Seorang penafsir Al-Quran menulis mengenai “Ar-Rahman ar-Rahim,” bahwa “Yang Maha Pengasih tidak merasa kepedihan.” Lagi, “Kepedihan yang dialami oleh si pemberi [Yang Maha Pengasih] merupakan kelemahan makhluk.”
Apakah benar Allah tidak merasakan kepedihan? Bagaimana bukti sifat Allah Maha Pengasih kepada manusia?
Kepedihan Allah Adalah Bukti Sifat Allah Maha Pengasih
Jika penafsir Al-Quran menafsirkan sifat Allah Maha Pengasih, Allah SWT seperti itu, kita patut bertanya.
Apakah Allah SWT tidak senang bila umat-Nya menaati Dia? Apakah Dia tidak juga sedih jika firman-Nya dilanggar umat-Nya? Kalau Dia tidak bereaksi apa-apa akan hal-hal demikian, maka Dia seperti patung, bukan?
Apakah Maha Pengasih dan Penyayang sudah menyatakan emosi Allah? Bagaimana sifat Allah Maha Pengasih menurut Anda? Jelaskan di sini.
Kepedihan bukanlah kelemahan makhluk, tapi menyatakan sifat pribadi yang beremosi. Allah adalah Pribadi Maha Sempurna yang memiliki segala emosi. Maka, Allah sedih, marah, dan menghukum Adam-Hawa yang melanggar perintah-Nya.
Wahyu Allah Menyaksikan Kesedihan Allah
Wahyu Allah (Taurat, Zabur dan Injil) menggambarkan bukti sifat Allah Maha Pengasih. Allah selalu penuh dengan sukacita yang tak terhingga.
Kasih-Nya tak terbatas dan dinyatakan kepada umat-Nya dalam berbagai bentuk. Baik dalam memberkati segala kebutuhan kita, terlebih dalam menyelamatkan kita.
Namun, Ia begitu prihatin dan sedih karena kehidupan mereka yang menderita. Dalam Kitab Nabi-Nabi kita membaca, “Tuhan tidak dapat lagi menahan hati-Nya melihat kesukaran (umat-Nya)” (Kitab Hakim-hakim 10:16). Ini jelas menunjukkan sifat Allah Maha Pengasih kepada manusia.
Apakah Kalimat Allah [Isa Al-Masih] Memiliki Bukti Sifat Allah Maha Pengasih?
Juruselamat yang dijanjikan menurut Kitab Nabi Besar Yesaya 53:3 “menderita kesakitan.” Dia memiliki emosi.
Sebelum membangkitkan Lazarus, masygullahlah hati Isa Al-Masih, Kalimatullah. Ia menangis. Isa merasa kepedihan melihat kesedihan saudara-saudara Lazarus (Injil, Rasul Besar Yohanes 11:33-35). Ia juga menangis ketika memikirkan nasib Yerusalem (Injil, Rasul Lukas 19:41-44).
Injil Allah menyaksikan luapan kasih Isa Al-Masih kepada manusia yang sesat. “Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus [Isa Al-Masih] oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala” (Injil, Rasul Besar Matius 9:36).
Jadi Kalimat Allah mempunyai sifat Allah Maha Pengasih dan mengalami kepedihan. Ia bukan seperti batu!
Kita melihat hati Allah dengan jelas ketika kita menyelidiki hati Kalimat Allah/Isa Al-Masih sebagaimana disaksikan dalam Injil.
Allah Bukan Seperti “Batu Dingin”
Rahmat Allah bukan “dingin.” Ia tidak acuh-tak-acuh mengenai nasib kita. Ia ikut merasakan beban dan pergumulan kita.
Dalam kasih-Nya, Isa Al-Masih mengundang manusia: “Marilah kepadaku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu” (Injil Rasul Besar Matius 11:28).
Allah memiliki rasa belas-kasihan bagi kita yang berdosa ini. Maha Pengasih adalah sifat Allah. Anda dapat menikmati belas-kasih-Nya yang menyelamatkan dengan beriman kepada Isa Al-Masih, Sang Penebus jiwa manusia.
Jika Anda ingin beroleh bantuan doa untuk masalah Anda, silahkan menghubungi kami di sini.
[Staf Isa dan Al-Fatihah – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Al-Fatihah.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut Anda Allah mempunyai emosi atau tidak? Jelaskan alasannya!
- Bagaimana kesaksian Wahyu Allah (Taurat, Zabur, dan Injil) tentang bukti Allah Maha Pengasih?
- Bagaimanakah kaitan emosi kasih Allah dan keselamatan manusia menurut artikel di atas?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Berikut ini dua link yang berhubungan dengan artikel “Bukti Allah Maha Pengasih Dapat Merasakan Kepedihan Manusia”. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Bukti Allah Maha Pengasih Dapat Merasakan Kepedihan Manusia”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini.
~
To admin…
Lagi-lagi arti Ar Rohman dan Ar Rohim diplintir lagi dalam artikel ini.
~
Saudara Guns,
Kami menghapus komentar sdr yang lain. Silakan perhatikan petunjuk dalam memberi komentar!
Kiranya sdr dapat memberitahukan bagian mana yang sdr maksud! Dan memberikan penjelasannya.
Terima kasih atas perhatiannya.
~
Daniar
~
Dengan menghapus kolom saya…saya sangat yakin akan ketidakmampuan saudara dalam menanggapi kolom saya sebelumnya. Pedoman komentar yang saudara buat sangat membatasi pemikiran saya dan orang lain.
Bukankah anda membuat situs ini untuk mencari kebenaran Isa?
Terima kasih
~
Saudara Guns,
Seperti yang telah kami jelaskan sebelumnya, menghapus komentar karena tidak sesuai dengan aturan dalam memberi komentar. Saran kami sdr dapat memberikan komentar dengan penjelasan yang singkat, padat, dan jelas.
Situs ini memberitakan kebenaran tentang Isa Al-Masih.
~
Daniar
~
Komentar saya sedikit saja, semoga tercerahkan. Bahwa Allah adalah Maha Segalanya. Mustahil Dia tidak mengetahui apa yang dirasakan makhluk-Nya. Bahkan sangat tidak masuk akal jika manusia yang berdosa tapi Tuhan yang disiksa.
~
Sdr. Gandhi Waluyan,
Benar yang Anda katakan, Allah Maha Segalanya. Lalu, apakah “mengetahui” yang dirasa makhluk-Nya hanya sebatas pengetahuan, tanpa benar-benar mengalaminya? Bila begitu, Allah tidak patut disebut Maha Segalanya, bukan? Justru Isa, Allah Sang Firman (Kalimatullah) yang menjelma menjadi manusia karena sifat Maha Segalanya, membuktikan Allah bukan sekedar mengetahui, tapi juga sungguh mengalami apa yang semua orang rasakan. Itulah kehebatan Allah Maha Segalanya, sebab Ia sangat mengasihi kita!
Kini, silakan Anda pertimbangkan ulang. Apakah sorga boleh dikotori dosa? Tentu Anda tidak menyetujuinya, bukan? Jadi, apakah orang berdosa boleh masuk sorga? Sedangkan tidak seorangpun streril dari dosa? Maka, jika Allah tidak bersedia disiksa untuk menggantikan hukuman dosa kita, tentu tidak seorang pun selamat, bukan? Sekali lagi, bukankah Allah Maha Segalanya, termasuk bisa mengorbankan diri-Nya demi Maha Penyayang-Nya pada kita?
~
Yuli
~
Dear admin,
Pertanyaan anda: Menurut anda Allah mempunyai emosi atau tidak? Jelaskan alasannya.
Jawaban: Allah itu maha besar. Dia yang menciptakan kita semua. Dia pemilik segalanya. Jadi jika Dia berkehendak apapun termasuk mempunyai emosi. Anda punya siapa yang bisa membela anda. Anda punya berapa pasukan yang berani protes ke Allah. Saya ingin lihat pendapat anda jika Allah menantang anda untuk mengusir anda dari jagat raya ini. Coba sebutkan sebuah tempat mana yang akan menampung badan anda? Selain jagat raya kepunyaan Allah ini. Coba jelaskan argumen anda.
~
Saudara Hasan,
Terima kasih atas jawaban saudara atas pertanyaan fokus di atas. Menurut saudara Allah mempunyai emosi, benar begitu? Demikian wahyu Allah menyatakan kesedihan Allah seperti yang dipaparkan dalam artikel di atas.
Tapi kami kurang mengerti maksud dari pertanyaan saudara di atas, apa hubungannya dengan pertanyaan fokus tersebut?
Kiranya Sdr. Hasan dapat menjelaskan, terima kasih.
~
Daniar
~
Dasarnya adalah Tuhan berbeda dengan makhluk ciptaannya. Tuhan tempat bergantung semua makhluk ciptaannya. Di dunia untuk menjalani tes. Bila anda lulus dapat surga. Bila Gagal dapat neraka. Dan Tuhan hanya mengakui satu jalan yang benar.
~
Saudara Wijaya C,
Terima kasih telah memberikan komentar di ruang ini. Kami sependapat dengan saudara, Tuhan tempat bergantung semua makhluk ciptaan-Nya. Dan hanya ada satu jalan yang benar. Isa Al-Masih dengan jelas mengatakan: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6). Keselamatan adalah anugerah/rahmat dari Allah di dalam Isa Al-Masih.
~
Daniar
~
Saya pernah membaca salah satu ayat Alkitab. Allah merasa sedih. Bahkan ada tertulis Allah menyesal telah menciptakan manusia. Sedih dan Menyesal adalah dua sifat yang tidak dimiliki oleh yang maha kuasa. Itu adalah sifat yang menunjukkan kelemahan mahkluk. Dia maha tahu atas diri manusia bahkan jauh sebelum dunia ini Ia ciptakan. Jadi tidak ada alasan dia untuk sedih dan menyesal. Namun kalau gembira, marah itu sudah menjadi suatu keharusan bagiNya. Marah karena hambaNya membangkang dan gembira atas kepatuhan hambaNya.
~
Saudara Gandhi Waluyan,
Kepedihan bukanlah kelemahan makhluk, tapi menyatakan sifat pribadi yang beremosi. Allah adalah Pribadi Maha Sempurna yang memiliki segala emosi. Maka, Allah sedih, marah, dan menghukum Adam-Hawa yang melanggar perintah-Nya. Hal yang sama dapat dikenakan jika mengacu pada alasan saudara. Allah maha tahu jadi tidak ada alasan untuk gembira atau marah, bukan?
Dari penjelasan saudara, Allah digambarkan bagaikan detaktor. Akan marah jika tidak dituruti, akan gembira bila ditaati. Tidak menggambarkan Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang. Dimana Allah yang maha pengasih tahu akan kesedihan atau kesukaran kita, bukan? Sehingga karena kasih-Nya Dia mengulurkan tangan-Nya bagi kita. Dengan kata lain Dia prihati dan sedih, turut merasakan kesedihan kita bukan?
Kiranya firman Allah ini dapat saudara renungkan: “Tuhan tidak dapat lagi menahan hati-Nya melihat kesukaran (umat-Nya)” (Kitab Hakim-hakim 10:16).
~
Daniar
~
Daniar, jelas sekali anda tidak pernah membaca Alkitab khususnya 10 Perintah Allah.
“Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku, tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku” (Taurat, Kitab Keluaran 20:5-6).
Allah itu memiliki sifat cemburu dan pemarah. Jadi saat ini Dia sangat cemburu dan marah kepada kalian yang sedang membuat patung dan menjadikan manusia lemah sebagai tuhan. Allah itu diktator yang tidak mau dibantah. Dia adalah penguasa alam.
~
Saudara Gandhi Waluyan,
Allah pengasih, Allah yang disembah Abraham, Ishak, dan Yakub adalah Allah yang memiliki sifat pribadi yang beremosi. Allah sedih, marah, dan menghukum.
Ia juga begitu prihatin dan sedih karena kehidupan umat-Nya yang menderita. “Tuhan tidak dapat lagi menahan hati-Nya melihat kesukaran (umat-Nya)” (Kitab Hakim-hakim 10:16).
Allah juga mempunyai belas-kasihan bagi kita yang berdosa ini. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).
~
Daniar