Untuk masuk surga, Nabi Islam mengajarkan konsep Jembatan Neraka (As Sirath), sedangkan Isa Al-Masih menawarkan Jembatan Keselamatan. Apakah dua-duanya menjamin ke surga? Para penganut agama semestinya tahu jembatan mana yang menjamin keselamatan. Jembatan Neraka Jahanam atau Jembatan Keselamatan?
Keadaan Jembatan Neraka
Jembatan Neraka adalah jembatan di atas neraka jahanam, yang menghubungkan Padang Mahsyar (tempat berkumpulnya semua makhluk Allah di akhirat) dengan pintu surga. Berikut adalah kutipan Hadis tentang jembatan shiratal mustaqim:
“Dan Neraka Jahanam itu memiliki jembatan yang lebih tipis dari rambut dan lebih tajam dari pedang. Di atasnya ada besi-besi yang berpengait dan duri-duri yang mengambil siapa saja yang dikehendaki Allah… Dan para malaikat berkata: “Rabbi sallim … (”Ya Allah, selamatkanlah ….”) Maka ada yang selamat, ada yang tercabik-cabik lalu diselamatkan dan juga ada yang digulung dalam neraka di atas wajahnya.” (HR. Ahmad 23649).
Panjang jembatan shiratal mustaqim atau Jembatan Neraka Jahanam memiliki panjang 15.000 tahun: 5.000 tahun turunan yang curam, 5.000 tahun tanjakan yang amat tajam dan 5.000 tahun jalan dataran.
Bila demikian, bagaimana cara manusia melewati shirath untuk menuju surga? Sudikah Anda melewatinya? Saya yakin, para nabi pun tidak ingin menyeberanginya.
Adakah Jaminan Selamat Melewati Jembatan Neraka Jahanam?
Al-Quran menuliskan, ”Dan tidak ada seorangpun daripadamu, melainkan mendatangi neraka itu … Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa …”(Qs19: 71).Sumber Islam menjelaskan bahwa kata waariduhaa (mendatangi) bisa berarti masuk, (Qs 21: 99), atau melewati (Qs 11: 98). Ibnu Katsîr percaya bahwa “mereka semua melewati shirâth (jembatan) sesuai dengan kadar amal shalehnya.”
Ashim bin Musthafa menjelaskan, “… Semakin banyak amal shaleh seseorang di dunia, maka ia akan semakin cepat dalam menyeberanginya. Allah … menyelamatkan orang-orang yang bertakwa kepada-Nya sesuai dengan amal mereka.”
Jika Allah menyelamatkan seseorang bergantung pada amalnya yang tidak sempurna, maka tidak ada jaminan selamat melewati Jembatan Neraka Jahanam itu, bukan? Tidak ada kepastian manusia dapat melewati jembatan penghubung menuju surga setelah manusia dihisab nanti. Sehingga umat Muslim dalam sholatnya selalu mengucapkan “ihdin-ir-al-mustaqm (tunjukilah kami jalan yang lurus)” (Qs 1:7)
Identifikasi Jembatan Keselamatan?
Jembatan Keselamatan adalah Isa Al-Masih. Firman-Nya, “Akulah [Isa Al-Masih] jalan, kebenaran dan hidup, tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa [Allah di sorga] kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6). Jembatan Keselamatan atau jembatan sirotol mustaqim menurut Kristen bukan terbuat dari kayu, batu ataupun rambut, melainkan Kalimatullah yang kekal dan berkuasa menyelamatkan manusia.
Manusia Mesti Memilih Jembatan Keselamatan, Bukan Jembatan Neraka Jahanam
Karena melanggar firman Allah, manusia berdosa, maka harus dihukum di neraka. Untuk bebas dari hukuman neraka itulah manusia membutuhkan Jembatan ke surga yang kokoh, yaitu Isa Al-Masih. Melalui penyaliban-Nya, Isa Al-Masih mengampuni dosa manusia yang percaya kepada-Nya. Sehingga mereka tidak dihukum di neraka, melainkan terjamin masuk surga-Nya yang kekal.
Jadi hanya melewati Jembatan Keselamatan, yaitu Isa Al-Masih, yang menjamin manusia selamat masuk surga.
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Mengapa Jembatan Neraka Jahanam tidak menjamin ke surga? Jelaskanlah jawaban Saudara!
- Mengapa Isa Al-Masih satu-satunya Jembatan Keselamatan yang menjamin surga?
- Jembatan manakah yang Saudara pilih untuk dilewati? Berikan alasan Saudara?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda*****pada komentar-komentar yang kami merasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Jaminan Surga: Jembatan Neraka Jahanam atau Jembatan Keselamatan?”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718
~
Jadi hanya melewati Jembatan Keselamatan, yaitu Isa Al-Masih, yang menjamin manusia selamat masuk sorga.
Respons: Katanya Tuhan Yesus ada di dalam sorga, kok Dia menjadi jembatan? Kalo Yesus menjadi jembatan menuju sorga, berarti Yesus tidak ada di dalam sorga dong, karena Dia harus menjadi jembatan!
~
Saudara Alfredo Nainggolan,
Baik orang Kristen dan Islam percaya bahwa Isa Al-Masih adalah Kalimatullah/Kalimat Allah/Firman Allah. Dan sebagai Kalimatullah, Dia tidak dibatasi oleh dimensi waktu. Sebab Allah itu Roh adanya (Injil, Rasul Besar Yohanes 4:24).
Jadi, jika dikatakan Isa Al-Masih sebagai “Jembatan ke sorga” bukan berarti Dia berdiri/berbaring
layaknya seperti jembatan, lalu orang lewat di atas-Nya, baru kemudian bisa masuk sorga.
Maksud dari kata “Jembatan Keselamatan” tersebut adalah: Bahwa Isa Al-Masih telah mati disalib, sekali untuk selama-lamanya. Untuk mengampuni dosa umat manusia. Sehingga, barangsiapa percaya kepada-Nya, tidak binasa di neraka. Tetapi akan menerima hidup kekal di sorga.
~
Saodah
~
Islam itu adalah agama yang damai, banyak kenikmatan yang Allah SWT berikan dalam Islam. Tetapi setiap perbuatan kita harus dapat dipertanggungjawabkan. Jika kita bertobat untuk tidak melakukan suatu perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT, insya Allah kita akan diampuni.
Coba kalian baca Al-Quran dengan sejenak meninggalkan kebencian kalian terhadap Islam. Insya Allah kalian akan menemukan kebenaran. Terimakasih.
~
Sdr. Anonim,
Menurut Al-Quran dan Hadits, manusia harus meniti jembatan neraka untuk sampai ke sorga. Tapi, semua bergantung pada amal salehnya. Jika kurang, maka masuk neraka. Ironisnya, Qs 19:71 menyatakan semua orang mendatangi neraka, dan Qs 43:74 menegaskan: “Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam azab neraka Jahannam.”
Dari dua ayat ini, pernyataan Anda benar bahwa “setiap perbuatan kita harus dapat dipertanggungjawabkan.” Maka, neraka kekal adalah pertanggung-jawaban atas dosa. Bertobat saja tidak mengubah status dosa masa lampau. Apalagi, tidak seorangpun bisa menjamin pertobatannya konsisten, bukan? Lalu, kenikmatan apakah yang dapat Islam tawarkan karena semua berujung di neraka kekal?
Sebaliknya, Injil mewartakan jembatan keselamatan lewat Isa Al-Masih. Sesuai sabda Isa (Injil Yohanes 14:6), siapapun yang “melewati-Nya” pasti sampai ke sorga. Maka, kenikmatan sejati ada di dalam Isa, bukan?
~
Yuli
~
Justru karena ancaman neraka dalam Islam lebih mengerikan, maka kita harus memilih Islam. Jangan memilih Kristen, karena ancamanya tidak mengerikan.
~
Sdr. Dipikir Dulu,
Takut ancaman tanpa mengerti maknanya sama sekali tidak memberikan solusi tuntas. Contohnya, jika pemerintah menerapkan hukuman mati bagi koruptor, sedangkan si pelaku tidak paham luasnya definisi korupsi dan mengapa tidak boleh dilakukan, koruptor akan selalu mencari “celah/cara lain” untuk melanggengkan aksinya. Padahal jika “modus barunya” terbukti, ia tidak bisa lolos dari hukuman mati.
Demikian juga dengan nasib akhirat manusia. Kitab Suci Allah menegaskan “Upah dosa ialah maut…” (Injil, Surat Roma 6:23). Dosa yang adalah pemberontakan terhadap Allah, pasti dijatuhi hukuman setimpal yaitu keterpisahan kekal (maut/neraka) dari Allah Sang Sumber Hidup. Nah, tentu tidak seorangpun bisa selamat, bukan?
Justru dalam Injil pula, Allah memberikan solusi lewat Isa Al-Masih. Siapapun yang bertobat dan beriman kepada Isa, sorga adalah jaminan yang pasti baginya (Injil Yohanes 14:6). Nah, tidakkah ini solusi tuntas?
~
Yuli
~
Kalau Allah itu Roh, Roh Kudus itu apa, Bang? Allah adalah Bapa, Yesus, dan Roh Kudus. Ada Roh di dalam Roh?
Saya yang sudah Muslim melihat Allah itu kekuasaan, istilahnya Dzat. Kekuasaan-Nya menyatu dengan semua yang diciptakan-Nya. Dia ada di dalam angin yang berhembus, dihijaunya daun, Dia ada di sekeliling kita, bang. Dia amatlah dekat. Dia nyata di alam semesta, bukan seperti Yesus Tuhan kita yang hanya kita kenal di dalam Alkitab.
~
Sdr. M. Alfredo Nainggolan,
Jiwa dan roh manusia adalah ciptaan Allah, bukan? Mungkinkan ciptaan yang begitu mulia dan unik hanya diciptakan oleh “sebuah kuasa / dzat” yang tidak berpribadi? Di dalam “pribadi” selalu ada unsur nurani, logika, dan emosi. Tidakkah ini Anda temukan pada manusia maupun Allah? Kitab Anda tentu menuliskan Allah menciptakan semesta dengan hikmat-Nya (logika). Moralitas yang diajarkan berkait dengan Roh-Nya (nurani). Sedangkan ridho ataupun murka-Nya berkaitan dengan perasaan-Nya (emosi). Maka, hanya yang “Berpribadi” sajalah yang sanggup menciptakan makhluk berkepribadian (manusia).
Roh Kudus adalah Roh Allah Sumber Kebenaran. Ia bagian dari Allah Tritunggal. Silakan baca artikel berikut: http://tinyurl.com/odu4ds6. Lewat kuasa Roh Kudus di dalam hati setiap orang yang beriman kepada Yesus, Pribadi Yesus nyata dalam hidup mereka: “Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku [Yesus]” (Injil, Rasul Besar Yohanes 15:26).
~
Yuli
~
Kalau Yesus jembatan, tujuannya kemana, bang?
~
Sdr. M. Alfredo Nainggolan,
Mari simak ulang ayat Injil yang tertera dalam artikel: “Akulah [Isa Al-Masih] jalan, kebenaran dan hidup, tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa [Allah di sorga] kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
Dengan lugas ayat di atas telah menjawab pertanyaan Anda.
~
Yuli
~
Allah itu kekuasaan bang, karena Ruh-Nya telah dihembuskan kepada semua yang diciptakan-Nya. Mengapa abang menghapus komentar bang Usil?.
Aku penganut Katolik, alhamdulilah aku sekarang sudah menjadi pengikut Yesus dengan mengikuti jejak Nabi Muhammad.
~
Saudara Alfredo Nainggolan,
Sebelum kami menanggapi komentar sdr, kami ingin bertanya. Apakah sdr sudah mengerti penjelasan kami sebelumnya? Apakah sdr percaya bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan menuju sorga? Dengan kata lain, tanpa melalui Yesus tidak seorang pun dapat sampai kepada Bapa [sorga].
Percayakah Sdr. Alfredo akan hal ini?
Tentang komentar Sdr. Usil yang kami hapus, kami sudah menjelaskan kepada Sdr. Usil sebelumnya mengapa komentar-komentarnya kami hapus.
Menjadi pengikut Yesus dengan mengikuti jejak Muhammad? Maaf, kami kurang mengerti dengan kalimat ini. Karena dari yang kami ketahui, Muhammad tidak pernah mengatakan sebagai pengikut Yesus.
~
Saodah
~
Jembatan yang ditujukan Muhammad lebih baik dan masuk akal. Sorga dan neraka adalah hak Allah. Bukan Musa, Nuh, Isa, bahkan Muhammad.
Sekalipun sekiranya kalian umat Kristen sangat yakin dijamin masuk sorga maka jawabannya mati adalah lebih baik dari pada hidup di dunia. di sorga kita dijamin kenikmatan, tidak pusing memikirkan uang, makan, tempat tinggal. Masih takut mati?
~
Benarkah jembatan yang ditujukan Muhammad lebih masuk akal?
Setahu kami, menurut ajaran Muhammad, saat hari penghakiman nanti seluruh umat akan berkumpul di padang mahsyar. Antara padang mahsyar dan sorga terdapat jurang pemisah yang diyakini sebagai neraka. Dan di atas neraka tersebut terdapat satu jembatan yang dikenal dengan nama shiratal mustaqim. Menurut kepercayaan umat Muslim, jembatan shiratal mustaqim setipis selesai rambut dibelah tujuh.
Pertanyaannya: Bagaimana logika sdr menjelaskan bahwa manusia dapat melewati selesai rambut? Terlebih jika rambut tersebut dibelah tujuh. Dimanakah letak logikanya?
Benar yang sdr katakan. Bagi seorang Kristen yang benar-benar hidup menurut kebenaran firman Allah, mereka tidak akan takut mati. Inilah pernyataan iman orang Kristen tentang hidup dan kematian, “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan” (Injil, Surat Filipi 1:21).
~
Saodah
~
Saya mencintai Yesus karena dia seorang Muslim. Muhammad mengajarkan umatnya untuk mempecayai Yesus sebagai utusan Allah. Dan bukan seorang Muslim jika tidak beriman kepada Yesus. Karena percaya kepada Yesus adalah bagian dari pada rukun iman seorang Muslim.
~
Benarkah Sdr. Hamba percaya kepada Yesus? Dan dapatkah sdr menjelaskan dengan cara bagaimana sdr menunjukkan iman sdr kepada Yesus? Apakah hanya sekedar berkata “iya, saya percaya kepada Yesus”?
Yesus mengajarkan, “iman tanpa perbuatan adalah mati!” Artinya, ketika sdr mengatakan beriman kepada seseorang, maka sdr perlu membuktikan iman tersebut melalui perbuatan saudara. Bukan hanya sekedar kata-kata saja. Sudahkan sdr melakukannya?
~
Saodah
~
Saya hampir saja tertipu dengan para staf IDI. Karena jujur saja, saya dulu orangnya agak malas dan mau yang gampang-sampang saja. Begitu ada paparan yang katanya Yesus Juruselamat dan menebus dosa, maka sebagai orang malas tentunya saya tertarik. Untung saja, walaupun malas tapi saya masih punya akal sehat.
Saya ingat waktu masih sekolah dulu. Di kelas kami 40 orang, dan walaupun kami diajarkan oleh guru yang sama dan pada pelajaran yang sama, tapi nilai kami tergantung dari ketekunan kami masing-masing agar dapat nilai yang bagus.
Dengan begitu maka saya melihat ajaran asal percaya maka dosa akan ditanggung Yesus, baik dia orang baik atau jahat sama saja. Wah, ini ajaran sesat dan tidak masuk akal.
~
Dalam iman kekristenan diajarkan bahwa keselamatan diperoleh karena kasih karunia Tuhan melalui iman kepada Yesus Kristus. Tapi, kehidupan kekristenan tidak berhenti sampai di situ saja. Sebagai wujud dari pengakuan bahwa Yesus adalah Juruselamat, seseorang harus menyerahkan hidup sepenuhnya dalam kehendak-Nya. Dengan kata lain, hidup sesuai kebenaran firman Allah. Inilah yang disebut buah dari pertobatan.
“Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (Injil, Surat 2 Korintus 5:17).
Bagaimana dengan orang Kristen yang hidupnya tidak sesuai dengan firman Tuhan atau masih berdosa? Firman Allah mengatakan “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (Injil, Surat Roma 6:23).
Seseorang yang ingin mendapatkan hidup kekal, pertama yang harus dilakukan adalah menerima dan mengimani Yesus Kristus sebagai satu-satunya Juruselamat dalam dirinya. Setelah itu, hidup dalam pertobatan atau hidup sesuai kebenaran firman Allah.
~
Saodah
*****
Jawaban no.1
Sudah jelas itu adalah jembatan. Makna jembatan adalah sebagai penghubung dan tidak menjamin keselamatan manusia yang melalui jembatan yang rusak. “Shirathal Mustaqim” dalam Al-Fatihah adalah jalan yang lurus menuju surga. Supaya kita bisa menuju surga, intinya harus beriman dan bertaqwa kepada Allah.
Jawaban no.2
Isa As bukan satu-satunya manusia yang memberi petunjuk menuju surga, tetapi masih ada pula nabi lain sebelum Isa dan sesudah Isa (Muhammad). Salah satu petunjuk pasti menuju surga adalah Al-Quran. Al Quran adalah Jembatan keselamatan umat manusia terutama bagi manusia yang beriman (Qs 17:9).
Jawaban no.3
Jembatan Shirathal Mustaqim yang saya pilih. Karena jalan yang lurus dengan beriman dan bertaqwa kepada Allah mengarahkan kita kepada surga.
*****
Sdr. Guns,
Terimakasih untuk kesediaan Anda menanggapi tiga pertanyaan fokus. Berikut tanggapan kami:
1) Peryataan Anda membingungkan. Perlu Anda cermati, yang sedang kita bahas di no.1 adalah “jembatan neraka”, yaitu As Sirath yang nabi Anda ajarkan. Andaikan benar sirath al-mustaqim adalah jalan lurus menuju sorga seperti yang Anda katakan, mengapa Anda menganggapnya tidak bisa menjamin keselamatan manusia karena “… jembatan yang rusak …”? Sebagaimana bunyi hadits (HR. Ahmad 23649), bagaimanakah “jalan yang lurus” digambarkan sebagai jembatan yang “… lebih tipis dari rambut, lebih tajam dari pedang …”, berduri dan mencelakakan? Dua hal yang sangat bertolak belakang, bukan?
2) Jika benar Al-Quran adalah petunjuk pasti menuju sorga, bagaimana dengan Qs 19:71 yang memberi kepastian neraka kepada semua orang karena dosa dan Qs 43:74 yang menyatakan orang berdosa kekal di neraka? Bukankah ayat-ayat ini memberikan kabar celaka bagi kita semua, orang berdosa? Tentu mustahil ada yang selamat karena semua orang berdosa, bukan?
3) Berkaitan dengan jawaban Anda no.1, apakah Anda menggolongkan sirath al-mustaqim sebagai jembatan penghubung sorga? Jika Ya, bukankah Anda sendiri menyatakan bila jembatan tsb tidak menjamin keselamatan manusia? Jadi mengapa Anda lebih memilih jalan ketidakpastian? Bukankah ada pilihan yang pasti menjamin keselamatan manusia yaitu Isa Al-Masih (Injil Yohanes 14:6)?
~
Yuli
~
Apapun tipu daya orang kafir, kami tidak mempercayai. Karena hati kalian sudah tertutup oleh kebencian.
~
Sdr. Raga Rusuh,
Di forum diskusi ini kami memberikan ruang bagi semua pengunjung untuk membagikan pendapatnya sehubungan dengan isi artikel serta klarifikasi atas apa yang disampaikannya. Nah, atas semua pernyataan yang Anda tuliskan, dapatkah Anda berikan penjelasan lebih jauh:
1) Siapa yang Anda maksud orang kafir? Apakah orang yang menyembah Allah meski berlainan keyakinan dengan Anda, dapat digolongkan kafir?
2) Tipu daya apa yang Anda maksudkan dalam isi artikel? Bila Anda cermati, bukankah isinya bersumber dari Al-Quran dan Hadits yang diimani umat Muslim? Lalu di bagian mana letak tipu dayanya?
3) Fakta kebencian apa yang bisa Anda tunjukkan berkaitan dengan isi artikel di atas?
Mari kita bahas fakta, bukan prasangka yang didasari penilaian subjektif saja.
~
Yuli
~
1. Jembatan sirotol mustaqim akan mudah dilalui secepat kilat bagi orang yang beriman apalagi para nabi. Semua berdasar tingkatan berat ringannya amal perbuatan kita. Semua manusia terpaksa/tidak, pasti akan melaluinya.
2. Ada banyak hal yang akal manusia tidak akan sampai untuk mencerna makna dari kalam Allah SWT. Seperti yang menyatakan ‘orang berdosa kekal di neraka’. Kalau orang beriman pasti tujuan hidupnya untuk bisa masuk surga, kalau dia benar- benar beriman dia tidak akan risau tentang ‘akan kekal di neraka”. Dikisahkan setanpun masih berharap pengampunan dari Allah. Walaupun sudah dipastikan dia kekal di neraka. Semua itu hanya Allah yang maha kuasa
~
Saudara Hamba Allah,
Terima kasih telah memberikan komentar di atas.
Kalau boleh tahu bagaimana dengan Sdr Hamba, apakah yakin dapat melaluinya?
Kalau kami tidak akan melaluinya karena kami melalui Jembatan ke surga yang kokoh, yaitu Isa Al-Masih. Melalui penyaliban-Nya, Isa Al-Masih mengampuni dosa manusia yang percaya kepada-Nya. Sehingga mereka tidak dihukum di neraka, melainkan terjamin masuk sorga-Nya yang kekal.
Mengenai orang berdosa kekal di neraka bukankah jelas artinya berada selamanya di neraka. Bagaimana dengan saudara apakah sudah yakin pasti masuk sorga?
Kiranya pertanyaan-pertanyaan kami menjadi perenungan bagi Sdr Hamba.
~
Daniar
~
Apakah jembatan keselamatan itu menjamin pendosa, pembunuh, perampok akan masuk surga???
~
Saudara Gandhi Waluyan,
Terima kasih atas pertanyaan saudara di atas. Pertanyaan yang bagus. Tahukah saudara apa jembatan keselamatan itu? Jembatan keselamatan itu adalah Isa Al-Masih. Melalui penyaliban-Nya, Isa Al-Masih mengampuni dosa manusia (berpikiran jahat, pembohong, pendusta, pembunuh, perampok,dan lain-lain) yang percaya kepada-Nya. Sehingga mereka tidak dihukum di neraka, melainkan terjamin masuk sorga-Nya yang kekal.
Bagaimana menerima keselamatan sehingga dapat masuk sorga? Silakan baca dan ikuti di link ini https://tinyurl.com/yaoqw7em
~
Daniar
~
Wah enak dong, pantesan pendeta di Sumatera Utara enteng saja membunuh jemaatnya setelah ditiduri. Mereka merasa perbuatan itu bukan dosa. Inilah dikatakan Ahok agama yang tidak masuk akal. Asal percaya Yesus biar bejat, melakukan dosa tetap masuk surga. Orang waras pasti tidak percaya ini. Padahal dalam beberapa ayat Yesus mengatakan adanya dosa. Misalnya dalam Matius 5:27-30. Sepertinya kalian ingin meniadakan ajaran Yesus ini. Hebat benar ajaran Paulus sehingga ajaran Yesuspun bisa dihapus.
~
Saudara Gandhi,
Memang keselamatan diperoleh karena kasih karunia Allah melalui iman kepada Isa Al-Masih. Tapi, kehidupan kekristenan tidak berhenti sampai di situ saja. Dalam Injil, Surat 1 Yohanes 3:6-9 memberitahukan bahwa orang Kristen yang sejati tidak akan terus menerus hidup dalam dosa. Tapi ia harus mengenakan manusia baru yang terus menerus diperbaharui. Kitab Allah mengatakan, “Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala. Marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu” (Injil, Surat Kolose 3:5,8).
Dan sangat jelas bahwa membunuh adalah dosa. Jadi tidak ada ajaran Isa Al-Masih yang dihapus.
~
Daniar
~
Saya di sini ingin menanggapi staff Yuli untuk meluruskan jawaban dari Gunz.
1. *Tidak bisa menjamin keselamatan: ya benar setiap manusia tidak ada yang menjamin keselamatan kecuali dengan kehendak Allah.
*Jalan yang rusak: ini pemahaman yang salah menurut saya karena jalannya sama sekali tidak rusak
2. *Ya Al-Quran benar petunjuk bagi setiap manusia bagi setiap siapa yang mengimani dan mengamalkan Al-Quran tersebut
*surah yang anda katakan bahwa pendosa tidak dapat masuk surga benar. Tapi sangat banyak surah di Al-Quran ampunan bagi pendosa. Jadi tidak mustahil bahwa pendosa jika ia bertobat ia tidak akan masuk neraka seperti di Qs 39:53-54 yaitu ampunan bagi mereka yang berdosa.
~
Saudara Muhammad Akhyar,
Terimakasih saudara telah menanggapi komentar kami. Maaf kami menghapus satu komentar saudara. Silakan memberi komentar dalam satu kolom dengan singkat dan padat.
1. Kami sependapat dengan saudara bahwa yang dapat menjamin keselamatan adalah Allah. Jadi keselamatan adalah anugerah/rahmat dari Allah. Bukan karena perbuatan kita. Demikianlah yang diajarkan dalam Kitab Suci Allah, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri” (Injil, Surat Efesus 2:8-9). Bagaimana tanggapan saudara dengan pertanyaan Sdr Yuli dengan dua hal yang sangat bertolak belakang tersebut?
2. Artinya dalam ayat tersebut bertolak belakang, bukan? Bukankan sangat jelas bahwa orang berdosa dihukum di neraka dan kekal di sana. Bagaimana mungkin Allah membatalkan/meniadakan sendiri ketetapan-Nya dengan membiarkan dosa tidak dihukum? Bukankah selain Maha Pengampun, Allah juga Maha Adil, yaitu menghukum dosa? Lagi, apakah melalui jembatan neraka saudara dijamin pasti selamat?
Tapi melalui penyaliban Isa Al-Masih, jalan yang Allah berikan untuk menanggung hukuman dosa manusia. Isa Al-Masih mengampuni dosa manusia yang percaya kepada-Nya. Sehingga mereka tidak dihukum di neraka, melainkan terjamin masuk sorga-Nya yang kekal.
~
Daniar