Kondisi perekonomian di Indonesia yang kurang stabil sering membuat masyarakat was-was. Khususnya para ibu rumah tangga. Bagaimana tidak? Gaji suami yang mencukupi kebutuhan keluarga, kini tidak lagi. Kenaikan berbagai kebutuhan pokok adalah penyebabnya.
Al-kafiyah = “Yang Mencukupi”
Bicara tentang “mencukupi,” kami teringat nama lain untuk Al-Fatihah. Yaitu al-kafiyah. Artinya “yang mencukupi.”
Tidak dijelaskan secara rinci apa maksud “yang mencukupi” di sini. Tetapi salah satu blog Muslim yang kami baca menuliskan, “Dengan mempelajari kandungan Al-Fatihah, cukup bagi seseorang mengenal secara umum isi Al-Quran.”
Penafsiran di atas menurut kami membingungkan dan sedikit bertolak-belakang dengan ayat Al-Quran lain. Yaitu, “Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa” (Qs 5:46).
Ayat di atas menghimbau agar umat Muslim mencari petunjuk dan cahaya Allah dalam Injil dan Taurat, bukan?
Apa yang Dicukupkan?
Pertanyaan lain yang muncul adalah, “Apakah dengan mempelajari dan membaca surah Al-Fatihah berulang kali setiap hari, dapat mencukupi kebutuhan jasmani dan rohani seseorang”? Tidak mungkin, bukan?
Bagaimana dengan kebutuhan keselamatan kekal manusia? Apakah Al-Fatihah dapat mencukupinya? Al-Quran menuliskan, “Barangsiapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya” (Qs 2:81). Artinya, hanya dosa satu-satunya penghalang seseorang masuk sorga!
Kalimat Allah Mencukupi
Untuk dapat mengerti dan memahami rencana Allah, tentu tidak cukup hanya mempelajari Al-Fatihah. Setiap umat memerlukan rahmat dari Allah. Dan rahmat Allah itu telah dinyatakan-Nya melalui kedatangan Kalimat Allah [Isa Al-Masih] ke dunia.
Isa Al-Masih adalah satu-satunya Pribadi yang mencukupi kebutuhan jasmani dan rohani setiap orang. Kitab Suci Allah menuliskan bagaimana Kalimat Allah mencukupi kebutuhan jasmani lima ribu orang hanya dengan lima roti dan dua ikan.
Dan yang terpenting adalah bahwa Kalimat Allah berkuasa memenuhi kebutuhan rohani setiap orang. Sebab Dia adalah “Terang dunia, yang dapat mengangkat seseorang dari kegelapan kepada terang kasih Allah” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:12).
Isa Al-Masih “Yang Mencukupi”
Hanya Isa Al-Masih dapat memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani setiap orang. Juga hanya Dia yang dapat menangani dosa seseorang. Demikian, Dia dapat disebut sebagai “Yang Mencukupi,” bukan?
Terlebih, Isa Al-Masih juga satu-satunya Pribadi yang dapat memenuhi kebutuhan keselamatan sorgawi setiap umat. Karena Dia adalah “Jalan, Kebenaran dan Hidup” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:12).
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Sebagai Mukmin sudahkah Saudara mengimani Qs 5:46? Jelaskanlah secara singkat alasan saudara!
- Menurut saudara, mengapa surah Al-Fatihah diberi nama lain al-kafiyah/yang mencukupi?
- Bagaimana pendapat saudara tentang artikel di atas yang menyebut Isa Al-Masih sebagai “Al-kafiyah/ “Yang mencukupi”?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami merasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718
~
Al-Fatihah itu adalah “bentuk” penyerahan diri manusia kepada Tuhan dengan selalu memohon diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.
Kalau manusia sudah menyerahkan dirinya kepada Tuhan, pasti Tuhan akan membimbing manusia ke jalan keselamatan dan kebenaran. Itulah kenapa dikatakan bahwa Al Fatihah itu adalah AlQuran itu sendiri.Manusia membaca Al Fatihah ber ulang ulamg karena hakikat manusia yang “lemah” dan dapat terjerumus kedalam godaan hawa nafsu,oleh karena itulah manusia harus berpegang kepadaNya agar selalu diberi petunjuk.
~
Saudara Widodo mengatakan bahwa Al-Fatihah adalah bentuk penyerahan diri kepada Allah untuk memohon diberi petunjuk jalan lurus. Lagi saudara berkata, orang yang menyerahkan diri kepada Tuhan pasti akan dibimbing kepada jalan keselamatan dan kebenaran.
Pertanyaan saya, sudahkah Sdr. Widodo menemukan jalan keselamatan dan kebenaran itu? Bila sudah, mengapa saudara masih harus selalu bertanya kepada Allah dan meminta ditunjukkan jalan lurus itu?
Ketika seseorang bertanya, artinya dia belum tahu, bukan?
Kiranya Sdr. Widodo berkenan untuk merenungkan ayat ini: Sabda Isa Al-Masih, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
~
Saodah
~
“Ihdinash shiratal Mustaqim” itu bukan pertanyaan, tapi pernyataan seorang Mukmin yang lemah agar selalu tetap dibimbing di jalan yang lurus.
Umat nasrani selalu meminta agar Kerajaan dan Kehendak Bapa datang kepada mereka di dalam doa “Bapa Kami” berarti umat Kristus belum diselamatkan.
~
Saudara Pengamat,
“Ihdinash shiratal Mustaqim” artinya “Tunjukilah kami jalan yang lurus.”
Pertanyaan kami, sudahkah Sdr. Pengamat mempunyai petunjuk jalan yang lurus? Jika belum, mungkin saudara dapat mempertimbangkan sabda Isa berikut ini, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
Memang dalam doa orang Kristen sering berkata, “datanglah Kerajaan-Mu, jadilah Kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.” Maksudnya bukan berarti orang Kristen belum diselamatkan. Tetapi orang Kristen mendoakan agar apa yang terjadi di bumi sesuai kehendak Allah.
Sdr. Pengamat, menurut kami, selagi kita di dunia dan mempunyai kesempatan, tidak ada salahnya bila kita membuka hati dan mencari Allah yang hidup, bukan?
~
Saodah
~
Bukankah pada kitab Kejadian 1:1 dijelaskan “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” Dan ayat ini sudah jelas bahwa bukan Yesus Sang Pencipta tapi Allah.
Pertanyaan saya yang paling penting, ayat mana dalam Alkitab yang menjelaskan bahwa Yesus mengaku diri-Nya seorang yang beragama Kristen, Dia pergi ke gereja, Dia minta disembah dan menyatakan diri-Nya Tuhan yang telah menciptakan seluruh isi dunia ini. Dia membolehkan manusia makan babi, Dia menyuruh kita tidak bersunat serta menyuruh kita memohon kepada-Nya.
~
Saudara HR,
Terimakasih untuk pertanyaan yang saudara ajukan. Karena pertanyaan saudara sangat panjang, dalam kesempatan ini, kami akan memberi penjelasan untuk pertanyaan saudara yang pertama. Yaitu tentang “Yesus Sang Pencipta tapi Allah”
Untuk mengetahui apakah Alkitab juga mencatat Yesus sebagai Pencipta, saudara harus terlebih dahulu mengerti arti dari kata “Allah Tritunggal.”
Allah Tritunggal artinya: Allah esa yang terdiri dari tiga pelaku/pribadi: Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Perhatikan ayat berikut ini: “Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi” (Kitab Kejadian 1:26).
Perhatikan kata “Kita” pada ayat di atas. Kata tersebut menunjuk pada ketiga Hakekat Allah. Yaitu: Anak, dan Roh Kudus.
Untuk lebih lanjut, silakan membaca artikel pada link ini: http://tinyurl.com/7y5qolz.
~
Saodah
*****
1. InsyaAlloh, karena saya telah menyaksikan firman-firman Allah dan semuanya benar. Sebagaimana Al-Quran juga berisikan petunjuk dan cahaya juga membenarkan kitab sebelumnya (Injil)
2. Al-Fatihah = al-kafiyah, pembuka = pencukupi. Jika benar telah terbuka apa yang tertutup, tentu semua menjadi tercukupi.
3. Sebagaimana pemahaman yang dangkal mengenai Al-Fatihah, tentu menyesatkan dan keselamatan itu bualan jika hanya taqlid buta kepada Isa Al-Masih.
*****
Saudara Imam,
Ijinkan kami menanggapi jawaban yang saudara berikan.
1. Menurut saudara Al-Quran berisikan petunjuk dan cahaya. Tapi yang kami baca Al-Quran justru mengatakan, “Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa” (Qs 5:46). Dengan jelas ayat di atas berkata, petunjuk dan cahaya dari Allah ada dalam Injil dan Taurat. Bukan pada Al-Quran.
2. Dapatkah saudara menjelaskan sedikit lebih rinci lagi, apa yang saudara maksud “sudah terbuka dan tercukupi”?
3. Lalu, bagaimana pandangan saudara tentang Isa Al-Masih?
~
Saodah