagaimana mungkin kita dapat menyenangkan hati Allah kalau kita sendiri tidak mengerti apa yang kita sampaikan pada-Nya?
Isa Al-Masih selalu memakai bahasa setempat, yaitu Aramaic. Tidak satu ayatpun dalam Injil yang menyuruh atau memberi nasihat supaya “Doa Bapa Kami” (doa yang sama penting bagi orang Kristen sebagai Al-Fatihah untuk umat Islam) diucapkan dalam bahasa asli Injil.
~
SL
*
Umat Muslim berkomunikasi dengan Allah tidak hanya dengan sholat, tapi juga doa tiap saat. Mereka bisa melakukan dalam berbagai bahasa, bahkan dengan bahasa hati pun Allah tahu.
Nah kalau ayat Al-Quran ya harus dibaca sesuai aslinya, supaya tidak mudah dipalsukan seperti Injil dan kitab terdahulu. Karena bagaimanapun terjemahan itu selalu mengandung distorsi.
Umat Muslim wajib memahami makna ayat-ayat Al-Quran. Al-Quran hanya bagi manusia yang berpikir.
~
Bahasa merupakan salah satu anugerah terindah yang diberikan Tuhan kepada manusia. Bayangkan jika di dunia ini hanya ada 1 bahasa saja, misalnya bahasa Arab. Apakah mungkin para ilmuwan bisa menciptakan penemuan-penemuan penting seperti sekarang ini?
Walaupun mungkin Bahasa Arab dianggap sebagai bahasa yang indah melebihi bahasa lainnya, namun lebih baik berdoa dengan bahasa ibu yang dapat dimengerti. Bukan kata-kata hafalan yang tidak dimengerti oleh sipendoa.
Bahkan saat seseorang mengalami kesesakan batin, yang tidak bisa diucapkan dengan bahasa apapun lagi hingga keluar air mata. Itu pun adalah sebuah bahasa dan Allah mengerti akan bahasa air mata.
“Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kau taruh ke dalam kirbatMu. Bukankah semuanya telah Kau daftarkan?” (Zabur, Kitab Mazmur 56:9).
Bahasa terjemahan memang bisa saja menyimpang dari arti sebenarnya, kalau penterjemahnya tidak begitu pintar.
~
SL
*
Bahasa Arab bukanlah bahasa Tuhan tapi bahasa manusia.
Kenapa Al-Quran menggunakan bahasa arab? Karena nabi Muhammad SAW serta sahabat-sahabatnya merupakan orang Arab.
Kenapa semua ibadah umat Muslim menggunakan bahasa Arab?
Dalam bahasa tidak ada yang sama. Beda kata beda makna.
Contohnya dalam bahasa Indonesia. Bunga Mawar dan bunga Bank, bukankah ini sama-sama bunga, apakah sama bentuknya?
Atau terjemahkan langsung kaca mata hitam dalam bahasa Inggris menjadi black glasses, pada hal seharusnya sunglasses.
Inilah maksudnya, untuk menjaga keaslian, menjaga makna, menjaga ajaran, menjaga arahan umat Islam, maka dibiarkan tetap menggunakan bahasa Arab. Kita pun boleh mengubah menjadi bahasa Indonesia, tetapi harus hati-hati.
~
Walaupun Isa Al-Masih orang Israel, namun Dia tidak menuntut para pengikut-Nya berdoa dalam bahasa Israel. Juga dengan Kitab Suci Injil, tidak ada keharusan bagi umat Kristen agar membaca Injil dalam bahasa Israel (Ibrani).
Umat Muslim sering mengatakan bahwa dengan memakai bahasa Arab, Al-Quran tidak mungkin dapat dirubah.
Jelas perkataan seperti ini tidak dapat dibenarkan. Karena Al-Quran sekarang ini mulai diterjemahkan. Apakah itu artinya bahwa kemurnian Al-Quran dikurangi? Yang penting Al-Quran terjemahan tidak menyimpang dengan Al-Quran bahasa Arab.
Demikian juga halnya dengan Kitab Suci Injil, kemurnian Injil yang diterjemahkan juga tidak berkurang, karena diterjemahkan berdasarkan pada naskah-naskah kuno Injil.
Sebagai umat beragama tentunya kita percaya bahwa kitab Taurat, Zabur, Injil, dan Al-Quran adalah wahyu Allah. Kalau Allah sanggup menjaga kemurnian Al-Quran, tentunya Allah juga mampu menjaga kemurnian kitab-kitab pendahulunya.
“Langit dan bumi akan lenyap, tetapi perkataan-Ku kekal” (Injil, Rasul Besar Matius 24:35).
~
SL
~
Bahasa Al-Quran itu satu karena Tuhan itu satu dan Ia pemersatu. Bahasa Alkitab banyak karena Tuhannya juga banyak.
~
Tentunya Allah tidak hanya mengerti bahasa Arab, bukan?
Kalau Allah menciptakan suku-suku dan bangsa-bangsa, berarti Allah juga dapat mengerti seluruh bahasa yang digunakan manusia.
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal” (Qs 44:13).
Allah yang benar menghendaki wahyu-Nya dapat dimengerti oleh semua orang. Oleh karena itu Allah mengijinkan kalau Alkitab diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa di dunia.
Namun demikian penerjemahan Alkitab tidak boleh dilakukan secara sembrono, melainkan harus dilakukan dengan hati-hati, dan teliti. Dan semuanya itu didasarkan pada naskah orisinil yang berbahasa Ibrani dan Yunani.
~
Slamet
~
Kepada Staf IDAF,
Sekarang saya ingin bertanya kepada anda. Menurut anda kata “Alkitab” itu sendiri berasal dari bahasa apa?
Umat Kristen sering menuduh bahwa Al-Quran merupakan kitab contekan dari Alkitab. Apakah dalam Bahasa Ibrani dan Yunani ada kata “Alkitab”?
Kitab itu berasal dari Bahasa Arab yang artinya adalah “Buku”. Jadi sekarang konteksnya kitab siapa yang menyontek disini?
~
Saudara Mr. Anomali,
Kami tidak menyangkal bahwa memang kata “Al Kitab” berasal dari bahasa Arab. Namun penyaduran kata “Al Kitab” menjadi “Alkitab” dalam bahasa Indonesia, tentu tidak ada hubungannya dengan “siapa mencontek siapa”
Benarkah Al-Quran merupakan contekan dari Alkitab? Menurut ajaran Kitab Allah, semua wahyu Allah berhenti diturunkan pada abad pertama (zaman sebelum Muhammad). Faktanya, sebagian isi Al-Quran memuat kisah-kisah yang terdapat dalam Alkitab, secara tidak langsung membenarkan bahwa isi Al-Quran banyak diambil dari Alkitab. Walaupun memang tidak sedikit informasi yang berbeda.
Pernyataan Al-Quran dalam Qs 5:46 “Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa” mempertegas bahwa hanya di dalam Alkitab terdapat petunjuk dari Allah.
~
Saodah
~
Kedudukan Al-Quran adalah sebagai Kitab Penyempurna, Verifikator, dan Pengoreksi dari Kitab-Kitab sebelumnya. Ayat Al Quran yang Anda kutip diatas adalah untuk membenarkan eksistensi dari Taurat dan Injil bahwa kedua Kitab tersebut pernah ada dan diturunkan kepada Nabi sebelum Muhammad.
Akan tetapi isi dari Taurat dan Injil sekarang sudah tidak murni lagi karena campur tangan manusia. Kitab Suci yang diturunkan Allah seperti mata rantai yang saling berkaitan.
Mengapa Allah perlu menurunkan Injil kepada Isa padahal waktu itu sudah ada Kitab Taurat Musa ? Karena Taurat sudah banyak diubah oleh orang Yahudi.
Dan sama halnya dengan mengapa Allah perlu menurunkan Al Quran kepada Nabi Muhammad karena Injil telah diubah oleh orang Kristen.
~
Terimakasih Sdr. Anomali untuk jawaban saudara.
Pertanyaan kami, bila Al-Quran benar sebagai kitab penyempurna, dapatkah Sdr. Anomali menjelaskan bagian manakah dari kitab sebelumnya yang disempurnakan oleh Al-Quran?
Juga, bagaimana pandangan Sdr. Anomali tentang ajaran Al-Quran yang bertentangan dengan ajaran kitab-kitab sebelumnya?
Kiranya saudara berkenan merenungkan ayat ini: “Yang demikian itu adalah karena Allah telah menurunkan Al Kitab dengan membawa kebenaran; dan sesungguhnya orang-orang yang berselisih tentang (kebenaran) Al Kitab itu, benar-benar dalam penyimpangan yang jauh” (Qs 2:176).
~
Saodah
~
Kepada Staf IDAF,
Rasanya tidak mungkin cukup apabila saya ingin menjawab pertanyaan Anda di kolom komentar ini. Karena hanya tersedia 800 karakter.
Bolehkah saya meminta alamat email Anda untuk menjawab? Karena ini akan menjadi penjelasan yang sangat panjang. Terimakasih.
~
Saudara Mr. Anomali,
Tentu kami senang bila saudara ingin diskusi dengan kami lewat email. Saudara dapat menghubungi kami di: [email protected].
Terimakasih!
~
Saodah
~
Tuhan itu satu. Semua Muslim menghadap Tuhan yang satu. Oleh karena itulah menggunakan bahasa yang satu. Tuhan umat Kristen banyak, karena itu menggunakan banyak bahasa.
Bahasa Al-Quran itu adalah bahasa hati, karena banyak makna yang tersirat daripada tersurat.
~
Saudara Wiwiek,
Sebagaimana saudara percaya Tuhan itu satu, demikian juga dengan orang Kristen!
Tuhan satu, bukan berarti umat-Nya harus menyembah Dia dalam satu bahasa. Tuhan mengerti semua bahasa, tapi umat-Nya tidak. Ketika orang Papua menyembah Tuhan dengan bahasa mereka, jelas Tuhan mengerti apa yang mereka ucapkan. Tapi ketika orang Papua menyembah Tuhan dengan bahasa Arab, dapatkah Anda menjamin bahwa mereka mengerti apa yang mereka ucapkan?
Sdr. Wiwiek, ketika saudara menyembah Tuhan, Dia tidak melihat seberapa indah bahasa yang saudara pakai. Yang Tuhan lihat adalah seberapa bersih dan tulus hati saudara ketika datang menyembah-Nya. Karena Tuhan hanya perduli dengan dosa saudara, bukan bahasa yang saudara pakai.
“Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap. Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh” (Injil, Surat Roma 1:21-22).
Kiranya saudara juga membaca artikel pada link ini: http://tinyurl.com/d6trgl3. Terimakasih!
~
Saodah
*****
“Allah Tidak Mengutamakan Satu Bahasa Di Atas Bahasa Lain”
Allah memilih bahasa Arab untuk kitab sucinya.
Qs 13:37 “Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al-Quran itu sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab”
Bahasa Arab adalah satu-satunya bahasa di dunia yang tidak ada matinya. Beda dengan bahasa lainnya yang semuanya mengalami proses kematian. Bahasa yang dipakai Yesus saja sudah mati. Jadi, seumpama Yesus hidup lagi dan berpidato, andapun tidak bisa mengerti yang dikatakan. Beda seumpama Muhammad hidup lagi, semua Muslim pasti tahu apa yang diucapkannya. Itulah istimewanya bahasa Arab yang tidak dimiliki bahasa lainnya.
*****
Benarkah seluruh umat Muslim di dunia mengerti bahasa Arab? Rasanya mustahil. Saya punya teman Muslim cukup banyak. Bahkan di antara mereka ada yang cukup taat. Mereka rajin sholat, membaca Al-Quran. Sejak remaja mereka sudah belajar mengaji.
Tapi ketika saya tanya apakah mereka mengerti dengan apa yang mereka baca? Mereka menjawab tidak! Karena dalam ajaran Islam, tidak dituntut untuk mengerti dan memahami isi kitab suci. Sekedar dapat membacanya, itu sudah baik dan cukup.
Sdr. Xucinxgaronx, menurut kami kitab suci adalah kitab yang berfungsi sebagai pedoman dan penuntun bagi umatnya. Sehingga setiap umat diwajibkan membaca, mempelajari, dan memahami is kitab tersebut. Agar kehidupan mereka tidak melenceng dari norma-norma yang telah dijelaskan dalam kitab itu. Apakah saudara setuju dengan alasan kami ini?
Bila saudara setuju dengan alasan kami di atas. Pertanyaanya adalah: Apakah orang yang tidak mengerti bahasa Arab dapat memahami Al-Quran? Manakah lebih baik: Mempertahankan keindahan dari satu bahasa atau memperhatikan kebutuhan umatnya?
~
Saodah
~
Staf IDI,
Lafal bacaan sholat dalam Islam yang merupakan ayat-ayat yang tertuang dalam Al-Quran tentunya harus dengan menggunakan bahasa Arab Al-Quran. Itu merupakan salah satu bukti keaslian Al-Quran yang tidak terbantahkan. Apapun alasan yang menyangsikannya otomatis akan gugur dengan sendirinya.
Silahkan dibantah, dan kemudian baca bantahan anda tersebut yang akan menampakkan kebodohan anda.
~
Saudara Ibrahim,
Justru menurut kami, maaf, alasan sdr di atas kurang tepat. Ketika sdr sholat, tujuannya semata-mata sekedar menyatakan Al-Quran asli, atau untuk berkomunikasi dengan Tuhan?
Bagaimana mungkin akan terjalin satu hubungan yang intin dengan Sang Khalik, bila kita tidak mengerti apa yang kita ucapkan?
Sdr. Ibrahim, Tuhan tidak berasal dari negara Arab, sehingga Dia hanya mengerti bahasa Arab. Allah mengerti semua bahasa, termasuk bahasa Indonesia. Mengapa kita harus berhubungan dengan-Nya dengan bahasa yang tidak kita mengerti? Bukankah akan lebih baik beribadah dengan bahasa ibu?
Bila memang Al-Quran asli, mengapa harus khawatir? Apakah Allah tidak kuasa menjaga firman-Nya?
~
Saodah
~
sdr Staf IDI,
Apakah saudara sudah menjalankan kewajiban anda dengan benar, sesuai agama anda yang penuh kasih?
Apabila sudah, mengapa anda mencampuri urusan agama orang lain? Padahal anda diajarkan kasih dalam agama anda.
Apabila bila belum, saya bisa memaklumi apa yang anda kerjakan ini, karena penghasilan yang besar dari yayasan anda tempat anda bekerja saat ini yang membuat anda tidak menjalankan kewajiban agama anda.
~
Sdr. Noor Ahmad,
Maaf, kami kurang mengerti maksud komentar saudara di atas. Kewajiban manakah yang saudara maksud?
Sdr. Noor Ahmad, situs ini adalah forum diskusi. Siapa pun berhak memberi pendapat asal sesuai dengan aturan main yang berlaku. Yaitu saling menghargai. Bila memang apa yang kami sampaikan di atas ada yang salah, kami persilakan sdr untuk mengoreksinya.
Dan lagi, forum ini tidak ada sangkut-paut dengan penghasilan besar/kecil seperti yang saudara tuduhkan.
~
Saodah
~
Staf IDI,
Seandainya seorang manusia yang taat pada keyakinannya, dia akan mengerti arti kata kewajiban. Pastilah kewajiban beragama. Manusia yang tidak mengerti, berarti dia belum memahami makna beragama.
Agama anda mengajarkan kasih sayang yang luar biasa. Begitu besarnya pengorbanan Tuhan Yesus anda, sampai-sampai Dia mengorbankan diri-Nya untuk anda dan umat-umat-Nya. Tetapi umat-Nya yang mengaatas-namakan Isa dan Islam sangat tidak menjalankan kasih sayang tersebut. Dengan berbohong dan memfitnah yang memakai dalih ‘diskusi’.
Mana makna diskusi kalau anda tidak pernah mau memahami ajaran agama lain? Mana makna diskusi kalau anda hanya mau beranggappan bahwa anda yang paling benar? Perbedaan pasti terjadi dan saling memahami adalah bentuk kasih sayang.
~
Saudara Noor Ahmad,
Terimakasih untuk masukan yang saudara berikan di atas. Dan kami dapat memaklumi penilaian sdr yang berkata bahwa melalui diskusi ini kami sudah berbohong dan memfitnah.
Namun perlu kami luruskan kembali. Kami tidak pernah merasa memfitnah atau membohongi siapa pun. Saudara dapat melihat bahwa di forum ini cukup banyak orang Islam dan Kristen yang memberi pendapat. Juga ada yang menyanggah artikel yang sedang dibahas.
Tapi memang, dalam memberi pendapat perlu melampirkan bukti/fakta yang membenarkan. Bukan sekedar beropini. Sehingga pembaca lain dapat mempercayai apa yang disampaikan.
Sayangnya, terkadang umat Muslim lebih sering beropini daripada memberi fakta. Salah satunya adalah tuduhan sdr pada komentar sebelumnya.
~
Saodah
~
Al-Quran itu kitab mantra makanya harus dibaca berkali-kali apalagi hafal. Wah bangganya, sama seperti anak sekolah bisa baca soal pertanyaan tapi sudah bangga.
~
Bagi umat Islam Al-Quran adalah sebuah kitab suci yang menjadi pedoman hidup seorang Muslim. Kitab suci ini ditulis dalam bahasa asing, yaitu bahasa Arab. Sayangnya, seorang Muslim disebut telah membaca Al-Quran, bila dia membaca kitab tersebut dalam bahasa aslinya. Sedangkan Al-Quran yang diterjemahkan ke non-bahasa Arab, tidak diakui sebagai kitab suci, melainkan hanya tafsir.
Menurut firman Allah, fungsi kitab suci bukan hanya sekedar dihafal. Tapi harus mengerti dan memahami isinya. Sehingga kita dapat mengetahui rencana Allah atas hidup kita lewat firman-Nya, dan kita mengetahui apa yang Allah ingin kita lakukan.
Tapi, bila bahasa kitab suci tersebut saja tidak kita mengerti, bagaimana mungkin kita dapat memahami isinya?
~
Saodah
~
Staf,
Seorang Muslim sudah menjadi tanggung jawabnya mempelajari Al-Quran. Dan setiap Muslim yang tak sanggup maka dimaklumi dan kita yang sanggup mengajari.
~
Saudara Andi,
Kami setuju dengan pandangan saudara. Bila kita sudah memiliki pengetahuan sudah selayaknya kita menyampaikan kepada yang belum mengetahui.
Tapi, bukankah kitab saudara ditulis dalam bahasa Arab, bagaimana Sdr. Andi dapat mengerti dan memahami isinya? Apakah Sdr. Andi akan menerima begitu saja penjelasan dari orang lain?
~
Daniar
~
Tidak ada satu bahasapun di dunia ini yang tidak Tuhan mengerti. Layaknya bahasa lain yang dijadikan bahasa Internasional, bahasa Arab pun demikian.
Perihal kenapa Al-Quran dicantumkan dalam bahasa Arab korelasinya lebih kepada kesahihan ayat tersebut. Sudah banyak terjemahannya, walaupun banyak terjemahan yang tidak pas, dikarenakan “ilmu”nya tidak dimiliki.
Maka dari itu kalau ingin mencari terjemahan atau hakikat yang benar dari Al-Quran atau pun kitab lain. Carilah mereka yang ahlinya (berhak) dalam hal ini mereka yang mewarisi ilmunya, terima kasih.
~
Saudara Syamsul Bahri,
Ya, Allah mengerti setiap bahasa yang ada di dunia ini. Demikian isi hati kita Allah pun mengerti. Dengan demikian kita perlu sholat dan berdoa dengan penuh pengertian, ketika kita berhadapan dengan Sang Pencipta. Kata-kata hafalan yang tidak dimengerti oleh pendoa tidak berarti di hadapan Allah. Bagaimana menurut sdr?
Lagi, para ahli penterjemah Kitab suci tentunya sangat hati-hati dan teliti dalam menterjemahkan. Sesuai dengan makna dan isi dalam bahasa aslinya.
~
Daniar
Haha intinya satu kenapa pakai bahasa arab? Karena arab bahasa ibu Muslim, kenapa kita pakai bahasa ibu krn lahir dari ibu. Kenapa muslim pakai bahasa arab dalam sholat karena supaya belajar bahasa ibu Muslim. Hehe maklum Al Quran kan yang jaga Allah SWT sendiri ya… Mau diganti juta2 kali ya gak ada yang mampu. Mau anda suruh orang2 baca Al Quran pakai bahasa indonesia pun gak akan bakal mampu rubah Ayat Al Quran. Hehe sudah putus asa..??? Sehingga suruh Muslim baca pakai bahasa mereka?. Sesungguhnya artikel ini cuma seperti suara bising nyamuk tak akan berpengaruh terhadap Al Quran. Anda sudah merasakan Mu’jizat sampai sekarang yaitu Al Quran yang kekal, hehe masih aja cari alasan untuk tidak mengakuinya… Sedih saya lihat anda hehehe.. semoga Allah SWT menyadarkan anda. Aamiin 🙂
~
Sdr. Widi,
Jika bahasa Arab adalah bahasa ibu bagi Muslim, bukankah seharusnya yang menjadi Muslim hanya orang Arab saja? Sebab mereka jelas memakai bahasa Arab sebagai bahasa ibu. Bukankah demikian, Saudaraku? Ohya, apakah Anda tahu arti “bahasa ibu”? Bahasa apa yang Anda gunakan sejak kecil dan Anda mengerti dengan fasih? Apakah bahasa Arab? Di mana Anda tinggal? Apaah di tanah Arab?
Apakah bahasa Arab logis disebut bahasa ibu umat Muslim ketika orang-orang Muslim yang hidup di luar jazirah Arab tidak memahami ayat-ayat Al-Quran berbahasa Arab yang wajib mereka lafalkan? Juga, apakah Allah Sang Khalik berkebangsaan Arab sehingga tidak berkenan menerima doa dan pujian dalam bahasa selain Arab?
Artikel berikut membuka wawasan Anda terhadap fakta sejarah perubahan ayat-ayat dalam Al-Quran yang selama ini Anda yakini kekal tidak berubah: https://tinyurl.com/y7ba7ndx.
~
Yuli