“Meninggal kenapa?” Inilah pertanyaan yang selalu saya lontarkan bila ada yang meninggal. Saya kurang tahu mengapa, tetapi itulah salah satu pertanyaan yang selalu saya lontarkan.
Akibat-akibat Kematian di Dunia
Penyakit jantung adalah penyebab utama orang meninggal. Lebih dari 40% orang meninggal karena penyakit jantung. Syukurlah saya tidak merokok dan juga menjaga diet. Sebab orang yang terlalu gemuk dapat terkena serangan jantung.
Kanker juga salah satu penyebab besar (12%) orang meninggal. Saya mempunyai teman dekat yang saat ini bergumul dengan penyakit kanker. Ia kelihatan sehat sekali dan juga tidak merokok, toh diserang “The Big C”!
Agama Berusaha Menunjukkan Jalan Mengatasi Maut
Umumnya manusia ingin menjauhkan diri dari pikiran tentang maut. Bayangan tentang topik ini tidak menghibur jiwa dan emosi! Namun buku-buku agama sering menyinggung topik ini. Juga berusaha menawarkan cara menang atas maut, atau paling sedikit hidup sesudah maut. Walaupun kematian merupakan kutuk, namun sorga dapat digambarkan sebagai nikmat!
Bagaimana agar manusia dapat menerima nikmat Allah di akhirat? Pertanyaan ini sangat penting kita ketahui sekarang, bukan?
Al-Fatihah dan Nikmat Kekal
Al-Fatihah ayat tujuh memuat kata ni’mah. Sebagian ayat 6 dan 7 berbunyi, “Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka . . .” (Qs 1:6-7). Saya bertanya pada diri sendiri, “Apakah kenikmatan ‘hidup yang kekal’ termuat dalam arti ni’mah yang disinggung dalam Al-Fatihah ayat tujuh ini?”
Saya yakin demikian. Tidak mungkin nikmat (blessedness, favor, grace) yang murni berarti tanpa “hidup yang kekal”.
Dunia ini disebut ‘lembah air mata.’ Di dunia ini, orang kayapun juga menderita dan mengalami pencobaan dan kesusahan. Jelas termasuk dalam nikmat yang dianugerahi Allah adalah kenikmatan akan hidup yang kekal.
Nikmat Allah Di Akhirat “Sia-Sia Tanpa Keyakinan Akan Masuk Surga”
Sayang, sering orang rajin beragama seumur hidup tetapi tidak yakin akan hidup kekal. Jadi ia tidak pernah merasakan nikmat yang dijanjikan Allah.
Karena berita Injil, mereka yang menerima Isa Al-Masih dapat menikmati kepastian hidup yang kekal setiap hari. Isa Al-Masih sendiri berjanji, “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?” (Injil, Rasul Besar Yohanes 11:25-26)?
Janji-janji Hidup Kekal di Injil Allah
Berulang kali Injil menjanjikan hidup yang kekal bagi mereka yang menerima Isa Al-Masih sebagai Juruselamat. Misalnya: “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus [Isa Al-Masih], Tuhan kita. (Injil, Surat Roma 6:23).
Juga “. . . . demikian juga Anak Manusia [Isa Al-Masih] harus ditinggikan supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:14-15).
Akhirnya “. . . Ia [Isa Al-Masih] akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau [Allah Bapa] berikan kepada-Nya.” (Injil, Rasul Besar Yohanes 17:2).
Bacalah keterangan di www.isadanislam.org/jalan-keselamatan untuk menemukan rahasia hidup yang kekal.
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Pilih: Nikmat Allah Di Akhirat Atau Di Dunia Saja?”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718
*
“Tunjukilah kami jalan yang lurus” (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat” (Qs. 1:6,7).
Maksudnya nikmat: Di antara umat-umat yang terdahulu itu terdapat nabi-nabi, siddiqin, syuhada dan orang-orang saleh yang telah membuat kebajikan dan menjauhi larangan Allah.
Mereka itulah orang-orang yang telah mendapat nikmat berupa kebahagiaan dalam menjalankan hukum-hukum serta peraturan-peraturan agama. Mereka telah mempunyai akhlak dan budi pekerti yang mulia, maka demikian pulalah kita hendaknya.
~
Umat Muslim memang wajib untuk terus-menerus dan selamanya sepanjang hari-harinya untuk memperoleh nikmat. Puncak nikmat adalah selamat dari murka Allah dan azab-Nya, dan mendapatkan sorga Allah.
“Sesungguhnya Ini benar-benar kemenangan yang besar. Untuk kemenangan serupa Ini hendaklah berusaha orang-orang yang beramal”( Qs 37:60-61).
Namun bagi umat Kristen selamat dari hukuman nerakan dan jaminan hidup kekal di sorga adalah anugrah Allah melalui pengorbanan Isa Al-Masih.
“Barangsiapa percaya kepada Anak [Isa Al-Masih], ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak [Isa Al-Masih], ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:36).
~
SL
*
Jalan yang lurus adalah jalan menyembah Allah dengan melakukan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Seperti melakukan sunat dan tidak memakan daging babi atau membuat patung apapun.
~
Jalan lurus bukan sekedar menyembah Allah dan mentaati perintah-Nya, melainkan jalan yang memberikan jaminan untuk masuk sorga.
Dalam Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6, Isa Al-Masih berkata: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa (Pencipta alam semesta), kalau tidak melalui Aku (Isa Al-Masih).”
Ayat ini dengan tegas menjelaskan bahwa Isa Al-Masih bukan hanya sekedar mengajar tentang jalan, kebenaran dan kehidupan seperti guru-guru agama yang mengajar muridnya. Tetapi Dia menyatakan bahwa diri-Nya itulah esensi, hakekat, wujud jalan, wujud kebenaran, wujud hidup.
Jadi barangsiapa yang percaya kepada Isa Al-Masih, ia diberi jalan, dinyatakan benar dan dapat hidup. Hidup disini artinya hidup dihadapan hadirat Sang Pencipta, Penguasa segala alam. Sebab lawan kata hidup adalah binasa atau hukuman neraka.
~
SL
~
Staf IDI,
Anda selalu mengatakan kalau Kristen memiliki jaminan keselamatan sedangkan Islam tidak.
Keselamatan itu tidak mudah dan surga itu tidak murah. Orang yang ingin masuk surga harus diuji terlebih dahulu. Bagaimana patuhnya dia dalam menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah dengan ikhlas. Jika ia berhasil dalam ujian itu insyaallah akan masuk surga.
Logikanya begini, bagaimana mungkin anda akan bisa naik kelas kalau anda adalah seorang pembangkan dan bodoh.
Jadi dunia ini hanya ujian dan sementara jika anda lulus dalam ujian itu insya allah anda akan masuk surga dan kekal di dalamnya.
~
Saudara Hamba Allah,
“Jaminan” artinya “garansi.” Bila saudara membeli satu barang dan si penjual memberi garansi, maka ketika barang itu rusak, si penjual “pasti” memperbaikinya.
Demikian juga seorang siswa yang mendapat nilai bagus ketika ujian “pasti” naik kelas. Hal itu sudah dijamin.
Bagaimana dengan keselamat dalam agama Islam? Pada penjelasan di atas, saudara menuliskan sebanyak dua kali kata “insya allah.” Artinya “mudah-mudahan.” Kata insya allah atau mudah-mudahan bukan suatu “jaminan” atau “kepastian.” Inilah yang kami maksud bahwa jaminan keselamatan dalam Islam tidak ada.
Bandingkan dengan ayat berikut ini, “Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
~
Saodah
~
Nikmat hidup di dunia dan di akhirat adalah suatu tujuan setiap manusia.
Kami umat Muslim meyakini bahwa Allah yang telah menentukan kemana kita menuju. Segala tujuan kita telah ditentukan menurut kehendak-Nya. Dengan demikian, manusia diberi hak untuk mencapai tujuannya, meskipun ketentuan akhir berada di tangan-Nya. Dengan kata lain, manusia yang berusaha, tetapi Allah yang menentukan.
~
Saudara Guns,
Bila boleh kami simpulkan artinya sdr belum yakin pasti mencapai nikmat di akhirat, betul begitu?
Kami sependapat dengan sdr, bahwa Allah penentu segalanya. Dan Allah menentukan bahwa “setiap orang yang percaya kepada-Nya [Isa Al-Masih] beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:15). Artinya seseorang akan tahu dengan pasti bahwa dia akan mencapai nikmat di akhirat. Karena Allah telah memberitahukan.
Jadi, seseorang tidak perlu bekerja untuk menerima keselamatan ini. Ia hanya perlu menerima Isa Al-Masih sebagai Penyelamatnya. Inilah yang dinamakan keselamatan karena anugerah!
“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri” (Injil, Surat Efesus 2:8-9).
~
Daniar