Selama kami tinggal di Indonesia, kami belajar beberapa kata yang menggambarkan orang palsu. Jika dikatakan seorang “berpura-pura,” “suka bermain kata” dan “hanya bicara” kami tahu orang ini tidak dapat dipercaya.
Saya kira tidak seorangpun, apalagi orang beragama, suka dicap “berpura-pura”. Namun kita yang beragama sering jatuh ke dalam kelompok orang yang “suka bermain kata” ataupun “hanya bicara”. Bahkan hal ini sering terjadi saat mengucapkan dengan nama Allah atau Bismillah.
Untuk mengartikan kata Bismillah kita harus mengartikan setiap kata dan kelompok kata. Bapak Wahiduddin, pakar Islam dari India, memberi arti jelas untuk Bismillah. Ia menulis: Dengan menyebut nama adalah idiom dengan arti khusus. Artinya: dengan berkat dari, di bawah pimpinan dari, sebagai alat dari, dengan dukungan dari, untuk kemuliaan sesuatu. Dalam sebuah idiom arti kata tidak dapat ditentukan secara harfiah.
Mengucapkan Bismillah atau “dengan nama Allah” tidak berarti dan tidak bermanfaat jika dipakai secara harfiah saja. Seseorang tidak akan ditolong dengan hanya menyebut nama Allah. Bismillah yang tidak berasal dari hati yang suci, penuh dengan kasih bagi Allah akan ditolak. Ucapan seperti ini, ‘hanya bicara’ Dengarkanlah kutukan Allah melalui Nabi Besar Yesaya:
“Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan, maka sebab itu, sesungguhnya, Aku akan melakukan pula hal-hal yang ajaib kepada bangsa ini . . . ; hikmat orang-orangnya yang berhikmat akan hilang, dan kearifan orang-orangnya yang arif akan bersembunyi” (Kitab Nabi Besar Yesaya 29:13-14).
Pengucapan Bismillah dengan kata-kata saja tanpa rasa kasih adalah dosa besar. Ini merupakan “bermain kata” dengan nama Allah. Dosa ini perlu diakui dan dibersihkan dari hati.
Isa Al-Masih datang untuk membersihkan dosa-dosa seperti ini. Kami mengundang saudara memperdalam keselamatan yang diberikan oleh Isa Al-Masih akibat penyaliban-Nya.
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718
*
Saya beriman bahwa Isa Al-Masih adalah Rohullah & Kalimatulah.
Saya merasa iba terhadap mereka yang berdialog, sungguh mereka tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Bukan hanya penafsiran ayat yang keluar jalur, kutipan ayat pun tidak tepat.
Contoh kecil, apakah ada kitab Wahyu yang diturunkan Allah kepada Isa? Jelas tidak ada. Kitab Wahyu merupakan penglihatan Yohanes dari Allah, tentang akhir zaman.
~
Saudara Zahra, kiranya Isa Al-Masih senantiasa memberikan kasih-Nya kepada kita, karena hanya melalui kasih-Nya kita mampu untuk mengasihi orang lain.
Kasih Isa Al-Masih memberikan kemampuan kepada kita untuk tidak mementingkan diri sendiri melainkan kepentingan orang lain juga.
Kasih-Nya menyadarkan kepada kita bahwa Dia telah mati karena dosa kita.
“Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (Injil, Surat Roma 5:8).
~
SL
*
Yth. Staf Isa dan Al Fatihah,
Terima kasih atas tanggapan Saudara. Mohon maaf jika komentar saya sebelumnya belum mencerminkan kasih Isa Al-Masih sehingga perlu dipotong atau bahkan dihapus.
Juga terima kasih karena telah mengingatkan saya bahwa kasih Isa Al-Masih tidak mementingkan diri sendiri.
Semoga Allah yang kita kenal dalam pribadi Isa Al-Masih senantiasa menolong Saudara dalam mengelola web ini sehingga menjadi berkat bagi sesama.
Salam
~
Untuk Saudara Zahra,
Sebelumnya maaf bila ada beberapa dari komentar saudara yang kami hapus. Sebab situs ini bukan tempat untuk berdebat.
Kotak komentar yang kami sediakan hanya untuk memberi komentar atau tanggapan yang berhubungan dengan artikel di atas.
Kami sampaikan terima kasih, atas doa dan harapan saudara untuk situs ini.
Kiranya Allah memberikan berkah kepada kita semua.
~
SL
*
To Staff IDI,
Terima kasih confirmnya, saya bisa lebih memperkaya pengetahuan yang berharga dari website yang saudara kelola, semoga banyak insan menyadari bahwa Tuhan Yang Benar hanya dapat dikenal melalui pernyataan-Nya yaitu Firman Yang Hidup. Tuhan memberkati.
Salam
~
Terima kasih kalau artikel-artikel yang ada dalam situs ini dapat menambah pengetahuan saudara. Kiranya saudara juga dapat mengenalkan Tuhan Yang Benar itu kepada saudara kita yang belum mengenal-Nya.
“Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?” ( Injil, Surat Roma 10:14).
~
SL
*
Sebenarnya paling enak adalah menjadi orang Kristen. Dosa sudah ditebus. Walaupun mau berbuat apa saja di dunia, tetap aman.
~
Keselamatan bagi umat Kristen adalah anugrah Allah, bukan karena perbuatan baik kita. Anugrah keselamatan ini hanya diterima melalui iman di dalam Isa al-Masih.
Namun iman yang menyelamatkan bukanlah iman tanpa pertobatan. Dan pertobatan adalah hal yang paling mendasar dari perwujudan iman. Seseorang yang beriman tentunya tidak akan melakukan perbuatan yang “seenaknya”.
Bahkan pertobatan adalah tuntutan dari Isa Al-Masih sendiri, jika seseorang ingin masuk dalam kerajaan sorga. “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” (Injil, Rasul Besar Matius 4:17).
~
SL
~
Alhamdulillah kami umat Islam sudah diingatkan akan hal ini. Terima kasih kepada segenap staff IDI yang telah mengingatkan kami untuk tidak mengucapkan ucapan suci/doa “Bismillah” secara main-main.
Ini akan mengingatkan kami umat Islam, agar setiap saat harus selalu istiqomah kapan saja dan dimana saja. Sekali lagi terimakasih.
~
Sama-sama Sdr. Abdullah,
Kami senang menerima apresiasi saudara. Sepertinya saudara bukan sekedar membaca artikel di atas, tetapi juga mencoba memahaminya.
Sudah seharusnya kita datang menghadap Allah dengan hati yang tulus ihklas, bukan? Sebab Allah sangat membenci kepura-puraan, sebagaimana yang firman Allah katakan, “Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan, maka sebab itu, sesungguhnya, Aku akan melakukan pula hal-hal yang ajaib kepada bangsa ini . . . ; hikmat orang-orangnya yang berhikmat akan hilang, dan kearifan orang-orangnya yang arif akan bersembunyi” (Kitab Nabi Besar Yesaya 29:13-14).
~
Saodah
~
Yang disebut “bangsa ini” oleh Yesaya adalah Israel. Jadi, kalimat dari Yesaya tersebut sepenuhnya ditujukan kepada Israel yang hatinya menjauh dari Tuhan dan ibadahnya adalah perintah manusia. Jadi kemudian Tuhan melakukan hal-hal ajaib kepada Israel. Anehnya kalimat tersebut anda plintir kemana-mana.
Dan faktanya ibadah Kristen adalah justru ajaran manusia. Tuhan memerintahkan beribadah dan mengkuduskan Saba. Kristen merombaknya menjadi hari minggu, padahal tidak ada perintah Tuhan untuk mengkuduskan dan beribadah pada hari minggu.
~
Saudara Xucinxgaronx,
Kami percaya firman Allah di dalam Alkitab bersifat universal. Artinya, firman tersebut untuk seluruh umat manusia, bukan hanya untuk bangsa tertentu.
Bila menurut Sdr. Xucinxgaronx ayat dari Yesaya 29:13-14 hanya ditujukan bagi bangsa Israel, bukan teguran kepada setiap orang. Apakah dengan kata lain, saudara ingin berkata bahwa umat beragama dapat memuji Allah hanya dengan mulutnya saja dan memuliakan Allah dengan bibirnya saja, sementara hatinya menjauh dari Allah?
Kami umat Kristen, tentu tidak mengikuti faham yang demikian. Sebab kami diajarkan, bahwa setiap pujian dan penyembahan bagi Allah harus keluar dari hati. Bukan sekedar ucapan dari bibir saja.
“Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya” (Injil, Rasul Besar Matius 6:5).
Mengapa orang Kristen ibadah hari minggu? Saudara dapat membawa jawaban kami pada link ini: http://tinyurl.com/c24eac7.
~
Saodah
~
“Dan apabila kamu berdoa,” (Injil, Rasul Besar Matius 6:5).
Adalah khotbah penggenapan Hukum Taurat mulai dari Matius 5-7 sesuai misi Yesus. Pada pembukanan khotbahnya saja Yesus menyatakan seperti ini, “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya” (Injil, Rasul Besar Matius 5:17).
Jadi, semua yang diucapkan Yesus terbatas untuk Israel.
~
Salam Sdr. Xucinx,
Kami senang dengan pemaparan saudara. Tetapi apa hubungannya pemaparan saudara dengan topik pada artikel di atas, barangkali saudara dapat menjelaskannya kepada kami?
Bagaimana menurut saudara dengan penggunaan kata bismilah?
~
Salma
~
Saya memberi jawaban atas kutipan anda sebelumnya Yesaya 29:13-14, bahwa ucapan Yesaya itu (juga yang ditirukan Yesus) hanyalah untuk bangsa Israel saja. Semua kalimat “bangsa ini” di Bible adalah bagi bangsa Israel, Bible adalah kitab Israel sentris. Ajaran nabi-nabi di Bible dan juga Yesus hanyalah untuk bangsa Israel.
Sedangkan pada kalimat “Bismillah” adalah penggenapan dari nubuat Yesus dalam Matius 23:39 “Dan Aku berkata kepadamu: Mulai sekarang kamu tidak akan melihat Aku lagi, hingga kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan. (bismillah ), digenapi oleh setiap Muslim. Pada awal setiap Al-Quran pasti terdapat kalimat bismillah, setiap amalan Muslim pasti diawali membaca bismillah, sementara Kristen tidak pernah mengucapkan kalimat tersebut.
~
Salam Sdr. Xucing,
Umat Nasrani tidak pernah mengucapkan kata bismilah, sebab dengan menyebut nama Allah apakah yang akan didapat? Apakah hanya mengucapkan bismilah lantas kita akan terindung dari apapun? Bukankah semakin kita menggunakan kalimat itu tanpa arti/makna karena terlalu sering diucapkan?
~
Salma
~
Bismilah, assalamuaikum, astafiruloh, innalilahi, mengaji, dll, adalah bukti dari imperialisme budaya terhadap budaya lokal, bahasa, pakaian, hukumnya, semua serba Arab. Tidak heran jika akhirnya pelestarian budaya tradisi lokal menjadi lemah.
Budaya Persia yang agung di Turki lenyap setelah menjadi Islam. Kejayaan Nusantara juga runtuh ketika Islam mulai mendominasi. Masih banyak negara atau daerah yang menggeser hukum adat, tradisi, budaya, menjadi negara atau daerah Islam.
Islam adalah seperti aset komoditi bangsa Arab yang harus dijaga sekalipun dengan nyawamu, mati karena Allah Arab. Islam adalah kekuatan ekonomi Arab melebihi minyak. Aset yang terbaharui disetiap generasi. Dan semua dilakukan bangsa Arab, dengan mengucap bismilah.
~
Sdr. Puji Tuhan,
Betul yang sdr katakan. Bahkan di Indonesia hal tersebut sering menjadi masalah dalam masyarakat. Contoh nyata adalah Aceh. Memang daerah ini mengakui hukum syariah. Tapi kita tahu Aceh merupakan bagian dari bangsa Indonesia, yang terdiri dari berbagai suku dan agama.
Sayangnya, Aceh lebih mendukung tradisi Arab dibanding tradisi Indonesia. Secara khusus soal berpakaian. Sehingga, semua wanita di Aceh – baik Muslim maupun non-Muslim – wajib berhijab. Dimana kita ketahui, hijab adalah pakaian tradisional Arab.
Mengikuti sebuah tradisi memang bukan hal yang salah. Tapi, mendalami ajaran dari agama tersebut adalah jauh lebih baik daripada hanya sekedar mengadopsi tradisinya.
~
Saodah
~
Salam,
Staf isadanislam pernah membahas darimana asal kata Allah, ada pembenaran konsep Trinitas yang menggambarkan seperti ini.
Saya dipanggil “bapak” di kantor
Saya dipanggil “papa” dirmh
Saya dipanggil “tuan/Mister” ditempat lain.
Saya kira pemahaman itu sangat berbeda. Pemahaman di atas itu ibarat istilah-istilah Elohim, El, Allah, atau bahasa kita adalah Tuhan.
Trinitas tidak hanya menyebut istilahnya saja, tetapi juga memasukkan sosok manusia, dan ruh (ghaib yang tidak terlihat) dalam sesembahannya, Tuhan tidak suka akan hal itu dan dibenarkan dalam Al-Quran.
Dalam hal ini siapa yang bermain kata dengan kata Allah?
~
Sdr. Universe,
Kami melihat komentar sdr menanggapi soal Trinitas. Sayangnya, artikel yang sedang dibahas bukan soal Trinitas. Tapi soal sikap hati ketika kita menyebut nama Allah.
Jika sdr ingin menanggapi soal Trinitas, silakan bergabung pada artikel ini: http://tinyurl.com/kqv4ebc.
~
Saodah
~
Isa Al-Masih datang untuk membersihkan dosa-dosa seperti ini. Kami mengundang saudara memperdalam keselamatan yang diberikan oleh Isa Al-Masih akibat penyaliban-Nya.
Dialog apa seperti ini ujungnya.
Kami juga undang supaya kalian umat Nasrani memahami Al-Quran, dan mengenal Allah kami.
~
Saudara Anda Stress,
Seperti maksud dari situs ini yaitu belajar tentang Isa Al-Masih untuk mengenalnya lebih dalam. Apakah menurut sdr dalam dialog tidak diperkenankan untuk mengundang atau mempersilakan? Kiranya sdr dapat memberikan alasannya!
Terima kasih atas undangan sdr, kami sudah belajar kitab sdr jadi otomasi juga belajar Allah sdr.
~
Daniar
~
Selamat pagi…
Coba admin teliti lagi arti bismillah. Apa ada yang salah dengan “menyebut nama Allah”. Mungkin admin lupa kata “Allah” ada banyak disebutkan di dalam Alkitab. Atau mungkin admin berharap untuk membuang kata Allah tersebut. Jadi dengan menyebut nama Admin…salah besar itu
~
Saudara Guns,
Tidak ada yang salah dengan arti bismillah. Yang ingin kami tekankan adalah jangan “suka bermain kata” ataupun “hanya bicara”. Pengucapan Bismillah dengan kata-kata saja tanpa rasa kasih adalah dosa bukan? Dan ini merupakan “bermain kata” dengan nama Allah.
Apakah sdr setuju, bila mengucapkan bismillah tidak berasal dari hati yang suci, penuh dengan kasih bagi Allah itu tidak bermanfaat karena sama saja dengan “hanya bicara”?
~
Daniar
~
Kata Bismillah mempunyai makna mendalam. Secara hakikat mempunyai arti terus mengingat nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang (Ar Rohman dan Ar Rohim). Dalam setiap langkah dan nafas kita. Tanpa kasih dan sayang-Nya kita tidak akan bisa hidup. Dengan Bismillahhirroh mannirrohim kami Muslim harus selalu bersyukur akan nikmat hidup yang diberikan oleh Allah SWT.
~
Saudara Guns,
Seperti yang dipaparkan dalam artikel di atas. Dan kami sependapat bila Bismillah yang tidak berasal dari hati yang suci, penuh dengan kasih bagi Allah akan ditolak. Ucapan seperti ini, ‘hanya bicara’. Ini yang disebut “bermain kata” dengan nama Allah. Apakah sdr juga sependapat?
~
Daniar
~
Membaca dan mengucapkan Bismillah hanya diwajibkan bagi orang yang beriman saja yaitu orang Muslim. Jika ingin memahami lebih baik makna dan hakikat Bismillah maka harus bersyahadat dulu. Jika belum bersyahadat pasti sukar untuk memahami Bismillah. Semoga Allah dengan nama-nama Nya yang agung senantiasa membimbing kaum Muslim.
~
Saudara Guns,
Bagaimana menurut sdr dengan arti Bismillah yang diberikan oleh Bapak Wahiduddin, pakar Islam dari India tersebut? Mudah dimengerti dan tidak harus bersyahadat dulu, bukan?
Apakah sdr juga setuju bahwa mengucapkan Bismillah yang tidak berasal dari hati yang suci, penuh dengan kasih bagi Allah akan ditolak?
~
Daniar
~
Sudah berketetapankah nama Tuhan di dalam diri kita? Nama itu tidak hadir begitu saja dalam diri ini Dia ada jalannya, seperti jalannya roh ketika ditiupkan ke dalam jasad ini.
~
Saudara Syamsul Bahri,
Ya, nama Allah tidak akan hadir dalam hidup kita bila kita tidak menerima-Nya. Untuk masuk dalam tahta hati kita, untuk memimpin hidup kita.
Isa Al-Masih bersabda: “Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.” (Injil, Kitab Wahyu 3:20).
Bagaimana dengan sdr, apakah sudah membuka hati agar Allah bertahta dalam hati sdr . Mungkin sdr dapat membagikan pengalaman sdr di sini!
~
Daniar
~
To Admin,
Injil, Kitab Wahyu 3:20 yang saudara sitir adalah sabda ketika Yesus masih hidup. Coba telusuri lagi yang dikatakan oleh Yesus, kata “Dia” yaitu ia yang selalu bersama-sama dengan ku (Yesus). Dia itu siapa? Coba baca ayat 21, Dia itu adalah Bapak di surga. Jadi Yesus menyeru untuk menuju Dia Bapaknya bukan untuk menuju Yesus apalagi menuhankan Yesus. Dia mencoba mengungkapkan untuk menyeru umat-Nya supaya mengenal Bapak yang ada di surga melalui sabda Yesus sendir. Jelas lho itu pencerminan Bismillah.
Setiap langkah yang dilakukan oleh Yesus adalah supaya selalu bersama-sama dengan Dia (Bapa-ku). Bismillah adalah pencerminan umat Muslim untuk selalu mengingat Allah dalam setiap langkah dan nafas. Bapa ku adalah Allah/Tuhan nya Yesus. Bapa itu bertahta di surga yang menemaninya kemana pun Yesus melangkah. Bismillah bukanlah kata yang main-main.
~
Saudara Guns,
Berikut kami kutip ayat yang sdr maksud. “Lihat, Aku (Isa Al-Masih) berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku (Isa Al-Masih) dan membukakan pintu, Aku (Isa Al-Masih) akan masuk mendapatkannya (orang) dan Aku (Isa Al-Masih) makan bersama-sama dengan dia (orang), dan ia (orang) bersama-sama dengan Aku (Isa Al-Masih)” (Injil, Kitab Wahyu 3:20).
“Orang” adalah orang percaya.
Sdr. Guns, Kitab Wahyu adalah wahyu Isa Al-Masih yang disampaikan melalui Malaikat kepada Rasul Yohanes. Disampaikan setelah Isa Al-Masih bangkit dari kematian di kayu salib. Silakan baca pasal 1.
Tentu saja Isa Al-Masih dan Bapa bersama-sama karena “Aku (Isa Al-Masih) dan Bapa adalah satu” (Injil, Rasul Yohanes 10:30).
Jadi bagaimana dengan pertanyaan kami pada kolom komentar sebelumnya? Silakan dijawab!
~
Daniar
~
Kalimat “bismillah” mengajarkan umat Islam untuk meluruskan orientasi, akidah, niat sejak dini. Segala hal bermula dari Allah, maka mulailah segala yang baik dengan nama Allah. Jadi ketika seseorang mempunyai hati yang kotor dan tidak percaya kepada Allah (Tuhannya umat Muslim) pasti akan sulit memahami kata Bismillah.
Sama halnya dengan saudara admin sendiri yang berbeda pemahaman dengan saya mengenai siapakah Tuhan itu. Tentu akan sulit memahami kata tersebut dan berusaha menolak kebenaran. Isa sendiri yang dihadirkan untuk mengenal Bapa yang ada di surga (Pencipta alam semesta). Dan salah satu namanya adalah Allah disamping nama-namanya yang lain yang ada di Al-Quran dan Injil.
~
Saudara Guns,
Dari komentar yang saudara tulis pada paragraf pertama. Bila kami tidak salah menyimpulkan bahwa mengucapkan Bismillah dengan kata-kata saja tanpa rasa kasih dan tidak berasal dari hati yang suci adalah dosa besar. Benar begitu? Artinya saudarapun sependapat dengan paparan artikel di atas. Bagaimana menurut saudara?
~
Daniar