Kami sepakat dengan tulisan Prof. M. Quraish Shihab dalam bukunya, “Tafsir Al-Mishbah” hal. 89 yang mengatakan, “… nikmat, secara tegas, dinyatakan bahwa sumbernya adalah Allah.” Oleh karena berasal dari Allah, nikmat adalah baik adanya. Tercatat dalam Buku Suci Allah, “Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa [Allah] Segala Terang . . . . .”(Injil, Surat Yakobus 1:17). Kesimpulan bahwa jelas Allah sumber nikmat dan sukacita.
Nikmat Jalan Yang Lurus (Shiratal Mustaqim) Adalah Baik
Umat Muslim dalam doanya sering memanjatkan nikmat “s-sirat al-mustaqim”. “Tunjukilah kami jalan yang lurus(s-sirat al-mustaqim), yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan ni’mat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat“ (Qs 1:6-7).
Kami juga sepakat bahwa setiap orang seharusnya memohon nikmat ini agar tidak dimurkai dan tidak tersesat. Tentunya, Anda juga sepakat bahwa nikmat ini adalah baik, bukan? Karena Allah sumber nikmat dan sukakcita.
Shiratal Mustaqim Tidak Diberikan Kepada Semua Orang
Kami juga sepakat bahwa nikmat tersebut tidak diberikan kepada semua orang. Allah memberikannya kepada mereka yang Ia kehendaki. Sirat al-ladina an’amta (Jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat) (Qs 1:7). Siapakah mereka?
Orang-orang Yang Bergaul Erat Dengan Allah Menerima Jalan Kepada Allah
Kitab Suci Allah mengajarkan bahwa orang-orang yang bergaul dengan Allah menerima jalan kepada Allah. Contohnya, Nabi Henokh. “Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah” (Taurat, Kejadian 5:24).
Namun, setelah Isa Al-Masih datang ke bumi Ia menyatakan diri-Nya adalah jalan kepada Allah. “…”Akulah [Isa] jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6). Sehingga mereka yang hidup pada atau setelah jaman Isa Al-Masih sebaiknya menerima Isa Al-Masih ke dalam hidup mereka agar menerima jalan kepada Allah.
Nikmat Allah Melalui Isa Al-Masih Penuh Dengan Sukacita
Sebelum Isa disalibkan, Ia berdoa kepada Allah. “…, Aku datang kepada-Mu [Allah Bapa] dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka.” (Injil, Rasul Besar Yohanes 17:13) Isa bersukacita karena Ia dapat menggenapi kehendak Allah untuk menyelamatkan manusia dari kesesatan dan murka Allah. Ia juga mengetahui bahwa diri-Nya, sebagai jalan kepada Allah, membawa sukacita bagi murid-murid atau pengikut-pengikut-Nya.
Di Tengah Kesedihan Kita Dapat Mengalami Sukacita
Meskipun dunia tidak menjadi lebih baik, Anda dapat mendapatkan nikmat jalan kebenaran, yang adalah baik dan penuh sukacita. Allah sumber nikmat dan sukacita ingin memberikan nikmat-Nya melalui Isa Al-Masih kepada Saudara. Ia menginginkan Anda untuk menerima Isa untuk keselamatan jiwa Saudara. Agar Anda benar-benar bersukacita!
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Mengapa nikmat dari Allah adalah baik dan penuh sukacita?
- Kepada siapa nikmat Allah diberikan? Mengapa?
- Bagaimana kita dapat menerima nikmat Allah?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Allah – Sumber Nikmat Dan Sukacita”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718.
~
1. Semua yang berasal dari tuntunan Allah adalah kebaikan.
2. Nikmat diberikan kepada semua manusia yang menerima petunjuk yang diberikan Allah melalui para nabi. Misi semua nabi adalah sama sebagai pengabar petunjuk Allah.
3. Menerima petunjuk Allah yang disampaikan semua nabi hingga nabi terakhir Muhammad yang semuanya tertulis di kitab suci terakhir, yang dijamin Allah kemurniannya Al Quran.
~
Saudara Xucinxgaronx,
Terimakasih sudah berusaha menjawab tiga pertanyaan fokus yang kami berikan.
Benar yang saudara katakan, bahwa semua yang berasal dari Allah adalah kebaikan. Tapi kita juga perlu tahu, bahwa kadang kala Allah mengijinkan umat-Nya untuk mengalami hal yang buruk. Seperti: sakit, dll. Semua itu bukan karena Allah membenci kita, tetapi agar kita semakin mencari Dia dan hanya mengandalkan Dia dalam segala hal.
Mengenai apakah hanya Al-Quran yang dijamin kemurniannya, menurut kami saudara terlalu dini menyimpulkannya. Ada baiknya saudara juga mempelajari kitab-kitab yang lain. Sebab menurut Al-Quran pada Injil dan Taurat terdapat petunjuk dan cahaya dari Allah.
~
Saodah
~
Benarkah ada Injil Perjanjian Baru dan Lama? Jangan-jangan Tuhan baru ada juga tuhan lama.
~
Saudara Syai Baba,
Jika saudara bertanya ada tuhan baru dan juga ada tuhan lama, kami sebagai orang yang percaya dengan adanya Tuhan Sang Pencipta alam semesta, mengatakan hal itu mustahil. Sebab, kami tidak pernah mengimani ada masa kadaluarsa dari tuhan. Jadi, menurut kami pertanyaan tersebut sangat konyol. Terlebih dilontarkan oleh orang yang mengaku percaya adanya Tuhan.
Pertanyaan sdr tentang Injil Perjanjian Baru dan Lama. Kitab Suci umat Kristen adalah Alkitab. Sering juga disebut dengan Istilah Injil, khususnya di kalangan umat Muslim.
Alkitab dibagi atas dua bagian utama, yaitu “Perjanjian Baru” dan “Perjanjian Lama.” Bagian-bagian utama ini disebut “Perjanjian” karena Allah membuat perjanjian kepada manusia. Pertama, antara Musa dengan bangsa Israel. Kedua antara Isa Al-Masih dengan seluruh umat manusia.
Untuk lebih jelasnya, silakan membaca penjelasan pada artikel ini: http://tinyurl.com/cwt5kny.
~
Saodah