Mayoritas umat Islam hafal isi surat Al-Fatihah. Sebab mereka mengucapkannya dalam sholat-sholat mereka. Rahasia Surat Al-Fatihah ialah menyatakan kebutuhan-kebutuhan rohani terpenting manusia.
Daftarkan diri Anda di sini
Apa saja kebutuhan-kebutuhan itu? Siapakah yang sanggup memenuhinya?
Rahasia Surat Al-Fatihah, Penentu Sahnya Sholat
Menurut Islam, sholat tidak sah jika tidak membaca Al-Fatihah. “Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Fatihah Al Kitab” (HR. Bukhari dan Muslim). Maka mereka membaca Al-Fatihah minimal 17 kali sehari dalam sholat lima waktu.
Nama lain Surat Al-Fatihah (Pembuka) ialah Fatihatul Kitab (Pembukaan Kitab), Ummul Kitab (Induk Kitab), Ummul Qur’an (Induk Al-Qur’an), As-Sabu’ul Matsani (Tujuh yang Diulang), Ash-Shalah (Salat), al-Hamd (Pujian), Al-Wafiyah (Yang Sempurna), dan sebagainya.
Kebutuhan Jamaniah dan Rohaniah Manusia
Manusia memiliki dua kebutuhan, yaitu jasmaniah dan rohaniah. Kebutuhan jasmaniah itu seperti, makan, minum, bernafas, pendidikan dan sebagainya. Kebutuhan rohaniah itu seperti kedamaian, keselamatan, pengampunan dosa, dan sebagainya.
Surat Al-Fatihah mengingatkan kita akan kebutuhan-kebutuhan rohaniah kita. Seperti kebutuhan jasmani, kebutuhan rohani kita juga harus dipenuhi. Jika tidak, kita dalam bahaya kekal.
Kebutuhan Rohani Manusia dalam Al-Fatihah
Orang Islam dan Nasrani ingin merasa damai dan tidak takut menghadapi “hari pembalasan”, bukan? Kita membutuhkan “pertolongan Allah”, baik di dunia, terlebih di akhirat. Bukankah, kita sangat membutuhkan “jalan yang lurus” yang menjamin ke sorga?
Kita begitu memerlukan kepastian bahwa jalan hidup kita tidak sesat dan tidak dimurkai Allah. Terlebih lagi, kita rindu menikmati keselamatan di sorga kekal.
Di sisi lain, Islam mengajarkan bahwa Allah SWT menetapkan para Muslim mendatangi neraka. Mereka harus dihisab dosa-dosanya di neraka dan ditimbang amalnya. Allah SWT tidak menjamin Muslim masuk sorga.
Apakah ketetapan Allah SWT itu memenuhi kebutuhan manusia di Al-Fatihah itu? Jelaskanlah di sini.
Siapa yang Berkuasa Menjawab Kebutuhan-Kebutuhan Itu?
Syukurlah, Kalimat Allah, Isa Al-Masih menjawab kebutuhan-kebutuhan itu dalam satu ayat. “Kata Yesus [Isa Al-Masih] kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa [di sorga], kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
Dengan menjadi ‘Jalan Lurus’ ke sorga, Isa Al-Masih memberikan pertolongan di akhirat. Ia menjamin umat-Nya tidak sesat dan tidak dimurkai Allah. Artinya, mereka pasti menikmati sorga-Nya.
Jaminan itu membuat umat-Nya tenang dan tidak takut menghadapi hari pembalasan. Mereka akan merasakan nikmat bersama Allah selama-lamanya.
Jadi hanya Isa Al-Masih yang berkuasa memenuhi kebutuhan rohani terpenting manusia seperti tertulis dalam Al-Fatihah. Jika percaya kepada-Nya, maka Isa Al-Masih pasti menjamin Anda menikmati sorga-Nya.
Apa pendapatmu akan pengakuan Isa Al-Masih itu, sampaikan di email ini.
[Staf Isa dan Al-Fatihah – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Al-Fatihah.]
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Apa akibatnya jika kebutuhan-kebutuhan rohani terpenting manusia dalam Al-Fatihah itu tidak dipenuhi?
- Manakah yang menjawab kebutuhan-kebutuhan terpenting manusia, Allah SWT ataukah Isa Al-Masih? Berikan alasannya!
- Mengapa hanya Isa Al-Masih yang berkuasa menjawab kebutuhan-kebutuhan manusia dalam Al-Fatihah?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Berikut ini dua link yang berhubungan dengan artikel “Rahasia Surat Al-Fatihah, Kebutuhan Manusia, Dan Jawabannya.” Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini.
~
Apakah kebutuhan Rohaniah para Pendeta tidak dipenuhi oleh asumsi mereka sendiri sehingga banyak Pendeta di Indonesia yang malah mencari pemenuhan kebutuhan rohaniah dengan cara mualaf?
Di era internet saat ini banyak orang pintar yang meninggalkan Kristen karena mereka tahu bahwa meyakini keselamatan versi Kristen hanya kepuasan semu. Setiap bulan Ramadhan ribuan Kristen yang mualaf di Indonesia. Karena mereka merasa hanya Islam yang dapat memenuhi kebutuhan rohani secara logis.
~
Saudara Gandhi Waluyan,
Terima kasih telah memberikan komentar di ruang ini. Kebutuhan rohaniah itu seperti kedamaian, keselamatan, pengampunan dosa, dan sebagainya. Di dalam Isa Al-Masih, kebutuhan tersebut dapat dipenuhi. Karena anugerah keselamatan di dalam Isa Al-Masih menjamin masuk sorga.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal (Isa Al-Masih), supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya (Isa Al-Masih) tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).
Menurut saudara bagaimana Islam dapat memenuhi kebutuhan rohaniah tersebut? Apakah saudara yakin pasti menerima kebutuhan tersebut? Silakan dijelaskan!
~
Daniar
~
Assalamualaikum,
Apakah jika kita mempunyai seorang yang dipedomkan (seperti Nabi Isa), melakukan suatu yang dianggapnya butuh atau kebaikan, kita harus meniru melakukannya?
“dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup” (Qs 19:31).
~
Saudara Farrel,
Meneladani dan melakukan kebaikan seseorang memang tidak salah. Contohnya teladan puasa Isa Al-Masih, saudara dapat membaca di sini https://tinyurl.com/yd6dpslp.
Lebih dari itu, Isa Al-Masih bukan hanya memberi teladan, tetapi berkuasa memenuhi kebutuhan rohani terpenting manusia seperti tertulis dalam Al-Fatihah. Bukankah, kita sangat membutuhkan “jalan yang lurus” yang menjamin ke sorga?
~
Daniar
~
Tidak nyambung, maaf anda orang Nasrani? Tapi memaparkan Al-fatihah? Mencampur adukkan ajaran?
Pegang saja bahwa agamamu agamamu dan agamaku agamaku. Jadi damai dan rukun tidak saling membahas yang bukan bagian/bidangnya.
~
Saudara Riyanto,
Terima kasih atas komentar saudara di atas.
Kami adalah pengikut Isa Al-Masih. Apakah menurut saudara salah bila kita mempelajari dan membahas tentang Isa Al-Masih di mana baik Al-Quran maupun Kitab Suci Allah menuliskan dan mengajarkan-Nya?
Kami sangat mengasihi umat Muslim, sehingga kita dapat hidup damai dan rukun.
~
Daniar
~
Sdr Admin,
Boleh gabung?
Saya coba pahami artikel dan pertanyaan ke-2. Hal itu tidak bisa dilepaskan dari Yohanes 14:6.
Melihat teks dan konteks Yohanes 14:6 itu tampaklah bahwa ada dua entitas yang berperan. Aku (Yesus) sebagai Perantara dan Bapa sebagai Penerima. Tidak perlu dijelaskan, orang awam pun paham, ada perbedaan level dan kapasitas antara keduanya. Sebagai Perantara sangat tidak mungkin memiliki kekuasaan.
Lalu, bagaimana mungkin dengan kapasitasnya sebagai Perantara mampu mengatur kebenaran dan hidup manusia? Tidak mengherankan jika mereka yang percaya kepadanya tetap saja mati
Kesimpulannya Yohanes 14:6 saling bertolak belakang intern ayatnya sendiri.
Andys
~
Saudara Andys,
Selamat bergabung kembali. Terima kasih atas komentar saudara di atas.
Bagaimana kalau pertanyaannya dibalik, hanya Allah yang memiliki kekuasaan. Namun Isa Al-Masih sebagai Perantara mampu mengatur kebenaran dan hidup manusia. Jawabannya hanya satu, yaitu karena Isa Al-Masih adalah pribadi Allah itu sendiri.
Mari perhatikan firman Allah berikut ini:
“Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi,” (Injil, Surat Ibrani 9:27). Jadi, setiap manusia pasti akan mati, tapi pada waktu akhir zaman manusia dibangkitkan untuk dihakimi. “Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah” (Injil, Surat 1 Korintus 15:52).
Jadi, hidup kekal yang dimaksud adalah hidup selamanya bersama Allah di sorga!
~
Daniar
~
Tante Daniar terima kasih,
Bagaimana kalau alur-pikir kita luruskan. Jika Yesus adalah pribadi Allah itu sendiri atau Allah adalah Yesus:
1. Dan ayat Yohanes 14:6 itu teksnya langsung dari Tuhan, yakinkah bunyi ayat seperti itu? Satu dan lainnya menonjolkan eksistensi dan kapasitas masing-masing.
2. Jika konteknya dari Tuhan, teksnya disusun oleh Yohanes, dan Yohanes tahu dan yakin bahwa Yesus adalah Tuhan dan Tuhan adalah Yesus. Mengapa masih dia pisahkan entitas itu secara eksis?
3. Jika ayat itu kreasi Yohanes, mengapa pula ditulis seperti itu? Bukankah dia pernah menulis Yoh 1:1? Kenapa tidak konsisten?
Lalu, apa yang bisa dipercaya dari ayat Yohanes 14:6 itu? Mohon dijelaskan. Terima kasih
~
Saudara Andys,
Terima kasih atas tanggapan saudara. Sepertinya saudara sangat tertarik untuk belajar tentang Isa Al-Masih dalam Injil, khususnya Injil Yohanes. Tapi maaf tidak bisa di sini, karena keterbatasan ruang dan harus fokus pada topik di atas saja. Saran kami silakan saudara email kami dan mendiskusikannya di [email protected]. Sehingga saudara dapat menanyakan/mempelajari lebih dalam.
Terima kasih atas perhatiannya.
~
Daniar
~
Tante Daniar,
Penjelasan Tante yang mengutip surat Paulus, yakni Ibrani 9:27 dan Korintus 15:52.
1. Perbincangan Marta + Yesus pada Yohanes bab 11, tampaklah bahwa maksud hidup dan mati adalah badaniyah. Paralel dengan itu, mestinya hidup kekal juga badaniyah.
2. Pada ayat berapa Yohanes menjelaskan, hidup kekal=surga?
3. Lalu apa artinya Yohanes 14:6 jika Paulus menulis bahwa kematian hanya terjadi sekali. Setelah kebangkitan adalah kehidupan kekal tidak bisa binasa.
4. Agaknya Ibrani 9:27 dan Korintus 15:52 lebih realistis daripada Yohanes 14:6. Sebenarnya Yohanes 14:6 itu karangan siapa? Mustahil, ayat itu tidak didengar oleh murid yang lain.
~
Saudara Andys,
1. Pada Yohanes pasal 11, adalah mujizat Isa Al-Masih membangkitkan Lazarus yang sudah mati. Juga pernyataan Isa Al-Masih bahwa Dia adalah “kebangkitan dan hidup”. Bukan hanya membangkitkan orang mati di dunia ini tapi juga memberikan hidup kekal yaitu hidup selama-lamanya di sorga. Nah, dari ayat ini jelas bukan? Bahwa Isa Al-Masih menjawab kebutuhan rohani manusia, yaitu menikmati sorga-Nya.
2. Silakan saudara buka Kitab Suci Allah online, lalu ketik kata “hidup kekal”. Semuanya mengajarkan bahwa hidup kekal adalah hidup selamanya bersama Allah di sorga.
3. Kunci untuk mendapatkan hidup kekal adalah melalui Isa Al-Masih.
4. Setelah saudara melakukan saran kami pada tanggapan kami no 2 pasti saudara akan mendapatkan penjelasannya.
Kiranya saudara sungguh-sungguh mencari kebenaran, sehingga Allah menuntun saudara pada kebenaran.
~
Daniar
~
Tante Daniar,
Barangkali saya terlalu bodoh dengan pertanyaan itu: Pada ayat berapa Yohanes menjelaskan, hidup kekal = surga? Dan jawaban Tante sbb: Bukan hanya membangkitkan orang mati di dunia ini tapi juga memberikan hidup kekal yaitu hidup selama-lamanya di sorga. Kenyataannya, tidak ada orang Kristiani yang hidup kekal.
Menurut penulisnya, hidup kekal itu bukan sorga. Agar Tante tidak sesat, Yohanes mendefinisikan dengan jelas, pada Yohanes 17:3 Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.
Bagaimana ceritanya hingga tersesat sedemikian jauh, mengartikan hidup kekal adalah sorga.
~
Saudara Andys,
Hidup yang Kekal bukan berarti bahwa seseorang tidak akan mati secara badani/fisik. Seperti pada komentar kami sebelumnya bahwa setiap orang akan mati dan dihakimi. Akan menerima konsekuensi dari dosa diantaranya kematian kekal yaitu terpisah dengan Allah dan penghukuman kekal di neraka selama-lamanya. Tapi, bagi orang-orang percaya, ada jaminan hidup yang kekal bersama Tuhan. Apakah sampai di sini Sdr Andys sudah memahaminya?
~
Daniar
~
Tante Daniar,
Rasanya tidak ada yang sulit memahami penjelasan Tante. Seandainya saja tidak pernah membaca kitab anda, barangkali saya langsung percaya saja membaca sajian yang menarik seperti itu. Berhubung telah membaca, maka saya merasa Tante belum menjawab pertanyaan saya.
Hal yang menjadi fokus pertanyaan, adakah Yohanes menjelaskan tentang hidup kekal, selain pada Yohanes 17:3? Jika sang penulis sudah menjelaskan sedemikian terang benderang tentang hidup kekal pada Yohanes 17:3, apakah masih harus dikreasi penjelasan baru yang berbeda? Jangan-jangan hidup kekal = sorga hanyalah persepsi belaka. Atau Yohanes tahu jika Yesus bukanlah pemilik sorga, sehingga janjinya mengambang tidak tegas.
~
Saudara Andys,
Percaya saja tanpa mempelajari atau membaca memang tidaklah bijak. Jadi adalah tepat langkah yang saudara ambil, membaca Kitab Suci Allah. Kami yakin jika saudara sungguh ingin mengetahui kebenarannya pasti Allah akan membukakan kepada saudara.
Fokus pertanyaan saudara pasti akan terjawab. Seperti yang kami sampaikan pada tanggapan kami sebelumnya, silakan saudara buka Kitab Suci Allah online. Lalu ketik kata “hidup kekal”. Di sana dalam Injil Rasul Besar Yohanes akan muncul. Semuanya mengajarkan bahwa hidup kekal adalah hidup selamanya bersama Allah di sorga.
Bila saudara sunggung ingin belajar dan mengerti lebih lanjut silakan email kami di [email protected]
Terima kasih.
~
Daniar
~
Test…test..test
~
Saudara Hendy Gunawan,
Terima kasih telah mencoba untuk bergabung. Selamat datang, silakan memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
1. Apa akibatnya jika kebutuhan-kebutuhan rohani terpenting manusia dalam Al-Fatihah itu tidak dipenuhi?
2. Manakah yang menjawab kebutuhan-kebutuhan terpenting manusia, Allah SWT ataukah Isa Al-Masih? Berikan alasannya!
3. Mengapa hanya Isa Al-Masih yang berkuasa menjawab kebutuhan-kebutuhan manusia dalam Al-Fatihah?
~
Daniar
~
Di dalam surah Al-Fatihah terkandung makna rahasia ketauhidan seorang hamba kepada Sang Khalik. Dan makna dari ayat Al-Fatihah terkandung rahasia antara Allah dengan Nabi Muhammad rasulullah Saw, bukan ke Nabi Isa Al-Masih. Tolong dikaji kembali makna dari surah ini karena di dalamnya terdapat makna yang sangat dahsyat.
~
Saudara Hamdani,
Terima kasih telah memberikan tanggapan saudara berkaitan dengan artikel di atas. Ada baiknya saudara memberikan penjelasan makna-makna rahasia yang saudara maksudkan. Sehingga pengunjung yang lain dapat mengetahuinya.
~
Daniar
~
Tante Daniar,
Semua orang bisa search kata “hidup kekal” dan aplikasi akan melayaninya dengan cepat. Barangkali nasib kita sama, kita sama-sama tidak menemukan ayat yang memuat definisi hidup kekal selain Yohanes 17:3. Bukankah begitu?
Jika demikian halnya, mengapa kita tidak mendalami Yohanes 17:3 saja untuk mendapatkan kebenaran tentang keesaan Allah dan kenabian Isa Al-Masih? Sebagaimana yang disampaikan oleh sang penulis Kitab, pada puncak perenungan beliau pada Yohanes 17:3 itu. Dengan demikian Tante dan kawan-kawan tidak perlu repot-repot mencari pembenaran tentang penuhanan Yesus dalam ayat-ayat Al Qur’an. Bukankah informasi tentang kenabian Isa Al-Masih mudah dipahami dalam Kitab anda?
~
Saudara Andys,
Tentu saja semua orang bisa search kata “hidup kekal”. Nah, bukankah banyak ayat lain yang menuliskan dan mengajarkan tentang hidup kekal? Apakah dari ayat-ayat itu saudara tidak mendapati definisi/maknanya?
Saran kami silakan baca lagi ayat-ayat yang muncul dari hasil search kata hidup kekal. Bila saudara sungguh ingin mengerti kebenaran mari belajar lebih inten bersama kami di [email protected]
~
Daniar
~
Tante Daniar,
Apakah Tante tidak diberikan kemudahan membaca kitab sendiri untuk mendapatkan ayat tentang definisi hidup kekal selain pada Yohanes 17:3? Atau anda meragukan pendapat sang penulis Yohanes 17:3? Atau anda meragukan bahwa Yohanes 17:3 adalah sabda nabi Isa Al-Masih yang sebenarnya?
Adakah ayat yang mengabarkan bahwa Yesus menjamin sorga secara eksplisit, jelas, tidak persepsional? Saya yakin anda tidak keberatan membantu. Pada ayat berapakah hal itu tercantum?
Terima kasih
~
Saudara Andys,
Justru kami percaya bahwa keseluruhan Kitab Suci adalah firman Allah. Lalu apakah saudara sudah melakukan seperti saran kami. Bila sudah pasti saudara menemukan ayat lain yang menuliskan dan mengajarkan tentang hidup kekal, bukan? Dari ayat-ayat itu apa yang saudara dapati dari definisi/makna dari hidup kekal?
Dengan senang hati kami juga ingin saudara mengetahui kabar baik itu, bahwa Isa Al-Masih menjamin sorga. “setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:15).
~
Daniar
~
“Dan (Isa) Al-Masih berkata, “Hai Bani Israil, sembahlah Allah, Rabb-ku dan juga Rabb kalian. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah (dalam ibadahnya), maka Allah haramkan surga untuknya, dan tempat kembalinya ialah neraka. Dan orang-orang zalim itu tidak memiliki seorang penolong pun (yang akan menolongnya dari siksa api neraka)” (Qs 5:72).
~
Saudara Jalan Lurus,
Kita begitu memerlukan kepastian bahwa jalan hidup kita tidak sesat dan tidak dimurkai Allah. Terlebih lagi, kita rindu menikmati keselamatan di sorga kekal, bukan? Tapi faktanya manusia berdosa, dan pasti akan dimurkai Allah. Nah, siapakah yang dapat menolong kita untuk memenuhi kebutuhan kita itu? Bagaimana menurut saudara?
~
Daniar
~
Tante Daniar,
“setiap orang yang “percaya kepada-Nya” beroleh “hidup yang kekal”. Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.
Membaca ayat itu, minimal dua hal mendasar pada Yohanes 3:15 yang dijabarkan dalam Yohanes 17:3, yakni:
1. Kata “percaya kepada-Nya” dalam Yohanes 3:15 ini dijelaskan oleh Yohanes: mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.
2. Hidup yang kekal. Yohanes menjelaskan bahwa yang dimaksud hidup yang kekal adalah mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.
Terasa banget, ada yang membimbing kita dalam diskusi ini.
~
Saudara Andys,
Pada Injil Rasul Besar Yohanes 17:3, Isa Al-Masih menyamakan “hidup kekal” dengan pengetahuan akan Allah dan Putra-Nya. Tidak ada pengetahuan Allah tanpa Anak-Nya, karena melalui Anak-Nya sang Bapa mengungkapkan Diri kepada umat terpilih (baca ayat selanjutnya Yohanes 17:6; juga 14:9).
Juga baca ayat selanjutnya dalam Injil Rasul Besar Yohanes 3. Ayat 16, tentang karunia Allah yang datang hanya dalam Isa Al-Masih. Karunia/rahmat/anugerah itu dikontraskan dengan “binasa” atau maut yang merupakan akibat alami dari dosa. Ayat 17, misi “Anak” menyelamatkan. Ayat 18, diperjelas lagi bahwa yang percaya tidak dihukum (selamat, bersama Allah), yang tidak percaya berada dibawah hukuman (binasa).
Kiranya sdr dapat mengerti. Itulah sebabnya kami sarankan sdr untuk search kata “hidup kekal” dalam Kitab Suci Allah. Sekarang jelas bukan bahwa Isa Al-Masih yang berkuasa memenuhi kebutuhan rohani terpenting manusia seperti tertulis dalam Al-Fatihah.
~
Daniar
~
To All Muslim,
Anda itu harus mengerti bahwa utusan memang tidak akan lebih besar dari yang mengutusnya, tetapi belum tentu juga seorang utusan itu selalu lebih rendah kedudukanya dibanding yang mengutusnya.
Contoh ada tiga orang yang mendirikan perusahaan dengan jumlah saham seimbang (komisaris). Ketika mereka rapat dan hasil rapat tersebut akan diberitahukan pada pegawainya, maka mereka akan mengutus salah satu dari mereka untuk memberitahukannya. Apakah utusan tersebut lebih rendah kedudukanya dibanding yang lain? Jawabnya tidak, tetapi mereka memu tuskan untuk mengutus seorang dari antara mereka untuk memberitahu karyawanya. Paham?
~
Saudara Hendy Gunawan,
Terima kasih atas komentar saudara di atas. Kami sependapat dengan apa yang saudara tekankan dalam tanggapan saudara di atas. Kiranya ilustrasi yang saudara paparkan dapat dicerna dan dimengerti pengunjung yang lain.
~
Daniar
~
Om Hendy jumpa lagi,
Anda: utusan memang tidak akan lebih besar dari yang mengutusnya, tetapi “belum tentu juga” seorang utusan itu selalu lebih rendah kedudukanya dibanding yang mengutusnya.
1. Terima kasih ilustrasinya. Jelas tegas, tapi penuh ketidakpastian, terbukti munculnya kata “belum tentu juga”
2. Adakah masuk akal jika bawahan mengutus atasan? Yunior menyuruh senior. Apapun dalihnya, tentu ada jenjang
3. Agaknya anda ingin tegaskan bahwa Kristen menganut polyteis murni, dengan penjenjangan dan kapasitas masing-masing
4. Apakah anda ingin katakan bahwa dari tiga tuhan tidak satupun yang lebih dari yang lain, tapi saling melengkapi?
Membaca ilustrasi itu, bagaimana dengan Yohanes 17:3?
~
Saudara Andys,
Jika saudara ingin membahas lebih dalam berkaitan dengan pertanyaan saudara di atas, silakan melanjutkan diskusi di link ini https://tinyurl.com/y8tsqkae
Terima kasih atas perhatiannya.
~
Daniar
~
Tante Daniar,
Anda: Yohanes 17:3, Isa Al-Masih menyamakan “hidup kekal” dengan pengetahuan akan Allah dan Putra-Nya. Tidak ada pengetahuan Allah tanpa Anak-Nya.
Anak-Nya lebih pandai daripada Allah Kristen?
Dalam Yohanes 17:3 itu, Yohanes meninggalkan jauh-jauh konsep lama, yang menyatakan bahwa:
a. Yesus adalah Allah Kristen sekaligus Anak Allah Kristen
b. Tuhan Kristen tidak cukup satu Allah, Bapa dan Anaknya
Pada puncaknya dia menemukan konsep baru:
1. Allah adalah satu-satunya Allah yang benar
2. Yesus adalah utusan Allah satu-satunya yang benar itu
3. Tidak dikenal lagi sebutan Anak dan Bapa
Berbahagialah orang yang bisa mengikuti jalan-pikiran Yohanes dalam mencari Tuhan yang benar.
~
Saudara Andys,
Rupanya saudara masih juga belum mengerti. Sdrku, Isa Al-Masih menyamakan “hidup kekal” dengan pengetahuan akan Allah dan Putra-Nya. Tidak ada pengetahuan Allah tanpa Anak-Nya. Baca baik-baik semua ayatnya. Pada ayat sebelumnya di sana jelas bahwa Isa Al-Masih menyatakan diri-Nya sebagai “Anak Allah”. Dan ayat selanjutnya menyatakan bahwa Isa Al-Masih dan Bapa adalah satu. Isa Al-Masih mengenal Allah dan menyatakan-Nya.
Bila masih juga belum mengerti silakan email kami di [email protected] agar Sdr. Andys dapat mempelajari lebih dalam lagi. Sehingga di ruang ini kita bisa fokus pada topik di atas.
~
Daniar
~
Tante Daniar,
Saya menanggapi om Hendy, karena anda merespon dan memberikan apresiasi positif. Artinya, memberikan ruang diskusi berlanjut. Kedua, tulisan Om Hendy ditujukan kepada semua Muslim, artinya saya dan semua Muslim wajib mencerna dan menanggapi. Demikian pula Om Hendy punya kewajiban menjawab tanggapan saya dan semua Muslim sampai tuntas.
Anda meminta agar pengunjung lain bisa mencerna, tapi koq begini? Belum apa-apa sudah disuruh pindah. Tidak fair, bukan?
Mohon dipertimbangkan
~
Saudara Andys,
Kami sangat berterima kasih saudara telah memberikan komentar dan bersemangat dalam berdiskusi. Kami menunjukkan ruang untuk saudara dapat mendiskusikan di sana karena di sana membahas pertanyaan-pertanyaan saudara tersebut. Dan di sini agar tetap fokus pada topik di atas. Tentunya juga harus mengikuti aturan yang ada.
Terima kasih atas perhatiannya.
~
Daniar
~
Terima kasih bisa gabung di sini? Keren ya semua, menurut saya kajian sudah baik dan benar. Hanya di sini kita tidak dapat memaksakan kebenaran itu menurut anda fahami dan mereka fahami. Bila Nabi Isa dan Al-Fatihah benar mengapa Al-Fatihah tidak diajarkan pada zaman umat Nabi Isa dan Nabi Muhammad sebagai wasilah pengamal dan praktekkan Al-Fatihah. Coba fahami kebenaran yang mutlak milik Allah dan semua ada di alam semesta ini kebenaran relatif.
Yuk kita jaga persatuan dan kesatuan dalam umat beragama! Hanya sebagai masukan mohon maaf bila ada yang tak berkenan.
~
Saudara Andy,
Terima kasih telah bergabung dan memberikan penilaian. Kami sependapat dengan saudara bahwa kita tidak dapat memaksakan kebenaran kepada orang lain. Dan di sini kami tidak untuk memaksakan. Kami hanya menyampaikan kebenaran Allah, diterima atau ditolak tidak menjadi masalah. Karena Allah sendiri juga memberi kehendak bebas kepada manusia untuk menerima atau menolak kebenaran-Nya.
Oh ya bagaimana menurut saudara apakah Isa Al-Masih dan Al-Fatihah tidak benar?
Terima kasih atas masukannya. Ya, mari kita jaga persatuan dan kesatuan dalam umat beragama!
~
Daniar
~
Bagaimana bisa umat kalian mengakui Tuhan tapi malas menyembah-Nya dengan alasan “tidak butuh disembah”?
Dalam Islam, Allah Jalla wa ‘Ala disembah bukan karena Dia yang butuh melainkan pembuktian keimanan dan kehambaan diri kepada-Nya. Bukan dusta dan kemunafikan semata. Mengaku hamba Tuhan dengan menyanyi dan bersorak-sorak dengan pakaian yang semaunya. Menghadap Tuhan yang katanya dimuliakan itupun sekali satu minggu.
~
Saudara Muchlis,
Terima kasih telah memberikan tanggapan. Sayangnya, Allah tidak pernah mengukur jumlah saudara mengucapkan pujian bagi-Nya. Karena Dia menginginkan pujian yang lahir dari hati tulus karena kasih. Bukan sekedar taat pada ajaran agama atau aturan. Bila saudara bingung dengan cara ibadah umat Nasrani, silakan baca penjelasannya di sini https://bit.ly/2Dg0Bbn. Atau bila ingin menanyakan lebih detail silakan hubungi kami di [email protected]
Bagaimana dengan kebutuhan rohani saudara yang terdapat dalam Al-Fatihah, apakah sudah terpenuhi? Bila berkenan silakan bagikan di sini! terima kasih.
~
Daniar