Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “rahmat” mempunyai arti: Belas kasihan, kerahiman, karunia (Allah), berkah (Allah).
Melihat dari pengertian tersebut, dapat kita simpulkan bahwa Allah bersifat rahmat. Hanya Allah yang mempunyai sifat rahmat. Hanya Allah yang mempunyai belas kasih. Hanya Dia yang mempunyai kerahiman. Dan hanya Dia yang dapat memberi karunia dan berkah bagi umat-Nya.
Nah pertanyaannya, Allah yang bagaimanakah yang layak disebut Allah yang bersifat Rahmat? Dan, apa bukti Allah bersifat Ar Rahman?
Islam: Allah Bersifat Rahmat, Sekaligus Menyesatkan
Surah pertama dari Al-Quran menyatakan, “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang” (Qs 1:1). Lewat ayat ini, umat Muslim percaya bahwa Allah adalah Pencipta yang bersifat Rahmat. Namun ayat Al-Quran yang lain mengatakan bahwa “Allah akan menyesatkan siapa saya yang dikehendaki-Nya” (Qs 35:8).
Terlihat jelas bahwa kedua ayat di atas bertolak-belakang. Sebab bagaimana mungkin, Allah yang bersifat rahmat, sekaligus juga Allah yang dapat menyesatkan umat-Nya? Sehingga, umat beragama terkadang ketika ditanya apakah mereka yakin masuk surga? Jawaban yang mereka katakan adalah “mudah-mudahan” atau “belum tahu.” Apakah ajaran ini sesuai dengan ajaran bahwa Allah bersifat Rahmat?
Rahmat dan Karunia Keselamatan
Setiap umat beragama yakin dan percaya bahwa Allah bersifat rahmat. Namun terkadang, mayoritas orang beragama merasa ragu, apakah mereka akan dapat masuk surga. Umat Muslim berkata dalam tiap sholatnya, “Tunjukilah Kami Jalan Yang Lurus” (Qs 1:6).
Kesetiaan melakukan ritual ibadah keagamaan dan beramal, jelas tidak dapat menjamin seseorang dapat masuk sorga. Karena sorga adalah karunia/rahmat dari Allah. Demikian, ketika seseorang ingin merasa yakin dapat masuk surga, hal yang harus dilakukan adalah “mencari” Allah yang dapat memberi rahmat kepastian masuk surga.
Bukti Allah Bersifat Ar Rahman: Ada Pada Isa Al Masih
Sifat Allah yang dominan dalam kepercayaan umat Islam adalah ar-Rahman dan ar-Rahim. Kesehatan, rejeki, dan berkat-berkat duniawi lainnya diyakini umat Muslim sebagai bukti sifat ar-Rahman dan ar-Rahim.
Tapi, apakah manusia hanya membutuhkan berkat-berkat jasmani saja? Tentu saja tidak, bukan? Bukti Allah bersifat Ar Rahman adalah ketika Dia juga menyediakan kebutuhan keselamatan rohani kita. Hal ini dinyatakan Allah ketika Dia merelakan Kalimat-Nya, Isa Al-Masih, sebagai korban untuk menebus manusia berdosa dari hukuman neraka.
Isa Al-Masih, Kalimat Allah berkata, “Aku pergi ke situ [surga] untuk menyediakan tempat bagimu . . . Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku [sorga], supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:2-3).
Allah yang penuh rahmat mengutus Kalimat-Nya [Isa Al-Masih] ke bumi untuk menyelamatkan semua orang yang percaya pada-Nya. Apabila kita menerima Isa Al-Masih sebagai Juruselamat, kita tidak perlu ragu-ragu lagi mengenai masuk surga apabila meninggal dunia! Kita pasti selamat!
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut saudara, apakah bukti Allah bersifat Ar Rahman?
- Bagaimana pandangan saudara tentang pernyataan Al-Quran bahwa Allah juga berkenan menyesatkan umat-Nya? Sementara kita sendiri tahu bahwa Al-Quran memberi sifat “rahmat” kepada Allah!
- Menurut saudara, apakah melakukan ritual-ritual ibadah keagamaan cukup bagi seseorang mendapatkan rahmat Allah? Berikan alasan saudara!
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami merasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Bukti Allah Bersifat Ar Rahman: Kepastian Selamat Akhirat”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau WA/ SMS ke: 0812-8100-0718
~
Alkitab: “Terkutuklah orang yang tergantung di kayu Salib”
Bagaimana mungkin Yesus akan memberi rahmad sementara Dia sendiri makhluk yang terkutuk.
~
Saudara Pengamat,
Untuk memahami makna sebenarnya dari ayat yang saudara kutip di atas, baiklah kita terlebih dahulu membaca ayat berikut,
“Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat. Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: “Orang yang benar akan hidup oleh iman.” Tetapi dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya. Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!” Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu” (Injil, Surat Galatia 3:14)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa hukum Taurat adalah sebuah kutukan karena tidak seorangpun dapat mengikutinya dengan sempurna. Yesus telah menggantikan tempat semua orang dan mati di bawah kutukan, sehingga semua orang yang percaya kepada-Nya akan dibebaskan dari kutukan hukum.
Semoga penjelasan yang singkat ini dapat memberi pencerahan bagi saudara.
~
Saodah
*****
1. Menurut saya pribadi, Allah bersifat Rahmat artinya Allah yang selalu peduli akan setiap keadaan saya, bukan saja mengenai kebutuhan jasmani saya, tetapi juga kebutuhan rohani saya yaitu Keselamatan atau Hidup Kekal.
2. Kalau Allah mempunyai sifat Rahmat, tentu sangat tidak mungkin untuk menyesatkan manusia yang adalah ciptaan-Nya yang paling mulia.
*****
Saudara Davids,
Kami setuju dengan pendapat saudara di atas. Tentu setiap manusia menginginkan Allah yang bersifat Rahmat. Yaitu Allah yang dapat memberi jaminan keselamatan sorgawi.
Satu perkataan Al-Masih yang ingin kami berbagi, “Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:27-28).
~
Saodah
~
Staff Isa dan Islam,
Allah berkata, “Aku pergi ke situ [sorga] untuk menyediakan tempat bagimu . . . Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku [sorga], supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:2-3).
Respons: Tuhan sejati tidak datang dan pergi kedalam surga. Tuhan sejati kekal didalam surga. Kesimpulan: Yesus bukan Tuhan. Kalau Yesus bukan Tuhan, jelas Dia tidak bisa menyelamatkan.
~
Salam Sdr. Pengamat,
Saudara, AL-Quran menegaskan bahwa Isa Al-Masih berasal dari Allah. Dia adalah Kalimat Allah. Menurut saudara Allah berada di mana?
~
Salma
~
“Allah akan menyesatkan siapa saja yang dikehendaki-Nya” dan Allah juga memberi petunjuk bagi siapa yang di kehendaki Nya” (Qs 35:8). Yang jadi pertanyaan siapa yang disesatkan dan siapa yang diberi petunjuk. Seharusnya melihat ayat di atas kita harus bisa mikir itulah kebenaran Al-Quran. Sesuai dengan realita bukan angan-angan belaka. Memohon kepada Allah agar selalu diberi petunjuk itu lebih baik dari pada berhayal sudah dijamin keselamatanya.
~
Salam Sdr. Muhamad,
Menurut saudara bagaimana Pribadi Allah mampu melakukan kesesatan dan tidak kepada umat-Nya? Apa maksud dari ayat tersebut? Barangkali saudara dapat menjelaskannya kepada kami?
~
Salma
~
Itulah hebatnya Paulus dalam surat Galatia, dia mengutuk orang yang melakukan Hukum Taurat. Padahal Yesus sendiri tidak akan menghapus, merubah Hukum Taurat sampai langit runtuhpun. Saya heran dengan Kristen, saudara pengikut Yesus apa Paulus?
~
Salam Sdr. Dick,
Terimakasih atas paparan saudara. Dapatkah saudara lebih rinci lagi menjelaskan apa yang dikutuk oleh Rasul Paulus soal Hukum Taurat. Terimakasih.
~
Salma
~
Galatia 3:10 “Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat.”
~
Saudara Xucinxgaronx,
Terimakasih sudah mengutip salah satu dari ayat Kitab Suci Injil. Adakah yang ingin saudara jelaskan atau tanyakan dari ayat tersebut?
Bila saudara ada pertanyaan, mungkin kami atau pembaca yang lain dapat menolong menjelaskan kepada saudara.
~
Saodah
~
Y
~
Saudara Ya,
Apakah yang ingin saudara sampaikan atau tanyakan?
Bagaimana dengan saudara, apakah sudah menerima kebutuhan keselamatan rohani yang disediakan Allah?
Inilah janji Isa Al-Masih bagi orang yang percaya kepada-Nya: “Aku pergi ke situ [sorga] untuk menyediakan tempat bagimu . . . Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku [sorga], supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:2-3).
~
Daniar
~
Qs 38:5 berbunyi: “Aja’alaaalihata ilahan waahidan inna hadzaa lasyayun ‘ujaabun;” Artinya: “Apakah dia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan yang satu saja? Sungguh, ini benar-benar sesuatu yang sangat mengherankan”.
~
Saudara Gatot Sukmo Widodo,
Terimakasih telah memberikan komentar di ruang ini. Pada topik di atas kami tidak mengutip Qs 38:5. Tapi artikel di atas membahas Surah pertama dari Al-Quran menyatakan, “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang” (Qs 1:1). Saudara pasti percaya bahwa Allah adalah Pencipta yang bersifat Rahmat, bukan?
Tapi ayat Al-Quran yang lain mengatakan bahwa “Allah akan menyesatkan siapa saya yang dikehendaki-Nya” (Qs 35:8). Bagaimana mungkin Allah yang bersifat rahmat juga menyesatkan? Dapatkah saudara menjelaskan ini?
~
Daniar