Saya seorang Muslim keturunan. Seperti umumnya orang Islam, saya sudah belajar mengaji dan membaca Al-Quran sejak usia delapan tahun. Teman-teman memandang saya sebagai seorang yang sholeh dan taat beribadah. Saya juga tidak sungkan untuk menasihati teman-teman sebaya saya, agar mereka menjadi seorang Muslim yang fanatik seperti saya. Sehingga, kemanapun dan dimanapun kami berada, tidak terpengaruh dan tetap kuat tidak mudah menjadi Muslim murtad yang meninggalkan agama Islam.
Perjalanan tanpa tujuan
Waktu terus berlalu, dan saya pun lulus dari SMA. Suatu hari saya merenung dan mencoba memikirkan apa sebenarnya arti dari sebuah kehidupan. Saat itu saya merasa seperti orang yang tidak mempunyai tujuan dan merasakan satu kehampaan. Orang-orang di sekitar saya memang melihat saya sebagai orang yang baik. Tetapi mereka tidak tahu apa yang sedang saya rasakan dan pikirkan.
Dalam pergumulan yang berat, saya memutuskan pergi dari rumah tanpa sepengetahuan orang tua. Saya pergi tanpa tujuan dan perencanaan yang pasti. Tujuan saya adalah Pontianak. Perjalanan ke Pontianak saya tempuh selama tiga hari tiga malam dengan menggunakan kapal laut. Karena saya tidak mempunyai rencana perjalanan yang pasti, ditengah-tengah perjalanan saya semakin bingung apa yang saya lakukan di Pontianak. Apakah saya akan tinggal di sana atau melanjutkan perjalanan ke daerah lain belum jelas.
Seorang Teman Mengajak ke Sintang
Di kapal saya berkenalan dengan penumpang lain. Dia berasal dari Banyuwangi. Dia menawarkan diri agar saya mau ikut bersamanya. Setelah mempertimbangkan ajakannya. Akhirnya saya memutuskan menerima tawaran tersebut, dan mengikuti dia ke Sintang, Kalimantan Barat.
Walau saya telah menempuh perjalanan yang cukup jauh, tetapi saya belum menemukan tujuan hidup yang saya cari. Bahkan saya semakin bingung. Dalam kebingungan itu, sehari-hari saya tinggal di mesjid, membaca surat Yasin dan shalat tahajud (shalat malam hari) untuk mencari petunjuk Allah.
Teman Baru Seorang Guru di Gereja
Satu hari di Minggu pagi, ketika saya sedang berjalan-jalan, saya melihat anak-anak dengan seorang pria dewasa. Ternyata pria itu adalah pembina dari anak-anak tersebut. Pria itu menyapa saya. Saya mendekatinya. Ia bertanya apakah saya pergi ke gereja. Dengan sopan saya menjawab bahwa saya seorang Muslim. Pada pertemuan pertama itu, kami tidak banyak berbicara. Dia harus mengajar anak-anak di gereja. Namun sebelum berpisah, kami membuat janji untuk bertemu sore hari.
Sore harinya, sesuai dengan janji yang sudah kami buat, kami bertemu kembali. Pada pertemuan kedua itu kami berbicara banyak hal, termasuk tentang Isa Al-Masih. Ia menjelaskan tentang pribadi Isa Al-Masih. Saya sulit untuk mempercayainya penjelasannya, karena sejak kecil saya tidak pernah suka dengan orang Kristen.
Ajaran yang saya yakini sejak kecil adalah “ Dia [Allah] tiada beranak dan tidak pula diperanakkan ” (Qs 112:3). Sehingga bagi saya, mempercayai Isa Al-Masih sebagai Tuhan adalah mustahil. Mengapa? Jika saya percaya, maka saya ada dalam golongan Muslim murtad.
Siapakah Isa Al-Masih itu?
Walau saya tidak bisa mempercayai penjelasannya, tapi kami tetap berteman. Bahkan kami semakin sering bertemu. Dan setiap pertemuan itu kami selalu membahas tentang Isa Al-Masih.
Suatu hari, dia menawarkan saya untuk menginap di rumahnya. Saya setuju untuk tinggal di rumahnya, karena memang saat itu saya masih tinggal di Mesjid. Selama satu minggu saya tinggal di rumahnya. Di tempat ini kami bisa dengan leluasa berbicara tentang Isa Al-Masih, dan dia juga terkadang membacakan ayat-ayat dari Injil.
Saya masih ingat dengan jelas, hari itu saya bangun jam 4 pagi. Saya teringat dengan ayat yang pernah dijelaskannya untuk saya. Ayat-ayat yang menekankan bahwa Isa Al-Masih adalah Juruselamat manusia. “ Pada mulanya adalah Firman [Kalimat]; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. . . . Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran ” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1, 14).
“Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa [Allah], kalau tidak melalui Aku ” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
“Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu” (Injil, Kisah Rasul-Rasul 16:31).
Menerima Isa Al-Masih Sebagai Juruselamat
Pagi itu juga saya menangis dan mengambil keputusan untuk menerima Isa Al-Masih sebagai Juruselamat pribadi. Saya menjadi Muslim murtad meninggalkan Islam, namun saya merasakan satu kelegaan dan damai sejahtera yang belum pernah saya rasakan dalam Islam. Serasa beban yang selama ini menghimpit telah diambil dari pundak saya. Kini saya tidak pernah khawatir akan kehidupan saya di dunia dan di akhirat. Karena saya telah menemukan apa yang selama ini saya cari, yaitu kehidupan kekal bersama Isa Al-Masih.
Sabda Isa, “ Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu ” (Injil, Rasul Besar Matius 11:28).
[Staf Isa dan Al-Fatihah – Apakah saudara mengalami pergumulan seperti kesaksian di atas? Datanglah kepada Isa Al-Masih! Dia dapat memberi kelegaan bagi Anda.]
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Seorang Muslim Fanatik Berani Murtad”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau WA/ SMS ke: 0812-8100-0718
~
Assalammualaikum,
Al-Quran dan Injil kedua-duanya diturunkan oleh Allah SWT namun dari nabi-nabi yang berbeda, demikian Taurat dan Zabur.
Mengapa kalian menolak Al-Quran. Mengapa kalian tidak menerima Muhammad SAW. Aku juga Kristen dulu, kini aku yakin Islam itu benar. Allah menurunkan Al-Quran melalui Jibril ke Muhammad untuk membetulkan Injil yang sudah diubah oleh ahli kitab yang jahat. Bible itu diubah!! Lalu kamu masih merujuk Bible. Emang sewaktu kamu Muslim, kamu tidak pernah baca makna Al-Quran ya? Kamu bisa cari makna yang mengatakan kitab sebelum Al-Quran itu diubah.
Ya Allah berilah petunjuk untuk hamba-Mu ini ya Allah.
~
Saudara Alvin Solehin,
Terima kasih telah memberikan tanggapan saudara di ruang ini. Ada beberapa pertanyaan saudara untuk jawabannya silakan baca, pelajari, dan diskusikan di link ini: tentang Al-Quran di https://bit.ly/2UIzf4g, tentang Alkitab di https://bit.ly/2XUTTQN. Kiranya memberikan pemahaman baru bagi saudara Alvin.
Dalam paparan di atas seorang yang sholeh dan taat beribadah menerima Isa Al-Masih sebagai Juruselamat. Dalam kesaksiannya dia tidak khawatir akan kehidupannya di dunia dan di akhirat. Karena dia telah menemukan apa yang selama ini dia cari, yaitu kehidupan kekal bersama Isa Al-Masih.
Bagaimana dengan saudara, apakah masih khawatir akan kehidupan kekal saudara?
Inilah undangan Isa Al-Masih: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Injil, Rasul Besar Matius 11:28).
~
Daniar
~
Kalau Isa dipertuhankan karena lahir dari seorang perawan Maria dan didalamnya ada dan atau didampingi ruhul kudus. Berarti Adam lebih tuhan dari Isa, Adam tidak dilahirkan dan lebih suci dari Isa karena tidak berbapak dan tidak beribu. Anda dan team yang mngelola situs ini alangkah baiknya mengenal Adam terlebih dahulu sebelum mengenal Isa. Bahkan adam baik jasad dan ruhnya pernah tinggal dan bermukim di surga. Kenapa Adam tidak kalian tuhan kan?
Perkataan dan keimanan kalian mengenai Isa sudah tidak adil sejak dalam pikiran dan kalbu. Kalau kalian mencari kesalahan Adam dan menyerukan pembenaran pada Isa karena tidak memakan buah terlarang. Maka kalian benar-benar tidak berfikir atas Injil kalian sendiri
~
Saudara Gie,
Justru berdasarkan Injil kami dapat mengenal dan mengerti apa yang Allah nyatakan. Isa Al-Masih bukan manusia yang dipertuhankan. Tetapi Isa Al-Masih adalah Kalimat Allah yang telah menjadi manusia. Kalimat Allah satu dengan Allah, Allah itu sendiri. Yang datang ke dunia melalui proses kelahiran, melalui rahim perawan Maria.
“Pada mulanya adalah Firman [Kalimat]; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. . . . Firman itu telah menjadi manusia,” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1,14).
Kiranya Sdr. Gea menjadi tahu apa yang disampaikan dalam Injil tentang Pribadi Isa Al-Masih. Dan memiliki pemahaman yang benar berdasarkan sumber yang akurat.
~
Daniar
~
Yohanes 15:16-17, “bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu…” Percayalah, jika engkau sekarang mengikut Kristus itu adalah rencana Tuhan dan Dia memilihmu untuk beroleh keselamatan. Jadi, bersukacitalah!!
~
Saudara Rona,
Terimakasih atas kutipan ayat firman Allah di atas. Itulah anugerah terbesar bagi manusia berdosa. Allah telah memilih dan memberikan anugerah keselamatan.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).
Maka bukalah hati, respon kasih Allah! Damai dan sukacita akan selalu ada dalam hati kita.
~
Daniar
~
Seluruh ciptaan, alam raya dan isinya berasal dari Firman. Kambing juga awal kejadian dari Firman. Apakah kambing bisa di sebut Tuhan juga? Pencipta dan ciptaan-Nya apakah bisa dibilang sama?
~
Saudara Muslim,
Kami sependapat dengan saudara bahwa ciptaan berasal dari Firman yaitu Pencipta. Jadi ciptaan bukan Pencipta. Kitab Suci Allah dengan jelas mengajarkan bahwa Firman adalah Allah. “…Firman itu adalah Allah…” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1).
Saudara juga dapat membaca penjelasan tentang Firman Allah di link ini https://bit.ly/2DnqSEc
~
Daniar
~
Tiada Tuhan Selain ALLAH SWT dan Nabi Muhammad adalah utusannya dan Isa Alm-Msih adalah salah satu utusannya.
~
Dark,
Memang syahadat Islam demikian. Mengucapkan syahadat tersebut tidak menandakan bahwa itu adalah benar. Sebab hal itu perlu diuji secara mendalam. Misal, benarkah Allah SWT menyatakan diri kepada nabi saudara? Mengapa memberikan syahadat tersebut padahal tidak pernah menjadi saksi mata? Hal ini terkait dengan Muslim fanatik tersebut yang meninggalkan Islam. Tentu ini menjadi pertanyaan besar, bukan? Bila Islam adalah kebenaran, maka Allah SWT pasti memberikan kepastian masuk sorga kepada Anda.
Kalau boleh tahu, apakah Anda pasti masuk sorga? Mengapa? Dapatkah Anda menjelaskannya?
~
Solihin