Umat Islam dan Kristen sama-sama setuju bahwa memuji Sang Khalik adalah hal yang sangat penting. Demikian, baik Muslim maupun Kristen selalu menaikkan pujian untuk Allah.
Lalu, apakah Allah selalu menerima setiap pujian yang dinaikkan umat-Nya? Bagaimana sikap hati tatkala memuji Dia, agar pujian berkenan di hadapan-Nya?
Maksud Pujian Kepada Tuhan
Secara umum pujian kepada Tuhan adalah tindakan untuk mengagungkan, membesarkan dan memuliakan Tuhan atas apa yang telah diperbuat-Nya. Juga atas apa yang sedang Tuhan perbuat dan apa yang akan Tuhan perbuat dalam hidup kita. Pujian tidak tergantung pada perasaan hati, melainkan didasarkan pada kebesaran Tuhan.
Nama lain untuk Al-Fatihah adalah al-Hamd. Artinya dalam Bahasa Arab pujian. Al-Fatihah memuat pujian untuk Allah karena Allah disebut Tuhan semesta alam, Maha Pemurah dan Maha Penyayang.
Sikap Hati Saat Memuji
William Temple mendefinisikan penyembahan/memuji sebagai berikut: “Menyembah adalah ‘menghidupkan hati nurani” dengan kekudusan Allah, memberi makan pikiran dengan ‘kebenaran Allah’, menyucikan khayalan dengan keindahan Allah, membuka hati terhadap kasih Allah, dan mengabdikan kehendak kepada maksud Allah.”
Memuji Tuhan bukan sekedar rutinitas ibadah semata. Juga bukan sekedar mengucapkan doa-doa hafalan. Tatkala kita memuji Tuhan, kita harus mempunyai tujuan yang jelas. Dimana tujuan tersebut berawal dari hati yang rindu kepada Allah.
Apakah Allah Menerima Pujian Saya?
Menurut firman Allah, tidak semua pujian untuk Allah berkenan di hadapan Allah. Dengan kata lain, tidak semua pujian dari umat-Nya diterima oleh Allah. “Siapakah yang boleh berdiri di tempat yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya . . .” (Mazmur [Zabur] 24:3-4).
Ayat di atas menjelaskan, bahwa seseorang yang datang menghadap Allah dengan hati yang penuh dosa, maka Allah akan menolak pujiannya.
Lalu, bagaimana agar pujian saya diterima Allah? Firman Allah berkata, hal yang pertama perlu Anda lakukan adalah membersihkan hati dari dosa dengan cara mengakui dosa-dosa Anda kepada Allah. Sebab dosa merupakan kenajisan di hadapan Allah! “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (Injil, 1 Yohanes 1:9).
[Staf Isa dan Islam – Kami mengundang Anda untuk mempelajari “Lima Langkah Keselamatan” yang terdapat pada link berikut untuk menolong agar pujian Anda berkenan di hadapan Allah. Silakan klik di sini.]
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Selain yang sudah dijelaskan pada artikel di atas, menurut saudara adakah cara lain agar pujian seseorang diterima Allah?
- Mengapa dosa dapat menghalangi pujian untuk Allah?
- Menurut saudara, dengan cara apakah hati seseorang dapat dibersihkan dari dosa?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718
~
Cara membersihkan dosa? Memohon ampun dari hati pikiran lisan dan perbuatan. Bahkan seseorang dalam dosa besar pun masih wajib memohon ampun dan diampuni dosanya.
~
Sdr. Abelford,
Benar yang sdr katakan. Kita perlu meminta pengampunan dari Allah. Tapi pertanyaan adalah: Apakah hanya dengan meminta pengampunan, maka urusan dosa sudah selesai? Sepertinya tidak!
Perhatikan kutipan ayat berikut: “sebab upah dosa ialah maut” (Injil, Surat Roma 6:23).
“Barangsiapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya” (Qs 2:81).
Kedua ayat di atas mengatakan, bahwa setiap dosa ada hukumannya. Artinya, tidak cukup hanya dengan sekedar memohon pengampunan saja maka dosa-dosa kita menjadi bersih.
Salah satu ayat dalam Kitab Suci Injil mengatakan, “Lihatlah Anak domba Allah [kata kiasan untuk Isa Al-Masih], yang menghapus dosa dunia” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:29). Maksud ayat ini, hanya Isa Al-Masih yang dapat membersihkan dosa-dosa sdr!
~
Saodah
*****
Pendapat saya dari yang saya ketahui:
(1). Menurut saya pujian yang diterima itu adalah pujian yang benar dan tulus dari hati dengan taat kepada-Nya.
(2). Karena menurut saya orang yang berdosa tidak khusuk dan tidak fokus terhadap pujian yang dia ucapkan, sedangkan orang yang memohon ampunan akan lebih khusyu dan fokus. Berkaitan dg pendapat no 1 saya
(3). Memohon ampunan dari hati dan lisan dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang telah diperbuat.
Apakah hanya dengan meminta pengampunan, maka urusan dosa sudah selesai?
Menurut saya juga tidak. Karena Allah akan mengampuni dosa setelah orang itu minta ampunan dan sudah tidak lagi mengulangi kesalahannya.
*****
Saudara Trisna,
Terima kasih atas pendapat sdr.
Menurut sdr, hati seseorang dapat dibersihkan dari dosa dengan “memohon ampunan dari hati dan lisan dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang telah diperbuat”.
Memang Allah maha pengampunan. Permasalahannya, manusia mempunyai kecenderungan untuk berdosa. Nah, dapatkah seseorang hidup dengan sempurna? Lagi, Allah juga maha adil. Dapatkah disebut adil bila membiarkan dosa tidak dihukum?
Seperti yang dipaparkan di kolom komentar di atas bahwa setiap dosa ada hukumannya. Artinya, tidak cukup hanya dengan sekedar memohon pengampunan saja maka dosa-dosa kita menjadi bersih.
Kabar baik bagi kita manusia berdosa, “Lihatlah Anak domba Allah [kata kiasan untuk Isa Al-Masih], yang menghapus dosa dunia” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:29). Maksud ayat ini, hanya Isa Al-Masih yang dapat membersihkan dosa-dosa sdr!
~
Daniar
~
Allah maha pengampun, maha pengasih, dan penyayang. Tidak perlu bersihkan dosa melalui nabi Isa as. Nabi Isa adalah pesuruh Allah bukan penyelamat untuk menghapuskan dosa. Di akhir zaman nabi Isa akan turun dan membenarkan perkataan nabi Muhammad. Mengakui dirinya adalah rasul Allah bukan anak Tuhan/Tuhan. Maka nanti umat Nasrani sadar sudah tertipu. Mereka akan beriman & memeluk Islam.
Allah saja yang berhak dan berkuasa membersihkan dosa walaupun sebanyak buih di lautan. Sebab itu umat Islam disuruh solat taubat setiap malam sebelum tidur. Karena memang sifat manusia itu tidak sempurna dan senantiasa melakukan dosa.
~
Saudara Pecinta Rasul Allah,
Terima kasih atas komentar sdr di atas.
Kami sependapat dengan sdr bahwa Allah maha pengampun, maha pengasih, dan maha penyayang. Tapi juga maha adil bukan? Dapatkah disebut adil jika membiarkan dosa tidak dihukum, tidak bukan?
Sdr pun percaya bahwa manusia tidak sempurna dan senantiasa melakukan dosa. Sedangkan orang berdosa jelas tempatnya kekal di neraka. “Sungguh orang-orang yang berdosa itu kekal di dalam azab neraka jahanam” (Qs 43:74).
Nah, bagaimana agar manusia tidak menderita hukuman kekal di neraka? Melalui kematian- Isa Al-Masih, tuntutan keadilan dan kasih Allah terpenuhi. Adil, karena Allah menghukum dosa dengan kematian Isa Al-Masih. Kasih, karena Ia mengampuni setiap orang yang percaya kepada Isa Al-Masih.
Kiranya kabar baik ini dapat dinikmati oleh setiap umat manusia
~
Daniar