Doa adalah setiap “perkataan” kita pada Allah. Isinya bermacam-macam. Ada berupa permohonan, pengampunan dosa, dll. Diantara “ungkapan” tersebut, yang sering dilontarkan umat Muslim pada Allah diantaranya adalah “Tunjukilah kami jalan yang lurus (Ihdina s-sirat al-mustaqim)” (Qs 1:6).
Tentu setiap orang mempunyai harapan yang sama, yaitu mendapat “tanggapan” dari Allah atas setiap perkataan yang disampaikan. Lantas, seberapa seringkah Allah menjawab dan mengabaikan “perkataan” saudara?
Allah Maha Mendengar
Salah satu sifat Allah adalah Maha Mendengar. Dia bukan hanya mendengar perkataan yang keluar dari mulut kita saja. Lebih dari itu, Dia juga mendengar kata hati kita. Tapi, apakah Dia sungguh memperhatikan setiap hal yang kita sampaikan pada-Nya?
Bukankah tujuan kita berdoa, karena kita memerlukan pertolongan-Nya? Sebab kita tahu, hanya Allah saja yang dapat memberi pertolongan pada kita. ” Hanya kepada Engkau kami mohon dan hanya kepada Engkau kami minta pertolongan ” (Qs 1:5).
Doa Yang Didengar Allah
Apakah Allah mendengarkan doaku? Apakah ada yang salah dari isi doaku? Masih banyak pertanyaan lain yang kita ucapkan, ketika kita belum menerima jawaban dari setiap doa yang kita panjatkan.
Lalu, doa yang bagaimanakah yang didengarkan Allah? Seorang nabi Allah menulis dalam Kitab Zabur, ” Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka Tuhan mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya. Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya “ (Mazmur 34:18-19).
Ayat di atas mengatakan, hanya orang-orang benar yang datang pada Tuhan dalam kondisi patah semangat yang akan didengarkan Allah.
Bila saudara belum mendapat jawaban dari Allah atas setiap “ungkapan” saudara pada-Nya, datanglah kepada-Nya sebagai orang benar. Naikkanlah satu-satunya permohonan dalam Al-Fatihah dengan penuh iman, maka Allah akan menjawab saudara.
Renungkanlah pula apa yang dikatakan Kalimat Allah, tentang diri-Nya. ” Aku inilah Jalan “ (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
Mungkinkah jalan yang lurus yang Saudara mohon untuk ditunjukkan dalam Al-Fatihah adalah Isa Al-Masih sendiri?
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini.
*
Salam,
Ijinkan saya menambahi, “Tunjukilah kami jalan yang lurus … Yaitu jalan yang Engkau beri nikmat kepada mereka. Bukan jalan orang-orang yang sesat dan bukan jalan orang-orang yang engkau murkai”
Amin.
Adapun tafsir mashur yang diamini oleh semua orang di dunia ini adalah sebagai berikut:
Jalan orang yang diberi nikmat adalah jalan orang-orang yang tulus ikhlas memasrahkan diri kepada Tuhan YME. Jalan orang yang sesat adalah jalan orang-orang Nasrani. Jalan orang yang dimurkai adalah jalan orang Yahudi.
~
Dalam Al-Quran, disebutkan bahwa kebalikan dari jalan lurus adalah kesesatan. Artinya siapapun yang tidak mengikuti ajaran Allah ia pasti sesat. “… Barangsiapa yang dikehendaki Allah (kesesatannya), niscaya disesatkan-Nya. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah (untuk diberi-Nya petunjuk), niscaya Dia menjadikan-Nya berada di atas jalan yang lurus” (Qs. 6:39).
Jalan lurus adalah jalan menuju ke sorga. Injil mengajarkan bahwa Isa Al- Masih adalah jalan menuju sorga. “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 16:4). Jadi ajaran yang menyatakan bahwa Isa Al-Masih adalah jalan ke sorga bukanlah ajaran sesat tetapi ajaran Allah sendiri.
Orang Kriten adalah pengikut Isa Al-Masih. Karena Isa Al-Masih adalah jalan ke sorga, tentunya jalan orang Kristen juga menuju ke sorga. Oleh sebab itu semua orang yang mengikuti Isa Al-Masih bukanlah orang-orang sesat yang dimurkai Allah.
~
SL
*
Kepada Staff IDI,
Ketahuilah bahwa Allah itu Maha dekat kepada hamba-Nya terutama hamba-Nya yang
beriman dan beramal shaleh. Allah itu Maha melihat, mendengar lagi mengetahui.
Dalam Al-Quran Allah telah berfirman bahwa Dia akan mengabulkan doa bagi hamba-Nya yang memohon kepada-Nya.
~
Allah mendengarkan doa seseorang bukan karena kesalehannya, karena kesalehan kita di mata Allah bagaikan kain kotor.
“Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin” (Kitab Nabi Yesaya 64:6).
Namun jika kita percaya kepada Yesus, Allah menganggap kita benar karena Yesus. Kita dilihat dan diperlakukan sebagai benar. Kematian Kristus merupakan dasar dari pembenaran kita. Oleh sebab itu dalam Zabur, Kitab Mazmur 34:18 mangatakan,” Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka Tuhan mendengar”.
Jadi Allah menjawab doa kita semata-mata karena belas kasihan Allah karena iman kepada Isa Al-Masih.
~
SL
*
Apakah Doa saya didengar Allah?
Jawabnya ada di Al-Quran (Qs. 2:186), “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”.
Saudara IDI, bicara tentang doa pahamilah dengan menyeluruh Al-Baqarah 186 di atas, bukan sekedar memenggal ayat-ayat Al-Fatihah!
Semoga saudara diberi petunjuk pada jalan yang benar.
~
Allah akan mendengarkan doa yang sesuai dengan kehendak-Nya. Kitab Suci memberikan kesaksian bahwa doa yang didengarkan Allah adalah doa yang dipanjatkan dalam nama Isa Al-Masih.
Isa Al-Masih, sebagai jalan yang benar mengajarkan agar kita berdoa dalam nama-Nya: “Dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:13-14).
Berdoa dalam nama Isa Al-Masih memiliki arti yang sama dengan berdoa sesuai dengan kehendak Allah.
~
SL
*
Sudah berulang kali “ihdinas-siratal-mustaqim” disebut dan Allah sudah mendengarnya. Bukankah Allah itu Maha Mendengar dan Maha Kuasa?
Sebenarnya Al-Fatihah itu adalah doa Muhammad yang sudah kehilangan Allah, dititipkan Muhammad kepada umatnya.
Jangan ragu dengan kefahaman yang diturunkan. Tidak percaya tidak mengapa.
Murdan
~
Setiap kali kita mengucapkan “ihdinas-siratal-mustaqim”, atinya “ Tunjukillah kami jalan yang lurus” dalam doa sembayang kita, sebenarnya Allah itu sudah memberikan jawaban. Dan jawaban ini ada pada perkataan Isa Al-Masih: “ Aku inilah Jalan ” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
Inilah suatu pernyataan yang paling besar sekaligus tawaran bahwa mustahil seseorang masuk sorga jika tidak melalui Isa Al-Masih. Masalahan walaupun kita sudah mengetahui jalan ke sorga itu hanya melalui Isa Al-Masih, namun kita tidak mau percaya.
Tentang hal ini Isa Al-Masih berkata: “Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu” (Injil, Rasul Besar Yohanes 5:39-40).
~
SL
*
Tentang hal ini Isa Al-Masih berkata: “Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu” (Injil, Rasul Besar Yohanes 5:39-40).
Maksud ayat ini untuk umat Kristen yang tidak percaya Isa Al-Masih itu utusan/Nabi Israel padahal sudah ada dalam Alkitab, tapi tetap saja mengikuti doktrin gereja.
~
Di bagian lain, Rasul Besar Yohanes menyatakan, “ Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya yang tidak tercatat dalam kitab ini tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya” (Injil, Rasul Besar Yohanes 20:30-31).
Dua bagian ayat tersebut berbicara tentang firman Allah yang tertulis, yaitu Alkitab. Keduanya menyatakan bahwa hidup kekal hanya ada dalam Isa Al-Masih.
Jadi, membaca Alkitab akan bermanfaat kalau kita oleh-nya dapat percaya kepada Isa Al-Masih, kemudian datang kepada-Nya untuk memperoleh keselamatan – hidup kekal – di dalam nama-Nya.
~
SL
*
Anak Allah bukan dalam arti sebagai anak sebenarnya tapi panggilan kepada orang yang menuruti perintah Allah. Semua manusia yang menuruti perintah Allah serta menjauhi larangannya adalah Anak Allah, karena semua manusia adalah ciptaan Allah.
Apalagi para Nabi seperti Isa Al-Masih, Nabi bangsa Israel yang di lahirkan tanpa ayah
~
Gelar “Anak Allah” dalam bentuk tunggal hanya ditujukan kepada Isa Al-Masih. Anak Allah mempunyai pengertian bahwa Isa Al-Masih adalah Allah yang menjadi manusia. “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah” ( Injil, Rasul Lukas 1:35).
Gelar “anak Allah” merujuk kepada nabi, tidak pernah ada seorang nabi yang disebut sebagai “Anak Allah”, bahkan tidak ada gelar “Anak Allah” buat manusia.
Sedangkan “anak-anak Allah” dalam bentuk jamak adalah orang yang menerima / percaya Isa Al-Masih sebagai Juruselamat. “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:12).
~
SL