Ayat terakhir dari surah Al-Fatihah adalah “ . . . bukan (jalan) mereka yang dimurkai . . .” (Qs 1:7). Sinonim dari kata ‘murka’ adalah ‘marah’. Dapatkah Anda membayangkan, bagaimana bila Allah sudah menyatakan kemurkaan atau kemarahan-Nya? Bagaimana cara untuk menutupi murka Allah?
Taat Pada Agama Supaya Terhindar Dari Murka Allah?
Tidak seorang pun, umat yang percaya kepada Allah menginginkan murka Allah terjadi pada dirinya. Untuk menghindari kemurkaan Allah tersebut, umat beragama mencoba untuk taat pada aturan-aturan agama.
M. Quraish Shihab dalam tafsirnya menuliskan, “Sejarah dan pengalaman sehari-hari membuktikan bahwa ketaatan kepada Allah SWT, atau dengan kata lain melaksanakan kebenaran dan kebajikan, menghasilkan imbalan baik – – kalau bukan pada saat itu, paling tidak pada akhirnya” (Tafsir Al-Mishbah, hal. 87).
Amal Ibadah Menutupi Murka Allah?
Dalam agama Islam diajarkan satu konsep tentang keselamatan, yaitu konsep“Timbangan Mizan.” Dimana pada hari kiamat, setiap Mukmin harus menghadapi timbangan tersebut, guna mengetahui seberapa besar amal dan dosanya. Sehingga, umat Islam diwajibkan untuk melakukan kebenaran dan kebajikan guna menghasilkan imbalan yang baik, yaitu pahala.
Mungkinkah “kebenaran dan kebajikan” di atas cukup untuk menghapus dosa seseorang supaya tidak dihukum? Bagaimana dengan jembatan setipis sehelai rambut dibagi tujuh, dan setajam pedang yang harus dilewati? Bagaimana dengan takdir Allah?
Walaupun “kebenaran dan kebajikan” luar biasa banyaknya, tidak menjamin manusia dapat masuk pintu sorga. Karena Al-Quran berkata, “Barangsiapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya” (Qs 2:81). Jelas setiap orang telah berdosa, bukan?
Juruselamat Menutupi Murka Allah
“Kebenaran dan kebajikan” tidak dapat menyelamatkan manusia dari hukuman neraka, menutupi murka Allah! Kita memerlukan Juruselamat. Amal dan dosa tidak perlu ditimbang. Sebab Isa Al-Masih telah memikul semua dosa kita pada kayu salib. Jembatan ke sorga bukan sehelai rambut dibagi tujuh. Isa Al-Masih adalah satu-satunya jembatan ke sorga!
Dan, bila kita menerima Dia sebagai Juruselamat, kita tidak perlu khawatir dengan takdir Allah pada Hari Kiamat. Bahkan Isa sendiri berjanji, “Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya . . .”! (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:28).
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Setujukah saudara bahwa “kebenaran dan kebajikan” tidak dapat menyelamatkan manusia dari hukuman neraka? Sebutkan alasan saudara!
- Menurut saudara, apakah ayat Qs 2:81 bertentangan dengan konsep “Timbangan Mizan” yang diajarkan dalam agama Islam? Sebutkan alasan saudara!
- Menurut pendapat saudara, bagaimana cara agar terhindari dari murka Allah?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Mustahil Amal Dan Agama Menutupi Murka Allah”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718
~
Saya diselamatkan oleh Allah bukan karena suatu perbuatan baik, namun karena Allah mengasihi saya, walaupun saya orang berdosa.
~
Saudara Godlyv,
Terimakasih untuk komentar yang saudara berikan. Firman Allah berkata, “Jadi, oleh anugerahlah kamu telah diselamatkan melalui iman: Itu bukan berasal dari dirimu sendiri, melainkan pemberian Allah, itu bukan karena amalmu, jangan seorang pun menyombongkan dirinya” (Injil, Surat Efesus 2:8-9 KSI).
Dosa adalah kenajisan bagi Allah. Sedikit dosa pun tidak akan dibiarkan masuk dalam sorga-Nya. Namun Allah yang Maha Kasih tahu bahwa tidak seorang pun dapat mengupayakan sendiri keselamatannya. Sehingga, melalui kematian Isa Al-Masih disalib, Allah memberi anugerah-Nya kepada umat manusia. Supaya mereka tidak binasa.
~
Saodah
~
Staf IDI,
Menurut pendapat saudara, bagaimana cara agar terhindari dari murka Allah?
Adapun cara terhindar dari murka Allah:
1. Selalu dalam keadaan istiqomah. Teguh dalam pendirian.
2. Mengerjakan segala perintah-Nya dan meninggalkan serta menjauhi larangan-Nya.
3. Jangan mempersekutukan Allah dengan yang lain.
Semoga kalian memakluminya.
~
Saudara Saran,
Terimakasih sudah berkenan menjawab salah satu pertanyaan focus yang kami berikan.
Perlu kami jelaskan kembali, yang dimaksud dengan “murka Allah” pada pertanyaan tersebut sama dengan neraka.
Agama Islam mengajarkan, seseorang dapat terhindar dari murka Allah atau neraka adalah dengan memperbanyak amal ibadah. Sedangkan agama Kristen mengajarkan bahwa anugerah keselamatan yang Allah berikan lewat Isa Al-Masih adalah satu-satunya cara menghindari murkah Allah.
Nah, di atas sdr memberi beberapa cara menghindari murka Allah. Pertanyaan kami, benarkah bila seseorang melakukan ketiga cara tersebut akan yakin masuk sorga?
~
Saodah
~
To: Godlyv,
Kalau begitu pendapat/pendirian anda, alangkah enaknya hidup manusia ini.
Yang perlu anda ketahui adalah: Kenalilah diri anda terlebih dahulu. Barulah anda dapat mengenal siapa Allah itu. Allah menciptakan manusia ini tidaklah sia-sia. Allah mempunyai maksud tertentu.
Saran saya anda sebaiknya banyak belajar tentang kehidupan. Selamat merenungkan.
~
Saudara Saran,
Ijinkan kami menanggapi komentar di atas yang sdr tujukan kepada Sdr. Godlyv.
Kami maklum jika sdr berkata demikian. Karena Islam mempunyai ajaran bahwa untuk masuk sorga, seseorang perlu mengumpulkan banyak pahala. Pertanyaan kami, seberapa banyak pahala yang diperlukan agar seorang Muslim yakin dapat masuk sorga?
Kiranya saudara juga berkenan memberi tanggapan untuk artikel yang kami lampirkan ini: http://tinyurl.com/m8wc5jc.
~
Saodah
~
Sdr/i Saodah,
Anda menulis: “Pertanyaan kami, seberapa banyak pahala yang diperlukan agar seorang Muslim yakin dapat masuk sorga?”
Sdr/i Saodah, setelah membaca pertanyaan Anda ini, ketahuilah bahwa banyak hal-hal yang belum Anda ketahui bagaimana Allah itu membalas/memberikan pahala kepada hamba-hamba-Nya yang beriman.
Yang paling pokok Anda harus ketahui, kehidupan dan hidup manusia ini berfluktuasi. Selagi kita berjalan menurut ketentuan Allah serta meningkatkan iman dan Ketaqwaan kepada-Nya, Allah akan membalas amal ibadahnya berlipat ganda.
Urusan berapa besar pahalanya, semua Allah saja yang Maha mengetahui. Kasih sayang Allah melebihi daripada kemurkaan-Nya. Mudah-mudahan Anda memahaminya.
~
Saudara Kritikan,
Kami mengerti dengan apa yang saudara sampaikan. Dan dari penjelasan di atas, kami dapat menyimpulkan bahwa Islam mengajarkan keselamatan kekal itu bersifat pasrah. Bukan satu kepastian. Bukankah begitu?
Saya beri satu ilustrasi: Suatu hari sdr pergi ke satu tempat yang sdr belum pernah pergi dan tidak tahu jalan ke sana. Lalu seseorang datang kepada sdr menjelaskan cara ke tempat tersebut. Lalu dia berkata “Katanya, kalau mau ke sana, Anda harus ambil jalan lurus, lalu di depan belok kiri, setelah itu belok kanan. Dan kalau tidak nyasar, mudah-mudahan Anda bisa sampai”
Lalu seorang lain datang dan juga memberi arahan. Orang itu berkata “Saya akan mengantar kamu ke sana. Saya tahu betul tempat itu. Itu adalah tempat asal saya. Dan kamu pasti akan sampai dengan selamat”
Nah, dari dua orang pemberi petunjuk di atas, apakah saudara akan mengikuti yang memberi kepastian, atau yang masih ragu-ragu?
~
Saodah
~
Keselamatan hanya di dalam Dia yaitu Yesus Kristus. Pecaya pada-Nya kamu dan sekeluarga pasti dijamin masuk sorga. Haleluya.
~
Saudara Joe,
Terimakasih untuk komentar yang saudara tuliskan. Semoga dapat menjadi satu pencerahan bagi pengunjung lain.
Sebagaimana firman Allah berkata, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri” (Injil, Surat Efesus 2:8-9)
~
Saodah
~
To saudara “SARAN” yang terksih. Bisakah saudara sebutkan apa maksud dan tujuna Allah menciptakan manusia?
To saudara “KRITIKAN” yang terkasih. Jika Anda mau ke sorga, Anda harus melewati jalan yang setipis sehelai rambut yang sudah dibagi tujuh, lalu setajam pedang. Seberapa banyakkah amal ibadah yang harus Anda kumpulkan sehingga kalau-kalau dihitung, kemungkinan bisa dimasukkan dalam sorga? Bukankah setiap Muslim yang mukmi harus singgah dulu di neraka!
Yesus adalah Jalan kebenaran dan hidup. Dia bukan sebuah jalan yang setipis rambut yang harus dibagi tujuh dan tajam sekali. Allah dalm Al-Quran terlalu kikir untuk membolehkan manusia masuk sorga dengan menyediakan sebuah jalan yang begitu sulit bagi ciptaan-Nya.
~
Saudara Godlyv,
Kami setuju dengan saudara. Yesus adalah Jalan, Kebenaran, dan Hidup. Hanya melalui Dia seseorang dijamin dapat masuk sorga.
Semoga apa yang saudara jelaskan di atas dapat membuka mata rohani dari Sdr. Saran dan Sdr. Kritikan. Sehingga mereka boleh dapat melihat kebenaran yang sesungguhnya dalam diri Yesus Kristus.
~
Saodah
~
Kami orang Islam sangat yakin akan keselamat kami besok di hari akhir nanti. Tapi tidaklah menyobongkan diri. Karena sikap kami yang rendah hati terhadap Tuhan yang maha kuasa, yang maha esa, tempat memohon perlindungan, tidak beranak dan tidak diperanakan, dan tidak ada yang menyerupai-Nya.
~
Saudara Daru,
Kami setuju dengan pendapat saudara, bahwa seharusnyalah kita jangan pernah menyombongkan diri. Tapi masalah keselamatan tidak ada hubungannya dengan menyombongkan diri. Karena keselamatan adalah hak mutlak bagi setiap orang. Jadi, menurut kami tidak adalah salahnya bila Sdr. Daru memikirkan hal tersebut secara serius.
Ibarat kita membeli sebuah barang. Si penjual berkata barang tersebut bagus. Lantas, karena kita ingin bersikap rendah hati, kita percaya begitu saja perkataan si penjual. Tanpa melakukan test atau meminta garansi. Menurut kami ini bukan tindakan yang benar.
Begitu pula ketika kita mengimani sesuatu. Bukankah kita wajib mengerti dan memahami apa yang kita imani?
~
Saodah
*****
1. Pertanyaan anda anti klimaks. Pada hal “kebenaran dan kebajikan” itulah yang membawa keselamatan.
2. Pertanyaan yang kamu lontarkan sesuatu yang tidak kamu pahami.
3. Bertobat sungguh-sungguh yang disebut “Taubatan Nasuhan.” Semoga kamu paham.
*****
Saudara Panggabean,
1. Dapatkah saudara memberi alasan, mengapa saudara berkata bahwa “kebenaran dan kebajikan” yang membawa keselamat?
2. Kalau begitu, apakah Sdr. Panggabean dapat memberi penjelasan yang sebenarnya?
3. Taubatan Nasuha mungkin dapat dilakukan atas dosa-dosa masa lalu, yang kita ingat, dan yang sengaja kita lakukan. Tapi bagaimana dengan dosa-dosa yang kita lakukan tanpa kita sadari? Juga, apakah sdr yakin setelah melakukan taubatan nasuha tersebut tidak akan jatuh lagi dalam dosa. Mungkin bukan pada dosa yang sama, tapi bagaimana dengan dosa yang lain?
~
Saodah
~
Saya tidak paham penjelasan apa yang kamu maksudkan. Saya sebutkan kebenaran dan kebajikan menunju pada keselamatan Anda tidak paham, apa itu bukan bahasa Indonesia?
Taubat itu tidak ditujukan pada dosa-dosa/kesalahan yang dingat saja. Taubatan nasuha maksudnya taubat ikhlas dan bersungguh-sungguh karena Allah dengan syarat, mengakui/menyadari perbuatan itu salah, bertekad/berjanji tidak mengulanginya lagi. Mohon ampun atas perbuatan itu dan merobah sikap dengan lebih mematuhi/melaksanakan apa yang diperintahkan dan menghindari apa yang dilarang.
Tentang kepastian tidak akan berdosa setelah bertobat, tentu tidak ada jaminan, namun perilaku tobat ini bisa meminilasisir sikap durhaka. Dalam Islam, Allah memberi cara minta ampun pada Dia yang ditetapkannya sendiri yang disebutnya istighfar.
~
Saudara Panggabean,
Sebenarnya pertanyaan kami sungguh sederhana. Apa alasan sdr berkata bahwa “kebenaran dan kebajikan” yang membawa keselamatan?
Contoh, ketika sdr memutuskan berangkat ke kantor naik kereta api daripada naik bus ada alasannya, bukan? Misalnya, untuk menghindari kemacetan, atau karena kantor saudara dekat stasiun kereta api.
Demikian juga dengan jawaban sdr di atas. Tentu ada alasannya mengapa sdr berkata bahwa “kebenaran dan kebajikan” membawa keselamatan, bukan?
Nah, alasan itulah yang ingin kami dengar dari saudara!
~
Saodah
~
Saudaraku, Tuhan sejati itu tidak datang sebagai juru selamat karena Ia selalu hadir menyelamatkan. Saya bukan Islam, Kristen,Yahudi, Budha atau pun Hindu. Saya hanya berserah diri kepada Tuhan.
~
Saudara Netral,
Memang Allah Maha hadir. Apakah sdr juga percaya bahwa kita adalah manusia yang berdosa, sehingga tidak akan luput dari murka (hukuman) Allah?
Apakah Tuhan sejati akan membiarkan dosa begitu saja, tidak bukan?
“Kebenaran dan kebajikan” tidak dapat menyelamatkan manusia dari hukuman neraka! Kita memerlukan Juruselamat. Isa Al-Masih telah memikul semua dosa kita pada kayu salib. Anugerah keselamatan diberikan cuma-cuma oleh Isa Al-Masih. Jadi bila ingin selamat maka perlu menerima anugerah keselamatan itu!
Inilah janji Isa Al-Masih, “Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya . . .” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:28).
~
Daniar
*****
1. Maksudnya neraka yang mana? Neraka di dunia atau di akhirat atau kedua-duanya. Justru kebenaran dan kebijakan pasti akan menghindarkan seseorang dari neraka dan mengantarkan kepada Surga. Baik surga di dunia maupun di akhirat.
“Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya” (Qs 2:82).
2. Tidak ada hubungannya antara Qs.2:81 dengan perhitungan timbangan Mizan. Ayat pada Qs.2:81 hanya menegaskan bahwa yang berbuat dosa pasti masuk neraka.
3. Agar terhindar dari murka Allah adalah Iman, Islam, dan Ihsan.
*****
Saudara Guns,
1. Neraka kekal. Hanya orang yang suci (bersih/tanpa dosa) yang dapat masuk ke sorga bukan? Demikian sangat jelas dalam kitab sdr, “Barangsiapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya” (Qs 2:81). Jelas setiap orang telah berdosa, bukan?
2. Bukankah sudah jelas bahwa yang berdosa pasti masuk neraka, mereka kekal di dalamnya. Lalu mana yang benar dosa masuk neraka atau ditimbang?
3. Bagaimana iman, Islam, dan ihsan menghindarkan dari murka Allah, silakan dijelaskan!
~
Daniar
~
1. Baca lagi lebih teliti Qs 2:81. Pernyataannya jelas dan merupakan kalimat berita dan sekaligus kalimat perintah untuk tidak melakukan dosa agar selamat. Jadi jelas hanya diri kita sendirilah yang dapat menghindarkan diri dari dosa. Dosa pribadi kita tidak dapat diwakilkan atau ditebus oleh orang lain apalagi oleh ditebus Isa.
2. Dosa setiap manusia berbeda-beda takarannya. Ada yang ringan dan berat. Tetapi Allah maha pengampun bagi orang yang bertaubat. Sesungguhnya takdir kita telah ditentukan, kita hanya bisa berserah diri.
3. Pelajari dulu definisi Iman, Islam dan Ihsan lalu anda akan tahu. Memelajarinya coba tanya kepada mbah google dulu. Kalau masih bingung nanti saya sarankan bertanya pada ulama kami.
~
Saudara Guns,
1. Permasalahannya manusia cenderung berdosa, kalau istilah sdr manusia senantiasa berada pada kealpaan, bukan? Jadi jelas diri kita sendiri tidak dapat menyelamatkan. Tetapi kita memerlukan juruselamat. Isa Al-Masih adalah pertolongan Allah kepada umat manusia.
2. Ringan atau berat namanya tetap dosa, tempatnya di neraka kekal, bukan? Allah juga maha adil, sehingga akan menghukum dosa bukan? Ada takdir juga, apakah dosa masih ditimbang?
3. Kami minta penjelasan menurut ilmu yang sudah sdr pelajari. Bukan mbah google atau yang lainnya, apakah sdr tidak dapat menjelaskan?
~
Daniar
~
Kuncinya adalah iman dan amal saleh. Tauhid tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Allah SWT. Tidak ada sekutu baginya. Tuhan yang tidak beranak dan tidak diperanakan. Sesungguhnya hanya pada Allah kami menyembah dan hanya kepada Allah kami memohon pertolongan. Murka Allah terhadap orang Kafir yaitu orang yang mengatakan (menjadikan) Isa Al-Masih putra Maryam sebagai anak allah. Mereka sesat dan menyesatkan. Semoga Allah memantapkan hati kita kepada iman Tauhid dan diikuti amal saleh.
~
Arfa,
Memang para ulama mengajarkan demikian bahwa kuncinya adalah iman dan amal saleh. Siapakah yang mampu beramal sepanjang hidupnya tanpa pernah berbuat dosa? Bukankah tidak ada yang suci di dunia ini? Lagi, Allah SWT berkata, “Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam azab neraka Jahannam” (Qs 43:74). Saya yakin Anda dan saya adalah manusia berdosa. Bukankah ayat tersebut cukup membawa Anda ke neraka?
Saya teringat firman Isa Al-Masih berikut ini: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16). Isa Al-Masih menyayangi Anda. Maukah Anda menerima kasih Isa Al-Masih?
~
Solihin
~
Pelajaran berharga dari Yesus/Isa
Matius 7:12-14
12 ”Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
”
Artinya :
Kita semua manusia menghendaki orang lain melakukan hal-hal yang baik kepada kita. Maka lakukanlah juga hal-hal yang baik pada orang lain.
~
Saudara Berserah Diri,
Terimakasih atas tanggapannya. Menarik sekali penjelasan saudara. Memang benar bahwa Isa Al-Masih mengajarkan hukum kasih sebagai hukum yang paling utama. Karena itu kita hendaknya melakukan apa yang diajarkan Isa untuk mengasihi orang lain seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Tantu kita tidak akan menyakiti diri kita seendiri, bukan? Karena itu perlakukanlah orang lain seperti kita memperlakukan diri kita sendiri.
Dan kasih yang terbesar sepanjang sejarah manusia ialah kasih Allah yang rela merendahkan diri-Nya menajdi manusia. Karena kasih-Nya Allah datang ke dunia melalui Isa Al-Masih/Yesus untuk memberikan rahmat keselamatan bagi umat manusia.
~
Noni
~
Matius 7:13
“Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; 14 karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya.”
Pintu sorga itu sesak dan sempit. Hanya sedikit yang dapat melaluinya, sedikit orang yang mendapatinya. Karena untuk mendapatkannya memerlukan keikhlasan, ketekunan dan kesabaran dalam diri untuk berbuat kebajikan semata-mata karena pengabdian kepada Pencipta. Bykan karena mengharapkan balas budi, diselaamtkan dari api neraka. Di pihak lain pintu kebinasaan itu luas dan lebar.
~
Saudara Yang Berserah Diri,
Benar sekali bahwa tidak mudah untuk manusia masuk surga-Nya. Padahal Allah menciptakan surga untuk manusia yang amat dikasihi-Nya? Mengapa demikian? Sebab dosa membuat manusia tidak dapat layak masuk surga-Nya. Sekalipun dengan berbuat kebajikan. Namun dosa yang ada dalam diri manusia akan menghalangi manusia untuk bisa masuk surga-Nya.
Karena itu manusia membutuhkan pembersihan dari setiap dosanya yang tak mungkin bisa dihapuskan dengan bernuat kebajikan.
Allah tidak menghendaki manusia binasa di neraka. Karena itu Allah menyediakan Jalan keselamatan yaitu melalui Isa Al-Masih yang berkuasa melunasi semua hutang dosa manusia. Isa telah menanggung dosa manusia sehingga kita layak untuk masuk surga-Nya yang mulia.
Mengapa harus demikian? Sebab inilah jalan yang Allah pilih dan telah Allah tentukan sejak manusia pertama, Adam jatuh dalam dosa.
~
Noni