M.Q. Shihab menulis buku tentang “mereka yang dimurkai” Allah. Dalam kutipan buku tersebut, “Murka dan nikmat Allah tidak diberikan-Nya atas dasar ras, bangsa dan keturunan. Tetapi atas dasar niat dan tingkah laku” (Tafsir Al-Mishbah, hal. 87).
Di Mata Allah Semua Bangsa Sama
Kitab Injil mengajarkan bagaimana Allah menciptakan bangsa-bangsa. “Dari satu orang saja … [Allah] menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi . . . . . “ (Injil, Kisah Para Rasul 17:26). Dari satu orang Ia membuat menjadi banyak bangsa dan Ia tidak membeda-bedakan mereka.
Oleh karena itu, Bapak Shihab benar bahwa Allah tidak memberikan murka-Nya atas dasar ras, bangsa atau keturunan. Bangsa Arab, Yahudi, Indonesia, Cina, Jepang, dan lain-lain adalah sama di hadapan Allah, Sang Maha Pencipta.
Murka Allah Kepada Seluruh Umat Manusia
Tetapi, kitab Injil juga mengajarkan bahwa seluruh umat manusia patut dimurkai Allah oleh karena dosa! “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,” (Injil, Roma 3:23). Murka Allah atas umat manusia adalah maut atau hukuman neraka.
“Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam. Mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka; dan Allah mela`nati mereka; dan bagi mereka azab yang kekal,” (Qs 9:68)
Kebaikan Tidak Dapat Melepaskan Manusia Yang Dimurkai Allah
Apakah mungkin kita dapat terlepas dari hukuman Allah? Pepatah kuno mengatakan bahwa orang buta tidak dapat menuntun orang buta. Begitu pula dengan manusia. Sebagai manusia berdosa, manusia tidak dapat membersihkan dirinya sendiri dari dosa. Apalagi menuntun orang lain keluar dari dosa. Jelas, manusia membutuhkan penolong yang suci. Manusia membutuhkan pertolongan Allah.
Isa Al-Masih Adalah Pertolongan Allah Kepada Umat Manusia
Isa adalah Kabar Baik. Ia datang untuk menyucikan umat manusia. Kitab Injil mengajarkan bahwa Isa adalah Firman Allah yang telah menjadi manusia. Ia menjadi korban untuk penebusan bagi umat manusia dari hukuman neraka tersebut. Karena Ia adalah Allah, dalam tiga hari Ia bangkit dari kubur yang merupakan lambang dari kematian.
Injil mengajarkan bahwa mereka yang percaya kepada Kabar Baik tentang Isa (Injil) tersebut tidak akan dimurkai Allah! Kami menilai bahwa Bapak Shihab kurang tepat dengan mengatakan bahwa murka dan nikmat Allah diberi “atas dasar niat dan tingkah laku.” Karena niat dan tingkah laku tidak dapat menyelamatkan umat manusia dari murka Allah.
Hanya dengan menerima Injil seseorang dapat selamat. “ . . . . Tuhan Yesus [akan] . . . mengadakan pembalasan terhadap mereka yang tidak mau mengenal Allah dan tidak mentaati Injil Yesus, Tuhan kita” (Injil, Surat 2 Tesalonika 1:7-8).
Staff Isa dan Islam mengarang artikel mengenai bagaimana menerima Injil yang jelas dan bermanfaat. Kami mengundang Anda untuk membaca artikel tersebut.
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Apa yang Bapak Shihab tulis tentang murka dan nikmat Allah?
- Mengapa manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya dari murka Allah?
- Bagaimana umat manusia dapat selamat dari murka Allah?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Siapakah Yang Dimurkai Allah?”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718
~
“Isa Al-Masih Adalah Pertolongan Allah Kepada Umat Manusia.” Ini menurut penilaian para penulis staf IDI.
Sayang seribu kali sayang, mereka ini telah larut dan tenggelam dalam pertolongan Isa Al-Masih sebagai Juru selamat. Doktrin Trinitas telah berurat berakar ke dalam lubuk hati mereka yang paling dalam.
Akan tetapi bagaimanapun juga mereka ini tidak bisa lepas dari ayat-ayat Al-Quran yang selalu mendapat tempat di hati mereka. Sebagai penopang pembenaran ajaran mereka.
~
Saudara Sekedar Tahu,
Justru dengan pertolongan Isa Al-Masih, kami pengikut-Nya mendapatkan damai sejahtera. Serta kepastian akan keselamatan. Sehingga, ketika kami beribadah atau berbuat baik, kami dapat melakukannya dengan tulus dan iklas tanpa pamrih.
Kami tidak perlu khawatir, apakah ibadah atau perbuatan baik saya ini akan mendapat pahala? Karena tidak adanya kekhawatiran itu, maka kami dapat melakukannya tanpa beban. Kami melakukannya dengan penuh ucapkan syukur.
“Jadi, oleh anugerahlah kamu telah diselamatkan melalui iman: Itu bukan berasal dari dirimu sendiri, melainkan pemberian Allah, itu bukan karena amalmu, jangan seorang pun menyombongkan dirinya” (Injil, Surat Efesus 2:8-9 KSI).
~
Saodah
*****
1. Murka Allah kepada orang yang tidak taat (walaupun percaya). Yohanes 3:36 “Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya.”
2. Murka Allah disebabkan ketidaktaatan, jadi selama tidak ada ketaatan, murka Allah ada di atasnya.
3. Dengan taat kepada perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya.
*****
Saudara Xucinxgaronx,
1. Orang tidak taat sama dengan orang yang tidak percaya kepada Isa Al-Masih. Sebab percaya melibatkan ketaatan dan penyerahan diri total kepada Allah.
2. Iblis percaya kepada Allah tetapi tidak taat kepadanya (Injil, Surat Yakobus 2:19). Sedangkan setiap orang yang percaya kepada Allah dan menjadi pengikut-Nya, maka mereka akan menaati perintahNya. “Jikalau kamu mengasihi Aku (Isa), kamu akan menuruti segala perintah-Ku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:15).
3. Memang benar ketaatan adalah bagian dari hidup orang percaya. Yang telah menerima keselamatan dari Allah. “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri” (Injil, Surat Efesus 2:8-9).
Semoga Allah memberikan petunjuk jalan yang lurus kepada Saudara. Isa Al-Masih bersabda, “Akulah jalan…” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
~
Endang
*****
1. Bapak Shihab metulis tentang murka dan nikmat Allah. Yang saya tidak mengerti hanya perkara nikmat Allah: Apakah nikmat keinginan daging atau nikmat keinginan roh. Sebab di sorga Islam yang ada hanya nikmat keinginan daging saja.
2. Manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya dari murka Allah. Karena bawaan lahiriah manusia bersifat kedagingan yang mudah digoda sama setan terhadap pemenuhan keinginan daging tersebut.
3 . Manusia dapat selamat dari murka Allah dengan cara menyalibkan keinginan daging yang dikuasai oleh setan itu di dalam Salib Kristus.
*****
Saudara βΙλƝϬ Kλɭλ,
Terimakasih sudah memberikan pernyataan di atas. Semoga hal ini memberikan pencerahan kepada setiap orang yang membaca situs ini.
~
Endang
~
Banyak yang diajarkan Isa Al-Masih dalam Alkitab. Tidak cukup percaya saja untuk mendapatkan keselamatan, tapi masih ada lagi yang lainnya. Tolong saudara staf baca lagi Alkitab keseluruhan, bukan hanya dipenggal-penggal.
~
Sdr. Daru,
Terimakasih untuk saran saudara. Sebagai pengikut Isa, tentu kami sudah membaca Alkitab secara keseluruhan. Bahkan jauh sebelum kami membuat situs ini. Bagaimana dengan sdr sendiri. Apakah sudah pernah membaca seluruh Alkitab? Bila belum sebaiknya sdr membacanya.
Sdr. Daru, dalam iman kekristenan diajarkan bahwa keselamatan diperoleh karena kasih karunia Tuhan melalui iman kepada Isa Al-Masih. Artinya, “percaya” kepada Isa adalah hal pertama yang perlu sdr lakukan.
Tapi, kehidupan kekristenan tidak berhenti sampai di situ saja. Sebagai wujud dari pengakuan bahwa Isa adalah Juruselamat, seseorang harus menyerahkan hidup sepenuhnya dalam kehendak-Nya. Dengan kata lain, hidup sesuai kebenaran firman Allah.
Semoga penjelasan di atas dapat menolong memperbaiki pemaham sdr akan keselamatan dalam Isa Al-Masih.
~
Saodah
~
Salam,
Mau selamat di akhirat?
1. Menyembah Allah yang maha ESA
2. Mengikuti perintah dan larangan-Nya
Sangat sederhana.
Ulasannya:
1. Jangan menyekutukan Tuhan, seperti menyembah berhala, manusia, atau apapun yang ada di dunia ini. Karena Tuhan tidak bergambar, berbentuk, dan tidak ada istilah yang bisa menggambarkan Tuhan. Jika kalian menyekutukan maka Tuhan akan cemburu dan murka.
2. Saya meneliti dan membandingkan ajaran dan sejarah Yahudi, yang paling final mencerminkan perintah dan larangan-Nya adalah Islam.
Jika Anda tidak setuju dengan Islam, maka peluklah agama yang lainnya. Asalkan memenuhi dua kriteria di atas. Tapi menurut saya agama tidak menjamin Anda masuk surga, karena yang berhak menentukan adalah Allah yang maha Esa.
~
Sdr. Universe,
Dari penjelasan sdr di atas, ada satu hal yang ingin kami tanyakan kepada saudara, dan kiranya sdr tidak keberatan untuk menjawabnya.
Sdr menuliskan bahwa salah satu syarat masuk sorga adalah “Mengikuti perintah dan larangan-Nya.”
Pertanyaan kami: Adakah manusia yang dapat mengikuti secara 100% semua perintah dan larangan Tuhan? Sebab hanya mereka yang dapat melakukan 100% perintah dan larangan Tuhan yang dapat masuk sorga. Bukankah begitu?
Karena orang yang melakukan perintah Allah kurang dari 100%, berarti orang tersebut belum dapat dikatakan taat. Juga, jika orang tersebut menjauhi larangan Tuhan kurang dari 100%, berarti ada saat dimana Dia melanggar larangan Tuhan.
Jika syarat masuk sorga seperti yang sdr jelaskan di atas, mungkinkah sdr dan umat Muslim lainnya dapat masuk sorga?
~
Saodah
~
Salam,
Tidak ada manusia yang sempurna, tidak ada jaminan 100% masuk surga. Itu semua hak Tuhan yang menentukan keselamatan Anda di akherat.
Sekalipun Anda adalah suku pedalaman yang tidak pernah terjamah ilmu agama, jika banyak melakukan kebaikan (jalan Tuhan), menghindari keburukan (jalan iblis), atas ijin Tuhan Anda juga bisa masuk sorga. Tuhan maha tau, maha adil.
Jangan mengobral jalan pintas masuk surga, manusia hanyalah sebutir debu dalam lautan pasir! Serahkan semua pada Sang Pencipta, berusahalah yang terbaik selama Anda hidup berbekal iman, pengetahuan dan berusaha berjalan lurus di jalan-jalan Tuhan.
~
Sdr. Universe,
Berikut saya simpulkan penjelasan dari saudara:
1. Menurut Sdr. Universe, syarat agar selamat di akhir (masuk sorga) adalah: Mengikuti perintah dan larangan-Nya.
2. Menurut Sdr. Universe, tidak ada manusia yang sempurna. Artinya, tidak ada manusia yang dapat mengikut semua perintah dan semua larangan-Nya.
3. Akhirnya, tidak ada jaminan 100% masuk sorga. “Barangsiapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya” (Qs 2:81).
Jika tidak ada jaminan bagi saya masuk sorga, lantas untuk apa saya memeluk agama Islam?
Isa bersabda, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa [sorga], kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
~
Saodah
~
Salam,
Saya coba menafsirkan ayat yang Anda kutip.
Qs 2:81 berbuat dosa dan diliputi oleh dosa yang berarti berbuat keburukan di jalan iblis dan terjebak di dalamnya tanpa mau bertobat.
Yohanes 14:6 menjelaskan bahwa jika ingin masuk sorga, maka ikutilah jalan Tuhan. Sabda Isa dalam kalimat ini adalah kalimat Allah, bukan dari bibir Isa sendiri.
Saya kira jawaban saya jelas dan tidak bertentangan dengan jawaban-jawaban saya sebelumnya di atas.
~
Sdr. Universe,
Saya tidak ingin menanggapi tafsiran sdr untuk dua ayat di atas. Mari fokus pada “syarat masuk sorga” versi yang sdr sampaikan.
Saya ulangi tanggapan saya sebelumnya:
1. Menurut Sdr. Universe, syarat agar selamat di akhir (masuk sorga) adalah: Mengikuti perintah dan larangan-Nya.
2. Tapi, menurut Sdr. Universe, tidak ada manusia yang sempurna. Artinya, tidak ada manusia yang dapat mengikut semua perintah dan semua larangan-Nya.
Dengan kata lain, tidak ada manusia yang dapat melakukan seperti pada point pertama di atas. Jadi, kalau tidak ada manusia yang dapat mengikuti semua perintah dan larangan-Nya, lalu manusia mana yang akan masuk sorga? Atau, apakah semua manusia itu akan masuk neraka karena tidak dapat mengikuti perintah dan larangan-Nya?
~
Saodah
~
Siapa yang pantas dimurkai Allah?
(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
~
Sdr. Tanda Tanya,
Terimakasih untuk komentar yang sdr berikan. Walau sejujurnya kami agak bingung dengan komentar sdr di atas. Dimana menurut sdr, bahwa yang pantas dimurkai Allah adalah mereka jalan orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah.
Jika tidak keberatan, dapatkah sdr memberi alasan, mengapa Allah justru memurkai orang-orang yang Dia beri nikmat?
Sedangkan menurut kami, Allah murka terhadap manusia berdosa. Dan sayangnya, semua manusia telah berdosa. Itu artinya, bahwa Allah murka terhadap semua manusia. Dan Kitab Suci Injil berkata, “upah dosa ialah maut” (Injil, Surat Roma 6:23).
Itulah sebabnya semua manusia membutuhkan kasih karunia Allah, agar terhindari dari murka Allah. “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah” (Injil, Surat Efesus 2:8).
~
Saodah
*****
1. Murka Allah adalah hal-hal yang tidak disukai oleh Allah. Sedangkan nikmat Allah adalah hal-hal yang dirasakan oleh orang-orang yang beriman berupa kebaikan Allah. Untuk kita hidup di dunia yang sementara ini menuju kehidupan akhirat yang kekal.
2. Kata siapa manusia tidak dapat menyelamatkan diri dari murka Allah. Coba baca ayat ini:
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun” (Qs 2:155-156).
Jadi murka Allah adalah ujian keimanan kita.
3. Ingin selamat dari murka Allah maka jadilah manusia yang memiliki: Iman, Islam dan Ihsan.
*****
Saudara Guns,
1. Terima kasih atas jawaban sdr. Menurut beliau, murka dan nikmat Allah diberikan tidak berdasarkan ras, bangsa dan keturunan. Tetapi atas dasar niat dan tingkah laku. Bagaimana menurut sdr?
2. Menurut KBBI arti kata murka adalah sangat marah. Dengan kata lain respon atas sesuatu yang salah. Murka Allah atas umat manusia adalah maut atau hukuman neraka. Apakah dengan mengucapkan “Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun” sdr bebas dari hukuman neraka?
3. Silakan dijelaskan bagaimana iman, islam, dan ihsan dapat menyelamatkan dari murka Allah?
~
Daniar
~
1. Murka Allah ditujukan kepada semua manusia yang berdosa tanpa melihat ras, bangsa dan keturunan.
2. Ya tidak, coba saudara baca lagi dengan seksama Qs. 2:155-156. Jangan mencerna sepotong sepotong.
3. Coba pelajari definisi Iman, Islam dan Ihsan dulu dengan hati terbuka. Jika masih bingung coba tanya alim ulama Islam yang hafal dan faham Al-Quran dan hadist. Mudah-mudahan nantinya saudara bisa paham.
~
Saudara Guns,
1. Artinya sdr pun tidak luput dari murka Allah bukan?
2. Murka Allah atas umat manusia adalah maut atau hukuman neraka. Lalu bagaimana sdr dapat luput dari murka Allah?
3. Ada baiknya sdr memberi penjelasan atas apa yang sudah sdr pelajari dan mengerti untuk mengklarifikasi komentar sdr. Mengapa harus tanya kepada alim ulama Islam yang hafal dan faham Al-Quran dan hadist. Apakah sdr belum paham?
~
Daniar
~
1. Benar saya pun tidak luput dari murka Allah. Tetapi Allah Maha pengampun lagi maha penyayang tinggal kita mau atau tidak mengenal Allah dan mau berfikir. Qs.35:37.
2. Maut adalah kepastian bagi makhluk yang bernyawa. Yang bernilai adalah bagaimana anda menghabiskan waktu di dunia untuk selalu mengingat Allah, memohon rahmat dengan terus bertobat kepada Allah. Karena jika Allah menerapkan keadilan-Nya atas manusia, tentulah tidak akan ada suatu kebaikan pun yang tersisa bagi mereka. Jika Allah memberikan karunia-Nya kepada mereka, tentulah tidak ada suatu keburukan pun bagi mereka yang tersisa.
3. Saya masih terus belajar. Bukankah belajar itu harus dengan yang ahlinya. Jika anda belajar sembarangan maka ilmu yang anda terima pun akan sembarangan. Bukankah keterangan yang benar yang ingin anda cari.
~
Saudara Guns,
1. Mungkin sdr dapat menjelaskan bagaimana dengan ayat tersebut sdr dapat luput dari murka Allah?
2. Allah maha adil pasti menerapkan keadilan-Nya. Maka tidak ada yang luput dari murka Allah. Sehingga manusia tidak dapat menyelamatkan diri sendiri dari murka Allah. Hanya pertolongan Allah yang dapat menyelamatkan. Benar, keputusan ada ditangan kita. Pilih diselamatkan atau murka Allah?
“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,” (Injil, Surat Efesus 2:8).
3. Tepat sekali yang sdr sampaikan. Namun tidak salah bukan bila sdr memberi penjelasan dari apa yang sdr sampaikan sesuai ilmu yang sudah sdr pelajari. Namun bila sdr merasa masih kurang dalam belajar dan belum ahli kami memakluminya. Kiranya sdr terus belajar!
~
Daniar