Umat Islam, Kristen, dan semua orang ingin hidup tenang dan damai. Namun meski beragama, hidup kita belum tentu tenang dan damai, bukan? Sebab banyak masalah kita hadapi, baik yang jasmaniah terlebih yang rohaniah.
Apakah rahasia ketenangan hati dalam Islam menjamin kedamaian hidup? Bagaimanakah rahasia sejati hidup dalam ketenangan?
Sebab Jasmaniah Ketidaktenangan Hidup
Banyak faktor jasmaniah yang membuat kita tidak damai dan tenang dalam hidup. Antara lain, ekonomi, anak, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, masa depan, jodoh dan banyak lagi.
Namun, janganlah kuatir akan semuanya itu! Dalam Isa Al-Masih ada solusi untuk masalah jasmani dan rohani. Janji Allah dalam wahyu-Nya, “Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus [Isa Al-Masih]” (Injil surat Filipi 4:19).
Jika semua kebutuhan dan keinginan jasmaniah terpenuhi, apakah kita pasti hidup tenang? Belum! Sebab ada masalah rohani terberat yang mengganggu kita.
Al-Fatihah dan Kegelisahan Manusia
Doa Al-Fatihah menyatakan kekuatiran dan masalah terberat kita. Kita ingin mendapat kepastian jalan lurus ke surga, sebaliknya tidak sesat menuju neraka. Kita berharap tidak dimurkai Allah karena dosa-dosa kita, melainkan beroleh nikmat surgawi yang kekal.
Al-Quran menuliskan, “. . . barangsiapa berbuat dosa dan . . . diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya” (Qs 2:81). Injil Allah telah menegaskan bahwa upah dosa itu maut – kematian kekal di neraka.
Dapatkah hidup damai jika hukuman dosa mengancam kita? Akankah kita hidup tenang jika akhirnya masuk neraka? Jadi dosa dan hukumannya adalah sumber utama ketidaktenangan hidup.
Apakah doa, dzikir, sholat, ibadah, sedekah dan amal baik membebaskan kita dari hukuman dosa itu? Adakah rahasia ketenangan hati dalam Islam yang dapat menyelesaikan masalah itu? Jelaskan di sini.
Penjamin Ketenangan Hidup
Wahyu Allah menyaksikan cara Isa Al-Masih menjamin kedamaian hidup. “Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus [Isa Al-Masih, Kalimatullah] dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka . . . Dia [Isa Al-Masih] yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah” (2 Korintus 5:19, 21).
Isa Al-Masih wafat sebagai korban pendamaian antara Allah yang suci dan manusia berdosa. Sehingga orang yang percaya kepada Isa Al-Masih bukan lagi musuh Allah yang harus dihukum. Melainkan diangkat-Nya menjadi anak-anak Allah yang akan mewarisi Kerajaan Surga-Nya.
Bukankah janji Allah itu menyenangkan dan membahagiakan kita?
Kunci Hidup Tenang
Jadi kunci ketenangan/kedamaian hidup ialah pendamaian manusia dengan Allah oleh Isa Al-Masih. Sebab mereka yang beriman kepada-Nya beroleh jaminan masuk surga-Nya. Maka percayalah kepada Isa Al-Masih!
Jika Anda ingin mendalami cara beroleh ketenangan/kedamaian hidup, emaillah kami di sini!
[Staf Isa dan Al-Fatihah – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Al-Fatihah.]
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Bagaimana pandangan Saudara akan ayat di atas bahwa Allah akan memenuhi segala keperluan kita dalam Isa Al-Masih?
- Mengapa kebebasan dari hukuman dosa menjamin ketenangan hidup manusia?
- Adakah rahasia ketenangan hati dalam Islam yang melebihi cara Isa Al-Masih? Jelaskan!
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Berikut ini dua link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini.
~
2. Mengapa kebebasan dari hukuman dosa menjamin ketenangan hidup manusia?
Saya fikir kebebasan dari hukuman itu hanya semu, tidak ada kepastian. Sebab ada ayat lain yang lebih pasti bahwa kalian akan sangat sulit untuk masuk surga, yaitu Matius 5:19-20. Selain ada kewajiban mengajarkan Taurat, ada syarat lain yang sangat berat yang saya lihat tidak ada upaya orang Kristen melaksanakannya. Tidak pernah ada ajaran bagaimana cara mengajarkan Taurat seperti perintah Yesus dan bagaimana cara agar hidup keagamaan bisa lebih benar dari hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang Farisi. Padahal ini ayat shahih perkataan Yesus yang tidak bisa diabai kalau ingin masuk surga. Hidup keagamaan tidak hanya modal percaya.
~
Saudara Gandhi Waluyan,
Apakah menurut saudara Allah itu pembohong, tidak menepati janji-Nya, begitu?
Dapatkah saudara hidup damai jika hukuman dosa mengancam saudara? Lalu apakah yang dapat membebaskan saudara dari hukuman dosa? Silakan memberikan penjelasannya.
Memang syarat masuk surga sangat berat, yaitu harus sempurna. Artinya dapat melakukan dengan sempurna/100% perintah Allah. Namun faktanya manusia berdosa, bukan? Artinya tidak dapat dengan sempurna melakukan perintah Allah. Tapi syukur Isa Al-Masih telah wafat sebagai korban pendamaian antara Allah yang suci dan manusia berdosa. Sehingga orang yang percaya kepada Isa Al-Masih bukan lagi musuh Allah yang harus dihukum. Melainkan diangkat-Nya menjadi anak-anak Allah yang akan mewarisi Kerajaan Surga-Nya. Maka hati tenang!
~
Daniar
~
Menurut saya :
1.Allah maha pencipta dan maha suci dan Allah tidak pernah wafat
2. Pembebasan dari dosa disebut bertaubat dan tidak mengulangi lagi.
3. Bersujud kepada Allah Swt, sesuai yang diajarkan oleh nabi Isa As dan nabi Muhammad Saw
4. Semua manusia pasti takut menghadapi hari kiamat tapi Muslim yakin akan masuk ke surga walau harus melewati jembatan sirthal mustaqim. Semua Muslim yakin mulai dari nabi Adam As, sampai nabi Muhammad Saw dan Nabi Isa As ada dibarisan yang benar, yaitu dijalan Allah
~
Saudara Marwan,
Benar sekali bahwa Allah Maha Pencipta dan Maha Suci dan manusia adalah makhluk yang terbatas dan penuh dosa. Lalu apakah dengan bertaubat dan mendapatkan pengampunan dosa, manusia tidak akan berbuat dosa lagi? Jika kita lihat faktanya, selama hidup manusia tak luput dari dosa. Sekalipun manusia berusaha berbuat baik dan beramal, namun manusia akan selalu cenderung untuk melakukan dosa lagi.
Kitab Allah berkata, “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah…” (Injil, Surat Roma 3:23).
Karena rahmat Allah, maka Allah menyediakan Jalan Keselamatan yang menuntun manusia pada sorga-Nya yang kekal yaitu melalui Isa Al-Masih. Sudahkah saudara mengenal iapa Isa Al-Masih yang sesungguhnya?
~
Noni
~
Soal besar atau kecil dosa yang kita perbuat, biarlah Yang Maha Tahu yang menilai. Kita sebagai makhluk tinggal berusaha berdoa sebaik mungkin (karena kemampuan manusia berbeda beda). Mau surga atau neraka yang penting kita hidup dengan doa dan berusaha. Banyak-banyak bersukur. Satu nafas kita gratis diberikan-Nya. Sehari berapa kali nafas? Apakah pernah terfikirkan?
~
Saudara Yazid Albustommy,
Memang benar nasihat saudara itu. Kita patut bersyukur untuk nikmat hidup, nafas dan pengetahuan yang diberikan Allah secara cuma-cuma. Namun hal mengenai dosa besar atau dosa kecil bukanlah hal yang esensial. Yang perlu kita ketahui bahwa dosa besar atau dosa kecil dimata Allah adalah tetap saja dosa. Allah tidak melihat apakah besar atau kecil, sebab dosa sebentuk apapun tidak layak dihadapan Allah yang Maha Suci itu. Dosa ya tetap dosa.
Jadi pikirkanlah betapa seriusnya masalah dosa ini. Karena itu kita perlu tahu bagaimana dan apa yang dapat melunasi aib najis dosa tersebut? Jangan sampai terlambat untuk melunasinya karena jika tidak kita akan menyesal kemudian. Apakah saudara mau tahu bagaimana caranya memperoleh pelunasan hutang dosa?
~
Noni