Saya berasal dari Libanon, Timur Tengah. Sebagai orang Arab, saya dibesarkan dalam masyarakat yang sangat kuat dalam agamanya. Penderitaan yang datang silih berganti, membuat saya berulang kali berusaha untuk bunuh diri. Namun hal itu pula yang telah menuntun saya bertemu Isa Al-Masih. Hingga pada akhirnya, Isa Al-Masih mengubah hidup saya. Inilah perjalanan iman saya. Seorang Muslim Arab menemukan hidup baru. Inilah perjalanan iman saya.
Kematian Ibu Awal Penderitaan Saya
Ibu saya meninggal sebelum saya berumur dua tahun. Beberapa lama kemudian, ayah menikahi seorang janda yang sudah mempunyai anak. Isteri baru ayah memperlakukan saya dengan keras sekali. Bahkan saya tidak boleh melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sebaliknya, saya terpaksa bekerja supaya anak-anaknya dapat bersekolah. Ibu tiri saya benar-benar membedakan saya dengan anak-anaknya.
Perlakukan ibu tiri saya yang kejam, membuat saya depresi. Bahkan mulai timbul keinginan untuk mati. Setiap hari saya menangis, memandang ke sorga dan bertanya, “Allah, mengapa saya harus hidup sebagai pembantu yang hina dalam rumah ayah saya?” Bahkan saya sering menyalahkan Allah karena ibu saya meninggal dan saya menderita seperti ini. Selama bertahun-tahun satu pertanyaan bergema dalam pikiran saya, “Apakah artinya kehidupan ini?”
Beberapa Kali Berusaha Bunuh Diri
Kesedihan, penderitaan, tidak ada kasih sayang, hingga depresi yang saya alami. Berujung kepada keinginan untuk bunuh diri. Saya melakukannya dengan cara meminum satu liter bensin. Namun keinginan saya tidak tercapai. Nyawa saya masih terselamatkan.
Percobaan bunuh diri kedua kalinya adalah di kota Beirut. Saya melompat dari tebing yang tinggi ke dalam laut. Namun usaha ini pun gagal. Lagi-lagi nyawa saya masih dapat terselamatkan. Berbagai cara saya lakukan agar saya dapat segera mati. Namun semua sia-sia. Seakan-akan Allah enggan untuk menerima saya kembali kepada-Nya.
Bertemu Pengikut Isa Al-Masih
Kala itu saya sangat menderita dan benar-benar ingin mengakhiri hidup. Hingga pada suatu hari saya berkenalan dengan seorang pengikut Isa Al-Masih. Dia berkata bahwa Isa Al-Masih dapat menolong saya keluar dari permasalahan yang sedang saya hadapai.
Selama enam tahun dia menjelaskan kepada saya mengenai kasih Allah. Dengan sabar, berulang kali ia mengajak saya mengikuti pertemuan untuk mempelajari Injil yang Kudus (Injil Muqaddas, yaitu Injil yang ditulis dalam bahasa Arab). Saya selalu menolaknya dengan bermacam-macam alasan. Hingga akhirnya saya mengalah dan menerima undangannya. Tidak disangka bahwa dari sinilah saya seorang Muslim Arab menemukan hidup baru.
Mendengar Firman Allah Untuk Pertama-Kalinya
Untuk kali pertama dalam kehidupan ini saya mendengarkan Firman Allah. Dengan sikap yang sungguh-sungguh saya mulai memperhatikan pribadi Isa Al-Masih seperti yang tertulis dalam Kitab Suci Injil.
Dari apa yang saya pelajari, ternyata Isa Al-Masih jauh lebih menderita dari saya. Bahkan Ia menderita demi saya, orang yang belum percaya kepada-Nya. Pada waktu itu saya juga mendengar bahwa Ia berkenan mengampuni dosa-dosa saya. Dosa-dosa yang tidak dapat dihapuskan walau dengan melakukan amal-amal sekalipun.
Menerima Isa Al-Masih Sebagai Juruselamat
Sebelumnya saya kira saya harus melakukan bermacam-macam amal dan menjalankan semua adat agama untuk diperkenankan oleh Allah. Tetapi dari Injil yang Kudus saya menemukan bahwa keselamatan tidak diperoleh dengan perbuatan amal. Juga saya tidak dapat dilepaskan dari ikatan dosa dan hukuman Hari Kiamat dengan melakukan amal-amal.
Akhirnya saya menerima Isa Al-Masih sebagai satu-satunya Juruselamat saya. Saya pun mengakui semua dosa-dosa saya dan bertobat. Setelah saya melakukannya, saya merasakan adanya damai sejahtera dalam diri saya. Saya merasa seperti memulai satu hidup yang baru. Muslim Arab menemukan hidup baru. Sungguh benar ayat suci dari Injil yang berbunyi, “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus [Isa Al-Masih], ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (Injil, Surat 2 Korintus 5:17).
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Apakah saudara sudah merasa mempunyai jaminan keselamatan dari hukuman hari kiamat?Jelaskan alasan saudara!
- Menurut saudara, mengapa orang yang memberi kesaksian di atas berkata bahwa amal ibadah tidak dapat menjamin seseorang berkenan di hadapan Allah?
- Hal apakah yang dapat menjamin seseorang berkenan di hadapan Allah?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel, “Muslim Arab menemukan hidup baru”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718
~
Saudara Amorata Patty,
Mohon maaf komentar sdr terhapus.
Terima kasih telah berkunjung di situs ini. Dengan senang hati kami persilakan sdr ikut dalam diskusi ini.
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
1. Apakah saudara sudah merasa mempunyai jaminan keselamatan dari hukuman hari kiamat?Jelaskan alasan saudara!
2. Menurut saudara, mengapa orang yang memberi kesaksian di atas berkata bahwa amal ibadah tidak dapat menjamin seseorang berkenan di hadapan Allah?
3. Hal apakah yang dapat menjamin seseorang berkenan di hadapan Allah?
Terima kasih atas perhatiannya.
~
Daniar