Banyak orang takut masuk neraka. Kita semua manusia pasti berusaha menghindarinya. Namun apakah kita yakin sanggup?
Mungkinkah amal baik mampu meluputkan kita dari azab Allah? Karena tentu banyak dosa yang telah kita perbuat.
Mari kita simak pembahasan berikut ini. Agar kita dapat terhindar dari neraka dan mendapat kepastian surga.
Pemilik Hari Pembalasan
Anda pasti sudah menyadari bahwa kita manusia penuh dengan dosa. Tidak ada yang mampu hidup sempurna.
Al-Quran menyatakan setiap pelanggaran pasti akan ada hukumannya. “. . . sesungguhnya orang-orang yang mengerjakan dosa, kelak akan diberi pembalasan (pada hari kiamat), disebabkan apa yang mereka telah kerjakan” (Qs 6:120).
Allah adalah Sang pemilik hari pembalasan. Ia disebut sebagai “Maliki Yaumiddin” (Qs 1:4). Yaitu Sang pemilik segala perkara pada hari kiamat.
Mengerti hal ini membuat banyak Mukmin takut masuk neraka. Karena menyadari ada terlalu banyak dosa selama hidupnya.
Ada kisah mengenai teman nabi Islam yaitu Umar bin Khattab. Ia menjadi sangat takut masuk neraka saat membaca surat Ath-Thur.
“Sesungguhnya azab Tuhanmu pasti terjadi, tidak seorang pun yang dapat menolaknya” (Qs 52:7-8).
Ia menangis tersedu-sedu, kemudian jatuh sakit. Ia berkata: “Celakalah kalau Allah tidak mengampuni. Aku hanya menginginkan selamat. Bukan pahala kehidupan.”
Hukuman Menakutkan di Neraka
Kita bisa memahami ketakutan Umar. Karena hukuman di dalam neraka tergambar sangat mengerikan.
Ada ayat yang menyatakan kulit seperti terbakar sampai hangus berkali-kali (Qs 4:56). Sebagai bentuk siksaan azab Allah.
Atau pada bagian lain tergambar seperti minum air yang sangat panas. Dan makan dari pohon berduri (QS 88:4-7).
Juga gambaran lainnya. “. . . disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka. Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka). Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi” (Qs 22:19-21).
Kita pasti ingin menghindari semua hal ini. Tidak terbayangkan akan mengalami siksaan berat seperti ini dalam kekekalan.
Dapatkah Perbuatan Baik Menghapus Dosa?
Karena itu beberapa orang mengatakan ada cara terhindar dari neraka. Yaitu dengan beribadah dan berbuat amal. Dalilnya karena perbuatan baik bisa menghapus dosa.
Namun benarkah demikian? Karena Allah adalah hakim adil (Qs 95:8). Sehingga Ia pasti harus memberikan hukuman bagi semua pelanggaran.
Sebagai contoh, ada seorang kepala panti asuhan. Selama hidupnya ia banyak berbuat baik. Banyak anak telah ia tolong. Dan sekarang banyak anaknya yang menjadi orang sukses.
Namun rupanya ia pernah melecehkan salah satu anak pantinya. Bahkan sampai hamil.
Apakah karena semua perbuatan baiknya pelecehan itu menjadi tidak ada? Dapatkah ia lepas dari jerat hukum karena memperhitungkan amalannya selama ini?
Kita mengerti tentu saja tidak bisa! Perbuatan baiknya dahulu tidak akan memberikan keadilan bagi korbannya. Allah sebagai hakim adil pasti melihat dengan jelas. Ia akan memberikan ganjaran bagi setiap dosa manusia.
Neraka dan Hukuman Dosa
Jika demikian kita tidak bisa terhindar dari neraka. Kita penuh dosa dan khilaf. Bahkan setiap hari ada saja pelanggaran yang kita buat.
Kita sebagai manusia bisa berbohong, iri hati, bergosip. Belum tentu kita selalu jujur dalam hal keuangan. Atau bisa saja kita jatuh dalam pornografi dan selingkuh.
Banyak sekali kelemahan manusia. Wajar banyak orang takut masuk neraka. Karena sadar tidak mungkin mampu menghindari hukuman Allah.
“Dan tidak ada seorang pun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan” (Qs 19:71).
Jalan Keluar Melalui Sang Hakim Adil
Allah memang adalah Sang pemilik hari pembalasan yang adil. Namun Ia juga Maha Kasih. Allah ingin menyelamatkan manusia dari hukuman dosa.
Caranya adalah dengan Isa Al-Masih. Ia adalah Sang Hakim Adil yang akan datang pada akhir zaman (Hadits Muslim No.220).
Isa bisa mengadili manusia dengan benar. Karena Ia adalah perwujudan Kalimatullah. Ia mampu menyatakan kebenaran.
Sebagai perwujudan Kalimatullah, Isa mampu menolong manusia. Isa menerima hukuman Allah untuk manusia saat berkorban di salib. Melalui-Nya keadilan Allah ditegakkan.
Jika manusia mengimani dan menjadi pengikut Isa, maka mendapat pengampunan dosa. Sehingga bisa terhindar dari neraka dan masuk surga.
“. . . Kristus [Isa Al-Masih] mempersembahkan hanya satu kurban untuk pengampunan dosa [saat tersalib] . . . Allah juga berkata, ‘Aku akan melupakan dosa-dosa dan kejahatan-kejahatan mereka.’ Jadi, dosa-dosa dan kejahatan-kejahatan itu sudah diampuni . . .” (Injil, Surat Ibrani 10:12,17-18, BIS).
Beribadah dalam Syukur Bukan Karena Takut
Selanjutnya kita bisa beramal dan berbuat baik karena rasa syukur. Dan bukan termotivasi karena takut masuk neraka.
Coba bayangkan sebagai orang tua. Kita pasti tidak senang jika anak-anak berbuat baik hanya karena takut pada kita.
Namun mereka tidak mempunyai kesadaran sendiri jika terpisah dari orang tua. Bahkan bisa bertingkah-laku sangat buruk tanpa pengawasan.
Banyak keluarga mengalami hal ini. Ada banyak anak yang terlihat baik saat tinggal dengan orang tua. Namun menjadi bandel bahkan terlibat kejahatan. Yaitu saat mereka tinggal di kos.
Bukankah yang kita inginkan anak berbuat baik karena kesadaran sendiri? Mereka mau membuang sampah, merapikan tempat tidur karena sadar kebersihan. Mereka mau mengambilkan minum, membantu memasak karena mengasihi orang-tuanya.
Demikianlah pengikut Isa yang baik akan melakukan berbagai kebaikan. Namun bukan karena takut masuk neraka. Melainkan karena bersyukur akan pertolongan Allah melalui Isa.
Mengimani Isa Sehingga tidak Takut Masuk Neraka
Maukah Anda menerima pertolongan Allah untuk hidup Anda di dunia dan akhirat? Kita bisa mendapatkan pengampunan dosa dan terhindar dari neraka. Jadi, kita tidak harus takut masuk neraka lagi.
“Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus [Isa Al-Masih], Tuhan kita” (Injil, Surat 1 Tesalonika 5:9).
Mari mengimani dan menjadi pengikut Isa Al-Masih.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Benarkah Menurut Al-Quran Semua Umat Islam Masuk Neraka?
- Takdir Allah Untuk Anda, Masuk Neraka Ataukah Surga di Akhirat?
- Bagaimana Para Mukmin Menghindari Neraka dan Api Kekalnya?
Video:
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami merasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Takut Dosa Atau Terbakar?”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718.
*
Allah yang lebih dulu mengasihi manusia dengan rela menjadi manusia dalam diri Isa Al-Masih. Supaya manusia tidak binasa dalam api neraka. Tapi banyak yang menolak-Nya hanya karena Allah menjadi manusia. Memang kenapa kalau Allah menjadi manusia? Bukankah artinya manusia itu berharga bagi Allah.
Semoga saudara kita yang menolak-Nya sadar dan berbalik pada-Nya dalam pertobatan.
~
Sejak awal penciptaan kesombongan telah menjadi penyebab kejatuhan umat manusia. Oleh sebab itu ketika Yang Maha Kuasa hadir di antara manusia berdosa, Dia tidak mengenakan kebesaran, kuasa dan kemuliaan-Nya. Dia hadir ke dunia sebagai bayi yang lemah dan berbaring di palungan.
Namun justru dengan kerendahan hati, dan ketaatan-Nya mati disalib, Dia menjadi pemenang. Dia telah mengalahkan kuasa dosa dan maut. Oleh sebab itu Dia dapat menyelamatkan setiap orang yang percaya kepada-Nya dari hukuman kekal di neraka.
“supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut” (Injil, Surat Ibrani 2:14-15).
~
SL
*
“Jika seseorang menjauhi dosa karena takut apakah ia takut berdosa atau takut terbakar?” Sayang sekali jika seumur hidup seseorang hanya menjauhi dosa karena dorongan takut dibakar dalam api neraka.
Suatu acungan jempol kepada para Staff IDI di mana sudah bisa membayangkan betapa dahsyat kehidupan nanti di akhir zaman.
~
Saudara Copy, kami mengucapkan terima kasih buat komentar positif Saudara.
Melalui website ini kami rindu untuk boleh saling belajar. Marilah kita saling berbagi dan memperkenalkan kebenaran tentang siapakah sesungguhnya Isa Al-Masih itu?
~
SL
*
Alhamdulillah kami para Muslim tidak menjadikan ketakutan kepada neraka sebagai motivasi utama ibadah kami.
Kami menyembah Allah karena memang Dia satu-satunya Tuhan penguasa seluruh alam yang patut disembah. Kami menyembah-Nya karena sebagai wujud rasa syukur kami karena telah diberi berbagai kenikmatan. Kami menyembah-Nya karena memang kami diciptakan untuk beribadah kepada-Nya.
Dan kami percaya bahwa pada akhirnya nanti kami akan berakhir di sorga atau neraka. Maka demi mohon kasih sayang-Nya untuk memasukkan kami ke sorga. Sesungguhnya hanya kasih sayang-Nyalah yang dapat menyelamatkan kami, bukan amal ibadah kami.
~
Nabi Muhammad secara jujur mengakui bahwa putrinya yang sangat dicintainya pun tidak dijamin masuk sorga. Kalau putrinya sendiri saja tidak mendapat jaminan masuk sorga, maka tentu Nabi Muhammad juga tidak dapat menjamin pengikutnya masuk sorga.
Selanjutnya dalam doa umat Muslim selalu menyebutkan “tunjukkanlah kepada kami jalan yang lurus”. Apabila mereka telah berada di jalan Lurus (jalan ke sorga) tentunya ia tidak akan berkata “tunjukkanlah kepada kami jalan Lurus!”
Dengan kondisi seperti ini dapatkah seseorang beribadah tanpa ada rasa takut masuk neraka?
Hal ini jelas berbeda dengan orang-orang yang mempunyai kepastian masuk ke sorga. Mereka akan melakukan ibadah dengan bersukacita. Mengapa demikian?
Karena Isa Al-Masih telah memberikan jaminan keselamatan mereka.“Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:1,2).
~
SL
~
Itulah bedanya ajaran Islam dan Kristen. Umat Islam tidak diajar untuk mengejar surga, tapi diajarkan untuk selalu berbuat baik. Umat Islam tidak diajar untuk menuntut keselamatan, tapi diajar untuk memberi doa untuk keselamatan. Umat Islam diajar untuk rendah hati, ketika Nabi Muhammad pun tidak memastikan bahwa dia akan masuk surga. Sementara umat Kristen diajar untuk tinggi hati dengan berani menyatakan bahwa pengikut Yesus pasti masuk surga.
~
Setiap umat beragama percaya bahwa hidup manusia berakhir di sorga atau neraka. Jelas, setiap orang menginginkan sorga, bukan?
Lalu, bagaimana agar Anda yakin masuk sorga? Ingat, keyakinan ini penting! Bukan supaya Anda sombong. Tetapi agar tidak ada kegelisahan atau rasa was-was dalam diri Anda atas ketidak-pastian. Dan lagi, bila Anda sejak dini tahu bahwa iman yang Anda ikuti salah, maka Anda masih ada kesempatan untuk mencari kebenaran Allah.
Cukupkah kita melakukan kebaikan dan berdoa memohon keselamatan? Tentu tidak! Anda membutuhkan “cap” kepastian. Supaya Anda yakin bahwa kelak Anda tidak akan binasa di neraka selamanya.
“Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Injil, Kisah Para Rasul 4:12).
Yang dapat membuat Anda masuk sorga bukan kebaikan atau doa keselamatan Anda! Satu-satunya yang dapat memberi kepastian adalah Yesus Kristus!
~
Saodah
~
Iman dan keselamatan adalah dogma yang selalu dijual oleh kaum Kristen untuk menyebarkan agamanya. Dimana letak amal sebagai buah iman. Dimana letak perbuatan dalam konteks keselamatan. Anda pasti akan mengatakan bahwa amal adalah ungkapan rasa syukur anda. Amal bukan ungkapan rasa syukur. Amal adalah buah iman. Iman dan amal itulah rasa.
~
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, amal adalah: segala sesuatu yang dilakukan dengan tujuan untuk berbuat kebaikan terhadap masyarakat atau sesama manusia.
Bicara tentang berbuat baik, seorang Atheis pun ada yang dermawan. Apakah dapat dikatakan bahwa kebaikan yang dia lakukan adalah buah dari imannya? Iman kepada siapa? Bukankah Atheis tidak percaya akan adanya Tuhan?
Maka, tujuan seseorang berbuat kebaikan hanya ada dua. Pertama, agar dia mendapat pahala dari Allah sebagai “tiket” masuk sorga. Dan kedua, sebagai ungkapan syukur mereka atas nikmat yang sudah diberi Allah. Manakah yang akan Anda pilih?
Mungkin penjelasan dalam artikel ini dapat membantu Anda: http://tinyurl.com/bo2jxca.
~
Saodah
*****
1. Hakim yang adil Allah SWT. “Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya (Qs 95:8)
2. Seseorang yang beriman tentu akan beribadah sesuai dengan yang ia imani
3. Cara terhindar dari api neraka yaitu harus mentaati perintah Tuhan (tidak merubah hukum Tuhan), seperti halnya beribadah di hari Sabat bukan malah beribadah di hari minggu. Harus Sunat.
*****
Saudara Rian,
Terimakasih atas usaha saudara mencoba menjawab tiga pertanyaan yang kami berikan. Ijinkanlah kami memberi sedikit tanggapan untuk jawaban yang saudara tulis.
1. Kami setuju bahwa Allah adalah Hakim yang adil. Salah satu perkataan nabi saudara dalam hadistnya adalah: “Demi Allah yang jiwaku ditangan-Nya sesungguhnya telah dekat masanya Isa anak Maryam akan turun ditengah kamu Dia akan menjadi Hakim yang adil” (Hadits Shahih Muslim 127).
Setujukah saudara bila kami mengatakan bahwa Isa Al-Masih adalah Kalimatullah yang kekal dan Hakim atas seluruh manusia?
2. Kami juga setuju dengan jawaban saudara ini. Namun dalam beribadah kita juga perlu memikirkan motivasi kita ketika beribadah bukan? Apakah kita benar-benar tulus atau pamrih. Nah, bagaimana dengan motivasi saudara beribadah?
3. Bila saya beribadah hari Sabat dan saya disunat, apakah itu sudah cukup menjamin saya terhindar dari api neraka? Bagaimana dengan ayat ini: “Barangsiapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya” (Qs.2:81)?
~
Saodah
*****
Saya ambil garis besarnya. Manusia yang akan masuk sorga adalah mereka yang diridhoi Allah. Ini berarti bukan alasan beribadah karena takut akan neraka. Karena orang yang beribadah karena takut neraka atau berharap pahala artinya bukan orang yang ikhlas. Sedangkan modal masuk sorga adalah ridho/ikhlas.
Beribadahlah sesuai dengan apa yang kalian yakini, baik Muslim atau Nasrani. Dan ikhlaslah dalam menjalaninya.
*****
Saudara Chen Tiang,
Dari komentar yang saudara berikan, kami ingin menanyakan satu hal “dengan cara apakah seseorang bisa mendapat ridho Allah”?
Ketika beribadah memang seharusnya kita melakukan dengan ikhlas. Tapi ikhlas saja tidak cukup menjadi jaminan bagi seseorang masuk sorga. Sorga adalah tempat orang-orang suci. Orang-orang yang tidak berdosa sedikitpun. Sehingga, perkara sorga adalah perkara suci, bukan perkara ikhlas atau tidak.
Yang menjadi pertanyaan adalah: Bagaimana agar seseorang dapat bersih dari dosa? Apakah amal ibadah yang ikhlas cukup? Jelas tidak!
“Ia sendiri [Isa Al-Masih] telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya sendiri di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran” (Injil, Surat I Petrus 2:24).
Isa Al-Masih adalah satu-satunya “Modal” bagi seseorang dapat masuk sorga. Bukan ikhlas!
~
Saodah
~
Kalau sekiranya saya mau menjawab, bolehkan saya jawab satu poin dalam satu kotak? kalau tidak boleh, apakah cukup jawab salah satu poin dari 3 pertanyaan?
~
Saudara Rian,
Memang tidak salah bila saudara menjawab satu poin dalam satu kotak. Tapi alangkah lebih baik lagi bila saudara menjawab 3 pertanyaan dalam satu kotak. Tentu jawaban yang singkat, padat, dan jelas jauh lebih baik daripada jawaban yang bertele-tele, bukan?
Selama jawaban saudara tidak melanggar aturan yang sudah ada, tentu kami tidak akan keberatan.
~
Saodah
~
1. “Demi Allah yang jiwaku ditangan-Nya sesungguhnya telah dekat masanya Isa anak Maryam akan turun ditengah kamu. Dia akan menjadi Hakim yang adil, akan dihancurkannya salib, dibunuhnya babi, dihapuskannya pajak, dan kekayaan akan melimpah ruah, sehingga tidak seorangpun lagi yang bersedia menerima pemberian” (Hadits Shahih Muslim 127).
Nabi Isa As. pada akhir jaman (menjelang kiamat), Ia memang akan menjadi hakim yang menengahi antara mereka yang mengatakan Isa As. sebagai Tuhan dan sebagai Nabi.
Isa As. akan menjelaskan bahwa Dia diutus hanyalah sebagai Nabi, buktinya Ia akan mematahkan salib yang telah mengatakan Dirinya sebagai Tuhan.
Hanya Allah lah Tuhan yang Maha Adil.
~
Saudara Rian,
Dapatkah saudara memberi sumber yang jelas, yang menjelaskan bahwa Isa Al-Masih tidak datang untuk menghakimi semua manusia. Melainkan menghakimi mereka yang mengatakan Dia sebagai Tuhan.
Juga dimanakah ada tertulis firman Allah yang mengatakan bahwa Isa Al-Masih di akhir zaman akan datang untuk menjelaskan bahwa Dia hanyalah diutus sebagai nabi.
Kiranya Sdr. Rian tidak keberatan untuk berbagi informasi di sini. Terimakasih!
~
Saodah
~
Isa Al-Masih memang akan turun dari langit sebagai pertanda kiamat akan datang. Memang Isa Al-Masih akan hadir sebagai Hakim yang seadil-adilnya. Namun Dia hanya akan mengadili umat-Nya saja, seperti yang tertuang dalam Injil bahwa Isa datang untuk domba-domba tersesat dari golongan Bani Israel.
Dia akan menyadarkan umat-Nya akan kebenaran firman Allah SWT yang dibawa oleh Isa melalui Kitab Injil. Jadi jelaslah bahwa Isa hanya datang untuk kaum Bani Isarel, tidak untuk semua umat.
Berbeda dengan Muhammad, dia diutus oleh Allah SWT untuk memberi peringatan dan kabar gembira kepada seluruh umat manusia. Sedangkan pengadilan yang sesungguhnya yang dimaksud surat Al-Fatihah tersebut adalah pengadilan setelah hari kiamat di padang mahsyar. Semoga mendapat hidayah Allah SWT.
~
Saudara Hafid,
Perhatikanlah perkataan nabi saudara berikut ini, “Demi Allah yang jiwaku ditangan-Nya sesungguhnya telah dekat masanya Isa anak Maryam akan turun ditengah kamu. Dia akan menjadi Hakim yang adil” (Hadits Shahih Muslim 127).
Apakah hadist di atas mengatakan Isa hanya datang untuk memberi peringatan kepada bangsa Israel saja? Tidak, bukan? Dikatakan Isa akan datang sebagai Hakim.
Mari perhatikan juga ayat ini, “Jibril berkata: “Demikianlah, Tuhanmu berfirman: ’Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan agar dapat Kami menjadikannya (Isa Al-Masih) suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan” (Qs 19:21).
Ayat di atas tidak mengatakan “suatu tanda bagi bangsa Israel saja” melainkan bagi seluruh manusia.
Lebih jelasnya, silakan Sdr. Hafid membaca artikel pada link ini: http://tinyurl.com/cqvgxdo.
~
Saodah
~
Saudara, umat Muslim beribadah kepada Tuhan karena Tuhan menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya. Hal ini dijelaskan di dalam Al-Quran “Tidaklah Kuciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu”. Umat Kristus beribadah karena dijanjikan pahala berupa Sorga dan Keselamatan.
~
Salam Sdr. Pengamat,
Umat manusia ketika diciptakan Allah tentu salah satu kewajibannya adalah memuji sang pencipta, itu tepat sekali. Tetapi ketika kita memuji sang pencipta kita, apakah dengan terpaksa atau karena ungkapan syukur kita kepada Allah? Sebab ada banyak orang yang melakukan ibadah karena sebuah kewajiban keagamaannya.
Allah menghendaki kita untuk menikmati sorga bersama-Nya. “Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita” (Injil, Surat 1 Tesalonika 5:9).
Agar kita dapat bersama-Nya di sorga maka kenalan dan percaya kepada Pribadi-Nya yang dapat menjamin manusia ke sorga.
~
Salma
*****
To admin,
Jawaban no 1: Singkat saja yaitu ALLAH SWT bukan Yesus.
Jawaban no 2: Motifasi saya dalam beribadah adalah mendapatkan Rahmat dan Hidayah Nya. Karena dengan Rahmat dan Hidayah Nya dapat menyelamatkan saya di dunia dan di akhirat.
Jawaban no 3: Dengan beribadah dan beramal seperti yang telah diajarkan oleh juruselamat saya yaitu Rasullah Muhammad saw.
Semoga Allah memberikan Rahmat dan Hidayah Nya bagi kita semua…amiin
*****
Saudara Guns,
1. Perhatikanlah perkataan nabi sdr berikut ini, “Demi Allah yang jiwaku ditangan-Nya sesungguhnya telah dekat masanya Isa anak Maryam akan turun ditengah kamu. Dia akan menjadi Hakim yang adil” (Hadits Shahih Muslim 127).
2. Dengan kata lain sdr beribadah kepada Allah agar mendapat keselamatan di dunia dan di akhirat, benar begitu? Artinya sdr beribadah untuk kepentingan sdr sendiri bukan untuk Allah, dong. Mungkin ilustrasi dalam link ini akan menolong sdr, http://tinyurl.com/yau7sjzn
3. Yang menyelamatkan amal dan ibadah sdr? Bukan karena rahmat /pemberian Allah, benar begitu?
~
Daniar