Saya mempunyai seorang teman yang sangat senang mencari-cari jalan alternatif. Jika dia ingin pulang dari kantor ke rumahnya, dia mempunyai beberapa jalan alternatif yang dapat dia lalui. Menurut saya hobby ini sangat aneh.
Cara Dunia Menawarkan Banyak Jalan
Bagi sebagian orang mungkin tidak pernah terpikirkan akan apa yang dilakukan oleh teman saya itu. Mereka sangat fanatik dengan satu jalan saja.
Dunia memang sungguh menawarkan banyak jalan untuk kebutuhan kita. Cara-cara yang ditawarkan dunia kerap kali tidak berkenan di hadapan Allah. Sayangnya, manusia terkadang tidak menyadarinya. Sehingga tidak jarang manusia tersesat di jalan yang salah.
Adakah Akhirat Menawarkan Banyak Jalan?
Bila dunia menawarkan banyak jalan, bagaimana dengan jalan menuju akhirat? Apakah kita mempunyai banyak pilihan yang ditawarkan akhirat sebagaimana dunia tawarkan?
Surah pertama dalam Al-Quran berbunyi “Tunjukilah Kami Jalan Yang Lurus” (Qs 1:6). Seorang penafsir Al-Quran ternama menuliskan tafsirnya sbb, “Jalan luas lagi lurus itu adalah segala jalan yang dapat mengantar kepada kebahagiaan dunia dan akhirat” (Tafsir Al-Mishbah, Hal. 81).
Pada halaman yang sama juga dijelaskan bahwa: harta kekayaan, ilmu pengetahuan, kekuasaan, kesehatan, dan lain-lain dapat menghantar ke kebahagiaan akhirat.
Hanya Ada Satu Jalan Menuju Akhirat
Bila dunia menawarkan banyak jalan, namun tidak dengan akhirat! Harta kekayaan, ilmu pengetahuan, kekuasaan, kesehatan, dan lain-lain bukanlah jalan menuju kebahagiaan akhirat. Demikian juga nabi umat Muslim mengatakan, “Bukan amal seseorang yang memasukannya ke Surga atau melepaskannya dari neraka, termasuk juga aku, tetapi ialah semata-mata rahmat Allah belaka” (HSM 2412-2414).
Hanya ada satu “Jalan” menuju ke kebahagiaan akhirat. Dia adalah Kalimat Allah yang suci, tidak berdosa, yang terkemuka di dunia dan di akhirat. Selain sebagai Jalan, Dia juga adalah Terang Dunia, yang akan menerangi mereka yang tinggal dalam kegelapan dosa. Sabda Isa, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
Isa Al-Masih Satu-Satunya Jalan
Bagaimana agar Isa Al-Masih menjadi seperti yang dikatakan-Nya bagi kita? Perhatikanlah pengakuan-Nya: “Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan [pada kayu salib] bagi banyak orang” (Injil, Rasul Markus 10:45).
Ia telah memberi diri-Nya menjadi tebusan bagi setiap orang. Dialah Jalan, Kebenaran, Hidup, Pintu, Terang Dunia, Pokok Anggur, Gembala yang Baik, Kebangkitan, Hidup.
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap komentar yang diberikan hanya menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
1. Menurut saudara, mengapa manusia berpandangan ada banyak jalan ke sorga?
2. Bagaimana pandangan saudara dengan pernyataan Isa, “Aku inilah jalan . . . tidak ada seorangpun datang kepada Bapak (sorga) kalau tidak melalui Aku”?
3. Apakah saudara yakin dengan jalan keselamatan yang saudara yakini? Kiranya dapat memberikan alasan saudara!
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen atau Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. Komentar/pertanyaan di luar topik artikel, dapat dikirim lewat email ke staf kami di:[email protected].
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Mana Jalan Menuju Akhirat – Islam, Buddha, Kristen, Hindu?”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718
*
Coba kita pahami perumpaan ini.
Kalau anda berada di Jawa Tengah mau ke Jakarta.
Bisakah saya naik Sepeda Motor lewat Pantai Utara? Tentunya bisa.
Tapi bagaimana kalau admin mau lewat pantai selatan? tentunya juga bisa, bukan?
Demikian hal nya dengan agama.Kenapa Agama itu beragam? Hasrat manusia, keinginan, pikiran manusia saja sudah berbeda.
Allah SWT tahu itu, makanya diutuslah rasul-rasul untuk memberikan jalan bagi umat-Nya.
Islam mengajarkan perbedaan itu.
“Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, Dan kamu tidak pernah menjadi penyembah apa yang aku sembah, untukmulah Agamamu dan Untukkulah Agamaku” (Qs 109, Al Kaafirun).
~
Saudra Abdul Wahab,
Memang ada banyak agama yang ada di dunia. Dan setiap agama memiliki jalannya masing-masing untuk bisa masuk sorga. Namun, tidak ada agama yang bisa menjamin keselamatan dengan pasti, mengapa? Karena agama adalah usaha manusia untuk mencari Allah.
Agama menawarkan berbagai perintah dan larangan kepada manusia yang harus ditaati, dengan harapan “mudah-mudahan” bisa masuk sorga. Namun agama tidak bisa menjelaskan pemahaman yang benar tentang Tuhan karena agama adalah buatan manusia. Dan semua usaha manusia untuk mencari Tuhan adalah sia-sia.
Bagaimana manusia bisa mengenal Tuhan? Tidak ada cara lain selain Allah sendiri yang turun dari sorga ke dunia untuk mencari manusia. “Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:13).
Isa Al-Masih bukan hanya datang ke dunia untuk memperkenalkan diri-Nya bahwa Dialah Allah, tetapi Dia juga mau menyelamatkan manusia yang sedang berjalan menuju maut. Isa Al-Masih menyambung kembali hubungan yang telah putus itu. Sebab Allah mengetahui bahwa manusia tidak akan bisa menyelamatkan dirinya sendiri.
~
SL
*
Salam sejahtera untuk semua,
Di dunia banyak terdapat banyak aliran agama, kalau dihitungpun sangat banyak dan kebingungan ini yang membuat manusia berpandangan seperti itu. Tuhan/Allah tidak terbatas dalam melakukan hal apapun. Jangan mengurung Tuhan dengan pikiran kita yang terbatas.
Allah telah melakukan/memberikan jalan untuk kita dengan caranya sendiri bukan dengan pikiran kita yang terbatas. Yesus mengatakan “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6)
Yesus mengatakan Dialah satu-satunya pintu untuk jalan ke kerajaan Allah. Siapakah Yesus? Dialah Allah yang menjadi manusia. Orang mengatakan tidak mungkin Allah menjadi manusia. Sekali lagi saya katakan, Allah bisa melakukan apapun yang Dia mau. Allah itu tidak terbatas dalam masalah apapun.Amin
~
Saudara Dion,
Terima kasih untuk komentarnya, kiranya bermanfaat bagi kita semua.
“Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu” (Kitab Nabi Yesaya 55:8-9).
Terkadang apa yang kita pikirkan tidak selalu sama dengan apa yang kita terima.
Ternyata apa yang Dia rencanakan itu sungguh sangat sempurna di luar perkiraan kita.
~
SL
*
Kepada Abdul Wahab,
Saudara Abdul Wahab, saya pernah berpikir seperti anda! Dulu saya percaya bahwa setiap agama menuju surga, banyak jalan menuju Roma dan lainnya.
Tetapi kemudian, ketika saya mencari pembenaran atas pemikiran itu, saya menemukan kecacatan besar yang tidak mungkin dapat dipertahankan.
Mengapa? Karena masing-masing aliran kepercayaan dan agama dunia memiliki kisah penciptaan yang berbeda-beda! Sedangkan organ tubuh (jasad jasmani) manusia itu sama. Baik itu orang Afrika, Cina, India, Eropa, darah dan organ tubuhnya sama-sama dapat dipasangkan (tranfusi, cangkok) pada manusia lainnya.
Fakta ini membuat saya berpikir bahwa tidak semua kisah penciptaan beserta ajarannya itu benar, dan saya mencurigai adanya oknum zat (iblis) yang telah mengaburkan kenyataannya.
Oleh karena itu betapa pentingnya bagi setiap manusia untuk mencari dan menemukan jalan kebenaran yang sesungguhnya!
~
Saudara Kuncoro Hadi,
Terimakasih untuk komentar yang telah saudara berikan. Semoga menjadi pencerahan bagi para pembaca artikel ini.
Pada umumnya manusia menyangka bahwa jalan dalam agamanya adalah jalan yang paling benar dan pasti menuju ke sorga. Padahal Kitab Suci Zabur, Amsal 14:12 mengatakan, “Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.”
Oleh sebab itu Isa Al-Masih dengan otoritas ilahi mengatakan, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
~
SL
~
Saya juga yakin, bukan agama yang menyelamatkan manusia, tetapi rahmat Allah.
Agama menuntun dengan aturan, yang mengambil porsi paling banyak adalah kehendak Allah.
Saya menyerahkan hidup dan mati saya kepada Yesus yang sudah menyatakan keallahan-Nya, menunjukkan jalan dan cara hidup yang berkenan pada-Nya.
~
Saudara Ybsap,
Terima kasih untuk komentar saudara, semoga dapat menguatkan iman dan pengharapan bagi saudara kita yang lain. Namun kalau tidak keberatan, bolehkah saudara berbagi dengan kita tentang pengalaman saudara ketika menerima Isa Al-Masih sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi?
Kita memang sering mendengar orang-orang berbicara tentang anugerah keselamatan dari Allah melalui Isa Al-Masih, namun tidak pernah benar-benar mengalami maksud dari kata-kata itu. Mereka tahu, namun belum menerimanya.
“Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau” (Kitab Nabi Ayub 42:5).
~
Slamet
~
Kalau Allah yang turun ke bumi untuk menyelamatkan manusia dari lumpur dosa, buat apa diciptakan kehidupan di dunia ini? Akhirnya Allah sendiri yang harus menyelamatkan manusia. Kenapa Allah harus menjelma menjadi manusia, disiksa ,dihina, dan diludahi oleh umat-Nya sendiri.
Allah menciptakan kehidupan dunia, karena Dia ingin mengetahui apakah manusia pernah/mau bersyukur atas nikmat yang diberikan-Nya.
~
Alkitab menyatakan bahwa pada mulanya manusia adalah ciptaan Allah yang unik, yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Sebagai gambar dan rupa Allah, manusia memiliki kemuliaan yang tidak dimiliki oleh ciptaan lainnya.
Akan tetapi, ketika manusia jatuh dalam dosa, keadaannya jauh berbeda dengan semula saat baru diciptakan. Dosa telah merusakkan gambar dan rupa Allah yang ada dalam diri manusia. Sehingga manusia rusak secara total dan manusia tidak lagi layak di hadapan Allah.
Walaupun demikian, Allah begitu mengasihi manusia. Dia mengutus Anak-Nya yang tunggal, Isa Al-Masih, ke dalam dunia untuk menanggung segala dosa manusia. Melalui pengorbanan Isa Al-Masih di atas kayu salib segala dosa manusia diampuni dan hubungannya dengan Allah kembali dipulihkan.
“Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya! ”(Injil, Surat Roma 5:10).
~
Slamet
~
Manusia memimpikan tempat yang sempurna. Itu adalah kodrat, nature tiap manusia. Mengapa? Karena setiap manusia telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Injil,Surat Roma 3:23).
Manusia selalu berusaha mencari ‘kemuliaan Allah’, dalam usahanya melahirkan banyak jalan – agama, ilmu pengetahuan, harta, jabatan, amal, dan lain-lain.
Jika kekristenan mampu menghadirkan jalan yang bukan dibuat manusia, tentu saja kita layak percaya. Klaim Isa bahwa Dialah Jalan tentu menggelitik, namun jika itu hanyalah klaim seorang manusia, tentu tak ubahnya seperti jalan manusia yang lain.
Jika Anda mencari kebenaran, telitilah apakah Isa adalah Allah, dan bukan manusia! Jika Anda mendapatinya Allah, bolehlah Anda percaya.
~
Dosa bukan sekedar melanggar hukum Tuhan, tetapi pemberontakan kepada Allah. Dosa mengakibatkan hubungan manusia dengan Allah rusak dan terputus. Isa Al-Masih, Sang Kalimat Allah yang telah menjadi manusia datang untuk memulihkan setiap manusia dalam hubungan ini.
Oleh sebab itu dengan otoritas ilahi, Isa Al-Masih berkata: ”Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
Di dalam sejarah manusia, tidak ada seorang pun yang berani mengaku bahwa diri-Nya sebagai Jalan Keselamatan seperti yang dikatakan dan ditunjukkan oleh Isa Al-Masih. Dan untuk membuktikan bahwa Diri-Nya adalah Allah maka Isa Al-Masih melakukan berbagai mujizat yang hanya dapat dilakukan oleh Allah saja, misalnya: membangkitkan orang mati (Injil, Rasul Besar Yohanes 11:1-46), dan mengampuni dosa manusia (Injil, Rasul Lukas 5:24).
Isa Al-Masih juga mengatakan, “ …. tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:37-38).
~
Slamet
~
Ceritakan bagaimana matinya nabi Isa!
~
Saudara Fauzi,
Staf IDI berharap komentar yang diberikan hanya menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
1. Menurut saudara, mengapa manusia berpandangan ada banyak jalan ke sorga?
2. Bagaimana pandangan saudara dengan pernyataan Isa, “Aku inilah jalan . . . tidak ada seorangpun datang kepada Bapak (sorga) kalau tidak melalui Aku”?
3. Apakah saudara yakin dengan jalan keselamatan yang saudara yakini? Kiranya dapat memberikan alasan saudara!
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen atau Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. Komentar/pertanyaan di luar topik artikel, dapat dikirim lewat email ke staf kami di:[email protected].
~
Slamet
~
Saya percaya kepada Isa Al-Masih. Kemudian jalan mana yang harus ditempuh: Katolik, Protestan, atau Advent. Tolong dijawab pertanyaan saya.
~
Agama bukanlah jalan keselamatan melainkan Isa Al-Masih karena agama tidak dapat membawa seseorang menuju ke sorga.
“Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Injil, Surat Kisah Para Rasul 4:12)
Dan sebagai pembawa keselamatan Isa Al-Masih bersabda,”Kata Yesus kepadanya:
“Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
Jadi jelas hanya Isa Al-Masih satu-satunya jalan keselamatan bagi umat manusia. Siapapun orangnya jika dia percaya kepada Isa Al-Masih sebagai Tuhan dan Juruselamat-nya maka ia tidak akan binasa melainkan beroleh hidup yang kekal di sorga.
~
Slamet
~
Itu lah yang saya bingungkan, ketika anda sendiri bingung tentang jalan anda sendiri yang sedemikian banyak. Bagaimana anda akan mengajarkan kami tentang jalan ke sorga?
Dan Yesus berkata bahwa ‘Akulah jalan’ tapi tidak menyebutkan bahwa hanya Dia lah satu-satunya jalan, berarti ada jalan lain menuju Tuhan.
~
Saudara Widodo,
Tentunya saudara tidak akan bingung, kalau saudara bersedia membaca dengan teliti jawaban kami terhadap pertanyaan saudara Ahmad.
~
Slamet
~
Isa adalah satu-satunya jalan menuju surga. Bagaimana nasib umat manusia yang hidup sebelum Isa lahir. Berarti mereka tidak mendapatkan jalan ke surga, artinya Injil Yesus dan agama Kristen itu bukan agama yang bisa mewadahi segala zaman. Mohon penjelasan.
~
Tidak ada seorangpun, dalam perjanjian lama maupun perjanjian baru dapat diselamatkan tanpa percaya pada peristiwa penyaliban Isa Al-Masih. Karena kematian Isa Al-Masih telah melunasi hutang dosa orang-orang pada masa lalu dan orang-orang suci masa yang akan datang.
Syarat keselamatan adalah iman dan obyek dari iman adalah Allah.
Misalnya tentang keselamatan Abraham. Pada masa itu Abraham percaya kepada wahyu Allah pada waktu itu yaitu sistem pengorbanan anak domba. Dan ini cukup bagi Allah untuk memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.
“Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal” (Injil, Surat Ibrani 9:12).
~
Slamet
~
Untuk tambahan, Bagaimana pula nasib orang-orang yang tinggal di daerah terpencil atau yang hidup di jaman sebelum Yesus lahir. Mereka pasti tidak atau belum mengenal Yesus dan itu berarti mereka tidak akan selamat dan masuk surga. Kesimpulannya Yesus bukan Tuhan semua orang.Mohon penjelasan.
~
Keselamatan telah tersedia bagi semua manusia, mulai dari Adam dan Hawa hingga manusia terakhir yang akan lahir. Adam dan Hawa beserta orang-orang sezaman mereka bahkan yang lahir jauh sesudah mereka akan diselamatkan jika mereka beriman pada janji Allah untuk mengirim Sang Juruselamat.
Sementara menunggu Sang Juruselamat, Allah memerintahkan mereka melakukan ibadah simbolik sederhana yaitu menyembelih seekor domba di atas mezbah.
Demikian juga dengan orang yang belum terjangkau oleh Injil. Mereka juga akan diselamatkan karena iman kepada Isa Al-Masih. Maka untuk ini lah para Rasul atau misionaris berjuang sedemikian rupa, mereka mengorbankan segala-galanya agar berita Injil sampai pada orang-orang yang hidup di daerah terpencil.
Kalau Isa Al-Masih bukan Tuhan untuk semua orang, untuk apakah Dia perintahkan Amanat Agung-Nya? Dan untuk apakah para Rasul bersusah payah memberitakan Injil hingga mengorbankan nyawa mereka? “Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan (Yesus), akan diselamatkan” (Injil, Surat Roma 10:13).
~
Slamet
~
Jika Nabi Isa adalah satu satunya jalan menuju kebenaran, mengapa Al-Quran tidak mengatakan demikian? Al-Quran tidak membeda bedakan nabi-nabi Allah, semua nabi diutus untuk satu tujuan.
Sekarang saya ingin tanya, menurut anda siapakah Isa Al Masih? Anak Tuhan atau utusan Tuhan sama halnya Muhammad SAW.
Jelas sekali di dalam Al-Quran Allah berfirman:
“Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Maha Esa.
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia” (Qs 112:1-4).
~
Kitab Injil Allah menuliskan bahwa tidak ada seorangpun yang dapat menyelamatkan manusia kecuali Isa Al-Masih.
“Keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Injil, Surat Kisah Para Rasul 4:12).
Dan sebagai Sang Juruselamat Isa Al-Masih sendiri dengan tegas bahwa Dia adalah satu-satunya jalan menuju ke sorga.
“Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
~
Slamet
~
Al-Quran sendirilah yang membuat seorang Muslim yakin bahwa Al-Masih bukan Anak Allah.
Memang benar manusia selalu berdoa:
“Tunjukanlah kami jalan yang lurus” (Qs 1:6).
Tapi jalan apakah yang dimaksud jalan yang lurus? “(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat” (Qs 1:7).
Dan sesat bagi seorang Muslim adalah tidak mematuhi Al-Quran dan As Sunnah.
Apakah jalan yang lurus itu adalah jalan yang menentang Al-Quran itu sendiri? Menentang Al-Quran bahwa Allah tidak beranak (Qs 112: 3), itukah jalan yang lurus?
~
Jalan lurus artinya bukan sekedar seseorang mentaati perintah Allah agar tidak tersesat, tetapi jalan lurus juga berarti jalan ke sorga.
Dalam Injil Allah, Isa Al-Masih sebagai jalan ke sorga mengatakan: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
Baik Injil Allah maupun Al-Quran menolak ajaran bahwa Allah beristri dan mempunyai anak.
“Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu” (Qs 6:101).
~
Slamet
~
Yesus memiliki mukjizat,itu artinya Yesus hanya menjadi utusan untuk satu kaum dan zaman tertentu. Ciri seorang nabi adalah utusan untuk seluruh umat, Ia tidak lagi memiliki mukjizat karena mukjizatnya telah menyatu dengan kitab yang “dibawanya” yang berlaku sepanjang masa (Muhammad,Al Quran)
~
Pada umumnya nabi-nabi dalam Alkitab diperlengkapi Allah dengan mujizat sebagai tanda kenabiannya.
Musa pembawa Taurat telah melakukan banyak mukjizat-mukjizat di khalayak ramai dengan pertolongan Allah, dan ini telah menjadi tanda-tanda yang nyata kepada Firaun. Akhirnya dia membenarkan umat Yahudi keluar daripada negeri Mesir.
Isa Al-Masih sebagai pembawa Injil juga telah melakukan banyak sekali keajaiban dan mukjizat-mukjizat hebat di muka umum. Seperti membangkitkan orang mati dan mengampuni dosa manusia.
Hanya Muhammad, nabi Islam yang tidak dapat melakukan satu pun keajaiban atau mukjizat di depan orang ramai. Bila ditanya tentang tanda kenabiannnya, ia hanya pembawa ‘peringatan’ (Qs 28:48-49, 29:50-51).
~
Slamet
*****
Jalan keselamatan menuju surga hanya ada satu. Yaitu berbuatlah baik selama hidupmu.
Manusia ciptakan mempunyai jiwa (hati nurani) untuk membedakan baik dan buruk. Allah pada dasarnya ada di setiap pribadi-pribadi manusia itu sendiri. Tinggal bagaimana kita mengenali Tuhan yang ada di diri kita, agar kita menjadi pribadi yang baik dan mendapatkan surga-Nya. Penyelamat bagi manusia bukan “dari atau datang dari siapa?” melainkan dari kita sendiri.
Maaf, untuk saat ini saya bingung akan agama mohon pencerahannya.
*****
Benar yang Sdr. Totok katakan, bahwa manusia diberi hati nurani untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Masalahnya, terkadang justru manusia lebih memilih yang buruk daripada yang baik. Contoh seorang koruptor. Jelas dia tahu bahwa korupsi itu dosa, bukan? Tapi mengapa justru orang-orang yang bergelar haji/hajjah jatuh dalam dosa ini? Alasannya hanya satu. Karena manusia sudah terikat oleh dosa.
Jadi menurut kami, jalan keselamatan menuju sorga bukan hanya sekedar berbuat baik. Tetapi bagaimana kita dapat lepas dari ikatan dosa, itulah yang terpenting. Dan wahyu Allah berkata, “Ia sendiri [Isa Al-Masih] telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya sendiri di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran” (Injil, Surat I Petrus 2:24).
Demikianlah, Isa Al-Masih adalah satu-satunya “Jalan” menuju sorga. Bukan sekedar berbuat baik! Lebih jelasnya, silakan membaca penjelasan pada artikel ini: http://tinyurl.com/bo2jxca.
~
Saodah
~
Saya berasal dari keluarga penganut agama Budha, dan saya percaya bahwa Yesus adalah Juru Selamat. Dan saya juga berniat dibaptis untuk jadi pengikut Yesus.
1. Bagaimana menurut anda dengan agama Khatolik yang juga menyembah Bunda Maria?
2. Dan kenapa di ajaran Kristen tidak menyembah Maria?
3. Apakah peranan Maria selain mengandung Yesus sehingga dia juga patut disembah?
~
Saudara Aliung,
Kami turut bersyukur atas iman saudara kepada Yesus Kristus. Kiranya Roh Allah selalu membimbing dan memberi hikmat kepada saudara, sehingga saudara dapat mengikut Dia sepenuhnya.
Tentang pertanyaan saudara di atas, sebenarnya orang Khatolik tidak menyembah Bunda Maria. Hanya memang penghargaan yang mereka berikan terhadap Maria lebih besar dibanding penghargaan yang diberikan oleh mereka non-Khatolik. Sehingga kelihatannya “seakan-akan” orang Khatolik menyembah Maria juga.
Peranan Maria tidak lebih dari hanya sekedar wanita yang melahirkan Yesus. Dia sama dengan wanita-wanita lain. Namun memang Kitab Suci mengatakan, Maria adalah wanita soleh pada zamannya.
Untuk lebih jelasnya, saudara dapat membaca artikel kami yang membahas hal tersebut pada artikel ini: http://tinyurl.com/kh9hg27.
~
Saodah
~
Sdr. Staf IDA,
Bila tolong untuk dijelaskan mengapa diajaran agama Katolik ada diajarkan doa Salam Maria. Dan di dalam doa tersebut mengucapkan bahwa kita meminta didoakan oleh Maria.
Apakah doa Maria dapat membawa kita ke sorga? Bukankah Maria hanyalah manusia biasa sama seperti kita dan dia pun juga berdosa.
Terimakasih.
~
Saudara Aliung,
Sepengetahuan kami, memang dalam agama Katolik ada yang disebut doa “Salam Maria.” Menurut kami, doa ini adalah tradisi dari gereja Katolik. Sehingga hanya umat Katolik yang mengimaninya.
“. . . . .mereka meninggalkan Aku, sumber air yang hidup, untuk menggali kolam bagi mereka sendiri. . . . , yakni kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan air” (Kitab Nabi Yeremia 2:13)
Dikatakan Allah adalah “sumber air yang hidup.” Berdasarkan kebenaran firman Allah ini, menurut kami kita hanya dapat meminta kepada Allah, bukan kepada yang lain.
Pada zamannya, memang Maria dikenal sebagai wanita yang soleh. Tetapi dia tidak lain hanya manusia biasa yang tidak luput dari dosa. Sehingga, tentu manusia berdosa tidak dapat membawa manusia berdosa lainnya ke sorga, bukan?
Hanya ada satu “Jalan” menuru sorga. Yaitu Isa Al-Masih. “Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6)
~
Saodah
~
To rekan Nasrani dan Islam,
Saya mempunyai pengalaman unik. Dua bulan yang lalu saya bermimpi dibawah ke tempat yang jauh dan saya tidak mengetahui tempat itu ada dimana. Perjalanan itu melalui lorong yang panjang dan gelap, hingga sampai ke tempat itu yang penuh cahaya terang benderang. Di tempat itu banyak orang-orang yang berkumpul, mereka putih bersih dan seperti muda belia. Sebagian dari mereka saya kenal sebagai keluarga saya yang telah meninggal dunia.
~
Saudara Suryaman,
Terimakasih untuk kesaksian saudara di atas. Selain pengalaman rohani yang unik, menurut kami pengalaman tersebut juga menakjubkan. Tentu tidak semua orang mendapat kesempatan mempunyai pengalaman yang demikian.
Kami sendiri tidak dapat meramalkan apa arti dari mimpi saudara itu. Namun satu hal yang dapat kami sampaikan adalah, bahwa Sang Khalik ingin menunjukkan kepada Sdr. Suryaman “Jalan” yang benar menuju kepada-Nya. Supaya Sdr. Suryaman nantinya tidak tersesat.
Jika tidak keberatan, kiranya Sdr. Suryaman berkenan merenungkan ayat ini: “Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:12).
~
Saodah
~
To Nasrani,
Kalau Yesus itu jalan, kemana tujuannya? Kalau Yesus itu tujuan, darimana jalannya?
~
Saudara Netral,
Perhatikanlah ayat berikut ini, “Sabda Isa, “Akulah jalan, kebenaran, dan hidup. Tidak seorang pun datang kepada Sang Bapa kecuali melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
Isa Al-Masih adalah jalan menuju Bapa/sorga. Dengan kata lain, bila Sdr. Netral ingin pasti masuk sorga, maka hanya ada satu jalan menuju ke sana. Yaitu melalui Isa Al-Masih. Bukan yang lain.
Nah, maukah Sdr. Netral mengikuti Isa Al-Masih?
~
Saodah
~
Jawaban no 1: Karena mereka menganggap bahwa ada banyak jalan menuju sorga.
~
Saudara Irwan,
Terimakasih sudah memberikan jawaban untuk salah satu dari tiga pertanyaan fokus yang kami berikan.
Benar yang saudara katakan. Masih banyak orang yang beranggapan bahwa “banyak jalan menuju sorga.” Sementara firman Allah dengan jelas berkata, hanya ada satu jalan menuju sorga. Yaitu melalui Isa Al-Masih.
Itulah sebabnya Isa berkata, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
Kiranya kita yang sudah mengerti kebenaran ini, tidak akan berpaling ke “jalan” yang lain. Jalan yang akan membawa kita kepada kebinasaan.
~
Saodah