Manusia disebut juga makhluk sosial. Artinya, setiap orang mempunyai ketergantungan terhadap orang lain. Sehingga, tidak ada manusia yang dapat hidup sendiri tanpa pertolongan makhluk hidup di sekitarnya.
Apakah manusia dapat menolong memenuhi semua kebutuhan kita? Bagaimana dengan keselamatan sorgawi? Apakah keselamatan kekal karena kebaikan Allah Ar-Rahman akan kita dapatkan? Sebagai umat beragama kita perlu merenungkannya.
Kekuasaan Allah dan Pertolongan Manusia
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, 29 menuliskan, “Apapun aktivitas yang Anda lakukan, termasuk menarik dan mengembuskan nafas, makan atau minum, gerak reflex atau sadar, diam atau bergerak, semuanya tidak dapat terlaksana tanpa kekuasaan dan pertolongan Allah.”
Demikian juga ketika Rasul Allah Paulus berkhotbah kepada orang kafir di Yunani, ia mengutip penyair Yunani yang kuno, Epimenides sbb: “Sebab di dalam Dia [Allah] kita hidup, kita bergerak, kita ada” (Injil, Kisah Para Rasul 17:28).
Manusia memang memerlukan pertolongan dari sesamanya. Tapi manusia bergantung sepenuhnya pada kuasa Ilahi.
Keselamatan kekal, Bergantung Pada Kebaikan Allah Ar-Rahman
Umat Kristen maupun Islam setuju, bahwa manusia bergantung sepenuhnya pada kuasa Allah. Sebagaimana yang disampaikan oleh M. Quraish Shihab di atas. Sayangnya, dalam hal keselamatan umat beragama merasa dapat mengusahakannya sendiri, tanpa memerlukan rahmat dari Allah.
Seorang teman Muslim saya berkata, kunci hidup kekal di sorga adalah mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Juga dia berkata, tapi tidak ada manusia yang dapat melakukan 100% perintah-Nya dan 100% menjauhi larangan. Dengan kata lain, tidak ada manusia yang sempurna.
Isa Al-Masih Menjamin Hidup Kekal
Ketidak-sempurnaan manusia dalam hal mengikuti perintah dan menjauhi larangan-Nya, adalah faktor yang membuat manusia sangat membutuhkan kebaikan Allah Ar-Rahman dalam hal keselamatan. Fakta ini sebagaimana yang tertulis dalam Kitab Allah, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah” (Injil, Surat Efesus 2:8).
Sangat disayangkan, umat beragama yang percaya bahwa manusia sepenuhnya bergantung pada kuasa Allah, tapi merasa diri mampu mengusahakan sendiri keselamatannya. Allah yang telah memungkinkan kita hidup di dunia ini, tentu juga akan menganugerahkan jalan menuju sorga-Nya dengan kemurahan-Nya, keselamatan kekal karena kebaikan Allah Ar-Rahman. Sehingga, kita dapat yakin pasti bisa masuk ke dalam sorga-Nya.
“Dia [Isa Al-Masih di kayu salib] telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya” (Injil, Surat Titus 3:5) Seseorang yang percaya penuh pada Allah yang Ar-Rahman dan R-Rahim, perlu juga menerima Isa Al-Masih sebagai Juruselamatnya, yaitu kemurahan Allah!
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut saudara, apa yang menyebabkan umat beragama berpikir dapat mengusahakan sendiri keselamatannya?
- Percayakah saudara bahwa satu-satunya jalan untuk mendapatkan jaminan keselamatan adalah dengan menerima anugerah Allah yang telah diberikan melalui Isa Al-Masih? Jelaskan alasan saudara!
- Menurut saudara, apakah rahmat terbesar Allah bagi manusia?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda*****pada komentar-komentar yang kami merasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas.Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Selamat Di Akhirat Karena Kebaikan Allah Ar-Rahman”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718
*****
1. Sesungguhnya jalan keselamatan yang hakiki bagi semua umat manusia adalah jalan Tuhan, beriman dan menyembah Tuhan dan mengamalkan kebaikan di Jalan Tuhan.
2. Saya percaya Isa menyampaikan jalan keselamatan. Saya percaya Muhammad mengajarkan jalan keselamatan. Saya percaya Siddartha Gautama mengikrarkan empat prasetya untuk keselamatan. Saya percaya Catur Purusaartha dalam Hindu mengandung keselamatan. Saya percaya ajaran Konghucu untuk memperoleh jalan keselamatan.
Yohanes 14:6 “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.” Bermakna Tuhan menyampaikan Jalan Tuhan lewat firman-Nya melalui bibir Isa. Satu-satunya keselamatan adalah Jalan Tuhan, semua agama mengajarkan manusia untuk berada di Jalan Tuhan.
3. Anugerah terbesar manusia adalah kehidupan.
*****
Sdr. Universe,
Kami menghargai usaha sdr dalam menjawab tiga pertanyaan yang ada. Kami mengajak sdr untuk merenungkan kembali kutipan berikut ini:
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, 29 menuliskan, “Apapun aktivitas yang Anda lakukan, termasuk menarik dan mengembuskan nafas, makan atau minum, gerak reflex atau sadar, diam atau bergerak, semuanya tidak dapat terlaksana tanpa kekuasaan dan pertolongan Allah.”
Jika dalam segala aspek dalam hidup kita memerlukan pertolongan Tuhan, mengapa dalam hal keselamatan sorgawi kita justru mampu mengusahakannya sendiri?
~
Saodah
*****
1. Menurut saudara, apa yang menyebabkan umat beragama berpikir dapat mengusahakan sendiri keselamatannya?
Jawaban saya:
Definisi agama adalah ajaran yang diturunkan oleh Tuhan untuk mengatur kehidupan manusia di dunia. Baik aturan manusia dengan Tuhan maupun aturan manusia dengan manusia. Agar mendapatkan keselamatan di akhirat nanti. Bagaimana menurut Anda? Karena definisinya demikian, dan karena manusia diciptakan dengan akal dan syahwatnya (faktor ini yang dipergunakan oleh Iblis), maka manusia itu bisa tergelincir dari ajaran (agama) yang lurus.
Maka manusia harus berusaha mengikuti ajaran tersebut sesuai kemampuannya agar manusia selamat di kehidupan akhirat nanti. “Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum selama kaum itu sendiri tidak mau merubah nasibnya”.
*****
Sdr. Love Eesho Msheekha,
Menurut kami, di sinilah letak kelemahan konsep “pahala” yang ditawarkan agama Islam. Sehingga, setiap umat Muslim hanya dapat berkata “insyallah” perihal keselamatannya. Mengapa? Seperti yang sdr katakan di atas, bahwa manusia diciptakan menurut akal dan syahwatnya.
Kita setuju bahwa dalam diri manusia terdapat ‘faktor’ yang dipergunakan oleh iblis, agar manusia selalu jatuh dalam dosa. Akibatnya, tidak ada manusia yang suci dari dosa. Manusia berdosa jelas tidak dapat masuk dalam Kerajaan Allah (sorga). Sebab sorga adalah tempat orang-orang yang kudus.
Tuhan yang maha tahu, tahu betul bahwa manusia pasti akan jatuh dalam dosa. Itulah sebabnya sejak dari semula Tuhan yang maha pengasih itu memberikan konsep penebusan. Sehingga melalui konsep tersebut, jiwa manusia dapat diangkat dari kebinasaan kedalam kekekalan.
Itulah sebabnya dalam Kitab Suci Allah tertulis, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal [kata kiasan untuk Isa], supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).
~
Saodah
~
Salam,
To Saudara Saodah, di topik ini dan beberapa topik di situs ini (isadanalfatiha), Anda menghapus hampir semua komentar saya yang Anda tidak bisa menjawabnya. Saya selalu berpegang untuk tetap dalam topik dan menjawabnya, tetapi Anda malah menghapusnya.
Sungguh tidak fair diskusi seperti ini. Saya kira Sdr. Saodah mencoba lari dari jawaban-jawaban saya. Terimakasih.
~
Sdr. Universe,
Benar yang sdr katakan, bahwa ada beberapa komentar sdr yang kami hapus. Mengapa? Tentu bukan karena kami tidak dapat menjawab. Tapi, karena pertanyaan sdr tersebut sebelumnya sudah kami jawab. Dan sdr selalu mengulang-ulang penjelasan yang sama, pada hal sebelumnya sudah kami tanggapi.
Ada baiknya sdr juga membaca dengan teliti penjelasan-penjelasan dari kami sebelum sdr bertanya atau memberi tanggapan. Sehingga diskusi yang sdr lakukan dengan kami ada manfaatnya. Bukan sekedar melempar pertanyaan atau pernyataan. Ujung-ujungnya, sdr hanya terjebak dalam debat kusir tanpa ada manfaat. Dan tentu bukan itu tujuan dari forum ini. Terimakasih!
~
Saodah
~
Salam,
Maaf sebelumnya, saya kira saudara Saodah kurang berkompeten untuk berdiskusi dan berdebat. Sehingga Anda tidak bisa memberikan jawaban yang nyata. Banyak orang kritis dalam situs-situs Anda, seharusnya bisa ditangani dengan baik.
Saya sudah bisa merasakan kehadiran Isa Al-Masih dalam hati saya. Benar-benar luar biasa. Jika saudara ingin menghadirkan Isa Al-Masih ke dalam hati pembaca, maka saudara harus mau menjawab dengan tulus menggunakan wawasan dan kebersihan hati tanpa menghapus dan mencoba lari.
Tuhan memberkati kita semua. Amin.
~
Kami turut senang jika sdr telah merasakan kehadiran Isa Al-Masih dalam hati saudara. Kiranya Roh Allah terus menolong sdr untuk mengenal Dia. Sehingga sdr berkenan menerima Isa Al-Masih sebagai Juruselamat saudara.
Renungkanlah perkataan Isa berikut ini, “Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga” (Injil, Rasu Besar Matius 10:32).
Kiranya damai sejahtera dan penghiburan dari Allah selalu menyertai saudara!
~
Saodah
~
“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah” (Injil, Surat Efesus 2:8). “Dia [Isa Al-Masih di kayu salib] telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya” (Injil, Surat Titus 3:5).
Ayat itu adalah tulisan penulis Alkitab. Apa yang ditulis mereka di dalam Alkitab, kalian imani. Kalian bukan beriman kepada Tuhan, tetapi kepada penulis Alkitab. Kalian bukanlah pengikut Tuhan, melainkan pengikut penulis Alkitab. Alkitab salah satunya ditulis Paulus. Kalian Nasrani adalah pengikut Paulus.
~
Saudara NL,
Terima kasih atas komentarnya.
Bagaimana dengan kitab sdr, apakah langsung berupa buku yang jatuh dari langit? Atau ditulis oleh penulis kitab sdr? Pasti sdr jg mengimani tulisan yang ada dalam kitab sdr tersebut, bukan? Sdr bukan pengikut Tuhan, tapi pengikut penulis kitab sdr. Bagaimana bila pertanyaan dan pernyataan ini ditujukan kepada sdr?
~
Daniar