Melalui artikel ini, kita akan belajar bersama apa yang dimaksud dengan bentuk rahmat Allah dan kepastian keselamatan. Apakah dapat dikatakan seorang bapak bersifat rahmat jika anaknya selalu ragu-ragu mengenai haknya untuk masuk rumahnya? Apakah bapak ini bersifat rahmat jika anaknya selalu hidup dalam ketakutan dan kekuatiran bahwa ia tidak akan diterima oleh ayahnya, dan mungkin akan dilarang masuk rumah oleh ayahnya? Kita semua pasti mengatakan bahwa ayah macam ini tidak memiliki sifat rahmat!
Ini adalah gambaran tentang sifat seorang bapak. Bagaimana dengan Allah? Mungkinkah Allah tidak bersifat rahmat kepada umat-Nya?
Bentuk Rahmat Allah dan Kepastian Masuk Surga
Kita yakin Allah bersifat rahmat. Namun, mayoritas orang beragama ragu-ragu apakah mereka akan dapat masuk surga. Walaupun mereka setia sholat dan berusaha hidup sesuai dengan ajaran agamanya. Jika ditanya mengenai kepastian masuk surga mereka menjawab, “Mudah-mudahan” atau “Belum tahu”.
Suatu hari, saya berbincang-bincang dengan seorang ustadz. Di tengah-tengah perbincangan itu, saya memberanikan diri dan bertanya, “Apakah pak ustadz yakin dan pasti masuk surga bila kelak meninggal?” Ia terdiam sejenak dan berpikir. Lalu ia menjawab, “Kita tidak tahu hal itu. Biarlah itu menjadi urusan Allah. Insya Allah.” Mengapa hal ini terjadi?
Sifat dan Sikap Allah dalam Al-Quran
Munculnya sikap dan pengertian seperti itu, barangkali disebabkan ayat Al-Quran yang menyatakan, “Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan”(Qs 19:71). Ayat ini menjelaskan bahwa mendatangi neraka sudah menjadi keputusan Allah atas umat Islam. Sehingga kami dapat mengerti bila kemudian umat Islam ragu-ragu dengan keputusan Allah kelak. Lantas bagaimana sesungguhnya pengertian bentuk rahmat Allah itu bagi umat Islam?
Lebih lanjut mengenai hal ini, kita tidak dapat menyaksikan rahmat Allah. Uniknya, hal ini tercermin dari perkataan Muhammad, sang pembawa risalah. “…Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu…” (Qs 46:9). Muhammad sendiri tidak tahu apakah Allah akan memberikan rahmat kepadanya. Tentu ini patut direnungkan, bukan?
Dan bila kita telusuri lebih jauh lagi, maka sura Al-Fatihah yang berbunyi, “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang” (Qs 1:1), patut kita pertanyakan. Benarkah Allah maha pemurah dan penyayang bila Dia menjamin umat-Nya masuk neraka? Benarkah Allah disebut maha pemurah dan penyayang bila Allah tidak dapat memberikan jaminan masuk ke surga-Nya?
Bentuk Rahmat Allah dalam Isa Al-Masih
Sebagaimana telah kami singgung di atas. Sesungguhnya Allah adalah Bapa yang bersifat rahmat. Dan Ia ingin kita yakin akan masuk surga. Karena itu, Allah menunjukkan rahmat dengan Ia sendiri datang ke dunia dalam Pribadi Isa Al-Masih. Isa Al-Masih bersabda kepada pengikut-Nya: “Aku pergi ke situ [surga] untuk menyediakan tempat bagimu…Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku [surga], supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:2-3). Inilah yang dimaksud dengan bentuk rahmat Allah dan kepastian keselamatan yang dijanjikan-Nya.
Allah yang penuh rahmat mengutus Kalimat-Nya [Isa Al-Masih] ke bumi untuk menyelamatkan semua orang yang percaya pada-Nya. Apabila kita menerima Isa Al-Masih sebagai Juruselamat, kita tidak perlu ragu-ragu lagi mengenai masuk surga apabila meninggal dunia! Kita pasti selamat! Tentu hal ini sangat indah dan menjadi kabar gembira bagi umat manusia, bukan? Pertanyaannya adalah maukah kita menerima Isa Al-Masih, bentuk rahmat Allah tersebut?
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Apa yang menyebabkan umat Islam ragu-ragu dengan keselamatannya?
- Bila Allah bersifat rahmat, mungkinkah Allah tidak menyediakan jalan keselamatan yang berasal dari-Nya? Jelaskan!
- Berdasarkan artikel di atas, bagaimana Allah menunjukkan bentuk rahmat-Nya?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami merasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Bentuk Rahmat Allah: Apakah Surga Dijanji?”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718
~
Qs 2:111 Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: “Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani”. Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar.
“Dan tidak ada seorangpun daripadamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan” (QS 19:71).
“Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut”.(QS 19:72).
Syaikh Abdul Muhsin menyatakan bahwa penafsiran paling populer mengenai ayat di atas semua orang akan memasuki neraka, akan tetapi kaum Mukminin tidak mengalami bahaya.
~
Salam Sdr. Anakku,
Sedikit agak aneh pemaparan saudara. Al-Quran dengan tegas mengatakan bahwa neraka adalah kekal. Tetapi dalam pemaparan saudara sepertinya masih ada kesempatan bagi umat Muslim untuk keluar dari neraka, bukankah demikian?
Jika itu konsep yang saudara miliki, maka pernyataan AL-Quran surga kekal dapat terbantahkan dengan konsep yang saudara miliki.
Saudara, agar manusia dapat datang ke surga, tentu kita harus meminta pertolongan dengan Pribadi yang ada di sana, bukan? Isa Al-Masih berkata, “Aku pergi ke situ [sorga] untuk menyediakan tempat bagimu…Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku [sorga], supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:2-3).
~
Salma
~
To: Kristen,
Bukankah anda yang ragu dengan keselamatan anda sendiri, sehingga terus meminta kepada Tuhan agar Kehendak dan Kerajaan-Nya datang kepada anda. Doa yang terus kalian panjatkan karena keselamatan yang diberikan Yesus bukan realita, tapi hanya jadi suatu janji!
~
Salam Sdr. usil,
Mengapa meminta datang kerajaan ALlah, sebab janji-Nya akan tergenapi ketika kerajaan itu datang. Dengan kata lain umat yang percaya kepada Isa Al-Masih sudah menanti-nantikan kerajaan-Nya. Saudara sudah siap jika kerajaan Allah datang?
~
Salma