Saya mempunyai seorang teman yang sangat senang mencari-cari jalan alternatif. Jika dia ingin pulang dari kantor ke rumahnya, dia mempunyai beberapa jalan alternatif yang dapat dia lalui. Menurut saya hobby ini sangat aneh.
Cara Dunia Menawarkan Banyak Jalan
Bagi sebagian orang mungkin tidak pernah terpikirkan akan apa yang dilakukan oleh teman saya itu. Mereka sangat fanatik dengan satu jalan saja.
Dunia memang sungguh menawarkan banyak jalan untuk kebutuhan kita. Cara-cara yang ditawarkan dunia kerap kali tidak berkenan di hadapan Allah. Sayangnya, manusia terkadang tidak menyadarinya. Sehingga tidak jarang manusia tersesat di jalan yang salah.
Adakah Akhirat Menawarkan Banyak Jalan?
Bila dunia menawarkan banyak jalan, bagaimana dengan jalan menuju akhirat? Apakah kita mempunyai banyak pilihan yang ditawarkan akhirat sebagaimana dunia tawarkan?
Surah pertama dalam Al-Quran berbunyi “Tunjukilah Kami Jalan Yang Lurus” (Qs 1:6). Seorang penafsir Al-Quran ternama menuliskan tafsirnya sbb, “Jalan luas lagi lurus itu adalah segala jalan yang dapat mengantar kepada kebahagiaan dunia dan akhirat” (Tafsir Al-Mishbah, Hal. 81).
Pada halaman yang sama juga dijelaskan bahwa: harta kekayaan, ilmu pengetahuan, kekuasaan, kesehatan, dan lain-lain dapat menghantar ke kebahagiaan akhirat.
Hanya Ada Satu Jalan Menuju Akhirat
Bila dunia menawarkan banyak jalan, namun tidak dengan akhirat! Harta kekayaan, ilmu pengetahuan, kekuasaan, kesehatan, dan lain-lain bukanlah jalan menuju kebahagiaan akhirat. Demikian juga nabi umat Muslim mengatakan, “Bukan amal seseorang yang memasukannya ke Surga atau melepaskannya dari neraka, termasuk juga aku, tetapi ialah semata-mata rahmat Allah belaka” (HSM 2412-2414).
Hanya ada satu “Jalan” menuju ke kebahagiaan akhirat. Dia adalah Kalimat Allah yang suci, tidak berdosa, yang terkemuka di dunia dan di akhirat. Selain sebagai Jalan, Dia juga adalah Terang Dunia, yang akan menerangi mereka yang tinggal dalam kegelapan dosa. Sabda Isa, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
Isa Al-Masih Satu-Satunya Jalan
Bagaimana agar Isa Al-Masih menjadi seperti yang dikatakan-Nya bagi kita? Perhatikanlah pengakuan-Nya: “Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan [pada kayu salib] bagi banyak orang” (Injil, Rasul Markus 10:45).
Ia telah memberi diri-Nya menjadi tebusan bagi setiap orang. Dialah Jalan, Kebenaran, Hidup, Pintu, Terang Dunia, Pokok Anggur, Gembala yang Baik, Kebangkitan, Hidup.
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap komentar yang diberikan hanya menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
1. Menurut saudara, mengapa manusia berpandangan ada banyak jalan ke sorga?
2. Bagaimana pandangan saudara dengan pernyataan Isa, “Aku inilah jalan . . . tidak ada seorangpun datang kepada Bapak (sorga) kalau tidak melalui Aku”?
3. Apakah saudara yakin dengan jalan keselamatan yang saudara yakini? Kiranya dapat memberikan alasan saudara!
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen atau Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. Komentar/pertanyaan di luar topik artikel, dapat dikirim lewat email ke staf kami di:[email protected].
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Mana Jalan Menuju Akhirat – Islam, Buddha, Kristen, Hindu?”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718
~
Komentar saya di blog ini dihapus, apakah Anda mau berdiskusi atau mau menang sendiri?
~
Saudara Hery, silakan memperhatikan aturan di bawah ini:
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Komentar hanya diperbolehkan menjawab salah satu dari 3 pertanyaan fokus yang dimuat di bagian akhir artikel. Kecuali beberapa artikel yang tidak memuat 3 pertanyaan fokus.
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: [email protected]
~
Saodah
~
Saya sangat patuh terhadap aturan Anda. Tetapi tulisan syaa tetap dihapus bahkan yang lama pun dihapus juga.
~
Saudara Hery,
Kami banyak menerima komentar/tulisan dari saudara. Bahkan tidak jarang komentar yang sama berulang-kali sdr tanyakan di beberapa artikel yang berbeda. Kami tidak mungkin menjawab berulang-kali juga komentar tersebut. Itulah sebabnya mengapa sebagian kami jawab dan sebagian lagi kami hapus.
Sdr. Hery, sepertinya kami sudah pernah menyampaikan. Jika sdr benar-benar ingin diskusi dengan kami secara intensive, kita dapat melakukannya lewat email. Sdr dapat menghubungi saya lewat email di: [email protected]
Saya pastikan untuk menjawab secara detail semua pertanyaan sdr.
~
Saodah
~
Rasul Isa adalah satu-satunya jalan pada masanya. Yang memilih jalan selain Dia, pasti tersesat, termasuk umat Musa yang hidup di zaman Yesus. Rasul Muhammad adalah satu-satunya jalan pada masanya. Yang memilih jalan lain selain yang dia seru adalah sesat, termasuk pengikut Abraham, Ismail dan Yesus pada zamannya.
Zaman ini bagaimana? Akan ada Pembawa jalan yang benar. Yang akan meluruskan dan membenarkan jalan-jalan yang telah berbelok tergerus zaman. Yang juga pasti dari garis keturunan Abraham.
~
Aaron,
Saya menghargai pendapat Anda. Saya berharap pendapat tersebut didasarkan pada hasil pembelajaran, bukan hasil pendengaran semata. Sebab mendengar tanpa melakukan studi lebih lanjut mengenai rasul adalah jalan di masanya akan menimbulkan pemahaman yang keliru. Itu sebabnya, saya menyatakan demikian.
Saya mencoba menelusuri kenabian nabi Anda. Saya tidak menemukan bahwa nabi Anda adalah jalan. Sebaliknya, nabi Anda tidak tahu jalan itu. Jika nabi Anda telah tahu jalan yang lurus tersebut, maka Anda tidak akan memanjatkan Al-Fatihah setiap hari. Bukankah demikian? Pertanyaannya, mengapa Anda masih memohonkan jalan yang lurus hingga saat ini? Mohon pencerahannya.
~
Solihin