Bukan hal sulit untuk menemukan orang yang suka berbohong, bukan? Karena kebohongan datang secara alami pada diri manusia. Sifat manusia yang satu ini sepertinya tidak pandang bulu untuk hadir dalam diri seseorang. Tua, muda, kaya, miskin, bahkan seorang yang agamawi pun tidak luput dari berbohong.
Sebaliknya, mudahkah kita menemukan orang yang jujur? Orang yang selalu berpikiran lurus dan tidak menyimpang ke kiri maupun ke kanan? Bila tak ada seorangpun di dunia ini yang dapat dijumpai lurus tanpa kesalahan, bagaimana mungkin manusia dapat bertemu Allah di surga-Nya yang suci? Bagaimana dengan Isa Al-Masih? Mengapa Ia disebut sebagai Jalan Yang Lurus Menuju Surga?
Mengapa Manusia Tidak Dapat Jujur?
Salah satu pengertian kata “jujur” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah “lurus hati.” Artinya, seseorang yang tidak pernah menyimpan suatu kebohongan dalam hatinya. Baik dalam bentuk apapun.
Adakah manusia yang lurus hati? Dosa yang sejak dalam kandungan mengalir dalam diri manusia, memuat fakta bahwa tidak ada manusia yang lurus hati. Untuk dapat berbohong, manusia tidak memerlukan keahlian khusus. Bahkan anak kecil pun sudah dapat berbohong.
Demikianlah, dosa telah membuat manusia tidak lurus hati.
Pribadi yang “Lurus Hati”
Ihdina s-sirat al-mustaqim! Al-mustaquim artinya “yang lurus”. Lurus berarti tidak bengkok, tidak berliku-liku. “Lurus hati” berarti jujur. Dengan kata lain, seseorang dapat disebut “lurus hati” bila semasa dalam hidupnya di dunia tidak pernah berbuat dosa. Tentang hal ini, Al-Quran hanya menuliskan ada satu pribadi yang suci yang tidak pernah berdosa. Malaikat Jibril berkata: “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki [Isa Al-Masih] yang suci” (Qs 19:19).
Hal yang sama juga tertulis dalam Kitab Allah, “Dan kamu tahu, bahwa Ia telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa” (Injil, Surat I Yohanes 3:5).
Kesucian Isa Al-Masih didukung oleh Al-Tabari, penafsir Islam terkenal yang meninggal 923 CE. Ia mengatakan Isa Al-Masih adalah “anak yang kudus, bebas dari dosa.” Itulah sebabnya Dia disebut Al-Quddus.
Isa Al-Masih “Jalan Yang Lurus Menuju Surga”
Mengapa harus Isa jalan ke surga? Setiap orang tentu ingin mengikuti jalan yang lurus bukan? Ketika seseorang ingin ke suatu tempat, jelas dia tidak akan mencari jalan yang berbelok-belok atau berbatu-batu. Tentulah dia akan mencari jalan yang lurus, agar dia dapat selamat sampai tujuan, bukan?
Isa Al-Masih adalah Jalan Lurus. Juga, Dia mempunyai hati lurus. Hati yang sama sekali tidak terjamah oleh dosa. Kitab suci Allah menuliskan, “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah” (Injil, Surat 2 Korintus 5:21).
Isa Al-Masih adalah “Jalan Yang Lurus”atau ‘suci’. Ia mengorbankan diri-Nya untuk menyelamatkan manusia. Tentu Dia juga akan menyelamatkan mereka yang dengan tulus berdoa, Ihdina s-sirat al-mustaqim!
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Ada kalimat yang mengatakan “berbohong demi kebaikan,” Bagaimana pandangan saudara tentang ungkapan tersebut?
- Isa Al-Masih, karena Dia adalah suci, maka Dia satu-satunya Jalan Yang Lurus Menuju Surga. Setujukah saudara? Sebutkan alasan saudara!
- Menurut saudara, berdasarkan karangan di atas, mengapa Isa Al-Masih mampu menyelamatkan kita dari dosa?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami merasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Al-Quran Dan Injil: Jalan Lurus Menuju Surga Lewat Isa Al-Masih”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718
*****
1. Ada kalimat yang mengatakan “berbohong demi kebaikan,” Bagaimana pandangan saudara tentang ungkapan tersebut
Bukankah itu sudah turun temutun diajarkan di Kekristenan?
Roma 3:7 “Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?”
Filipi 1:18 “Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita”
~
Saudara Xucinxgaronx,
Kekristenan tidak pernah mengajarkan bahwa “berbohong demi kebaikan” dibenarkan. Ayat yang saudara kutip di atas tidak menjelaskan demikian.
Filipi 1:18. Sebelum saudara mengartikan ayat ini, ada baiknya saudara membaca ayat sebelumnya.
Ayat 15: “Ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan, tetapi ada pula yang memberitakan-Nya dengan maksud baik”
Ayat ini menjelaskan, pada zaman itu, ada dua golongan orang-orang yang memberitakan Injil. Golongan yang pertama, adalah mereka yang memberitakan Injil untuk maksud baik. Yaitu, sesuai dengan perintah yang terdapat dalam Kitab Suci Injil. Sedangkan yang kedua, adalah mereka yang memberitakan Injil dengan maksud jahat. Tidak dengan tulus.
Tentang kedua golongan ini, Paulus berkata “tidak apa-apa.” Biarkan saja. Karena pada akhirnya, mereka akan mendapat “ganjaran” dari perbuatan mereka.
Demikian juga dengan ayat Roma 3:7 yang saudara kutip. Silakan saudara membaca ayat sebelum dan sesudahnya, agar saudara dapat dengan memudah memahami maksud dari ayat tersebut.
~
Saodah
*****
2. Isa Al-Masih, karena Dia adalah suci, maka Dia satu-satunya Jalan Lurus. Setujukah saudara? Sebutkan alasan saudara!
Orang yang menghina sesamanya yang meminta pertolongan dengan sebutan “anjing” mana bisa disebut suci?
Markus 7:26, “Perempuan itu seorang Yunani bangsa Siro-Fenisia. Ia memohon kepada Yesus untuk mengusir setan itu dari anaknya. Lalu Yesus berkata kepadanya: “Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.”
*****
Saudara Xucinxgaronx,
Kami tidak akan menjelaskan ayat di atas. Karena saudara tidak akan dapat memahaminya bila hanya membaca penjelasan dari kami. Saran kami, ada baiknya saudara membaca ayat sebelum dan sesudahnya.
Ingat, Alkitab disusun secara sistematis. Sehingga, antara ayat yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan. Berbeda dengan Al-Quran, tidak disusun secara sistematis. Sehingga masing-masing ayat berdiri sendiri.
Tentang Isa Al-Masih yang menurut saudara tidak suci, apakah saudara pernah menemukan ayat dalam kitab suci saudara yang menjelaskan bahwa Dia pernah melakukan dosa?
“Ia (Jibril) berkata: “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci” (Qs 19:19).
~
Saodah
~
3. Dalam Al-Quran Isa Al Masih menyatakan hanya Allah yang mengampuni dosa.
Qs 5:117-118, “Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: “Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu”, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu. Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
~
Kami setuju dengan pernyataan saudara bahwa hanya Allah yang dapat mengampuni dosa.
Lalu, bagaimana pendapat saudara tentang ayat ini: “Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: “Dosamu telah diampuni” (Injil, Rasul Lukas 7:48)
~
Saodah
~
Aku setuju saja. Tapi Isa (Yesus) adalah seorang nabi yang menyampaikan firman, bukan Tuhan dan bukan pula Allah sebagaimana kami percaya, bahwa Muhammad adalah seorang nabi bukan tuhan dan bukan pula allah. Mereka berdua adalah jalan lurus
~
Saudara Bobo,
Kami setuju dengan saudara bahwa Muhammad adalah seorang nabi yang diyakini oleh umat Muslim, dia bukan tuhan dan bukan pula allah.
Bagaimana dengan Yesus (Isa) benarkah Dia hanya seorang nabi, bukan Tuhan dan bukan pula Allah? Untuk mengetahui kebenarannya, mari kita perhatikan beberapa hal berikut ini:
1. Ketika Isa di dunia, Dia berkuasa mengampuni dosa seseorang, dimana kuasa tersebut tidak satu pun nabi lain yang dapat melakukannya. “Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: “Dosamu telah diampuni” (Injil, Rasul Lukas 7:48).
2. Alam semesta juga takut kepada Isa, sehingga ketika ada angin ribut seketika itu juga reda ketika Isa membentaknya.
“Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur. Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali” (Injil, Rasul Besar Matius 8:24; 26)
3. Selain itu, Isa juga berkuasa menyembuhkan setiap sakit-penyakit, bahkan menyembuhkan orang yang kesurupan setan. Dan menghidupkan kembali Lazarus yang sudah terbaring dalam kubur selama tiga hari.
Nah, dari karya-karya Isa di atas, menurut saudara siapakah sebenarnya Isa Al-Masih itu?
~
Saodah
~
Isa adalah jalan yang lurus, tapi yang menuhankan Isa adalah jalan orang yang sesat.
~
Saudara Pengamat,
Sebelum menanggapi komentar saudara, ijinkanlah kami mengajukan satu pertanyaan. Apakah Al-Quran pernah menyebutkan ada manusia yang lurus? Dalam artian, manusia yang tidak pernah menyimpang hatinya dari kebenaran Allah? Tidak ada, bukan? Nabi saudarapun berdosa, bukan?
Jadi, di dunia ini tidak ada seorangpun yang dapat dikatakan lurus. Karena semua manusia pernah berdosa. Memang Allah akan mengampuni orang yang bertobat. Tapi ibarat sebuah kanvas, bila sudah kena noda tinta, bagaimanapun kita membersihkannya, noda itu tetap membekas.
Bagaimana dengan Isa Al-Masih? Kitab Suci Allah mengatakan Dia adalah “Jalan Lurus” bahkan Sdr. Pengamat sendiri mengakui hal itu, bukan?
Lalu mengapa Isa disebut “Jalan Lurus”? Salah satu jawabannya terdapat dalam Qs 19:19, “Isa Al-Masih satu-satunya yang suci, tidak pernah berdosa.” Mengapa? Jawabannya, karena Dia adalah Kalimatullah yang datang ke dunia dalam rupa manusia (Qs 3:55)
Dari pernyataan Al-Quran di atas, kiranya Sdr. Pengamat dapat mengamati lagi, siapakah sebenarnya Isa Al-Masih!
~
Saodah
~
2. Alam semesta juga takut kepada Isa, sehingga ketika ada angin ribut seketika itu juga reda ketika Isa membentaknya.
“Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur. Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali” (Injil, Rasul Besar Matius 8:24; 26). Katanya Yesus penuh kasih sayang, kok suka membentak?
~
Saudara Usil,
Sebelum kami menjawab pertanyaan saudara. Ijinkanlah kami menanyakan, apakah saudara sudah membaca tiga karya Yesus yang kami sebutkan di komentar saudara sebelumnya?
Setelah membaca ketiga karya yang dilakukan oleh Yesus itu, lalu menurut Sdr. Usil siapakah sebenarnya Yesus itu. Apakah Dia hanya manusia, atau lebih dari sekedar manusia?
Kiranya Sdr. Usil tidak keberatan untuk menjawab pertanyaan kami. Terimakasih!
~
Saodah
~
Setelah saya mengamati dialog ini, saya banyak menemukan ayat-ayat Al-Quran yang dipelintir dan berbeda setelah saya cek.
Contoh: tanggapan anda tentang “Lalu mengapa Isa disebut “Jalan Lurus”? Salah satu jawabannya terdapat dalam Qs 19:19, “Isa Al-Masih satu-satunya yang suci, tidak pernah berdosa.” Mengapa? Jawabannya, karena Dia adalah Kalimatullah yang datang ke dunia dalam rupa manusia (Qs 3:55)
Di Al-Quran tidak ada redaksi seperti yang anda katakan.
~
Saudara Yusuf, Terimakasih untuk koreksi yang saudara berikan.
Bila memang apa yang kami tulis di atas adalah salah, dapatkah saudara Yusuf menjelaskan apa makna yang terdapat dalam Qs 19:19 dan Qs 3:55?
Terimakasih!
~
Saodah
~
Islam mengakui Isa Al-Masih, tapi Isa di Islam beda dengan Isa/Yesus Kristen. Kalau Isa di Islam tidak pernah di salib, Isa di Islam adalah nabi bukan Tuhan dan tidak akan pernah jadi Tuhan. Kalau Isa di Kristen adalah Tuhan dan matinya di salib. Jadi kesimpulannya Isa Islam tidak sama dengan Isa agama Kristen.
~
Salam Sdr. Asril,
Jelas Isa Al-Masih tidak pernah jadi Tuhan, sebab Dia sudah Tuhan maka untuk apa Dia perlu jadi Tuhan lagi? Sanggupkah nabi atau manusia menjadi Tuhan?
Bukankah ketika umat Muslim bertanya tunjukilahk ami jalan yang lurus, maka jawaban itu ada pada Isa Al-Masih? Dialah jalan dan kebanaran dan kehidupan. Tidak ada seorang pun yang dapat menikmati sorga tanpa melalui Isa Al-masih.
~
Salma
~
To umat Nasrani,
Kalian selalu mengutip Alkitab untuk memberitakan ajaran Yesus. Apa bukti bahwa Yesus turun membawa dan mengenal Alkitab, dan berkata bahwa Alkitab adalah ajaran-Nya?
Silahkan hadirkan ayat dari Kitab suci kalian untuk membuktikannya? Kebenaran apa yang mau kalian sampaikan melalui Alkitab, sementara Yesus sendiri tidak pernah membawa Alkitab untuk menyampaikan ajarannya?
Kalian bukan pengikut Yesus tetapi pengikut penulis Alkitab. Siapa penulis Alkitab? Ialah Paulus. Kalian adalah pengikut ajaran manusia bernama Paulus.
~
Saudara Agus Winanto,
Untuk mengetahui apakah benar Alkitab memuat ajaran Yesus atau tidak, caranya sangat sederhana sekali. Saudara cukup membaca Alkitab mulai dari awal hingga akhir. Maka saudara akan menemukan begitu banyak bukti/fakta yang menjelaskan bahwa benar, ajaran yang termuat dalam Kitab Suci Alkitab adalah ajaran Yesus Kristus.
Sedangkan tentang Paulus, saudara perlu mengetahui latar-belakang dia. Dan di Alkitab dituliskan dengan jelas siapa dia.
Jadi, saran kami, bila memang sdr ingin mengetahui kebenaran dari komentar saudara di atas, jangan sungkan untuk membukan Alkitab dan membacanya. Pesan kami, sebelum sdr membaca Alkitab, berdoalah terlebih dahulu. Mintalah pimpinan Roh Allah disaat sdr membacanya.
~
Saodah
~
Roh Allah yang mana yang harus kami minta bimbingannya, kalau Allah adalah Bapa, Yesus dan Roh Kudus?
~
Saudara Agus Winanto,
Kitab Suci Allah menuliskan, “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:16).
Jadi Roh yang dimaksud adalah Roh Kudus, yang manan Roh Kudus adalah Allah itu sendiri. Roh Kudus adalah satu-satunya Pribadi yang dapat menolong sdr untuk dapat memahami firman Allah dengan benar.
~
Saodah
~
Sesungguhnya Isa Al-Masih bukanlah Tuhan yang dipuja umat Kristen. Isa Al-Masih dapat membangkitkan orang mati dan memberi makan 5000 orang karena atas izin Allah. Sehingga Allah memberi kuasa kepada hamba-Nya yang kudus itu, kuasa pengampunan dosa melalui Isa Al-Masih.
~
Saudara Chilung,
Jika memang menurut sdr Isa Al-Masih hanya manusia biasa. Benarkah seorang manusia berkuasa mengampuni dosa seseorang? Bukankah mengampuni dosa merupakan hak mutlak Allah?
Nabi Islam sebelum akhir azalnya tiba, pernah berkata bahwa Isa Al-Masih akan datang sebagai Hakim pada akhir zaman. Pada saat itu, Dia akan menentukan siapa yang akan menerima hukuman-Nya di neraka, dan siapa yang tidak.
Dan firman Allah telah menegaskan hal itu, “Barangsiapa percaya kepada-Nya [Isa Al-Masih], ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman. . .” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:18).
~
Saodah
~
Wahyu 1:5-8, “dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya — dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, — bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin. Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin. “Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa.”
~
Saudara Alva,
Terima kasih atas kutipan ayat di atas. Adakah yang ingin sdr sampaikan atau tanyakan dari kutipan tersebut?
~
Daniar
~
Ada kalimat yang mengatakan “berbohong demi kebaikan,” Bagaimana pandangan saudara tentang ungkapan tersebut?.
“Orang Islam itu banyak yang penakut, mungkin ada juga yang pelit. Tapi Muslim tak mungkin bohong, karena yang suka bohong bukan umat nabi Muhammad. Puasa ibadah yang sangat rahasia, sehingga menuntut diri kita untuk jujur kepada Allah SWT dan diri sendiri.Orang yang berpuasa itu adalah orang yang jujur,”
Pada dasarnya, berbohong hukumnya haram, tapi dalam keadaan tertentu, Islam memberikan kelonggaran. Nabi SAW menyatakan, seseorang yang berbohong dengan niat ingin mendamaikan orang lain atau untuk tujuan kebaikan dalam masyarakat, dia tidak dianggap berbohong. Jadi hukumnya boleh, bahkan bisa hukumnya jadi wajib berbohong bila tujuannya untuk menyelamatkan jiwa seseorang.
~
Saudara Abu Malika,
Terima kasih jawaban sdr atas ungkapan tersebut.
Sangat berbeda dengan ajaran Isa Al-Masih atau Allah dalam Kitab suci Allah. Isa Al-Masih dengan jelas mengajarkan “Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat” (Injil, Rasul Besar Matius 5:37). Dengan kata lain tidak berbohong.
Allah tidak kompromi dengan dosa, apapun alasannya berbohong adalah dosa. Karena telah melanggar ketetapan Allah. “Janganlah kamu mencuri, janganlah kamu berbohong dan janganlah kamu berdusta seorang kepada sesamanya” (Taurat, Kitab Imamat 19:11).
Bila Allah mentolerir dosa artinya Allah tidak konsisten, bukan?
~
Daniar
*****
1. “… Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (Qs 17:36).
Berbohong ya berbohong, tidak bisa digunakan untuk kebaikan. Tumpukan dosa kecil akhirnya bisa bergulir seperti bola salju dan menjadi tumpukan dosa besar.
2. Isa Al-Masih adalah orang yang lurus dan penunjuk jalan yang lurus, karena beliau adalah utusan Allah. Namun beliau bukan satu-satunya karena masih banyak utusan Allah sebelum dan sesudah beliau.
3. Dari Injil, Surat 2 Korintus 5:21 yang sdr kutip menjadi jawabannya. Isa Al-Masih hanya menjalankan misi Allah memberi petunjuk jalan yang benar dan lurus bagi umatnya yang bengkok. “dibenarkan oleh Allah” adalah kepasrahan Isa kepada Allah.
*****
Saudara Guns,
1. Kami sependapat dengan sdr, namanya berbohong tetap berbohong. Injil dengan jelas memberitahukan bahwa iblis “adalah pendusta dan bapa segala dusta” (Injil Rasul Besar Yohanes 8:44).
2. Isa Al-Masih bukan hanya penunjuk tetapi Dia adalah jalan itu itu sendiri seperti yang disabdakan-Nya: “Akulah jalan…” (Injil Rasul Besar Yohanes 14:6). Adakah utusan/rasul yang menyatakan diri adalah jalan, tidak ada bukan?
3. Sdrku, makna dari ayat “dibenarkan oleh Allah” adalah dengan penebusan yang diberikan Isa Al-Masih maka dosa kita dihapus sehingga kita dinyatakan benar dihadapan Allah.
Kiranya berita sukacita ini dapat juga sdr rasakan!
~
Daniar
~
Ungkapan “Akulah jalan…” dalam Injil Yohanes 14:6 menurut saya adalah ucapan Isa untuk memberitahukan kepada umatnya waktu itu agar mengikuti “ajarannya” supaya selamat dunia dan akhirat. Tapi Isa sendiri tidak mengatakan bahka akulah Tuhan. Jadi pertanyaan saya adalah, jika memang Isa jalan satu-satunya, bagaimana dengan nasib umat lainnya seperti Islam, Yahudi, Hindu, dll? Apakah mereka tidak akan selamat?
~
Sdr. Guns,
Mari cermati ulang sabda Isa secara lengkap supaya perhatian kita tidak hilang fokus dari konteks keseluruhan:
“Kata Yesus [Isa Al-Masih] kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia” (Injil Yohanes 14:6-7).
Isa menyatakan bahwa Ia bukan saja “jalan”, tapi juga “kebenaran” dan “hidup” untuk bisa sampai kepada Allah. Siapa sumber “kebenaran” dan “hidup” menurut Anda? Bukankah hanya Allah? Maka lewat pernyataan “Akulah …”, Isa jelas menunjukkan ciri keilahian-Nya sebagai Allah, satu-satunya yang berkuasa menyelamatkan, bukan?
Selanjutnya, firman Isa pada ayat tujuh semakin jelas menyatakan kesehakikatan diri-Nya dengan Allah Bapa: “Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia”.
Bagaimana Sdr. Guns, masihkah firman Isa yang sangat jelas mengungkap ketuhanan-Nya Anda ragukan?
~
Yuli
~
Lalu dengan kematian Isa setelah disalib, dosa manusia dihapuskan secara keseluruhan dan “dibenarkan oleh Allah”. Pertanyaannya adalah: haruskah kita bersukacita atas kematian seseorang, apalagi ia orang suci? Lalu orang suci itu kita pertuhankan karena kematiannya? Apa bedanya dengan kesukacitaan suatu kaum yang menumpahkan darah manusia sebagai sesembahan kepada Tuhan yang mereka anut?
~
Sdr. Guns,
Anda boleh saja berasumsi seperti itu seandainya fakta Isa Al-Masih hanya berhenti pada kemataian-Nya saja (sama juga sepeti nabi Anda yang wafat dan tidak akan kembali hidup di dunia). Baik Injil yang ditulis oleh para saksi mata kejadian maupun catatan-catatan sejarawan non-Kristen di abad yang sama (abad 1M), menyatakan Isa Al-Masih bangkit dari kematian setelah tiga hari lamanya. 40 hari setelahnya, Isa naik ke sorga. Injil juga mencatat Isa akan kembali ke dunia di akhir zaman sebagai Hakim yang adil (Kitab Wahyu 19:11). Fakta-fakta ini membuktikan dua hal penting:
1) Isa adalah Allah karena hanya Allah saja yang bisa mengalahkan kuasa dosa (maut/neraka, hukuman kekal bagi dosa kita), dan menjadi Hakim Yang Adil di hari pembalasan kelak
2) Kebangkitan-Nya atas maut memberikan jaminan pembebasan dan penyelamatan bagi setiap orang yang beriman kepada-Nya.
Silakan Anda pertimbangkan, respon tepat seperti apakah yang seharusnya dilakukan orang-orang yang sudah diselamatkan Isa? Tidakkah seorang budak sangat gembira jika ia dimerdekakan? Bukankah kita semua budak dosa dan neraka adalah kepastian balasannya? Lalu, saat Isa membebaskan, apakah kita memilih berdukacita karena lebih suka menjadi budak dosa?
~
Yuli
~
Maaf sebelumnya komentar saya agak melenceng. Misalkan, seandainya keluarga anda bersembunyi karena dicari orang-orang jahat yang ingin melukainya, lalu orang jahat tersebut bertanya kepada anda tentang keberadaan keluarga anda, sedangkan anda sendiri mengetahui keberadaan keluarga anda. Apakah anda akan tetap jujur atau berbohong demi kebaikan?
~
Saudara Ipaik,
Menarik sekali pertanyaan saudara. Bila mencermati ilustrasi yang disampaikan oleh saudara, maka ada orang-orang jahat yang merencanakan niat jahat. Bukankah keinginan untuk melukai adalah kejahatan? Apakah orang yang melakukan kejahatan tersebut tidak dilaporkan saja ke pihak berwajib? Mengapa harus berdusta? Apakah dengan dusta, maka persoalan akan selesai? Bukankah ini menandakan kita lari dari kebenaran?
Oh ya, kami teringat apa yang difirmankan Isa Al-Masih. Jika ya, kamu katakan ya. Jika tidak, maka kamu katakan tidak. Ini adalah firman Isa Al-Masih. Artinya Isa Al-Masih menegaskan bahwa Dia adalah kebenaran dan jalan lurus tersebut. Kami bertanya kepada saudara. Apakah saudara telah menemukan jalan lurus itu? Siapakah Dia?
~
Solihin
~
Sampai sekarang mereka (sdr kita Muslim) berdoa supaya ditunjukkan jalan yang lurus. Apakah mereka belum tahu atau belum menemukan jalan yang lurus itu ?
Dan kenapa nabi mereka didoakan sampai sekarang ? Apakah nabi mereka juga belum tahu atau belum berjalan di jalan yang lurus dimana endingnya adalah Sorga? Sebab seandainya sudah di jalan yang lurus pasti tidak meminta didoakan supaya selamat.
Bagaimana pendapat anda admin?
~
Saudara Abbas,
Saudara-saudara kita Muslim hingga sekarang terus berdoa memohon pada Allah agar ditunjukan Jalan yang Lurus yang adalah jalan kebenaran dan keselamatan. Sebab memang dalam Islam tidak ada jaminan dan kepastian keselamatan.
Namun sesungguhnya Allah telah menunjukan Jalan yang Lurus tersebut. Sebab Isa Al-Masih berkata, “Akulah Jalan, Kebenaran dan Hidup…””(Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6). Isa adalah Jalan yang menyelamatkan, sumber kebenaran dan berkuasa memberikan hidup kekal bagi umat manusia.
Seseorang yang masih terus didoakan akan keselamatannya artinya ia belum memiliki kepastian keselamatan. Jika ia sendiri tidak memiliki kepastian keselamatan, tidak mungkin ia bisa memberikan keelamatan bagi pengikutnya.
~
Noni
~
Mantab min saya suka cara anda membalasnya. Bagi mereka yang tidak percaya tidak apa apa min. Pada saat bumi tampak gelap dan cahaya tidak dapat menembusnya baru dia tahu siapa Yesus/ Isa Al-Masih ini.
Saya percaya karena dia pernah hadir di dalam kehidupan saya. Dan tidak ada satupun hal yang di ajarkannya salah. Cuma kita yang sebagai manusia sangat sulit untuk menjalankannya secara mutlak.
~
Saudara Surga dan Neraka,
Terimakasih atas respon positif saudara. Memang benar untuk percaya kepada Isa Al-Masih adalah anugerah dari Tuhan semata. Demikianlah keselamatan yang diberikan-Nya bukan karena kita mampun menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Tetapi hanya karena anugerah-Nya semata. Sebab manusia selalu cenderung untuk berbuat dosa dan jatuh dalam dosa.
Karena itulah kita dengan sungguh-sungguh mengerjakan keselamatan yang telah diberikan-Nya. Jika saudara tertarik, baca juga artikel kami lainnya, silakan lihat di di https://tinyurl.com/ycpef5r2
~
Noni
~
Kepada saudaraku umat Kristen. Yesus adalah Tuhan, Alkitab adalah firman Tuhan, Roh kudus saudara adalah Roh Kudus yang benar. Ia datang tidak membawa agama melainkan untuk menyelamatkan. Yesus mengajarkan kasih, hanya diimani sebagai kebenaran oleh saudara sendiri sebagai penganut agama Kristen, karena hanya saudara sebagai penganutnyalah yang mengimani hal tersebut.
Penganut agama lain tidak mengimani hal tersebut. Allah SWT adalah Tuhan, Al Qur’an adalah firmanNya dan malaikat Jibril adalah roh kudus yang benar, Islam adalah agama yang benar, hanya diimani sebagai kebenaran oleh penganut agama Islam. Kebenaran berdasarkan agama hanya menjadi milik para penganutnya sendiri (baik Islam dan Kristen) untuk diimani sebagai suatu kebenaran.
~
Saudara Subud,
Terimakasih atas tanggapan saudara. Kami melihat hal yang baik dari tanggapan tersebut bahwa saudara mempercayai ada yang namanya Kebenaran itu. Kebenaran tidak mungkin bertentangan dengan dirinya sendiri. Karena itu kebenaran itu tunggal bukan plural.
Saudara baru menyebutkan dua agama, padahal ada banyak sekali kepercayaan dalam dunia ini. Dan kesemuanya itu berbeda. Sedangkan menurut paham pluralis bahwa semua adalah kebenaran menurut masing-masing. Sedangkan kita tidak hidup di dalam kemasing-masingan.
Contohnya, kepercayaan kanibalisme, kalau mengikuti pandangan pluralis seharusnya diterima sebagai kebenaran. Karena diterima, maka dizinkan dipraktikan, dan praktiknya pasti berimbas kepada kelompok lainnya. Namun ternyata kita tidak mau kanibalisme ada lagi dalam masyarakat kita. Jadi kebenaran itu hanyalah satu dan tidak bertentangan. Maukah saudara mengetahui kebenaran itu? SMS/WA 0812-8100-0718