Adakah orang-tua yang memberi nama secara sembarangan kepada anaknya? Tentu tidak, bukan? Dapat dipastikan, setiap nama yang diberikan orang-tua kepada anaknya mempunyai arti. Misalnya, Dermawan. Orang-tua ingin kelak setelah dewasa anaknya menjadi orang yang dermawan. Atau Nurhayati, artinya Cahaya Kehidupan, dll. Demikian juga makna Al-Fatihah dalam Al-Quran perlu kita tahu.
Dengan mempelajari makna dari surah Al-Fatihah, akan menolong Anda untuk melihat apakah arti dari surah tersebut dan hubungannya dengan nama Isa Al-Masih. Mari lihat penjelasan dibawah ini, kiranya kita akan melihat mana yang sempurna Al-Fatihah atau Isa Al-Masih?
Makna Al-Fatihah “Sempurna”
Al-Fatihah disebut juga Al-Wafiyah, yang artinya “sempurna.” Disebut sempurna mungkin ada beberapa sebab: Pertama, mungkin karena memuat beberapa istilah yang menjelaskan sifat Allah, yaitu pemurah, penyayang, Tuhan semesta alam, yang menguasai hari pembalasan. Kedua, mungkin karena nada bahasa Arab dalam Al-Fatihah indah dan merdu. Ketiga, mungkin karena doa yang termuat ditujukan kepada jalan yang lurus.
Karena Al-Fatihah memuat banyak konsep pokok mengenai Allah dan manusia, menurut pandangan kami Al-Fatihah tidak jauh berbeda dengan beberapa Mazmur Daud. Konsep-konsep dalam Al-Fatihah seperti di atas, sering diulang dalam Mazmur Daud, diantaranya:
“Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya” (Mazmur 24:1).
“Tetapi Engkau, ya Tuhan, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih dan setia” (Mazmur 86:15).
Isa Al-Masih Menjawab Doa Al-Fatihah
Namun yang harus diperhatikan bahwa Al-Fatihah hanya memuat doa, “Tunjukilah kami jalan yang lurus.” Artinya tidak dinyatakan kepada pendoa tentang manakah “jalan yang lurus” itu. Sehingga, jika dilihat dari segi kepentingan permohonan ini, apakah pantas disebut “sempurna” Al-Fatihah ini?
Apabila Isa Al-Masih mempertimbangkan Al-Fatihah, Ia akan menjawab permohonan “Tunjukilah kami jalan yang lurus” dengan mengatakan “Aku inilah jalan . . .” (Injil, Rasul Yohanes 14:6).
Dari segi itu Isa Al-Masih dapat disebut Al-Wafiyah, yaitu yang sempurna, karena Ia adalah jalan yang dicari. Dengan demikian, Isa Al-Masih adalah makna sempurna Al-Fatihah yang sesungguhnya.
Isa Al-Masih, Kalimat Allah, Sempurna Adanya
Semua umat beragama percaya, hanya Allah yang “sempurna” tanpa noda. Qs 19:19 menjelaskan, Kalimat Allah juga “sempurna.” Dikatakan Ia “seorang anak laki-laki yang suci.”
Kesempurnaan ini didukung oleh ayat-ayat suci dalam Injil: “Ia [Isa Al-Masih] tidak berbuat dosa . . .” (Injil, I Petrus 2:22) dan “Dia [Isa Al-Masih] yang tidak mengenal dosa . . . .” (Injil, Surat II Korintus 5:21).
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut saudara, mengapa Isa Al-Masih disebut “Sempurna”?
- Mengapa Al-Fatihah hanya memuat doa “Tunjukilah kami jalan yang lurus” tapi tidak menunjukkan manakah yang dimaksud “jalan yang lurus”?
- Selain Isa Al-Masih, mengapa tidak ada nabi lain yang pernah berkata “Akulah jalan”?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Makna Sempurna Al-Fatihah dan Jawaban Tentang Jalan Yang Lurus”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718
*****
Mengapa Al-Fatihah hanya memuat doa “Tunjukilah kami jalan yang lurus” tapi tidak menunjukkan manakah yang dimaksud “jalan yang lurus”?
Jawab:
Allah SWT sudah menunjukkan pada kami jalan yang lurus dengan hidayahnya, untuk itu kami berdoa kepada Allah SWT agar senantiasa selalu diberi petunjuk dari kesesatan melalui bisikan setan dan manusia yang sesat. Terimakasih ya Allah atas nikmat iman dan Islam.
*****
Ketika seseorang mengajukan satu pertanyaan, artinya orang tersebut tidak tahu apa jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Dan ketika dia sudah tahu jawabannya, tentu dia tidak akan selalu bertanya lagi, bukan?
Kalimat “tunjukilah kami jalan yang lurus” merupakan kalimat pertanyaan. Dimana si penanya belum tahu mana “jalan yang lurus” tersebut. Sehingga dia bertanya. Ketika dia sudah tahu “jalan” itu, apakah menurut Sdr. Salahudin dia akan bertanya lagi? Jelas tidak, bukan?
Jawab Isa, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
~
Saodah
*****
1. Ruh Isa disucikan Allah dari dosa, tapi dia gagal untuk menegakkan syariatnya kepada Bani Israil dan Yerusalem Palestin, berbeda dengan Muhammad.
2. Apakah Anda tidak baca ayat berikutnya, yaitu jalannya orang-orang yang Engkau beri petunjuk, bukan jalannya orang-orang yang Engkau sesatkan. Jelaskan.
3.Semua rasul itu jalan, mereka sebagai pelaksana, dan petunjuknya adalah kitabullah
*****
Sdr. Agus,
Terimakasih sudah berusaha menjawab tiga pertanyaan yang kami berikan.
1. Benar, Isa Al-Masih berbeda dengan Muhammad. Al-Quran berkata, Isa adalah satu-satunya yang suci sejak dari bayi (Qs 19:19) Al-Quran tidak satu pun menuliskan ada dosa yang dilakukan Isa. Sementara Muhammad, dia pun mengakui bahwa dia berdosa dan membutuhkan rahmat dari Allah.
2. Qs 5:46 mengatakan “petunjuk dari Allah” terdapat dalam Injil dan Taurat. Dalam Injil Isa berkata, “Akulah jalan.”
3. Memang benar semua nabi dan rasul membawa petunjuk dari Allah. Tapi hanya Isa Al-Masih yang dengan tegas berkata “Akulah jalan!” Bahkan Muhammad pun tidak pernah berkata demikian.
~
Saodah
~
Kalau Anda membaca ayat “hanya kepadamu kami menyembah.” Jadi kami hanya percaya Tuhan satu. Tidak punya anak. Atau diperanakan. Jadi cukup jelas.
Umat Nabi Daud tidak selamat kalau tidak mengikuti ajaran Nabi Daud. Umat Nabi Isa tidak selamat kalau tidak mengikuti ajaran Nabi Isa. Begitu juga umat Nabi Muhammad. Jadi jalan yang benar adalah jalan nabi yang diutus. Dari dulu para nabi diutus untuk menegakan tauhid. Dan sampai mati saya pada pendirian tuhid. Amien.
~
Sdr. Hafid,
Kami sangat kagum dengan iman saudara. Semoga iman sdr lahir dari hasil pembelajaran akan kebenaran firman Allah. Bukan bersumber dari kebenaran yang semu, atau iman yang sekedar mengikuti apa kata pemimpin agama.
Firman Allah berkata “Lebih baik berlindung pada Tuhan daripada percaya kepada manusia” (Taurat, Mazmur 118:8).
Isa berkata, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup . . .” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6) Isa Al-Masih satu-satunya Pribadi yang ada di muka bumi ini yang mengklaim diri-Nya sebagai ‘Jalan, kebenaran, dan hidup.’ Tidak ada yang lain selain Isa!
~
Saodah
~
Kami berserah diri kepada Tuhan pencipta alam semesta, dan kami menemukan Allah, Tuhan Pencipta alam semesta yang kuasa-Nya nyata di alam semesta. Tuhannya Ibrahim, Musa, Isa hingga Muhammad dan semua nabi-nabi Allah. Dan kami berserah diri kepada Dia, hukum dan ajaran-Nya, dengan selalu memohon kepada-Nya melalui doa yang diajarkan-Nya (Al-Fatihah). Agar melalui-Nya kami terus dibimbing-Nya ke jalan yang lurus.
Kami berwudhu, sholat, haji sebagai bentuk kerendahan hati, penyerahan dan penyatuan diri kepada-Nya. Hukum dan ajaran-Nya dengan kesempurnaan hukum dan ajaran yang turun melalui Muhammad sebagai Al-Quran. Kami bersaksi bahwa Al-Quran adalah bentuk kasih sayang dan keadilan-Nya. Kami eks Katolik telah menjadi seorang Muslim.
~
Sdr. Elfredo,
Terimakasih untuk komentar sdr di atas. Walau rasanya sedikit tergelitik membaca komentar tersebut. Bahwa Ibrahim, Musa, Isa dan nabi-nabi lainnya hingga Muhammad menyembah Tuhan yang sama.
Ketika sdr masih menjadi Katolik dan sdr membaca Alkitab, maka sdr akan menemukan bahwa sebenarnya Tuhan sesembahan Ibrahim, Musa, dan nabi-nabi sebelumnya bukanlah Tuhan yang sama, yang disembah Muhammad. Bagaimana mungkin sesembahan mereka sama, sedangkan apa yang mereka imani saja berbeda?
Contoh: Dalam Kitab Taurat Musa sudah dinubuatkan tentang kedatangan Isa. Dalam Kitab Nabi Yesaya sudah tertulis tentang kelahiran, kematian Isa. Nabi Mikha berkata bahwa Isa adalah kekal. Dan masih banyak lagi.
Bagaimana dengan Al-Quran? Sebaliknya, Al-Quran menyangkal keilahian Isa. Bahkan Al-Quran menyangkal soal penyelamatan yang dilakukan Isa.
Hal di atas hanya sebagian kecil contoh perbedaan antara ajaran Tuhan sesembahan Muhammad dan umat Muslim, dengan Tuhan sesembahan nabi sebelum dia.
~
Saodah
~
To semua umat beragama!
Artikelnya menarik. Dalam pandangan yang membuat artikel, dia yang benar. Begitu juga pembaca, dia juga yang benar. Padahal semuanya masih agama keturunan. Kenapa Kristen? Karena keluar dari perut ibu yang agamanya Kristen, begitu juga sebaliknya. Jika dari perut ibu Islam, tentu ia beragama Islam. Padahal semuanya ciptaan Allah.
Allah yang lebih mengetahui siapa yang benar atau sesat dari jalannya. Kebanyakkan manusia berangan-angan saja Mana ada dalam kitab apapun perintah untuk saling membanding-bandingkan agama.
~
Sdr. Jery,
Maaf bila kami tidak setuju dengan pernyataan sdr di atas, bahwa semua pembaca dan penulis artikel ini adalah orang-orang yang memeluk agama turunan. Mungkin benar sebagian seperti itu, tapi tidak seluruhnya. Beberapa kesaksian dari orang-orang dimana imannya lahir karena akibat mencari kebenaran Allah, dapat sdr baca di sini: http://tinyurl.com/jf252l3.
Benar yang sdr katakan, Tuhan yang maha tahu. Tapi, sdr juga harus ingat, bahwa kebenaran Allah tersebut sudah disampaikan kepada umat-Nya lewat utusan-Nya. Dan semua kebenaran tersebut tertulis dalam Kitab Allah.
“Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya. . .” (Kitab Nabi Yosua 1:8).
Pertanyaanya: Apakah sdr sudah beriman pada kebenaran yang datangnya dari Allah yang benar?
~
Saodah
~
1. Disebut sempurna karena dia mempuyai anggota badan yang lengkap, tanpa cacat dan pikiran yang sehat.
2. Tunjukilah kami jalan yang lurus berarti meminta bimbingan kepada jalan lurus tersebut. Daripada meminta jalan yang lurus, tetapi malah diingkari.
3. Selain Isa Al-Masih, mengapa tidak ada nabi lain yang pernah berkata “Akulah jalan”?
Itu tidak menjelaskan apapun, karena setiap nabi dan rasul punya gaya dakwah masing-masing.
~
Saudara Rheinmetall,
Terima kasih telah menjawab pertanyaan-pertanyaan kami di atas.
1. Saudara menjelaskan sempurna secara fisik, adakah rujukan dari penjelasan Sdr. Rheinmetall?
Sekarang mari simak Qs 19:19 bagaimana menjelaskan Kalimat Allah “sempurna.” Dikatakan Ia “seorang anak laki-laki yang suci.” Kesempurnaan ini didukung oleh ayat-ayat suci dalam Injil: “Ia [Isa Al-Masih] tidak berbuat dosa . . .”(Injil, I Petrus 2:22) dan “Dia [Isa Al-Masih] yang tidak mengenal dosa . . . .” (Injil, Surat II Korintus 5:21).
2. Tapi tidak menunjukkan jalan yang lurus. Lalu bagaimana dengan Al-Fatihah yang disebut Al-Wafiyah (sempurna) dapatkah Sdr. Rheinmetall menjelaskan?
Minta jalan lurus tapi diingkari. Memang itu perbuatan tidak benar. Namun bila Sdr. Rheinmetall sungguh-sungguh ingin ditunjukkan jalan lurus? Silakan datang kepada Isa Al-Masih yang telah menyatakan diri-Nya adalah Jalan!
3. Menurut Sdr. Rheinmetall Isa Al-Masih berkata: “Akulah Jalan” adalah hanya gaya berdakwa saja? Saran kami, kiranya Sdr. Rheinmetall menyelidiki mengapa Isa Al-Masih mengatakan dengan menyatakan dirinya adalah “Jalan”!
~
Daniar
~
Mengapa Al-Fatihah hanya memuat doa “Tunjukilah kami jalan yang lurus” tapi tidak menunjukkan manakah yang dimaksud “jalan yang lurus”?
Jawab :
Itukan masih ada lanjutannya. Yaitu jalan orang-orang yang diberi nikmat oleh Tuhan, dan bukan jalan orang-orang yang dimurkai Tuhan, dan bukan pula jalan orang yang tersesat.
Sepengetahuan ke Islaman saya, tafsir orang-orang yang tersesat bisa dimaksudkan juga bagi orang-orang yang mengubah isi kitab suci yang telah disampaikan oleh Allah melalui Nabinya.
Sekali lagi mohon maaf bila sedikit penjelasan saya ini sangat tidak sempurna, terima kasih.
~
Saudara Gurukatro,
Terima kasih telah memberikan jawaban atas pertanyaan kami di atas.
Lalu manakah yang dimaksud “jalan yang lurus”? Silakan memberikan penjelasan!
Syukurlah ada balasan indah untuk doa, “Tunjukilah kami jalan yang lurus.” Isa Al-Masih berfirman, “Akulah jalan, kebenaran, dan hidup. Tidak seorang pun datang kepada Sang Bapa [Allah] kecuali melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6). Kiranya ini menjadi kabar baik bagi kita semua.
~
Daniar
*****
1. Manusia hanya ciptaan-Nya saja, termasuk juga Isa Al-Masih.
“…Sesungguhnya Al-Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah yang diciptakan dengan kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan dengan tiupan roh dari-Nya…” (Qs 4:171).
2. Coba baca lagi lanjutannya Qs 1:6-7. Jalan yang lurus adalah jalan kebenaran menuju Allah bukan jalan kesesatan menjauhi Allah.
3. Menurut saya Isa Al-Masih adalah manusia yang wajib diimani, karena beliau adalah seorang Nabi yang memberi petunjuk jalan yang lurus kepada Allah. Jadi ungkapan “Akulah jalan” adalah ungkapan beliau untuk menghimbau umatnya kala itu supaya mengikuti dan mencontoh ajaran serta perilaku beliau.
*****
Saudara Guns,
1. Kiranya sdr dapat memeriksa kembali kitab sdr. Adakah dalam bahasa aslinya kata “yang diciptakan dengan”? Isa Al-Masih bukan ciptaan tapi Pencipta. Silakan baca penjelasannya di sini https://tinyurl.com/ycebwn56
2, 3, Sedangkan Isa Al-Masih bukan hanya petunjuk/tanda/aturan tetapi adalah jalan dan kebenaran itu sendiri. “Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6). Yang dapat menjamin keselamatan dan membawa kita kepada Allah.
~
Daniar
~
Jangan di forum kamu saja berani beragumen. Silakan di forum lain yang bebas tanpa dibatasi.
~
Saudara Admin Cupu,
Terimakasih sudah mengikuti dan memberi komentar di forum ini. Terimakasih juga untuk masukannya untuk berargumen di forum lain. Memang di forum ini ada aturan yang harus diikuti dalam memberikan komentar. Tujuannya agar diskusi yang dilakukan dapat berfokus, tertib, sopan, dan memberi manfaat bagi yang bergabung.
Adakah yang ingin saudara tanyakan atau tanggapi?
~
Daniar
~
Jalan yang lurus yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah jalah Tauhid. Sesungguhnya ALLAH adalah Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahlah Dia (bukan Yesus ataupun Isa Al-Masih) tapi TUHAN yang menciptakan seluruh jagad semesta ini. Sebenarnya hakekat tentang jalan yang lurus dan mengenai ketuhanan, itu harus dipraktekan, dijalankan dengan masuk ke dalam diri, bukan di luar diri (semua kembali ke diri sendiri).
~
1,618,
Saya senang Anda menyatakan bahwa jalan lurus adalah Tauhid. Bila Tauhid adalah jalan lurus, maka Muslim adalah orang pertama yang menemukan jalan lurus tersebut. Namun, alih-alih menemukan jalan lurus, Muslim selalu memanjatkan doa permohonan untuk ditunjukkan jalan yang lurus. Bukankah jalan lurus telah ditemukan? Mengapa harus memanjatkan permohonan ditunjukkan jalan yang lurus? Bukankah ini menandakan doa yang sia-sia? Sudah ditemukan jalan lurus, tetapi terus memohon jalan lurus. Mohon pencerahan.
~
Solihin
~
Isa mengatakan: Sesungguhnya Alah adalah Tuhanku & Tuhanmu, sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus. Jangan dibelokkan kalimatnya. Al-Quran adalah Wahyu Allah, dengan kodefikasi penjaga angka matematika yang melimpah. Walau sudah berkali-kali kami beritahukan, namun kamu membelokkan Wahyu Allah. Allah, Tuhan kita Mahatahu terhadap apa yang kamu kerjakan masa lalu, sekarang & akan datang.
Percayakah kamu wahai Saudara Solihin bahwa Allah menurunkan Al-Fatihah serta Dia memeliharanya dari rongrongan kamu & Dia sedang melihatmu sekarang. Dia sangat dekat denganmu? Takutlah kamu dengan Dia sang pemilik Al-Fatihah? Kau selalu dilihatnya dimanapun kamu berada. Dia Tuhan yang disembah oleh Nuh, Ibrahim, Musa, Isa & Muhammad.
~
Zulkifli,
Umat Islam telah memanjatkan Al-Fatihah selama 14 abad. Tetapi Al-Fatihah tidak memberikan dampak signifikan. Bukankah dalam Al-Fatihah disampaikan permohonan untuk ditunjukkan jalan yang lurus? Mengapa jalan lurus tersebut tidak pernah ditunjukkan selama 14 abad? Bukankah ini janggal? Tentu ini problematika Islam tatkala memikirkan dan menggali Al-Fatihah secara mendalam. Bagaimana menurut Anda?
~
Solihin
~
Tuhan berkuasa menjelma menjadi anak manusia, yang tanpa dosa tidak mengenal dosa, pun Tuhan juga berkuasa menjadi Gunung Agung yang juga tidak berdosa, dan tidak mengenal dosa, pun Tuhan juga berkuasa menjadi malaikat karena malaikat juga tidak kenal dosa. Jadi, kalau kamu menyembah jelmaan Tuhan kamu pasti selamat. Itu baru jelmaan Tuhan, bukan Tuhan. Itulah jalan orang yang terjajah harapan dan angan-angan kosong sorga. Sorga itu hanya tipuan? Neraka itu fatamorgana. Semua itu katanya Alkitab.
~
Gatholoco,
Menarik sekali pendapat Anda. Anda menyatakan Tuhan berkuasa menjelma menjadi anak manusia. Bukankah demikian? Bila Tuhan memiliki kuasa untuk menjadi manusia, maka hakikat-Nya tidak akan pernah berubah. Mengapa Anda menyatakan menyembah jelmaan Tuhan? Bukankah ketika Tuhan menjadi manusia, maka hakikat-Nya adalah Tuhan? Mungkinkah Tuhan yang menjadi manusia bukan Tuhan? Apa dasar pemikiran demikian? Dapatkah Anda menjelaskannya?
Faktanya, surah Al-Fatihah telah menyatakan pujian kepada Tuhan semesta alam. Siapakah Tuhan semesta alam yang dipuji Allah SWT? Dapatkah Anda menjelaskan hal ini?
~
Solihin
~
“Aku adalah jalan kebenaran dan hidup”. Isa tidak salah mengatakan demikian karena umatnya tidak akan sampai ke Allah apabila tidak melalui dia sebagai utusan Allah SWT. Demikian juga umat Muhammad SAW tidak akan selamat apabila tidak mengikuti ajarannya. Apakah ada sumber yang menyebutkan bahwa Isa mengatakan dirinya adalah Tuhan?
~
Afer,
Menarik sekali pendapat saudara di atas. Isa Al-Masih telah berfirman bahwa Dia adalah kebenaran. Kita mengetahui bersama bahwa kebenaran hanya milik Allah, bukan manusia. Bila Isa Al-Masih berfirman bahwa diri-Nya adalah kebenaran, bukankah ini berarti Isa Al-Masih menghujat Allah jika Ia bukan Allah? Bukankah demikian? Lalu, mengapa Isa Al-Masih berani menyatakan diri-Nya adalah kebenaran?
Oh ya, saudara mengajukan pertanyaan yang bagus sekali. Kami menjawab pertanyaan saudara dengan sebuah pertanyaan. Apakah saudara mau mengenal Isa Al-Masih lebih lanjut? Bagaimana?
~
Solihin
~
Isa AS tidak ada hubungan dengan surat Al-fatihah
Al Fatihah 6
Tunjukilah kami jalan yang lurus.
~
Saudara Jibril,
Umat bMuslim selalu berdoa agar ditunjukan Jalan Yang Lurus oleh Allah. Lalu apajkah umat Mulim sudah menemukan Jalan Yang Lurus tersebut? Jalan yang menuntun pada keselamatan kekal.
Isa Al-Masih berkata, “Akulah Jalan, Kebenaran dan , Hidup…” (Injil, Rasul Besar Yohanes 154:6). Isa dengan tegas menyatakan bahwa Ia adalah Jalan yang menuntun manusia pada keselamatan dan kebenaran dan hidup kekal.
~
Noni
~
Apa itu jalan yang lurus ?
Al Fatihah 7, “(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”.
Jadi ternyata jalan lurus yang dimaksud itu bukan jalan mereka yang dimurkai dan buka pula jalan mereka yang sesat. Siapakah yang dimurkai Allah?
Qs Faatir 26. “Kemudian Aku azab orang-orang yang kafir; maka (lihatlah) bagaimana (hebatnya) akibat kemurkaan-Ku”
Qs Faatir 39, “Barangsiapa yang kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka”
Jadi kesimpulannya orang yang dimurkai Allah yaitu orang yang kafir. Siapakah orang kafir tersebut?
Antara lain:
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata : Sesungguhnya Allah itu Isa putra Maryam, padahal Al-Masih itu sendiri berkata : Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu…..(Al Maidah 72) Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga, padahal tidak ada Tuhan selain Tuhan Yang Esa….” (Al Maidah 73).
Justru Al-Fatihah ini adalah doa agar terhindar dan tidak termasuk ke dalam golongan kaum Nasrani dan Yahudi serta golongan kafir lainnya.
~
Saudara Jibril,
Baik sekali penjelasan saudara dari sisi paparan. Tetapi dari segi kebenaran, klaim sebagai umat paling benar dan klaim umat lain adalah kafir sudah terbukti salah. Klaim sepihak seperti itu tidak dapat dianggap benar kecuali ada bukti bahwa umat Islam sudah tidak lagi memerlukan keberadaan umat lainnya. Nyatanya dalam kehidupan sehari-hari, umat Islam masih menggunakan peralatan yang dikembangkan oleh non Muslim.
Kedua, dari sisi Al-Quran itu sendiri tidak sepakat. Bagaimana mungkin Nasrani dan Yahudi disebut kafir sedangkan Al-Quran sendiri mengatakan “Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca Kitab sebelum kamu. Sesungguhnya telah datang kebenaran kepadamu dari Rabbmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu. (Qs 10:94).
~
Noni