“Bismillahirrahmanirrahim” adalah kalimat pembuka dalam Al-Quran. Syekh Muhsin Qira’ati dalam tafsirnya pernah menulis bahwa ketika kita mengucapkan “Bismillah”, kita juga mengatakan, “Ya Allah aku tidak melupakan-Mu, maka janganlah Engkau melupakan aku.”
Tetapi, apakah Anda pernah berpikir bahwa Allah melupakan Anda? Terutama ketika Anda dalam masalah atau tekanan hidup yang besar dan Anda mengucapkan kalimat ini, tetapi Ia hanya diam? Seakan-akan Allah tidak perduli dengan Anda? Percayakah bahwa Allah tak pernah mengabaikan Anda?
Dosa Memisahkan Kita Dari Allah
Kitab Taurat dan Injil mengajarkan bahwa sejak manusia mengenal dosa, manusia terpisah dari Allah. Adam dan Hawa tidak mentaati Allah dengan memakan buah terlarang. Meskipun terdengar sepele tetapi itu adalah dosa. Dan dosa adalah kejahatan. “Tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu” (Taurat, Nabi Besar Yesaya 59:2).
Meskipun Berdosa, Allah Tak Pernah Mengabaikan Kita
Al-Quran menyatakan bahwa Allah lebih dekat daripada urat leher kita. “… Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya,…” (Qs 50:16).
Nabi Besar Yesaya dalam Kitab Taurat mengajarkan bahwa seorang ibu saja tidak melupakan anaknya, apalagi Tuhan. “Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau”(Kitab Nabi Yesaya 49:15).
Allah Inginkan Umat-Nya Bertobat Dan Mempercayai Injil
Meskipun Allah tak pernah mengabaikan kita, Allah menginginkan umat-Nya untuk berbalik sepenuhnya ke jalan-Nya yang benar. Al-Quran mencatat, “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, …” (Qs 66:8).
Tentunya, jalan yang benar adalah jalannya Allah, bukan? Kitab Suci Allah mengajarkan untuk mempercayai Injil. “… Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!” (Injil, Rasul Markus 1:15) Dalam Injil terdapat tuntunan hidup suci yang berkenan kepada Allah.
Dengan Mempercayai Injil Kita Mendapatkan Hak Anak Allah
Injil mengajarkan bahwa hidup yang suci dimulai ketika menerima Isa Al-Masih yang telah mati dan bangkit untuk penebusan atas hukuman dosa kita. Ketika kita menerima Isa, kita menerima hak sebagai anak Allah. “… semua orang yang menerima-Nya (Isa Al-Masih) diberi-Nya kuasa (hak) supaya menjadi anak-anak Allah . . . .“ (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:12).
Sebagai Anak Allah Kita Dapat Meminta Apa Saja
Allah tak pernah mengabaikan kita. Ia bahkan menginginkan kita menjadi anak-Nya dengan menerima Isa Al-Masih. Ketika kita menerima hak sebagai anak Allah, kita dapat meminta apa saja dan kita akan mendapatkannya. “… apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu” (Injil, Markus 11:24).
Maukah Anda menerima Isa Al-Masih dan menjadi anak Allah? Kalau ingin tahu lebih banyak tentang bagaimana menjadi anak Allah, kunjungilah seksi “Jalan Keselamatan” pada www.isadanislam.org.
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Apakah Anda pernah merasakan bahwa Allah melupakan Anda? Mengapa?
- Bagaimana kita dapat mengetahui bahwa Allah tak pernah mengabaikan kita?
- Apa yang Allah kehendaki agar kita berkenan kepada-Nya?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini.Atau SMS ke: 0812-8100-0718
*****
jawaban:
1. Seandainya Allah melupakan manusia, maka tidak ada satupun Kitab yang diturunkan ke dunia.
2. Dengan mensyukuri nikmat-Nya. Bernafas yang kita rasakan setiap detiknya.
3. Sungguh Allah tidak membutuhkan bantuan seorang makhlukpun. Kitalah yang butuh kepada Allah SWT.
*****
Sdr. Penyembah Allah,
Terimakasih sudah berusaha untuk menjawab tiga pertanyaan yang kami sampaikan.
Kami setuju dengan sdr bahwa Allah tidak membutuhkan bantuan dari makhluk-Nya. Karena Dia adalah Tuhan Yang Maha Berkuasa. Dia dapat melakukan apa saja yang Dia kehendaki.
Namun Allah juga ingin agar kita umat-Nya hidup berkenan kepada-Nya, bukan? Nah, menurut Sdr. Penyembah Allah, apa yang Allah kehendaki agar kita berkenan kepada-Nya?
~
Saodah
~
Jawablah dulu pertanyaan: Apakah Yesus turun membawa, mengenai dan mengabarkan Alkitab? Mana buktinya? Kalau Yesus sendiri tidak mengabarkan Alkitab, mengapa kalian mengabarkan Alkitab? Katanya kalian pengikut Yesus?
~
Saudara Netral,
Kiranya dalam memberi komentar sdr dapat memperhatikan ketentuan yang ada. Dimana salah satunya adalah “komentar harus berhubungan dengan topik artikel yang sedang dibahas.”
Jadi kami sarankan, kiranya komentar yang sdr berikan hanya menanggapi artikel di atas. Atau setidaknya menjawab tiga pertanyaan yang sudah disediakan.
Sedangkan untuk pertanyaan sdr di atas, silakan melihat jawabannya di artikel ini: http://tinyurl.com/c4phapd.
~
Saodah
~
Agar diskusi kita fokus dan tidak melebar ke hal-hal lain, kiranya komentar yang diberikan tidak keluar dari topik artikel yang sedang dibahas. Atau setidaknya hanya menanggapi tiga pertanyaan berikut ini:
1. Apakah Anda pernah merasakan bahwa Allah melupakan Anda? Mengapa?
2. Bagaimana kita dapat mengetahui bahwa Allah tidak melupakan kita?
3. Apa yang Allah kehendaki agar kita berkenan kepada-Nya?
Demikian kiranya maklum, dan dapat memperhatikannya. Terimakasih!
~
Saodah
~
Staf IDI,
Jawaban pertanyaa no: 2 Bagaimana kita dapat mengetahui bahwa Allah tidak melupakan kita?
Sebagai makhluk yang beriman, dengan sifat-sifat Allah “Ar-Rahman dan Ar-Rahim” Allah itu mengasihi kepada semua makhluk-Nya tiada terkecuali dan menyayangngi khusus kepada umat Muslim.
Makanya setiap Muslim apabila akan melakukan suatu perbuatan yang baik, dianjurkan dengan membaca Bismillahirrahm anirrahim.
~
Saudara Komentar, terimakasih sudah berusaha menjawab salah satu pertanyaan yang kami berikan.
Kami setuju dengan sdr bahwa Allah itu Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Artinya, Allah Maha Pemurah dan Maha Penyayang. Dan kami juga setuju dengan sdr bahwa Allah mengasihi semua makhluk-Nya.
Kami sedikit tergelitik dengan kalimat sdr berikutnya yang berkata bahwa “Allah lebih khusus menyayangi umat Muslim.” Benarkah demikian?
Muslim adalah sebutan bagi orang-orang yang beragama Islam. Agama Islam ada di dunia kira-kira 600 tahun setelah Isa Al-Masih naik ke sorga. Muhammad adalah nabi yang dipercaya umat Muslim sebagai pembawa agama Islam.
Pertanyaan saya untuk Sdr. Komentar, bila memang benar Allah lebih menyayangi umat Muslim, mengapa Al-Quran menyebut bahwa Isa Al-Masih adalah Pribadi terkemuka di dunia dan di akhirat? Mengapa gelar tersebut tidak ditujukan kepada Muhammad, yang notabe adalah pembawa agama yang dikasihi Allah tadi?
~
Saodah
~
Isa adalah nabi. Semua nabi adalah Muslim. Isa diutus untuk Israel agar hidup sebagai Muslim.
~
Saudara Xucinxgaronx,
Memang benar bahwa Isa adalah nabi, tetapi Ia juga adalah Tuhan. Semua nabi berdosa tetapi Ia tidak pernah berbuat dosa. Isa suci dan sempurna (Qs 19:17,19). Ia disebut Kalimatulloh, terkemuka di dunia dan di akhirat (Qs 3:45). Ia tahu hari kiamat (Qs 43:61) dan menjadi hakim yang adil (HSM 127, HSB 1090). Semua nabi memohon keselamatan tetapi Isa Al-Masih menyediakan keselamatan (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:28).
Isa adalah juruselamat untuk semua bangsa (Injil, Lukas 2:10-11). Sebelum naik ke sorga, Isa bersabda: “…Pergilah jadikanlah semua bangsa muridKU…” (Injil, Rasul Besar Matius 28:19). Untuk lebih jelasnya silahkan klik artikel kami: http://tinyurl.com/cqvgxdo.
Isa bukan Muslim dan bukan pendiri agama tertentu. Sebab tidak ada satu ayatpun baik Alkitab dan Al-Quran mengatakannya.
~
Endang
~
Mari kita mencoba berlogika. Kristen dan Islam adalah sejarah peradaban Yahudi. Bagaimana nasib umat di luar sejarah Yahudi? Hindu, Buddha, Shinto, Konghucu dll. Bagaimana nasib mereka yang tidak terjamah pengetahuan agama? Suku primitif, animisme, dinamisme dll.
Apakah Tuhan melupakan mereka? Apakah mereka semua tidak bisa masuk surga? Adakah ajaran agama yang menjelaskan keberadaan dan nasib mereka?
Tuhan maha adil, maka hanya Tuhan yang bisa menentukan nasib mereka bagaimana, manusia tidak berhak menentukan nasibnya sendiri di akherat.
Manusia hanya bisa berserah diri pada Tuhan, dan melakukan kebajikan di jalan Tuhan. Ilmu agama mana yang paling mendekati dan punya logika tertinggi konsep keTuhanan ini? Bisa disimpulkan sendiri.
~
Sdr. Universe,
Tentu Tuhan mengasihi semua umat-Nya. Tuhan tidak pernah membenci umat-Nya sekalipun masing-masing umat tersebut memeluk agama yang berbeda-beda. Karena Tuhan tidak pernah meninggikan satu agama di atas agama yang lain.
Artinya, Tuhan tidak pernah berkata “jika kamu memeluk di luar agama ‘A’ maka kamu akan aku binasakan!”
Itulah sebabnya dalam Injil Isa berkata, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku. . .” (Injil, Rasul Besar Matius 28:19).
Isa adalah satu-satunya ‘Jalan’ menuju hidup kekal yang sudah disediakan Allah. Dan Isa rindu agar setiap orang dapat menerima hidup kekal tersebut. Caranya, dengan menerima ‘Jalan’ tersebut yaitu Isa Al-Masih!
Sayangnya, tidak semua orang mau menerima Kabar Baik yang sudah tertulis dalam Kitab Suci Injil. Termasuk mereka yang sudah mendengarnya. Mereka justru memilih menolak Kabar Baik tersebut.
Jadi menurut kami, Tuhan tidak pernah melupakan atau membinasakan umat-Nya. Umat itu sendirilah yang memilih untuk binasa dengan cara menolak Anugerah yang sudah diberikan Tuhan!
~
Saodah
~
Salam,
Banyak jalan menuju surga, Tuhan tidak diskriminatif. Selama jalan itu adalah kebaikan dan dijalan Tuhan.
Meski Anda mengimani dan menerima Isa Al-Masih sebagai juruselamat, jika Anda banyak berkelakuan buruk (di jalan iblis) tanpa mau bertobat, Tuhan juga pasti mempertimbangkanAanda untuk masuk neraka juga, Tuhan maha Adil. Mau dicuci dosa-dosanya di neraka dulu lalu masuk surga atau kekal di nerakapun itu adalah hak Tuhan untuk menentukan.
Kesimpulannya Anda tidak berhak menentukan keselamatan umat manusia.
Secara konsep keselamatan saya akui Al-Quran lebih baik, adil dan logis daripada konsep keselamatan Anda. Bagaimana saudara?
~
Sdr. Universe,
Sayangnya, sejak zaman Adam hingga zaman Isa Al-Masih, hanya ada satu jalan menuju sorga. Yaitu melalui Kalimattullah yang datang ke dunia dalam wujud manusia. Yaitu Isa Al-Masih. Hanya Al-Quran yang menawarkan jalan yang berbeda.
Juga, seperti yang selalu kami katakan, hanya Isa Al-Masih yang dengan tegas mengatakan bahwa Dia adalah satu-satunya jalan menuju Bapa (sorga). Pernahkah nabi sdr berkata bahwa dia adalah jalan menuju sorga?
Jadi, bila ada yang sudah pasti, mengapa harus mengeraskan hati dan menolak ‘Jalan’ yang benar itu?
~
Saodah
~
Sepertinya ada yang salah paham dan menangkap potret kehidupan Bani Israel pada masa Nabi Isa dan sampai sekarang.
Dari banyak ucapan Nabi Isa saya mendapatkan gambaran bahwa Bani Israil suka melaksanakan kebaikan yang satu. Namun meninggalkan perintah yang utama. Misalkan Matius 23, dikatakan ulama Taurat mengerjakan zakat (persepuluhan) namun meninggalkan pesan utama agama yakni keadilan, kasih sayang dan kesetiaan terhadap sesama. Situasinya mirip dengan umat Islam saat ini.
Itulah mengapa Allah mengutus Nabi Isa pada saat itu dan sekali lagi. Karena Hukum Allah telah musnah dari muka bumi. Yakni biba sebagai asa peradaban modern, merupakan pelanggaran atas keadilan dan kasih sayang terhadap umat manusia.
~
Sdr. Wong Prakosa,
Terimakasih untuk analisanya.
Bicara soal tujuan Isa datang ke dunia, bila sdr membaca dalam Alkitab, maka benang merahnya sudah sangat jelas sekali. Sejak dari zaman para nabi hingga kedatangan Isa, semua berbicara tentang satu hal mengenai kedatangan Isa. Yaitu menyediakan “jalan” agar manusia yang sudah terpisah dari Allah karena dosa, dapat kembali kepada Allah.
Itulah sebabnya ketika Isa di dunia, Isa berkata “Akulah jalan!” Di akhir zaman, Isa akan datang untuk yang kedua-kalinya. Tujuannya pun sudah sangat jelas. Yaitu menjadi Hakim, yang akan menghakimi semua manusia.
Dengan penjelasan di atas kami berharap Sdr. Wong dapat mengerti. Bahwa tugas dan tanggung-jawab Isa tidak terbatas hanya bagi bangsa Israel saja. Tetapi seluruh manusia, termasuk sdr dan saya.
~
Saodah
~
Staff I&A
1. Allah Maha Pengasih dan Penyayang kepada seluruh jagat raya beserta isinya tidak melihat Islam, Kristen, Budha, Hindu dll. Dia tidak melupakan kita, tidak melupakan saya. Allah selalu memberi rizki, mengingatkan saya kalau saya salah dan meningkatkan derajat saya dan manusia lainnya.
2. Allah selalu mengingatkan saya kalau saya melakukan kesalahan,
3. Allah menghendaki agar kita berbuat baik pada sesama manusia dan mentaati perintah-Nya
*****
Saudara Malikul Kudus,
Terima kasih telah menjawab pertanyaan-pertanyaan kami di atas.
Sungguh luar biasa bukan Allah! Menurut Sdr. Malikul Allah tidak pernah melupakannya. Allah selalu memelihara hidupnya, mengingatkan bila salah. Dan Allah ingin agar kita berbuat baik pada sesama dan menaati perintah-Nya.
Dan lebih dari semua itu Allah ingin agar kita tidak mengalami kebinasaan kekal. “Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat” (Injil Surat 2 Petrus 9)
~
Daniar
~
Xucinxgaronx,
Bagaimana mungkin anda mengatakan semua nabi adalah Muslim, termasuk Isa Al-Masih, sedangkan agama Muslim lahir 600 tahun setelah Isa Al-Masih naik ke surga. Sampaikanlah pendapat anda di kolom ini dengan fakta dan sejarah yang akurat. Tidak ada yang diturunkan oleh Tuhan tanpa dinubuatkan oleh nabi sebelumnya. Dan tidak ada nabi yang diturunkan Tuhan di muka bumi ini di luar dari bangsa Israel.
~
Saudara Hikmat,
Terima kasih telah memberi komentar dengan menanggapi komentar Sdr Xucinxgaronx. Kami sependapat dengan saudara untuk berdiskusi sebaiknya disertai data yang akurat. Sehingga apa yang kita sampaikan bukan hanya asumsi kita saja. Tapi tidak tepat bila ingin mendiskusikan hal itu di sini. Karena di kolom ini fokus kita adalah tentang kasih Allah. Meskipun kita berdosa tapi Allah tidak melupakan kita!
Apakah saudara setuju bahwa Allah tidak melupakan saudara?
~
Daniar