Pernahkah Anda melihat bagaimana sikap seorang abdi/hamba raja ketika menghadap Baginda Raja? Hampir di seluruh kerajaan, ketika abdi/hamba raja menghadap, mereka akan membungkukkan badan dan tidak berani menatap sang raja.
Umat beragama juga sering melakukan hal yang sama ketika menghadap Sang Pencipta. Sejak dini mereka berlatih berbagai gerakan/posisi tubuh. Juga menghafal kata-kata yang akan mereka sampaikan di setiap ibadahnya. Apakah semua hal ini merupakan prioritas utama di hadapan Allah? Bagaimana dengan sikap hati saat beribadah? Baik umat Kristen maupun Islam perlu mengetahui hal tersebut. Agar ibadah yang dinaikkan berkenan di hadapan Allah. Bagaimana pandangan agama terhadap ibadah yang sempurna?
Allah Berkenan Pada Ibadah Yang Tulus
Tanpa kita sadari, sering kita lebih memperdulikan hal-hal jasmani saat akan beribadah. Misalnya: Sebelum sholat harus terlebih dahulu berwudhu. Menghafal ayat-ayat tertentu untuk dibacakan saat sholat. Mempelajari gerakan-gerakan/posisi tubuh ketika sholat. Sementara orang Kristen, mereka memberi banyak perhatian dengan apa yang akan mereka gunakan saat mereka pergi beribadah ke gereja, misalnya.
Tentu tidak salah kita mempersiapkan diri dengan maksimal ketika akan beribadah. Bukankah sembahyang adalah moment dimana kita bertemu dengan Sang Pencipta. Tapi, Kitab Suci Allah berkata, semua itu bukan hal terpenting di hadapan Allah. Dengan kata lain, berkenan atau tidaknya Allah kepada ibadah Anda, bukan berdasarkan hal-hal di atas. Bagaimana Allah melihat manusia terhadap ibadah yang sempurna?
Allah Melihat Sikap Hati, Bukan Jasmani
Ayat kelima dari surah Al-Fatihah berbunyi “Hanya kepada Engkaulah kami menyembah . . .” (Qs 1:5). Semua umat beragama percaya bahwa satu-satunya yang layak disembah adalah Tuhan Sang Pencipta. Sayangnya, tidak sedikit umat beragama melupakan bagaimana seharusnya bersikap ketika menyembah Sang Khalik.
Satu waktu Isa Al-Masih memberi teguran keras kepada orang Yahudi. Isa berkata, “Celakalah kamu . . . orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. Hai . . . yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih. Celakalah kamu . . . orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan” (Injil, Rasul Besar Matius 23:25-28).
Melalui perkataan-Nya Isa Al-Masih memberitahukan bahwa fokus utama saat hendak menyembah Allah adalah hati. Bukan tampilan luar/jasmani. Sebab Allah tidak berkenan pada ibadah seseorang yang hatinya kotor dengan dosa.
Demikianlah yang menjadi prioritas Allah terhadap ibadah yang sempuna bukan apa yang kamu pakai, bagaimana posisi tubuhnya, atau seberapa bersih bagian-bagian tubuhmu ketika menyembah Dia. Tapi Allah melihat jauh ke dalam hati Anda. Lalu, bagaimana cara agar hati bersih dari dosa? Isa Al-Masih dapat melakukannya! (Injil, Surat I Yohanes 1:7, 9).
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Mengapa biasanya umat beragama lebih memperhatikan hal-hal jasmani ketika akan beribadah dibandingkan hal rohani?
- Selain hal-hal yang sudah disebutkan di atas, menurut saudara adakah hal lain yang menyebabkan Allah tidak berkenan pada ibadah kita? Sebutkanlah!
- Apakah saudara yakin bahwa setiap ibadah yang saudara lakukan berkenan di hadapan Allah? Sebutkan alasan saudara!
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda*****pada komentar-komentar yang kami merasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas.Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Pandangan Agama Terhadap Ibadah Yang Sempurna”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718
~
Di dalam Islam tata cara beribadah sudah diajarkan semuanya. Sehingga Islam adalah satu-satunya agama yang ada di muka bumi bisa melakukan ibadah secara bersamaan dalam satu tempat dari negara manapun (sholat berjamaah)
Di Kristen seperti apa contoh beribadah yang diajarkan Yesus? Apakah menyuruh datanglah ke gereja hari Minggu bernyanyi dan bertepuk tangan?
~
Sdr. Pengikut Nabi Isa,
Seperti yang sudah dijelaskan pada artikel di atas, bahwa Allah berkenan pada ibadah yang tulus. Artinya, ketika kita beribadah, Allah tidak berfokus pada: Apakah ibadahnya secara bersamaan atau tidak. Atau, apakah ketika beribadah gerakannya sama atau tidak, dll.
Yang menjadi prioritas Allah bukan apa yang kamu pakai, bagaimana posisi tubuhmu, atau seberapa bersih bagian-bagian tubuhmu ketika menyembah Dia. Tapi Allah melihat jauh ke dalam hati Anda.
Apa gunanya sdr beribadah dengan mengikuti 100% cara-cara yang sudah diajarkan, tapi hati sdr masih dipenuhi dengan dosa? Akankah Allah berkenan pada ibadah saudara?
~
Saodah
~
Admin,
Mengapa umat Kristen tidak mengikuti cara Isa Al-Masih beribadah, tapi malah mengikuti cara orang Romawi?
~
Sdr. Rizal,
Sebelumnya maaf karena beberapa komentar sdr kami hapus. Seperti yang sudah kami sampaikan sebelumnya, jika sdr memberi komentar, kiranya mengikuti aturan yang sudah ada.
Untuk pertanyaan sdr di atas, tentang cara Isa Al-Masih berdoa yang menurut sdr tidak diikuti oleh umat Kristen. Untuk itu, kami ingin bertanya kepada saudara.
1) Apakah sdr pernah membaca dalam Injil, tentang Isa Al-Masih mengajarkan kepada pengikut-Nya bagaimana harus beribadah? Dapatkah sdr memberitahu terdapat pada ayat mana Isa pernah mengatakannya?
2) Dapatkah sdr menjelaskan kepada kami, bagaimana cara orang Romawi berdoa?
Demikian dua pertanyaan dari kami. Kiranya sdr tidak keberatan untuk menjelaskannya. Terimaskasih!
~
Saodah
~
Matius 5:8 “Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.”
~
Sdr. Djojoch,
Terimaskasih untuk kutipan firman Allah di atas.
Bagaimana cara mempunyai hati yang suci? Apakah dengan rajin ber-wudhu sebelum beribadah? Firman Allah berkata, “Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat” (Kitab Nabi Yehezkiel 36:26).
Untuk mendapatkan hati yang suci, seseorang perlu menggantinya dengan hati yang baru. Hati yang sudah dikuduskan dengan darah Anak-Nya yang kudus, lewat kematian-Nya di atas kayu salib.
~
Saodah
~
Matius 26:39 “Maka Ia (yesus) maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.”
Saya kutip semua agar tidak seperti Anda yang mengambil sepotong-sepotong. Mari kita kembali pada saat Nabi Adam baru diciptakan, Allah menyuruh ciptaannya sujud kepada Adam, Iblis menolak. Akhirnya Allah memvonisnya sebagai penduduk neraka jahanam. Yesus sujud, kenapa Anda harus mengikuti iblis?. Dajjal menawarkan sorga sebenarnya neraka dan sebaliknya.
~
Sdr. Eesho Msheekha,
Apakah dalam Matius 26:39 yang sdr kutip di atas, ada tertulis bahwa Yesus mengajarkan kepada pengikut-Nya, kalau berdoa harus sujud?
Memang benar dalam ayat tersebut dikatakan ‘Yesus sujud.’ Apakah karena Yesus sujud lantas sdr serta-merta mengartikan bahwa ayat tersebut perintah Yesus bagi pengikut-Nya agar selalu sujud saat berdoa? Bukankah itu hanya hasil pemikiran sdr saja?
Sdr. Eesho Msheekha, seperti yang kami katakan sebelumnya, bahwa esensi dari sebuah ibadah yang diajarkan oleh Yesus tidak terletak pada posisi tubuh. Melainkan pada hati!
Apalah artinya ibadah dengan posisi yang sempurna (menurut ukuran manusia), jika hati sdr penuh dengan kebencian? Apakah sdr pikir Allah akan berkenan dengan ibadah seperti itu?
“Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya” (Injil, Rasul Besar Yohanes 6:5).
~
Saodah
~
Ketulusan hati seseorang dalam berdoa adalah hal yang diperhatikan Allah, bukan gerakan-gerakan jasmani.
Lalu apa manfa’at gerakan sholat bagi Allah? Apa manfa’at amal ibadah manusia bagi Allah? Semua yang dikerjakan manusia di bawah matahari adalah kesia-siaan jika kita tidak percaya pada keselamatan yang dianugerahkan Allah kepada kita. Isa Al-Masih yang dikirim Allah dari sisi-Nya untuk menyelamatkan kita.
~
Bapak/ibu yang terhormat,
Islam itu sudah ditetapkan tata cara ibadahnya (syariat) melalui ilmu fiqih. Semua nabi punya cara tersendiri beribadah. Anda bisa menggali dan mengetahui tata cara beribadah Nabi Isa dari Alkitab kalian, terserah versi yang mana (KJV / NV).
Cobalah anda liat video di youtube: Bart D Ehrmann. Beliau seorang ahli teologi Kristen + mantan pendeta yang berubah menjadi agnostik setelah belajar Alkitab selama 30 tahun.
Kesimpulan hasil penelitian beliau: Injil asli hanya sebesar kartu ATM yang berisi beberapa ayat. selebihnya kesalahan–kesalahan yang disalin ratusan kali yang diakui ditulis berdasarkan ilham Roh.
~
Saudara Ikhsan,
Seperti yang dipaparkan dalam artikel di atas Isa Al-Masih memberitahukan bahwa fokus utama saat hendak menyembah Allah adalah hati. Bukan tampilan luar/jasmani. Sebab Allah tidak berkenan pada ibadah seseorang yang hatinya kotor dengan dosa. Bagaimana dengan sdr, apakah fokus utama saat hendak menyembah Allah adalah hati? Silakan bagikan pengalaman saudara di sini!
Mengenai Alkitab silakan diskusikan di sini https://tinyurl.com/yde3dd9a.
~
Daniar