Empat ayat pertama Surah Al-Fatihah sudah selesai kita selidiki. Bapak M. Quraish Shihab menulis, “Sampai di sini, berakhir sudah kelompok pertama surah ini. Kandungan ayat-ayatnya berbicara tentang Allah SWT.” (Tafsir Al-Mishbah, hal. 56)
Dalam bukunya tersebut, beliau menekankan bahwa dalam hidayah menghadap Allah, manusia “harus bersih dari segala macam keangkuhan. Karena jiwa yang dipenuhi keangkuhan …. tidak dapat menerima hidayah.”
Kami sepakat dengan pernyataan Pak Shihab di atas. Namun, siapakah yang dapat menjadi suci, atau bersih dari dosa dan tanpa keangkuhan? Sehingga kita dapat menerima hidayah untuk menghadap Allah yang Maha Suci? Apa itu hidayah dari Allah?
Manusia Tersesat
Al-Quran mengajarkan bahwa manusia telah tersesat. “Wahai hamba-hamba-Ku, kalian semua tersesat kecuali orang yang Aku beri petunjuk, maka mintalah petunjuk kepada-Ku niscaya Aku akan berikan petunjuk kepada kalian” (HSR Muslim, no. 2577)
Alkitab juga mengajarkan hal yang sama. Manusia telah berdosa. “… bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa, …” (Injil, Surat Roma 3:9) Apa yang manusia pikirkan, katakan, dan lakukan sesat!
Manusia Harus Bertobat!
Kitab Taurat menyatakan hati Allah, “Kembalilah, hai anak-anak yang murtad, demikianlah firman TUHAN, karena Aku telah menjadi tuan atas kamu!…” (Kitab Nabi Yeremia 3:14). Al-Quran mengajarkan, “Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih” (Qs 11:90).
Tetapi, apakah dengan demikian kita menjadi bersih, sehingga kita dapat menerima hidayah menghadap Allah? Tidak, Hadist di atas mengajarkan untuk memohon petunjuk atau hidayah kepada Allah. Tetapi, Kitab Injil mengatakan bahwa Allah sudah memberikan hidayah tersebut! Apa itu hidayah dari Allah?
Isa Al-Masih Adalah Hidayah Menghadap Allah
Siapakah yang memberi petunjuk dan hidayah kepada manusia? Kitab Injil mengajarkan, Isa adalah “satu-satunya jalan.” Dia-lah hidayah Allah! “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6). Hidayah tersebut sudah diberikan! Yang harus kita lakukan kemudian adalah mengakui-Nya sebagai satu-satunya Jalan.
Hidayah Dalam Kristen: Percaya Kepada Isa Al-Masih
Ketika kita mengakui-Nya, kita mengakui Isa yang telah disalibkan, mati dan dibangkitkan pada hari ketiga. Ia mengorbankan diri-Nya untuk menebus hukuman dosa manusia. Pengorbanan-Nya juga untuk menyucikan kita dari dosa. Dengan mengakui pengorbanan-Nya kita dapat menghadap Allah yang Maha Suci.
Hanya Isa Al-Masih yang dapat menyucikan kita. Sehingga Kitab Injil mengajarkan bahwa Ia adalah “Imam Besar”. “Karena kita … mempunyai Imam Besar Agung [Isa Al-Masih] … marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, …” (Injil, Surat Ibrani 4:14-16).
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Apa yang Al-Quran, hadis dan Alkitab ajarkan tentang dosa dan pembersihan diri?
- Apa yang Islam dan Kekristenan ajarkan tentang hidayah Menghadap Allah?
- Bagaimana kita dapat menerima hidayah untuk menghadap Allah?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Islam dan Kristen – Hidayah Menghadap Allah”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718
~
Qs 43:61 “Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.”
43:62 “Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh setan; sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.”
43:63 “Dan tatkala Isa datang membawa keterangan dia berkata: “Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa hikmat dan untuk menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu berselisih tentangnya, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah (kepada) ku”
~
Saudara Greg,
Terimakasih atas kutipan ayat yang saudara berikan. Semoga hal tersebut dapat bermanfaat bagi teman-teman pengunjung lainnya.
~
Saodah
~
Ini adalah jalan lurus:
“Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus” (Qs 3:51)
“Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahIah Dia oleh kamu sekalian. Ini adalah jalan yang lurus” (Qs 19:36)
“Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu maka sembahlah Dia, ini adalah jalan yang lurus” (Qs. 43:64)
~
Saudara Choirul,
Terimakasih untuk kutipan ayat-ayat yang saudara berikan.
Satu pertanyaan kami: Apakah dengan mengimani ayat tersebut seseorang sudah pasti memperoleh jaminan keselamatan di akhirat? Dan adakah jaminan itu tertulis?
~
Saodah
~
To Staff Isa dan Islam,
Kalian mengatakan bahwa Yesus adalah firman Allah yang hidup dan Alkitab adalah firman Allah yang tertulis. Apakah kalian ingin mengatakan bahwa Yesus belum tertulis sebagai firman Allah sehingga masih dibutuhkan Alkitab? Dan sebaliknya Alkitab telah mati sebagai firman Allah sehingga masih dibutuhkan Yesus?
~
Saudara Netral,
Karena komentar saudara tidak berhubungan dengan topik artikel di atas, maka kami menyarankan saudara untuk membaca artikel yang berhubungan dengan pertanyaan saudara. Di sini kami berikan link artikel yang dimaksud. Silakan klik di sini: http://tinyurl.com/nhhqjcm.
Untuk selanjutnya, dalam memberi komentar kiranya saudara dapat memperhatikan aturan yang sudah ditetapkan. Terimakasih!
~
Saodah
~
Kebiasaan mengharap dan menghitung pahala terhadap setiap perbuatan baik hanya akan membuat keikhlasan seseorang menjadi tidak sempurna. Kebiasaan itu juga mencerminkan sikap yang serakah, lancang, picik, dan tidak tahu diri. Karena menyembah Tuhan adalah kebutuhan manusia, bukan kebutuhan Tuhan.
~
Saudara Asrul,
Kami setuju dengan pernyataan saudara di atas. Sudah selayaknya dalam beribadah maupun beramal kita melakukannya dengan iklas. Bukan dengan pamrih seperti mengharap pahala dari Allah. Jelas orang-orang yang melakukan segala sesuatu dengan pamrih, tidak tulus dan iklas.
Demikian juga saat beribadah. Bila kita melakukannya untuk sekedar mendapat pahala dari Allah, apakah Allah akan mengindahkan ibadah kita yang tidak tulus?
~
Saodah
~
Kami umat Islam hanya menerima Isa sebagai utusan Allah. Sayang sekali kami tidak menuhankannya. Sudah banyak ayat Alkitab yang menyatakan bahwa Yesus/Isa hanyalah utusan. Tidak pernah Yesus berkata bahwa Dia adalah Tuhan yang disembah
~
Saudara Asady,
Memang tidak mudah untuk memahami bahwa Isa adalah Tuhan yang menjelma menjadi manusia. Kami maklum bila saudara berkata hal itu aneh.
Tapi bagaimana bila kita mencoba mengenal Isa melalui karya-karya-Nya ketika Dia ada di dunia? Perhatikan karya Isa Al-Masih berikut ini:
1. Ketika Isa di dunia, Dia berkuasa mengampuni dosa seseorang, dimana kuasa tersebut tidak satu pun nabi lain yang dapat melakukannya. “Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: “Dosamu telah diampuni” (Injil, Rasul Lukas 7:48).
2. Alam semesta juga takut kepada Isa, sehingga ketika ada angin ribut seketika itu juga reda ketika Isa membentaknya.
“Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur. Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali” (Injil, Rasul Besar Matius 8:24; 26)
3. Selain itu, Isa juga berkuasa menyembuhkan setiap sakit-penyakit, bahkan menyembuhkan orang yang kesurupan setan. Dan menghidupkan kembali Lazarus yang sudah terbaring dalam kubur selama tiga hari.
Nah, dari karya-karya Isa di atas, menurut Sdr. Asady siapakah sebenarnya Isa Al-Masih itu?
~
Saodah
~
Para penulis staf IDI,
Kalau saya tidak salah forum diskusi ini sudah berlangsung sekian lama bukan? Dari sekian lamanya berlangsung sampai saat ini, ditinjau dari segi positif dan negatif, manfaat apa yang telah kalian peroleh?
Kalau boleh saya berkomentar, setiap topik yang dimunculkan, mendapat tanggapan beraneka ragam. Apabila tanggapan cocok dengan para staf IDI, mereka inilah yang banyak mendapat ucapan terimakasih. Terutama mereka yang sekeyakinan. Jumahnya hanyalah sekitar 15%. Selebihnya dari non Kristen sebanyak 85%.
Karena focum ini kurang bermutu, maka isinya cuma ejekan, caci maki, diskriminasi.
~
Sdr. Komentar,
Terimakasih untuk evaluasi yang sudah sdr berikan. Sepertinya sdr sudah cukup lamamengikuti forum ini.
Mengenai respon yang sdr tanyakan, tidak sedikit respon positif yang kami terima. Baik dari orang Kristen, maupun Islam. Memang, banyak juga orang Islam yang memberi penilaian seperti sdr. Mengatakan forum ini isinya cuma ejekan, caci maki, dan diskriminasi.
Kami sendiri bingung mengapa sebagian orang Islam berkata demikian. Karena setahu kami, tidak ada artikel atau komentar yang bersifat mengejek apa lagi mencaci maki. Bukan saudara dapat menolong menjelaskannya?
Sdr. Komentar, yang namanya sebuah forum diskusi, memang tidak jarang beda pendapat. Kalau sudah sependapat, untuk apa lagi diskusi, bukan? Sayangnya, banyak orang Islam yang memberi komentar tanpa bisa membuktikan kebenaran dari komentarnya tersebut. Sehingga ketika kami bertanya lebih dalam, mereka berkata kami tidak menghargai pendapat mereka. Bagaimana mungkin kita setuju pada sesuatu yang kebenarannya saja tidak dapat dibuktikan, bukan?
~
Saodah
~
Saudara Komentar,
Maaf dua komentar saudara sebelumnya kami hapus. Karena menurut kami komentar saudara sudah keluar dari topik diskusi.
Bila saudara ingin membahas hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan artikel di atas, saudara dapat mengemail saya di: [email protected].
Sehingga, forum ini hanya berfokus kepada pokok artikel yang sedang dibahas saja. Dan kiranya saudara maklum adanya. Terimakasih!
~
Saodah
~
Ayat pada Bible, Yesus berkata Aku mati di tiang salib untuk menebus dosa-dosa umat-Ku.
Kalau Allah menunjuk Yesus sebagai jalan yang lurus. Kenapa kematian-Nya tragis dengan cara disalib. Saat Yesus berdoa eli eli lama sakhbatani. Kenapa Allah tidak mendengarkan Yesus jalan lurus itu.
~
Saudara Anaklanang,
Kiranya dapat menuliskan alamat beserta kutipan ayat Alkitab yang saudara maksud tersebut.
Isa Al-Masih mati di kayu salib bukan untuk menebus dosa tetapi menebus jiwa/orang yang seharusnya binasa di neraka kekal. “… untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Injil, Rasul Besar Matius 20:28).
Sdr. Anaklanang, rencana Allah dalam menyelamatkan manusia yang berdosa adalah, Allah sendiri datang ke dunia menjadi manusia yaitu Isa Al-Masih. Dia datang ke dalam dunia karena selain dari Dia tidak ada juruselamat. Demikian keadilah Allah dinyatakan dengan menghukum dosa.
Kiranya penjelasan kami ini menjadi pemahaman baru bagi saudara.
~
Daniar
Hidayah terbesar bagi manusia adalah diberikan akal sehat untuk dapat menbedakan mana yang Maha Kuasa dan mana manusia lemah yang tidak punya kuasa apa-apa baik di dunia maupun diakhirat. Yesus sudah membuktikan bahwa Ia manusia lemah.Ia ketakutan saat mau ditangkap,Ia berulang kali bersujud berdoa minta diselamatkan agar cawan berlalu. Dia sampai dikuatkan malaikat dan berkeringat seperti darah saking takutnya (Matius 26 dan Lukas 22). Tak layak manusia lemah seperti itu dijadikan Tuhan bagi manusia berakal.
~
Saudara Gandhi Waluyan,
Isa Al-Masih mengalami dan merasakan kelemahan itu mewakili manusia yang diselimuti dengan kelemahan, ketakutan dan kegelisahan. Isa Al-Masih menjelma menjadi sama dengan manusia agar manusia bisa diselamatkan dari dosa dan kejahatan.
Apakah mungkin Isa Al-Masih bisa menjadi sama dengan manusia? Ya tentu bisa karena Isa Al-Masih adalah Allah yang berkuasa di sorga dan di bumi. Tetapi yang tidak mungkin manusia menjadi sama dengan Allah.
“Jadi, karena bagi kita ada seorang Imam Besar Agung yang telah melintasi semua
langit, yaitu Isa, Sang Anak yang datang dari Allah, maka hendaklah kita tetap berpegang pada ikrar kita. Lagi pula, Imam Besar kita itu bukanlah Imam Besar yang tidak dapat merasakan kelemahan kita. Dalam segala hal Ia telah dihadapkan pada cobaan, sama seperti kita, tetapi Ia tidak berbuat dosa. Sebab itu, marilah kita menghampiri takhta anugerah-Nya dengan keberanian supaya kita memperoleh rahmat dan anugerah sehingga kita mendapat pertolongan pada waktunya”. Injil, Surat Ibrani 4:14-16.
~
Sugeng
Pengertian anda terbalik min. Orang itu mendapat hidayah (petunjuk) dulu baru dia bertaubat. Misalnya begini ada seorang pemabok, lalu ia melihat anak kesayangannya sakit dan tidak bisa beli obat karena uang habis untuk mabok2an. Lalu ia bertobat tidak mabok2an lagi. Nah ia mendapat hidayah (petunjuk) melalui anaknya.
Tetapi kalau harus percaya Tuhan palsu itu bukan petunjuk min tetapi penyesatan oleh iblis. Masa Tuhan harus mati dulu baru bisa mengampuni dosa?
~
Saudara Gandhi Waluyan,
Apa yang saudara maksutkan itu konteksnya berbeda, saat seseorang mendapat hidayah harus taubat berbalik kepada Allah yang empunya Kuasa baik di sorga mau pun di bumi. Isa Al-Masih berkuasa atas kehidupan dan kematian.
Isa Al-Masih adalah Allah, jalan yang lurus bukankah selama ini saudara sedang mencari jalan yang lurus itu? 6 Sabda Isa kepadanya, “Akulah jalan, kebenaran, dan hidup. Tak seorang pun datang kepada Sang Bapa, kecuali melalui Aku”, Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6.
Bagaimana saudara ingin sampai kepada Allahhu akbar tetapi tidak mau percaya kepada Sang Hidup yaitu Isa Al-Masih. Hanya melaui Isa Al-Masih saudara bisa mendapat pengampunan dosa dan jaminan untuk menikmati sorga kelak. Bagaimana respon saudara tentang Isa Al-Masih?
~
Sugeng